• Skip to main content
  • Skip to header right navigation
  • Skip to site footer
Isa Dan Islam

Isa Dan Islam

Dialog Agama - Isa dan Islam

  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
Map-of-Iran

Mantan Muslim Mengampuni Iran

Isa Dan Islam > Artikel > Kesaksian > Ketenangan Hati > Mantan Muslim Mengampuni Iran
20 Januari 2014 | 99 Komentar

peta-iran-negara-muslim

Saya adalah Muslim yang mengalami pembaruan, khususnya dalam hal hubungan dengan sesama. Berikut kisah saya “Mantan Muslim Mengampuni.”

Ketika Revolusi Iran dimulai, saya berumur delapan tahun. Di usia saya enam belas tahun, delapan saudara kandung saya terbunuh. Ibu dan satu-satunya saudara perempuan saya yang masih hidup dipenjara. Tinggallah saya seorang diri menjaga ayah yang menderita penyakit Alzheimer.

Melihat kenyataan ini, saya sangat marah dan tidak bisa mengampuni. Saya merasa setiap orang harus bertanggung-jawab atas kematian keluarga saya. Sepertinya setiap orang memiliki kebencian di hati mereka. Tidak ada yang dapat berbuat baik.

Penyakit ayah saya bertambah parah dan dia sulit dijaga. Di umur sembilan belas tahun, sepertinya saya akan kehilangan dia.

Sebuah Pertanyaan dan Jawaban

Suatu hari saya nekat mengendarai mobil menuju daerah terpencil, area berbahaya di Tehran, berharap saya akan mati. Saya berlari ke arah tembok pembatas dan berteriak, “Mengapa Kau mengambil semuanya dariku? Bila aku mengasihi seseorang, mereka menghilang! Bahkan sekarang ayahku sekarat! Mengapa?! Aku tidak bisa mengasihi mereka yang membunuh keluargaku.”

Sesaat kemudian, saya seperti melihat sesuatu. Ribuan orang sedang mendoakan musuh-musuh mereka. Tiba-tiba rasa benci itu mulai berkurang dan saya dapat berkata, “aku mengampunimu.”

Sukses, Tetapi Tidak Ada Kedamaian

Tidak lama setelah kejadian itu, saya menikah, dan menjadi sukses. Saya memiliki beberapa mobil, tanah, dan tiga belas perusahaan. Sebagai Muslim, saya taat beribadah. Namun saya tidak memiliki kedamaian.

Saya mulai berkelana mencari-cari jawaban. Di usia tiga puluh tahun, saya pergi ke India untuk mempelajari Budisme. Ketika di Kalkuta, saya pergi ke pelayanan Mother Theresa. Di sana saya menolong seorang pria penderita Alzheimer. Lalu salah seorang pemimpin di sana mengundang saya untuk melihat baptisan. Saya tidak mengerti apa yang sedang terjadi, tapi saya bertanya-tanya mengapa setiap orang sangat bahagia.

Saya kembali ke Iran dan mengambil kelas-kelas rohani lebih banyak. Saya juga pergi naik haji ke Mekah. Meskipun perjalanan ini memberikan saya pengertian dan memampukan untuk mengampuni, saya masih tidak memiliki rasa damai. Kemudian saya menjual semua usaha dan memberikan semua uang dan aset kepada istri saya dan keluarganya. Saya memutuskan mengikuti tanda apa saja yang Allah berikan.

Perjalanan ke Amerika Serikat

Tahun 2009, saudariku menelepon. Ia berangkat ke Amerika Serikat (AS) setelah bebas dari penjara. Ia memintaku mengunjunginya. Tapi saya tidak punya uang, karena semuanya sudah saya berikan. Sedangkan saat itu hubungan AS dan Iran tidak baik.

Saya berpikir akan sulit mendapat visa. Tapi, secara ajaib, seorang teman menolong saya dengan visa kunjungan selama enam bulan. Juga keponakan saya menolong membelikan tiket pesawat terbang. Februari 2010, saya tiba di AS.

Penglihatan Menjadi Kenyataan

Ibu juga mengunjungi saudariku. Karena bahasa Inggris saya tidak bagus, saya didaftarkan mengikuti kursus bahasa Inggris di sebuah gereja lokal. Hal itu mengingatkan dengan apa yang saya lihat di Kalkuta. Hari Minggu, saya putuskan untuk ikut ibadah walau saya tidak banyak mengerti. Saya melihat orang-orang bernyanyi dengan riang gembira.

