Saya adalah Muslim yang mengalami pembaruan, khususnya dalam hal hubungan dengan sesama. Berikut kisah saya “Mantan Muslim Mengampuni.”
Ketika Revolusi Iran dimulai, saya berumur delapan tahun. Di usia saya enam belas tahun, delapan saudara kandung saya terbunuh. Ibu dan satu-satunya saudara perempuan saya yang masih hidup dipenjara. Tinggallah saya seorang diri menjaga ayah yang menderita penyakit Alzheimer.
Melihat kenyataan ini, saya sangat marah dan tidak bisa mengampuni. Saya merasa setiap orang harus bertanggung-jawab atas kematian keluarga saya. Sepertinya setiap orang memiliki kebencian di hati mereka. Tidak ada yang dapat berbuat baik.
Penyakit ayah saya bertambah parah dan dia sulit dijaga. Di umur sembilan belas tahun, sepertinya saya akan kehilangan dia.
Sebuah Pertanyaan dan Jawaban
Suatu hari saya nekat mengendarai mobil menuju daerah terpencil, area berbahaya di Tehran, berharap saya akan mati. Saya berlari ke arah tembok pembatas dan berteriak, “Mengapa Kau mengambil semuanya dariku? Bila aku mengasihi seseorang, mereka menghilang! Bahkan sekarang ayahku sekarat! Mengapa?! Aku tidak bisa mengasihi mereka yang membunuh keluargaku.”
Sesaat kemudian, saya seperti melihat sesuatu. Ribuan orang sedang mendoakan musuh-musuh mereka. Tiba-tiba rasa benci itu mulai berkurang dan saya dapat berkata, “aku mengampunimu.”
Sukses, Tetapi Tidak Ada Kedamaian
Tidak lama setelah kejadian itu, saya menikah, dan menjadi sukses. Saya memiliki beberapa mobil, tanah, dan tiga belas perusahaan. Sebagai Muslim, saya taat beribadah. Namun saya tidak memiliki kedamaian.
Saya mulai berkelana mencari-cari jawaban. Di usia tiga puluh tahun, saya pergi ke India untuk mempelajari Budisme. Ketika di Kalkuta, saya pergi ke pelayanan Mother Theresa. Di sana saya menolong seorang pria penderita Alzheimer. Lalu salah seorang pemimpin di sana mengundang saya untuk melihat baptisan. Saya tidak mengerti apa yang sedang terjadi, tapi saya bertanya-tanya mengapa setiap orang sangat bahagia.
Saya kembali ke Iran dan mengambil kelas-kelas rohani lebih banyak. Saya juga pergi naik haji ke Mekah. Meskipun perjalanan ini memberikan saya pengertian dan memampukan untuk mengampuni, saya masih tidak memiliki rasa damai. Kemudian saya menjual semua usaha dan memberikan semua uang dan aset kepada istri saya dan keluarganya. Saya memutuskan mengikuti tanda apa saja yang Allah berikan.
Perjalanan ke Amerika Serikat
Tahun 2009, saudariku menelepon. Ia berangkat ke Amerika Serikat (AS) setelah bebas dari penjara. Ia memintaku mengunjunginya. Tapi saya tidak punya uang, karena semuanya sudah saya berikan. Sedangkan saat itu hubungan AS dan Iran tidak baik.
Saya berpikir akan sulit mendapat visa. Tapi, secara ajaib, seorang teman menolong saya dengan visa kunjungan selama enam bulan. Juga keponakan saya menolong membelikan tiket pesawat terbang. Februari 2010, saya tiba di AS.
Penglihatan Menjadi Kenyataan
Ibu juga mengunjungi saudariku. Karena bahasa Inggris saya tidak bagus, saya didaftarkan mengikuti kursus bahasa Inggris di sebuah gereja lokal. Hal itu mengingatkan dengan apa yang saya lihat di Kalkuta. Hari Minggu, saya putuskan untuk ikut ibadah walau saya tidak banyak mengerti. Saya melihat orang-orang bernyanyi dengan riang gembira.
Ketika Pastor mulai berdoa, saya mengerti satu kata yang diucapkan: Iran. Saya tiba-tiba tersadar bahwa 1000 orang sedang mendoakan Iran. Saya begitu terkagum, karena negara Iran sendiri ingin membunuh warga AS dan mengajari “kematian kepada Amerika.” Dan mereka sedang berdoa untuk negara ini! Lalu saya menyadari bahwa inilah penglihatan yang saya lihat ketika saya muda!
Tiba-tiba saya merasa bersukacita. Saya mulai tertawa, menangis, dan menari. Itulah damai! Akhirnya saya menyadari, inilah tempat dimana saya dapat mengenal Allah dan mengenal damai. 9 Mei 2010, saya dibaptis. Ketika saya mulai membaca Injil, saya tahu bahwa Injil bukan sekedar buku, tapi hidup pada setiap lembarnya. Saya ibarat seekor domba terhilang yang dicari Isa Al-Masih (Injil, Rasul Lukas 15:4).
Inilah yang terjadi kepada saya yaitu pembaruan, seorang mantan muslim mengampuni karena dibarui oleh Isa Al-Masih. Ketika saya melihat betapa baiknya Allah, dan apa yang Ia lakukan melalui Isa Al-Masih, hal itu menolong saya untuk mengampuni diri saya dan orang lain sekali dan untuk selamanya.
