• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Artikel > Kesaksian > Kepastian Surga > Singkatnya Hidup di Dunia! Siapkah Anda Untuk Akhirat?

Singkatnya Hidup di Dunia! Siapkah Anda Untuk Akhirat?

12 September 2022 oleh Web Administrator 2 Komentar

“Kamu memiliki banyak harta dan kesenangan dunia. Namun sadarkah betapa singkatnya hidup di dunia? Nanti jika meninggal akan dikenang sebagai apa? Siapkah menghadap akhirat?”

Ini adalah pertanyaan kepada Rumi. Ia adalah bos sindikat preman besar yang sedang mendekam dalam penjara. Pertanyaan ini membuatnya berpikir panjang.

Memang hidup ini sangat singkat. Pernahkah Anda merasa waktu berjalan cepat?

  • Perasaan baru hari Minggu, tidak terasa sudah mau akhir pekan lagi.
  • Perasaan baru masuk SMA, tidak terasa sudah hampir selesai kuliah.
  • Perasaan baru saja menikmati masa muda, tidak terasa sekarang sudah mau punya anak.

Kadang kita tidak sadar betapa singkatnya hidup ini. “Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat saja . . .” (Qs 10:45).

Bagaimana kisah kehidupan Rumi, dan bagaimana akhirnya ia memperoleh ketenangan batin? Mari kita lihat kisahnya.

Kisah Bos Preman Menyadari Singkatnya Hidup di Dunia

Rumi telah bergabung dengan sindikat kejahatan sejak berusia 15 tahun. Ia telah terlibat banyak kejahatan yang sangat buruk.

Rumi terlibat pengedaran obat terlarang. Ia melakukan berbagai tindakan kekerasan dan penyiksaan. Juga terlibat dalam perdagangan manusia dan prostitusi.

Akhirnya, di usia yang relatif masih muda, ia menjadi pemimpin besar. Ia menjalankan organisasinya dalam wilayah yang cukup luas.

Sampai satu saat polisi menangkapnya. Rumi masuk penjara untuk waktu yang lama.

Namun, di dalam penjara ia tetap menjalankan organisasinya. Ia mengatur banyak tindakan kejahatannya.

Di luar Rumi memang terlihat menakutkan dan berkuasa. Namun, banyak orang tidak tahu pergumulan batinnya.

Ada banyak saat depresi berat yang ia alami di penjara. Berkali-kali sebenarnya ia hanya ingin mati. Semua kesenangan dunia tidak bisa memuaskan jiwanya.

Saat itulah Rumi menyadari singkatnya hidup di dunia.

Memang Hidup Sangat Singkat Menurut Al-Quran dan Hadits

Waktu kehidupan manusia di bumi terbatas. Sangat singkat dibandingkan kehidupan akhirat.

Menurut Al-Quran dan Hadits ada beberapa gambaran yang menyatakan hal ini. Contohnya:

  • Masa hidup manusia singkat seperti bunga.
    “. . . sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya.” (Qs 20:131).
  • Masa hidup manusia seperti “hanya 1-1,5 jam” saja.
    Dalilnya karena gambaran perbandingan kehidupan di dunia dan akhirat. Yaitu satu hari di akhirat seperti 1000 tahun di dunia (Qs 32:5). Lalu ada Hadits menyatakan rata-rata umur manusia adalah 60-70 tahun (Hadits Tirmidzi No.2253).
    Jika demikian maka masa hidup manusia tergambar sangat singkat. Yaitu hanya seumpama 1-1,5 jam dalam perhitungan akhirat.

Kedua gambaran ini menyatakan betapa fananya hidup. Manusia hanya memiliki sedikit waktu untuk berbuat baik.

Jika demikian bagaimana amal baik manusia bisa membawa ke surga? Terlebih lagi jika seperti Rumi yang telah berbuat banyak sekali kejahatan.

Pertobatan dan Titik Balik Kehidupan Rumi

Di dalam penjara, Danu sering mengunjungi Rumi. Awalnya untuk menghibur dan bertukar pikiran.

Satu saat ada perkataan Danu yang mengagetkan Rumi. Yaitu: “Kamu memang memiliki banyak harta dan kesenangan dunia. Namun sadarkah betapa singkatnya hidup di dunia? Nanti jika meninggal akan dikenang sebagai apa? Siapkah menghadap akhirat?”