Ketika Pastor mulai berdoa, saya mengerti satu kata yang diucapkan: Iran. Saya tiba-tiba tersadar bahwa 1000 orang sedang mendoakan Iran. Saya begitu terkagum, karena negara Iran sendiri ingin membunuh warga AS dan mengajari “kematian kepada Amerika.” Dan mereka sedang berdoa untuk negara ini! Lalu saya menyadari bahwa inilah penglihatan yang saya lihat ketika saya muda!

Tiba-tiba saya merasa bersukacita. Saya mulai tertawa, menangis, dan menari. Itulah damai! Akhirnya saya menyadari, inilah tempat dimana saya dapat mengenal Allah dan mengenal damai. 9 Mei 2010, saya dibaptis. Ketika saya mulai membaca Injil, saya tahu bahwa Injil bukan sekedar buku, tapi hidup pada setiap lembarnya. Saya ibarat seekor domba terhilang yang dicari Isa Al-Masih (Injil, Rasul Lukas 15:4).

Inilah yang terjadi kepada saya yaitu pembaruan, seorang mantan muslim mengampuni karena dibarui oleh Isa Al-Masih. Ketika saya melihat betapa baiknya Allah, dan apa yang Ia lakukan melalui Isa Al-Masih, hal itu menolong saya untuk mengampuni diri saya dan orang lain sekali dan untuk selamanya.

 


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca memberikan komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

1. Bagaimana pendapat saudara tentang kesaksian di atas?

2. Menurut saudara, apakah penyebab seseorang tidak dapat mengampuni sesamanya?

3. Pernahkah saudara membuat rasa benci yang dalam terhadap seseorang, dan bagaimana saudara menanganinya?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas.  Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:

  1. Rencana Allah Yang Baik Bagi Seorang Muslim
  2. Seorang Muslim Menemukan Pengampunan
  3. Seorang Muslim Mengalami Bahagia Dalam Allah
  4. Kisah Muslimah Iran Berdoa Pada Isa Al-Masih Dan Mendapat Jawaban
  5. Rahasia Seorang Islam Fanatik Beroleh Ketentraman Hidup

 

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Mantan Muslim Mengampuni Iran”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718

Kategori: Kesaksian, Ketenangan Hati

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Subscribe
Beritahulah

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

99 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
nur
21 Januari 2014 9:18 am

~
Kok lucu ya karangan di atas. Tidak masuk akal. Ayat kamu semua mengarut. Saya pun bisa buat karangan seperti kamu. Tapi tidak apa. Nanti kita semua akan dihitung berat pahala dan dosa kita setelah kiamat. Baru kamu sadar besarnya kuasa Allah.

Dalam Al-Quran ada menulis, pahala orang bukan Islam tidak akan dihitung malah dosa lagi yang akan dihitung. Cari tahu agama yang benar, jumpa orang ilmuwan agama Islam, pasti kamu menemui jalan kepada Allah tanpa melalui Jesus. Mengapa perlu ada orang tengah kalau kita bisa terus meminta kepada Allah? Kembali ke panggal jalan sebelum terlambat.

Balas
staff
22 Januari 2014 3:49 am
Balasan ke  nur

~
Saudara Nur,

Agama adalah sarana atau media untuk mengenal Tuhan dan kebenaran. Tetapi bukan Tuhan dan kebenaran itu sendiri, bukan? Hanya Isa Al-Masih yang adalah “jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui” Isa Al-Masih (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).

Karena itu, manusia memerlukan pertolongan dari Isa Al-Masih. Sebab tidak seorang pun yang dapat menolong dirinya tanpa pertolongan dari Isa Al-Masih.
~
Salma

Balas
Ali Wahyudi
21 Januari 2014 5:57 pm

~
Dulu Belanda menjajah negara Indonesia tercinta ini, termasuk membawa sebuah agama Kristen Protestan untuk disebarluaskan di negara tercinta ini. Lalu nenek moyang kami umat Islam memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia tercinta kita ini. Pihak NU menyerukan pesantren-pesantren untuk membela negara. Lalu dari pesantren berbondong-bondong dengan senjata bambu runcing yang terlihat mustahil menang, tetapi berani mati untuk membela Indonesia ini.

