Saya (Lesti) ingin mengabdikan diri kepada Allah dan masyarakat. Karena menurut saya inilah bentuk ibadah tertinggi kita sebagai manusia.
Saya percaya bisa menjalankannya dengan mengamalkan jalan agama yang benar. Karena dari mana lagi kita mendapatkan panduan kehidupan yang sejati?
Ada doa yang sering saya ucapkan. Saya mengulanginya setiap hari berkali-kali, “Tunjukilah kami jalan yang lurus” (Qs 1:6).
Mari ikuti kisah saya mencari kebenaran agama untuk mendapatkan jalan lurus kepada Allah. Agar Anda juga bisa mendapatkannya.
Anak Muda dengan Impian Besar
Saya besar dalam keluarga yang sangat taat beragama. Kami berasal dari pulau Sumatera.
Dalam lingkungan keluarga dan desa saya, sangat memegang teguh keyakinan agama. Bahkan jauh lebih kuat dari banyak komunitas agama lainnya. Kami merasa inilah jalan lurus, mengikuti agama dengan tulus.
Hal ini yang memotivasi saya untuk belajar sungguh-sungguh. Karena sebagai Muslimah saya ingin membaktikan diri kepada Allah dan masyarakat.
Saat SMA saya menjadi sekretaris dari organisasi siswa Islam daerah. Setelah lulus saya masuk ke Fakultas Hukum. Terutama saya ingin mendalami hukum Islam.
Pandangan saya ini adalah cara mendapatkan panduan terbaik untuk manusia, yaitu dengan mempelajari jalan Allah. Bahkan saya memandangnya jauh lebih tinggi dari hukum suatu negara.
Saat belajar saya menjadi lebih yakin. Saya diberitahu bahwa hukum Islam dan Al-Quran adalah pedoman yang menjadi dasar hukum modern.
Di dalamnya terdapat ajaran tentang kebersihan, pengobatan, astronomi, hak asasi manusia dan sebagainya. Pandangan saya, Inilah jalan hidup sejati!
Saya menjadi sangat rajin belajar. Saya mendapat pengetahuan dari kampus, namun saya juga mempelajari sendiri banyak hal dari buku dan internet.
Berbagai Kegelisahan dalam Hidup
Namun saat mencari kebenaran agama, saya menemukan berbagai hal yang sangat berbeda. Makin banyak belajar malah makin banyak pertanyaan. Berikut ini adalah beberapa contohnya.
- Pertanyaan mengenai kebersihan dan kesehatan.
Saya setuju agama mengajarkan kebersihan sebagian dari iman. Namun ada berbagai dalil agama yang menjadi pertanyaan. Contohnya benarkah pada sebelah sayap lalat terdapat penangkal semua bakteri?
Ada hadits yang menyatakan jika seekor lalat terjatuh pada minuman, maka tenggelamkan sekalian. Karena pada salah satu sayapnya terdapat obat/anti bakteri (Shahih Bukhari 3073).
Sampai sekarang tidak ada pembuktian bahwa ada anti bakteri bagi manusia dari lalat. Sebaliknya banyak penelitian menyatakan terdapat ribuan bakteri yang menempel pada lalat. - Pertanyaan mengenai astronomi.
Benarkah bulan bercahaya dari dirinya sendiri? “Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai Cahaya . . .” (Qs 71:16).
Ilmu pengetahuan menyatakan bahwa bulan tidak bercahaya sendiri. Melainkan hanya memantulkan cahaya matahari. - Pertanyaan mengenai hak asasi manusia.
- Mengapa ada izin mengenai perbudakan (Qs 4:3)?
- Mengapa ada perbedaan besar antara pria dan wanita?
Wanita lebih rendah dari pria (Qs 2:228). Wanita dianggap kurang akal dan agama (Shahih Bukhari 293). Hak warisan pria lebih banyak dari wanita (Qs 4:11-12).
Mencari Kebenaran Agama untuk Mendapat Jawaban
Semua hal di atas membuat saya merasa gelisah. Saya jadi mempertanyakan apakah saya telah mendapatkan jalan kehidupan terbaik?
Dalam keadaan ini, saya menjadi banyak bertanya kepada teman Nasrani. Awalnya untuk membuktikan kepercayaan saya paling benar. Namun saya juga penasaran mengenai isi Kitab Taurat, Zabur dan Injil dari versi Nasrani.
Akhirnya saya memberanikan diri meminjam Alkitab karena saya ingin bisa membaca dan menilai sendiri isinya. Saya ingin mencari jalan yang benar, yaitu kebenaran agama dengan membandingkannya dengan kepercayaan lain.
Doa yang Menyentuh Hati
Pertama saat mulai membaca, saya menemukan ada banyak nabi yang sama. Yaitu yang tertulis dalam kitab Taurat, yang juga tertulis dalam Al-Quran.
Selanjutnya saya membaca banyak deskripsi kisah mereka yang berbeda. Kitab Taurat lebih detail menceritakan kehidupan para nabi, bahkan kadang ada lokasi dan jarak spesifik yang tercatat.