Selanjutnya Danu berkata: “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?” (Injil, Rasul Besar Matius 16:26).

Rumi menjadi terus teringat dengan semua perkataan ini. Berhari-hari ia tidak bisa tidur karena memikirkannya.

Rumi menjadi sadar betapa jahat hidupnya selama ini. Ia telah berbuat banyak dosa. Ia juga telah menjerumuskan banyak orang ke dalam dosa.

Dalam keadaan ini Rumi merasa ia tidak mungkin terampuni. Ia pasti akan masuk neraka. Tidak ada amalan baik yang cukup untuk menutupi semua dosanya.

Dalam kegelisahan ini Rumi menantikan kunjungan Danu selanjutnya. Ia ingin berdiskusi lebih jauh mengenai kehidupannya.

Ada Pengharapan dalam Isa Al-Masih!

Saat bertemu kembali, Rumi menceritakan ketakutannya. Ia khawatir apakah masih ada pengharapan Allah untuknya.

Danu pertama menyatakan bahwa memang benar kehidupan manusia sangat singkat. Kitab Allah menyatakan seperti bunga yang rentan.

“Manusia . . . singkat umurnya dan penuh kegelisahan. Seperti bunga ia berkembang, lalu layu” (Taurat, Ayub 14:1-2).

Rumi langsung memotong dan bertanya: “Jika demikian bagaimana bisa selamat? Adakah harapan untuk orang berdosa? Karena dosa saya sudah terlalu banyak. Saya merasa jauh dari Allah. Mungkinkah Ia mau menolong dan menerima saya?”

Danu tersenyum lalu menjelaskan. Bahwa ada pengharapan Allah untuk manusia berdosa! Caranya adalah dengan memberikan Isa Al-Masih.

Melalui Isa, manusia berdosa, siapapun bisa “berdamai” dengan Allah. “. . . di dalam Kristus Yesus [Isa Al-Masih] kamu, yang dahulu ‘jauh’, sudah menjadi ‘dekat’ . . .” (Injil, Surat Efesus 2:13).

“Bagaimana mungkin? Tolong bantu jelaskan!” Rumi masih tidak mengerti.

Isa Al-Masih “Mendamaikan” Manusia dengan Allah

Danu memberikan gambaran kepada Rumi.

Hal ini serupa seorang petani yang memiliki hutang sangat besar kepada saudagar kaya. Kerja keras seumur hidup tidak akan mampu untuk menutup hutangnya tersebut.

Sampai satu saat ada teman yang membantu menjadi pengantara. Ia kenal dengan sang saudagar, juga berteman dengan petani itu.

Ia membantu agar ada “jalan damai” antar keduanya. Akhirnya sang saudagar mengerti dan menghapus seluruh hutang petani itu. Sehingga ia bisa hidup merdeka selamanya.

Hal ini bukan karena kemampuan atau perbuatan sang petani. Melainkan karena bantuan teman menjadi “jalan damai” untuknya.

Demikianlah Allah mengasihi dan mengerti kelemahan manusia. Ia memberikan Isa Al-Masih menjadi jembatan. Melalui-Nya manusia berdosa bisa mendapatkan ampunan Allah.

“. . . dengan perantaraan Kristus [Isa Al-Masih], Allah membuat manusia berbaik kembali dengan diri-Nya. Allah melakukan itu tanpa menuntut kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan manusia terhadap diri-Nya . . .” (Injil, Surat 2 Korintus 5:19).

Jika manusia mau mengimani dan menjadi pengikut Isa, maka tersedia ampunan Allah. Ia akan menerima manusia asalkan bertobat walau banyak dosanya.

Karena itu, Danu mengajak Rumi: “Mari mengimani Isa. Allah pasti akan menerima Anda.”

“Selanjutnya Anda dapat berbuat baik. Bukan untuk menutupi dosa atau takut neraka. Namun sebagai bentuk ucapan syukur pada Allah.”

Setelah beberapa kali berdiskusi, akhirnya Rumi memutuskan untuk mengimani Isa Al-Masih. Ia menyadari hanya Isa yang mampu menolong manusia berdosa sepertinya untuk masuk surga.