Setelah merdeka, apakah kami Muslim benci Belanda? Apakah kami Muslim benci Kristen? Jawabnya “Tidak”. Kami sudah memaafkan kalian. Itulah jasa nenek moyang kami umat Muslim Indonesia. Mana jasamu para umat Kristen untuk Indonesia? Jawabnya, “Tidak tahu”. Maka berhentilah kamu menjelekkan Islam.

Balas
staff
22 Januari 2014 4:05 am
Balasan ke  Ali Wahyudi

~
Saudara Ali Wahyudi,

Perjuangan kemerdekaan Indonesia bukan saja dilakukan oleh umat Islam, tetapi juga umat Kristen. Ada tokoh-tokoh Kristen yang ikut aktif dalam perjuangan Indonesia, antara lain J. Leimena, Wage Rudolf Supratman, dan lain-lain.

Karena itu, para pahlawan Indonesia bukan saja beragama Islam, tetapi juga beragama Kristen. Perjuangan bangsa bukan soal agama, tetapi persoalan anak bangsa. Akan lebih bijak bila saudara dapat membedakannya.
~
Salma

Balas
jopri
21 Januari 2014 6:48 pm

~
1. Sempurna. Bagi-Nya tiada yang mustahil (Luk. 1:37).

2. Doktrin.

3. Pernah, beberapa kali. Sebelumnya saya tidak peduli. Seiring waktu, pengalaman hidup dan pemahaman Injil mengajari dan menasehati saya. Sekarang, saya meninjau ulang. Bila salah, saya mengaku salah dan memperbaikinya. Bila benar, saya mencoba menyadarkannya dan (paling penting) berdoa!

Balas
staff
22 Januari 2014 12:11 pm
Balasan ke  jopri

~
Saudara Jopri,

1. Iya, kami setuju. Memang benar bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.

2. Benar! Doktrin memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku dan tindakan manusia.

3. Pengalaman dan refleksi hidup yang baik sekali.
~
Salma

Balas
aris
21 Januari 2014 9:25 pm

~
1. Saya hanya berpendapat, dia kebalikannya dari saya. Saya dulu mencari keyakinan yang masuk akal. Dari belajar Budhis, Hindu, Injil, terakhir Al-Quran. Itu yang saya yakini sampai akhir hayatku yaitu Al-Quran. Kalau orang tersebut damai ketika bertemu Injil, kalau saya damai dan nyaman ketemu dan berpegang Al-Quran.

2. Penyebab manusia tidak mengampuni sesamanya karena hatinya buta. Setiap manusia akan baik kalau hatinya baik. Maka jagalah hatimu dan lidahmu.

3. Saya pernah benci seseorang dan dengan hati yang terbuka saya memaafkannya. Karena saya diajarkan oleh Al-Quran untuk memaafkan antar sesama. Begitu wahai Nasrani.

Balas
staff
22 Januari 2014 12:14 pm
Balasan ke  aris

~
Saudara Aris,

1. Setiap orang memiliki pengalaman iman yang berbeda-beda. Kalau boleh tahu, apa yang membuat saudara damai dan nyaman saat berpegang pada Al-Quran?

2. Kami setuju dengan saudara. Sebab Isa Al-Masih bersabda, “Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat” (Injil, Rasul Besar Matius 15:19).

3. Pengalaman yang menarik. Isa Al-Masih bersabda, “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga” (Injil, Rasul Besar Matius 6:14).
~
Salma

Balas
Nogoes
22 Januari 2014 7:32 am

~
Sdr.Ali Wahyudi,

Pendapat saudara sangat diskriminatif yang mengabaikan masyarakat lain. Semua orang tahu bahwa pejuang kemerdekaan terdiri dari berbagai suku bangsa. Makanya di setiap suku bangsa ada tokoh pahlawannya ada beragama Islam, Kristen, Buddha, dan lainnya. Dan itu diakui oleh negara.

Saya melihat bahwa IDI tidak menjelekkan siapapun, hanya mengungkap kebenaran. Karena kebenaran tidak boleh disimpan sendiri tapi harus dibagikan ke siapapun supaya semua mengetahuinya. Keputusan selanjutnya adalah masing-masing.

Balas
Ali Wahyudi
22 Januari 2014 3:19 pm

~
To: Nogoes

Kiranya diperkenankan saya untuk meminta maaf jika saudara merasa argumen saya begitu diskriminatif. Tidak ada maksud mendiskriminasi agama dan suku lain, kecuali hanya kepada IDI.