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca memberikan komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
1. Bagaimana pendapat saudara tentang kesaksian di atas?
2. Menurut saudara, apakah penyebab seseorang tidak dapat mengampuni sesamanya?
3. Pernahkah saudara membuat rasa benci yang dalam terhadap seseorang, dan bagaimana saudara menanganinya?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Rencana Allah Yang Baik Bagi Seorang Muslim
- Seorang Muslim Menemukan Pengampunan
- Seorang Muslim Mengalami Bahagia Dalam Allah
- Kisah Muslimah Iran Berdoa Pada Isa Al-Masih Dan Mendapat Jawaban
- Rahasia Seorang Islam Fanatik Beroleh Ketentraman Hidup
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Mantan Muslim Mengampuni Iran”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
adrian_alberth mengatakan
~
Salam kasih Kristus buat staf Isa dan Islam,
1. Kisah ini membuat saya menangis..
2. Saya bersukur pada Tuhan karena dia menunjuk jalan kebenaran kepada saudara mantan Muslim itu..
3. Tidak kira siapa saja yang ada membaca ini dengan penuh Roh Kudus saya mendoakan mereka yang belum mau kembali kepada Tuhan Yesus. Amin
staff mengatakan
~
Saudara Adrian_Albert
Kami bersyukur dan berterimakasih atas kerinduan hati serta kasih saudara bagi saudara-saudara kita yang belum menemukan kebenaran yang sejati. Kiranya Allah menuntun dan membuka hati mereka untuk mengenal Allah yang sejati.
Kita bersyukur bagi saudara kita yang sudah menerima keselamatan dalam Isa Al-Masih dan mau mengampuni orang-orang yang ia benci. Karena Isa Al-Masih mengajarkan, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Injil, Rasul Besar Matius 5:44).
~
Noni
adrian_alberth mengatakan
~
Kepada saudara Nur,
Mengapa hatimu penuh dengan tanda Tanya? Tidak tahukah kamu dan tidak maukah kamu mendekati Nabi Isa (menurut kamu) tetapi hatimu penuh dengan kebusukan. Cuba kiranya sadara Nur tutup mata siapa yang saudara Nur nampak sekiranya Isa yang kamu nampak, berarti hatimu mashi ada harapan untuk bertobat. Tetapi kalau muka itu tiada berarti kamu harus berdoa kepada Allah dan bukan bersaksi tentang nabi saja. Dan jangan menurut kehendak pikiran melainkan kata hati yang penuh dengan iman.
staff mengatakan
~
Saudara Adrian_ Albert
Kami melihat kerinduan saudara agar saudara-saudara kita juga menemukan kebenaran yang sejati. Hanya Allah saja yang dapat mengubah dan menyadarkan hati seseorang.
Kiranya ada banyak orang yang menemukan keselamatan dan menerima rahmat Allah dalam Isa Al-Masih.
“Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia [Isa Al-Masih], sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan”
(Injil, Kisah Para Rasul 4:12).
~
Noni
cari tau mengatakan
~
To Staf IDI,
Kesaksian di atas itu hanya karangan anda saja untuk menyesatkan orang. Bisakah atas nama yang bersangkutan dia atas untuk di kompirmasih? dulu juga anda paparkan kesaksian palsu Ali Sina.
staff mengatakan
~
Saudara Cari Tau,
Terimakasih. Apa dasarnya saudara tidak mempercayai kesaksian di atas. Kalau saudara tidak bisa memberikan dasar maka seharusnya saudara percaya kebenarannya. Kami yakin bahwa kesaksian di atas bukan cerita fiktif. Sebab kami memakai nama samaran karena alasan menjaga keamanan.
~
Noni
T. Indra Utama mengatakan
~
Hanya dengan kasih-Nya lah manusia dapat memperoleh kedamaian. Puji Tuhan. Penyebab seseorang tidak dapat mengampuni sesamanya adalah karena kebenciannya. Nah, kebencian itu akan sirna apabila kita mau saling memaafkan dan saling mengasihi antar sesama. Dan Tuhanpun akan gembira melihat kita. Amin.
staff mengatakan
~
Saudara T. Indra Utama,
Terimakasih. Kita patut bersyukur pada Tuhan bila dimampukan-Nya untuk memberikan pengampunan kepada sesama. Tuhan memberikan kita kekuatan. Lalu bagaimana pendapat saudara mengenai kesaksian di atas.
~
Noni
galang mengatakan
~
Yang jelas agama selain Islam adalah agama buatan manusia. Agama Nasrani lahir setelah nabi Isa meninggal berarti bukan agama dari Allah tapi agama bikinan sama seperti agama Hindu Budha dll. Nabi Isa sendiri tidak pernah bersabda hai orang Nasrani ikutilah aku. Dan yang lebih jelas lagi Isa itu bukan seorang Katolik. Kalau dalam Islam sesungguhnya agama di sisiku adalah Islam.
staff mengatakan
~
Saudara Galang,
Terimakasih. Nasrani artinya pengkut Isa Al-Masih. Jadi para murid Isa Al-Masih disebut Nasrani oleh orang luar karena mereka mempercayai-Nya. Isa Al-Masih sendiri yang memanggil mereka untuk percaya kepada-Nya. Isa Al-Masih berkata “Percayalah kepada-Ku…” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:1). Jadi Kristen itu bukan agama melainkan orang-orang yang menerima jaminan keselamatan dan yang mentaati Isa Al-Masih.
~
Noni
galang mengatakan
~
Maaf admin saya ralat lagi agama Nasrani lahir setelah nabi Isa tiada (diangkat kelangit).
staff mengatakan
~
Saudara Galang,
Terimakasih. Bagaimana dengan kesaksian di atas, apa tanggapan saudara?
~
Noni