Rumi merasakan kedamaian yang luar biasa. ia menyatakan: “Rasanya seperti baru mandi. Sangat bersih di hati. Ada ketenangan dan ampunan Allah yang saya belum pernah rasakan sebelumnya.”

Kehidupan Rumi selanjutnya tidak mudah. Ia menghadapi berbagai tantangan dari sindikat lamanya, maupun orang di dalam penjara.  Namun ia teguh berpegang pada keyakinannya. Bahkan ia lebih giat lagi menyatakan jalan pendamaian Allah melalui Isa kepada para temannya.

Jika Anda sudah siap mengimani Isa Al-Masih sebagai Juruselamat, klik disini. 

Bila Anda ingin mendalami Isa dalam Kitab Taurat, Zabur, dan Injil, klik link ini.

 


Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:

  1. Rahasia Mukmin Mengatasi Stres Tekanan Batin Karena Takut Azab
  2. PARA MUKMIN! SIAPKANLAH DIRI ANDA MENGHADAPI PENGADILAN AKHIRAT!
  3. Apakah Al-Ghaffar (Allah Maha Pengampun) Pasti Mengampuni Dosa Saya?

 

Video:

  1. Perjalanan Iman Muslimah Iran Menemukan Kedamaian

 

Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Apakah amalan manusia akan cukup untuk mengatasi semua dosanya? Jelaskan jawaban Anda.
  2. Bagaimana menurut Anda cara manusia yang telah melakukan banyak dosa dapat masuk surga?
  3. Bagaimana pendapat Anda bahwa hanya ada satu jaminan keselamatan Allah, yaitu melalui Isa Al-Masih?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus.

 

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS/WA ke: 0812-8100-0718

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Kepastian Surga, Kesaksian

Subscribe
Beritahulah
2 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
Vynne
19 September 2022 4:23 am

~
Hidup seribu tahun pun tidak akan bisa membayar nikmat yang Allah berikan pada kita. Makanya kita masuk surga bukan sekedar dari amalan yang kita perbuat, tapi kasih sayang Allah yang maha luas serta pengampunannya.

Ingat kisah seorang sufi bernama Abdul Aziz yang namanya tercatat dalam lauhul mahfudz sebagai penghuni neraka lalu disampaikan oleh malaikat kepada yang bersangkutan, tapi sang sufi tidak perduli dan melanjutkan ibadahnya karena tahu bahwa manusia dciptakan hanya untuk beribadah, urusan surga dan neraka rahasia Allah.

Karena keikhlasannya akhirnya Allah menempatkan beliau menjadi penghuni surga. Jadi, beribadahlah tanpa mengharap surga dan neraka untuk meraih kasih sayang Allah maka engkau akan mendapatkan segalanya.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
20 September 2022 2:10 pm
Balasan ke  Vynne

~
Saudara Vynne,

Saudara memberikan pendapat yang menarik. Memang hidup tidak diukur dari jumlah tahun yang dilalui, tapi kualitas yang diberikan pada sesama sebagai bakti kepada Allah.

Isa Al-Masih nuzul ke dunia dan menjadi manusia pun menjalani hidup yang singkat, tetapi kualitas kehidupannya sangat sempurna dan suci adanya. Itu sebabnya, hanya Isa Al-Masih yang dapat menolong manusia di akhirat karena Isa Al-Masih adalah Allah.

Pertanyaannya adalah apakah saudara mau mengenal Isa Al-Masih dari kitab suci Injil?
~
Solihin

Balas

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Isa Al-Masih Memberi Pengetahuan Tentang Hari Kiamat
  • Kisah Mukmin menemukan Surga Melalui Mimpi Baik Dari Allah
  • Cara Bertaubat Dari Dosa Zina Yang Pasti Allah Terima!
  • Kisah Mukmin Saudi Mengalami Keajaiban Sembuh dari Kanker!
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah
  • 4 Fakta Penting Tentang Isa Al-Masih dari Surah Al-Baqarah
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?
  • 5 Mukjizat Nabi Isa Dalam Al-Quran Yang Muslim Wajib Ketahui
  • 5 Fakta Menarik Dari Kisah Kelahiran Nabi Islam dan Isa Al-Masih

Artikel Yang Terhubung

  • Dua Kata Dalam Injil Mengubah Hidup dan Nasib Muslim Aceh

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2023 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami

wpDiscuz