Ini situs ‘kan bahas Isa dan Islam. Tapi kebanyakan artikelnya tidak nyambung. Malah justru staf IDI lebih banyak menulis artikel yang mendiskriminasi Islam, yang membuat saya dan mungkin umat Muslim lain banyak tersinggung.

Staf IDI tidak ada menulis tentang kebenaran sama sekali. Dari beberapa artikel saya baca justru banyak fitnah yang tidak berdasar kepada Islam. Saya sudah kros-cek kebenaran yang ada pada beberapa artikel yang saya baca.

Perlu dipahami bagi staf IDI. Tuhan kalian adalah Yesus, Tuhan saya Allah. Nabi Isa bukan Tuhan.

Balas
staff
24 Januari 2014 2:01 am
Balasan ke  Ali Wahyudi

~
Saudara Ali Wahyudi,

Kami tidak mendiskriminasi Islam. Kami mencoba memaparkan fakta-fakta berdasarkan yang tertulis dalam Al-Quran dan hadits. Bila saudara keberatan dengan fakta-fakta yang tertulis dalam artikel-artikel kami, silakan saudara menyampaikan keberatan dengan memberikan bukti-bukti yang jelas.
~
Salma

Balas
candy
22 Januari 2014 3:23 pm

~
Allah itu maha pengampun walau dosa manusia setinggi langit pun akan diampuni oleh Allah asal manusia benar-benar bertobat. Jadi, tidak mengherankan bila dosa Nabi Adam yang melanggar larangan Allah telah diampuni oleh-Nya. Jadi, bila Allah saja begitu maha pengampun, apalagi manusia ciptaan-Nya.

Balas
staff
24 Januari 2014 2:22 am
Balasan ke  candy

~
Saudara Candy,

Lebih tepat, bila manusia mau mengampuni, apalagi Allah. Tetapi yang perlu diingat adalah Allah maha adil. Setiap manusia berdosa harus dihukum. Dan kita bersyukur Isa Al-Masih telah “memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib” (Injil, Surat 1 Petrus 2:24), supaya kita diselamatkan.
~
Salma

Balas
find
22 Januari 2014 4:21 pm

~
Cerita semacam ini cuma membuat orang Muslim tersenyum membacanya. IDI sendirilah yang memaknai arti senyuman itu. Pada intinya pengalaman-pengalaman tersebut mungkin banyak dialami kedua belah pihak. Baik yang agama Kristen ke Islam maupun sebaliknya.

Demikian dari saya, terimakasih.

Balas
staff
24 Januari 2014 3:37 am
Balasan ke  find

~
Saudara Find,

Maaf, kami kurang tahu maksud komentar saudara di atas. Dapakah saudara menjelaskan apa makna dari senyuman saudara itu?

Menurut kami tidak ada yang salah dari kesaksian tersebut. Ketika seseorang merasa ditinggalkan atau dikhianati, wajar bukan bila orang tersebut menyimpan duka yang dalam sehingga tidak bisa memaafkan? Itulah yang dialami oleh Penulis kesaksian di atas.

Apakah menurut saudara aneh ketika dia akhirnya dapat mengampuni dan mendoakan orang-orang yang sudah menyakitinya? Bukankah justru itu adalah hal baik yang patut untuk dicontoh?

Bagi kami pengikut Isa Al-Masih bukan suatu yang aneh bila akhirnya seseorang dapat memaafkan bahkan mendoakan orang yang pernah menyakitinya. Sebab itulah yang diajarkan Isa Al-Masih, “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Injil, Rasul Besar Matius 5:44)
~
Saodah

Balas
alibaba
22 Januari 2014 4:33 pm

~
To: Ali Wahyudi

Sangat disayangkan anda tidak tahu sejarah tapi bicara banyak. Indonesia merdeka karena berbagai suku, ras, dan agama saling membahu dalam memerdekakan Indonesia. Jadi, bukan hanya Islam saja seperti yang anda katakan!

Dan sangat disayangkan di Indonesia yang merdeka ini, masih saja ada diskriminasi, seperti contoh Lurah Susan. Karena beda agama saja masih di demo. Padahal ini negara demokrasi dan biar pun mayoritas Islam tetapi ingat, bukan negara Islam.

Dan anda katakan admin menulis yang tidak benar tentang Islam? Maka anda buktikan dan anda bantah jika ada yang salah di sini, kolom komentar selalu tersedia. Maka bantah dengan dalil yang anda punya, jangan cuma tahu prasangka buruk saja. Anda paham?

