Kisah Rabiatul Adawiyah (Rabi’ah) adalah salah satu kisah paling inspiratif untuk saya! Sebagai Muslimah, saya (Inaya) mendapat banyak faedah daripadanya.
Rabi’ah adalah wanita yang sangat tabah. Juga tulus beribadah kepada Allah. Sehingga ia disebut ibu dan guru para wanita Sufi. Bahkan banyak orang ternama terinspirasi dari kehidupannya.
Ijinkan saya menceritakan kisah Rabiatul Adawiyah yang sangat berkesan bagi saya. Anda juga akan mengerti, pernyataan kasih Allah bagi manusia.
Latar Belakang Kehidupan Rabiatul Adawiyah
Rabi’ah lahir di kota Basrah, Irak. Sekitar abad ke delapan (713-717 M).
Latar belakangnya penuh penderitaan. Rabi’ah berasal dari keluarga miskin. Kedua orang tuanya meninggal saat ia masih muda. Sehingga harus belajar hidup mandiri dengan ketiga saudaranya.
Satu saat kota Basrah mengalami berbagai bencana alam dan kekeringan. Sehingga Rabi’ah harus berkelana untuk bertahan hidup.
Saat itulah ia terpisah dari semua saudaranya. Lalu tertangkap sekelompok penyamun. Kemudian ia dijual sebagai budak.
Namun penderitaannya belum berakhir. Ia mendapat tuan yang jahat. Ia sering mengalami siksaan.
Dalam kesesakan Rabi’ah bermunajat. Ia meminta pertolongan Allah untuk membebaskannya. Jika terkabul, maka ia akan mengabdikan hidup untuk beribadah. Dan akhirnya ia terlepas dari majikannya.
Saya sangat terkesan dengan kisah Rabiatul Adawiyah ini. Bahwa ia adalah wanita yang sangat tabah. Inilah alasan saya mengidolakannya.
Selanjutnya, kita bisa melihat inspirasi utama dalam kehidupan Rabi’ah. Yaitu mengenai ketulusan beribadah pada Allah.
Ketulusan Ibadah Rabi’ah
Rabi’ah menjadi salah satu pelopor yang mengajarkan kasih. Yaitu bahwa dasar ibadah adalah kasih kepada Allah. Bukan karena takut neraka atau menginginkan surga.
Ada banyak kutipannya yang terkenal. Salah satunya:
“Ya Illahi! Jika aku beribadah karena takut neraka, maka bakarlah aku dengan neraka-Mu. Jika aku beribadah karena harap masuk surga, maka haramkanlah aku daripadanya! Tetapi jika aku beribadah hanya karena kecintaanku kepada-Mu, maka janganlah Engkau haramkan aku melihat keindahanmu.”
Ini juga yang menjadi sasaran hidup saya. Yaitu berusaha beribadah karena kasih kepada Allah yang murni!
Perjuangan Rabi’ah Menjaga Kualitas Ibadah
Selanjutnya Rabi’ah menjalankan kehidupan zuhud. Ia menjauhi kesenangan duniawi. Agar bisa mengabdikan hidup untuk beribadah sepenuhnya kepada Allah.
Bahkan Rabi’ah tidak mau menikah. Walau ia sadar menikah adalah bagian dari sunnah. Alasannya karena takut ibadahnya kurang sempurna.
Ia mengajukan beberapa pertanyaan bagi yang melamarnya.
“Saya khawatir akan tiga hal. Jika Anda bisa menolongnya, maka saya mau menikah.”
- “Pertama pada saat kematian, apakah iman saya kokoh atau tidak?
- “Kedua akankah saya mendapat buku amal di tangan kanan (melambangkan Mukmin yang taat)?”
- “Ketiga akankah saya termasuk golongan penghuni surga atau neraka?”
Inilah alasan mengapa tidak ada yang bisa menikahinya. Karena tidak ada yang mampu memberi jaminan selamat di akhirat.
Mengetahui kisah Rabiatul Adawiyah ini mengesankan namun sebenarnya juga menggelisahkan saya. Karena walau berusaha tulus, namun kita sebagai manusia tetap menginginkan surga juga bukan?
Jika wanita yang sedemikian sholeh saja tidak mendapat kepastian surga. Apalagi saya sebagai manusia yang banyak kekurangan.
Tidak Ada Jaminan Allah Menerima Amal Ibadah Manusia
Dalam kepercayaan saya, umat diajarkan untuk berserah. Dan tidak tahu keputusan Allah di akhirat.
“. . . maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa” (Qs 53:32).
Sebagai Mukmin disarankan untuk ibadah dengan takut. Tujuannya agar terus termotivasi berbuat kebaikan.
“. . . orang-orang yang puasa, shalat dan bersedekah, mereka takut kalau amalan mereka tidak diterima. Mereka itulah orang yang bersegera dalam kebaikan” (Hadits Tirmidzi No.3099).
Karena memang bisa saja Allah menolak amal ibadah kita. Misalnya, jika bolong puasa. Namun, tanpa alasan yang baik. Maka puasa satu tahun tidak mampu menggantikannya (Hadits Abu Daud 2045).
Atau jika ada yang berdosa dengan mabuk. Maka sholat 40 hari tidak bisa menutupnya (Hadits Ibnu Majah No.3368).
Malahan salah satu tokoh Islam pernah berkata dengan tegas.“Janganlah Anda tertipu dengan banyaknya amal ibadah yang telah Anda lakukan. Karena sesungguhnya Anda tidak mengetahui apakah Allah menerima amalan Anda atau tidak” (Hasan al-Bashri).
Karena semua hal inilah saya, dan banyak Muslimah gelisah! Memang kita berusaha beribadah dengan tulus. Namun kita juga ingin mendapat surga walau tidak ada jaminan!!
Allah yang Terlebih Dahulu Mengasihi Manusia
Kegelisahan saya terjawab saat berdiskusi dengan teman. Pandangannya mengenai ibadah dan jaminan surga sangat menarik.
Teman saya menjelaskan bahwa memang kita perlu beribadah karena mengasihi Allah. Namun, sebenarnya bermula bukan dari usaha manusia. Karena kita penuh kelemahan. Tidak mungkin kasih kita bisa sempurna.
Saya bisa memahami hal ini. Karena bukankah sebenarnya ini juga yang Rabi’ah rasakan? Pada awalnya ia bisa beribadah karena bersyukur dapat terlepas dari majikannya.
Teman saya menyatakan Allah yang menolong manusia. Dengan cara Ia terlebih dahulu menunjukan kasih-Nya.
“Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita . . . Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita” (Injil, Surat 1 Yohanes 4:10,19).
Isa Al-Masih Perwujudan Kasih Allah Sejati
Cara Allah menyatakan kasih-Nya adalah dengan mengutus Isa Al-Masih. Ia adalah perwujudan kasih Allah.
Jika kita mengimani dan menjadi pengikut Isa, maka tersedia ampunan Allah. Kasih-Nya yang menghapus semua dosa kita.
“Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya [Isa Al-Masih] sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita” (Injil, Surat 1 Yohanes 4:10).
Selanjutnya kasih Allah akan memenuhi hati kita. Sehingga kita akan mampu beribadah dengan benar.
Sayangnya Rabi’ah belum mengetahui hal ini. Karena jika ia mengerti, maka akan mendapat ketenangan. Bahwa ibadahnya pasti akan diterima Allah melalui Isa.
Inilah cara manusia mendapat kekuatan untuk mengasihi dengan tulus. Yaitu dengan terlebih dahulu menerima kasih yang Allah berikan.
Saya sangat terkesan dengan penjelasan ini. Karena memberi jawaban dari kegelisahan hati saya selama ini.
Karena itu saya bertanya kepada para Pembaca. “Maukah Anda menerima kasih Allah yang sejati? Mari mengimani dan menjadi pengikut Isa Al-Masih! Maka Anda akan menjadi yakin mendapat jaminan surga di akhirat!”
Jika Anda sudah siap mengimani Isa Al-Masih sebagai Juruselamat, klik disini.
Bila Anda ingin mendalami Isa dalam Kitab Taurat, Zabur, dan Injil, klik link ini.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Kisah Mukmin Mendalami Al-Quran, Menemukan Kehidupan Sejati
- Kisah Keadilan dan Cinta yang Berkorban
- Kisah Inspiratif Seorang Muslimah Mengatasi Rasa Tidak Pantas
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Saudara mampukah manusia beribadah secara tulus dengan sempurna?
- Bagaimana pandangan Saudara bahwa manusia hanya bisa mengasihi Allah dengan benar jika terlebih dahulu menerima kasih Allah?
- Bagaimana pandangan Saudara bahwa Isa adalah perwujudan kasih Allah untuk keselamatan manusia?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].