Namun yang menyentuh hati saya adalah doa dari para nabi ini. Kitab Taurat, Zabur dan Injil menceritakan bahwa mereka bisa berdoa dengan bebas. Ada isinya yang berupa pujian kepada Allah, minta tolong dari berbagai masalah, maupun curahan hati manusia.
Berikut ini beberapa contohnya:
- Doa syukur Hana.
“. . . hatiku bersukaria karena Allah . . . Ia membangkitkan orang miskin dari debu . . . untuk didudukkan bersama para bangsawan . . . Ia akan menjaga langkah orang-orang-Nya yang saleh . . .” (Taurat, 1 Samuel 2:1,8-9). - Doa Nabi Daud.
“Doa Daud. Ya Allah, dengarkanlah kiranya perkara yang benar. Perhatikanlah seruanku! . . . Aku berseru kepada-Mu karena Engkau akan menjawab aku, ya Allah . . . nyatakanlah kasih abadi-Mu yang ajaib itu!” (Zabur 17: 1,6-7). - Doa Maryam.
“Lalu, Maryam berkata, ‘Jiwaku memuliakan Tuhan . . . Ia memperhatikan kerendahan hamba-Nya . . . Rahmat-Nya berlaku turun-temurun bagi orang yang bertakwa kepada-Nya . . .’” (Injil, Lukas 1: 46, 48,50).
Berbagai Pertimbangan Saya Pribadi
Membaca semua doa ini membuat saya menjadi sangat tertarik. Karena selama ini saya diajar untuk mengungkapkan doa yang sama berulang-ulang. Terlebih lagi perlu dalam bahasa Arab. Walau sebenarnya banyak sekali umat yang tidak memahaminya.
Saya melihat ada kebebasan dan kedekatan dengan Allah. Yaitu untuk mencurahkan isi hati kita secara terbuka.
Memang saya belum mendapatkan jawaban yang saya cari. Namun inilah yang pada awalnya menyebabkan saya tertarik dengan ajaran Nasrani. Hal ini menyebabkan saya mempertimbangkan jalan kebenaran yang saya pilih.
Kerinduan yang Semakin Besar
Beberapa tahun setelahnya saya berteman dengan seorang pria. Ia seorang Nasrani yang
terlibat kegiatan sosial masyarakat. Yaitu pengembangan UMKM, pertolongan bagi orang cacat, maupun pembinaan wanita tuna susila.
Saya menjadi sangat terkesan. Saya memang mengetahui ia adalah orang baik. Namun rupanya ia mengatakan bahwa semua tindakannya berdasar ajaran kasih dari Isa Al-Masih. Ia mengikuti jalan kehidupan yang Isa ajarkan.
Inilah yang menjadi puncak kerinduan saya. Kali ini saya benar-benar tertarik untuk mencari kebenaran agama. Saya rindu mendapatkan jalan yang lurus. Akhirnya saya membeli Alkitab untuk mempelajarinya.
Pilihan yang Mengubah Kehidupan
Puncaknya saya membaca satu ayat menarik. “Sabda Isa kepadanya, ‘Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tak seorang pun datang kepada Sang Bapa [Allah], kecuali melalui Aku’” (Injil, Yahya 14:6).
Saya terkejut saat membaca ayat ini. Saya berpikir: “Bertahun-tahun saya mendoakan ayat ke-enam dari Al-Fatihah. Saya memohon ‘Tunjukkanlah saya jalan yang lurus’ (Ihdinā ṣ–ṣirāṭ al-mustaqīm). Bahkan doa ini diucapkan berulang-ulang per harinya. Namun saya merasa belum mendapatkan jawabannya.”
Baru sekarang saya sadar, rupanya Allah menjawab doa saya ini. Karena akhirnya Allah menunjukkan dengan jelas bahwa Isa adalah Jalan Kebenaran, yang telah lama saya cari.
Saya sekarang mengetahui bahwa Ia bukan hanya menunjukkan Jalan. Tetapi Isa sendiri adalah Jalan itu. Dengan mengimani dan menjadi pengikut Isa, saya mendapatkan pertolongan Allah. Yaitu panduan hidup di bumi dan jaminan surga di akhirat.
Anda juga bisa mendapatkan jalan kebenaran ini. Mungkin Anda sudah lama mendoakan “Tunjukkanlah saya jalan yang lurus.” Inilah waktunya menerima jawaban doa Anda!
Mari, mengimani dan menjadi pengikut Isa Al-Masih. Anda akan mendapatkan jalan lurus kepada Allah, Jalan yang lama Anda memohon dari Allah.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Bagaimana Derajat Wanita dan Keutamaan Laki-Laki dalam Islam?
- Kasih Allah Untuk Muslimah Korban KDRT
- Gadis Kristen Tertarik Agama Islam
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Bagaimana pendapat Saudara mewngenai berbagai temuan “Lesti” saat mencari kebenaran agama?
- Bagaimana pendapat Saudara mengenai doa kaum Nasrani yang lebih ekspresif?
- Bagaimana pendapat Saudara mengenai Kitab Taurat, Zabur dan Injil dalam Alkitab Nasrani? Pernahkah Anda membacanya?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].