Balas
Ali Wahyudi
22 Januari 2014 5:39 pm

~
To: Alibaba

Sudah mas, tidak perlu dibahas lagi soal merdeka. Saya tidak bilang cuman agama Islam yang bantu merdeka. Saya cuman bilang umat Muslim banyak bantu merdeka. Kok sewot. Memangnya saya harus bawa-bawa suku di sini. Ini website Isa dan Islam. Bukan web suku dan suku. Jadi jangan salahin saya kalau tidak menyebut suku di sini.

Masalah artikel sudah saya bantah, tapi tidak lewat komen karena dibatesi karakternya. Jadi tidak cukup untuk menulis dalil panjang lebar. Saya sudah email ke staf IDI 4 email, tapi yang dibalas hanya satu.

Kalau kamu sewot dengan saya, saya tidak mau meladeni lagi. Saya sudah minta maaf kalau ada yang tersinggung. Kalau kamu tidak mau maafin, berarti kamu yang salah.

Balas
staff
24 Januari 2014 3:38 am
Balasan ke  Ali Wahyudi

~
Saudara Ali Wahyudi,

Menurut kami wajar saja bila orang-orang non-Muslim yang membaca tulisan saudara menjadi sewot. Karena saudara bicara tanpa fakta. Benarkah hanya nenek moyang umat Islam yang memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia? Benarkah hanya pesantren-pesantren yang berbondong-bondong mengusir penjajah dari Indonesia?

Bila Kemerdekaan Indonesia hanya hasil perjuangan umat Muslim, tentu sudah dari sejak dulu Indonesia menjadi Negara Agama Islam, bukan NKRI yang terdiri dari 5 agama.

Kami maklum bila saudara tidak senang dengan kesaksian di atas. Tetapi saudara juga tidak dapat menutup mata dan membohongi sendiri sendiri atas kebenaran yang ada! Tentang email yang saudara kirim, saudara tidak perlu khawatir, staf kami akan dengan senang hati melayani saudara.
~
Saodah

Balas
Aboebakarabu
23 Januari 2014 2:23 am

~
Saudaraku Muslim yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Memang sangat manusiawi dan sulit menerima kenyataan apabila seseorang pindah keyakinan. Hal ini disebabkan karena kefanatikan terhadap agama. Sementara agama tidak menjamin keselamatan seseorang masuk sorga. Hanya kasih karunia Tuhan Yesus/Isa Al-Masih, kita semua diselamatkan. Karena semua manusia pasti berdosa. Membutuhkan juru selamat.

Saudaraku, dari buahnya kita mengenal pohonnya. Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik, demikian juga sebaliknya.

Semoga kesaksian di atas menginspirasi saudara untuk mengetahui siapakah sebenarnya Isa Al-Masih itu, apakah benar nabi atau manusia biasa? Semoga Tuhan Yesus memberkati saudara.

Balas
numpang lewat
23 Januari 2014 3:42 am

~
To: Abubakar,

Bagaimana mungkin Yesus bisa menyelamatan? Dia sendiri tidak dapat menyelamatakan diri-Nya dari tiang salib.

Balas
staff
24 Januari 2014 3:39 am
Balasan ke  numpang lewat

~
Saudara Numpang Lewat,

Yesus bukan tidak dapat menyelamatakan diri-Nya ketika akan disalib. Sebaliknya, justru Yesus sendiri yang memilih kematian itu. Bukan karena Dia bersalah, tetapi semua demi kebaikan manusia termasuk Sdr. Numpang Lewat.

Kematian Yesus di kayu salib untuk menebus saudara dari lubang dosa. Agar saudara tidak binasa selamanya karena dosa. Tetapi “supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:15).

Lebih jelasnya silakan saudara membaca penjelasan kami di artikel ini: http://tinyurl.com/c2quvd8.
~
Saodah

Balas
alibaba
23 Januari 2014 4:11 am

~
To Ali Wahyudi,

Permasalahannya sangat sederhana. Lihat komen anda Ali Wahyudi 2014-01-22 00:57, di sana anda menulis seolah-olah Islam lah yang memerdekakan Indonesia, dan anda mengabaikan suku, agama lain yang turut dijajah dan turut memperjuangkan kemerdekaan tersebut.

Dan ini bukan hanya ditunjukan kepada anda, untuk yang lain juga agar mempunyai pemahaman yang betul, dan tidak asal bicara. Makanya Indonesia berbineka tunggal ika.

Saya akui anda memang berjiwa besar dengan meminta maaf, dan saya bukanlah sewot kepada anda. Tetapi agar anda maupun yang lain baca, mempunyai pemahaman yang benar.

Anda tunggu saja pasti IDI membalas email anda. Terimakasih.

Balas
aya
23 Januari 2014 7:42 am

~
Kalau saya pelajari web ini tidak mendeskreditkan Islam tapi menulis kebenaran baik dalam Al-Quran dan Injil. Namun pada umumnya umat Muslim tidak mau mengakui, malahan balik menuduh.

Mari kita membuka mata hati kita dan bertanya, pernahkah kita mempertanyakan apakah wahyu yang diturunkan di Gua Hira itu benar-benar dari Allah? Apakah ada saksi? Mengapa Allah tidak pernah memperkenalkan diri siapa Dia?

Lihat dalam Taurat, Allah memperkenalkan diri “Aku adalah Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub.” Begitu juga Jibril, apakah dia memperkenalkan diri pada Nabi Muhammad?

Lihat malaikat Gabriel, memperkenalkan diri kepada Zakaria dan Maria “akulah malaikat yang melayani Allah.”

Berdoalah, mohon petunjuk agar Allah memberi hidayah. Tuhan memberkati saudara.

Balas
hamba Allah
23 Januari 2014 12:40 pm

~
To: Aya

Menurut saya situs ini sangat mendeskreditkan Islam. Coba anda lihat artikel-artikel lainnya, banyak ayat Al-Quran yang ditafsirkan tidak sesuai kaidah Islam. Situs ini adalah usaha mengaburkan keyakinan orang lain dan berusaha mengkristenkan agama lain.

Maaf saya tidak menuduh. Setiap saya mencoba mengirim pertanyaan via email dan di akhir jawaban pasti ada ajakan ”Bagaimana saudara, maukah anda menerima Yesus sebagai Tuhan?” Kami umat Muslim tidaklah usil.

Seandainya anda menginjil tanpa mencomot ayat-ayat Al-Quran dan menafsirkan sesuka hati, kami yakin tidak ada umat Islam yang akan berkomentar di web ini. Karena bagi kami sangat jelas, “Bagimu agamamu dan bagiku agamaku.” Menginjillah tanpa harus membandingkan agama lain.

Balas
staff
25 Januari 2014 2:58 am
Balasan ke  hamba Allah

~
Saudara Hamba Allah,

Situs ini hadir untuk memperkenalkan Isa Al-Masih dengan benar kepada semua kalangan, termasuk Nasrani. Kami tidak mendeskreditkan Islam. Kami hanya mencoba memaparkan fakta-fakta yang tertulis dalam Al-Quran tentang Isa Al-Masih.

Karena itu, kami tidak sedang menyebarkan satu agama tertentu. Sebab yang coba kami sampaikan adalah Isa Al-Masih.
~
Salma

Balas
Elang Gunung
23 Januari 2014 5:15 pm

~
1. Kesaksian di atas bisa benar, bisa tidak.

2. Karena semua manusia memiliki sifat benci dan dendam terhadap sesamanya (hanya kadarnya berbeda pada setiap orang).

3. Pernah. Seiring berjalannya waktu dan pembelajaran semua terlupakan. “Jika kamu bisa memaafkan atas kesalahan sesama, makan Tuhan pun akan memaafkan atas kesalahanmu.”

Balas
staff
25 Januari 2014 3:00 am
Balasan ke  Elang Gunung

~
Saudara Elang Gunung,

Sifat benci dalam diri seseorang tentu disebabkan dosa. Artikel di atas bercerita bahwa ia sulit memaafkan atau mengampuni. Dasar dari semuanya karena kita masih terbelenggu oleh dosa, seperti yang Injil tuliskan dalam surat Roma 3:23, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.”

Dosa yang menjadi penghalang bagi kita untuk mengampuni orang lain. Oleh sebab itu, hal yang perlu kita lakukan ialah mengaku dosa kita kepada Allah yang benar agar kita mampu mengampuni orang lain.
~
Salma

Balas
staff
24 Januari 2014 3:43 am

~
Saudara Bambang,

Kami berterimakasih atas kesediaan saudara mengunjungi situs kami juga memberikan komentar. Namun maaf, dengan terpaksa kami harus menghapus komentar-komentar saudara karena tidak sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan.

Saran kami, sebelum saudara memberi komentar, kiranya saudara dapat membaca aturan yang telah kami taruh di bawah setiap artikel yang ada. Untuk lebih jelasnya, dibawah ini kami tuliskan kembali aturan tersebut.

Pedoman wajib untuk memasukkan komentar:
1. Tidak boleh memakai lebih dari satu kolom komentar.
2. Pertanyaan/masukan harus berhubungan dengan uraian diatas.
3. Sebaiknya satu atau dua pertanyaan dalam satu kolom komentar.
4. Hanya menggunakan bahasa Indonesia yang umum dan dimengerti semua orang.
5. Tidak memakai singkatan-singkatan, misalnya yg, dlm, sdh, tdk, dlsbgnya.
6. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
7. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.

Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].
Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Demikian, kiranya saudara dapat maklum.
~
Saodah

Balas
staff
24 Januari 2014 4:10 am

~
Staf IDI berharap Pembaca memberikan komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

1. Bagaimana pendapat saudara tentang kesaksian di atas?

2. Menurut saudara, apakah penyebab seseorang tidak dapat mengampuni sesamanya?

3. Pernahkah saudara membuat rasa benci yang dalam terhadap seseorang, dan bagaimana saudara menanganinya?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
~
Staf Isa dan Islam

Balas
Alfian
24 Januari 2014 7:46 am

~
To: Staf IDI,

Kesaksian di atas biasa saja. Sebagai manusia biasa kadang melakukan khilaf dan kesalahan. Sebaiknya orang bersalah perlu meminta maaf. Penyebabnya karena memaafkan bukan perkara mudah, tetapi memaafkan kesalahan seseorang adalah sebagai tanda orang bertakwa.

“…Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin agar Allah mengampunimu? Sesungguhnya, Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Qs. An-Nur: 22).

Wallahu a’lam Bishawab

Balas
staff
3 Februari 2014 3:19 am
Balasan ke  Alfian

~
Saudara Alfian,

Bagi yang belum atau tidak pernah mengalami, barangkali kesaksian itu biasa saja. Tetapi bagi yang pernah mengalami, tentu tidak mudah untuk memaafkan pembunuh saudara kandung dan orang yang memenjarakan ibu dan saudara perempuan satu-satunya.

Pertanyaannya bila saudara yang mengalami hal itu, mudahkah bagi saudara untuk mengampuni dan memaafkan pembunuh-pembunuh itu?
~
Salma

Balas
Elang Gunung
24 Januari 2014 9:27 am

~
To: Aya,

“Mari kita membuka mata hati kita dan bertanya, pernahkah kita mempertanyakan apakah wahyu yang diturunkan di Gua Hira itu benar-benar dari Allah? Apakah ada saksi? Mengapa Allah tidak pernah memperkenalkan diri siapa Dia?”

Maaf, pernyataan dan pertanyaan ini sudah sangat membuktikan bahwa anda tidak beriman, termasuk dengan agama anda sendiri!

Balas

Sidebar

Artikel Terbaru

  • Cara Agar Dapat Kembali Fitrah dan Berkenan Kepada Allah
  • Mencari Rahmat Allah: Mempelajari Puasa Islam Dan Kristen
  • Inilah Cara Manjur Mukmin Mengatasi Kecemasan Berlebihan!
  • Kisah Mukmin Mendapat Pesan Allah Kepada Manusia Secara Langsung
  • Mengapa Siti Maryam Menjadi Wanita Utama Dalam Al-Quran? 

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • 4 Fakta Penting Tentang Isa Al-Masih dari Surah Al-Baqarah
  • Allah Peduli! Masalah Keuangan Dalam Rumah Tangga Mukmin
  • Kisah Mukmin menemukan Surga Melalui Mimpi Baik Dari Allah
  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah
  • Inilah Hidayah Terutama: Kita Pendosa Yang Dicintai Allah

Artikel Yang Terhubung

  • Muslim dari Iran: Isa Al-Masih Mengubah Hidupku
  • Padina, Wanita Muslim Iran, Menemukan Keselamatan Saat Ingin…
  • Perjalanan Iman Seorang Muslimah Iran
  • Cara Muslim Mengalami Pengampunan Allah dan Keselamatan
  • Perjalanan Keselamatan Seorang Perempuan Muslim

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube

Hak Cipta © 2009–2023 | Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi | Kebijakan Dalam Membalas Email | Hubungi Kami

wpDiscuz