Siti (bukan nama sebenarnya) adalah seorang Muslimah Iran yang taat. Tetapi, keluarga Siti mengalami kehidupan yang berat. Siti jarang merasakan kasih di dalam keluarganya. Sungguh miris rasanya.
Siti juga merasakan hal yang sama dengan Allah. Hingga suatu hari Siti merasakan kasih Allah dalam kehidupannya.
Seperti apa kasih Allah yang dimaksud? Bacalah kisah perjalanan iman seorang Muslimah Iran membuatnya mengenal Allah.
Kasih Seorang Ayah dalam Keluarga
Siti enam bersaudara. Ibunya seorang yang baik. Namun, ayah Siti tidak pernah menunjukkan kasih dalam keluarganya. Beliau adalah seorang yang kasar dan pemarah.
Ibu Siti selalu menerima kekerasan dari Ayah Siti. Ayah Siti sering marah sampai selalu memukul, menghina, dan menyiksa isterinya. Kehidupan keluarga ini jauh dari kata bahagia.
Bahkan suatu hari, saudara laki-laki tertua Siti diminta untuk kabur dari rumah karena akan dibantai oleh ayah mereka.
Siti juga memilih untuk meninggalkan rumah karena tidak tahan dengan ayahnya yang kasar. Mulai saat itu, Siti selalu takut jika bertemu dengan pria karena trauma terhadap ayahnya. Siti lari ke Inggris. Perjalanan iman seorang Muslimah Iran bermula di sana.
Berdoa agar Dibunuh Allah
Suatu hari, saat berada dalam kamar, Siti berdoa kepada Allah. Dia meminta agar Allah mengakhiri hidupnya. Siti merasa kehidupannya sangat pahit dan hidup tidak menentu.
Siti merasa penuh ketakutan dan sendirian. Dia ingin bunuh diri namun dia meminta Allah untuk mengakhiri hidupnya.
Allah mendengarkan doa Siti dan memberinya kehidupan yang baru.
Menemukan Kehidupan yang Baru
Satu minggu kemudian, Siti bertemu dengan seorang wanita Iran. Siti menceritakan tentang kehidupannya dan keluarganya. Wanita Iran tersebut seorang Ateis. Dia prihatin dan memberikan nasihat agar Siti bertemu dengan anak perempuannya yang bernama Amira.
Walau ibunya ateis, namun Amira seorang pengikut Isa Al-Masih. Amira mengajak Siti untuk pergi beribadah. Di tempat ibadah, Siti bertemu banyak orang dengan nama Muslim yang juga ikut beribadah di situ.
Hal yang membuat Siti takjub, yaitu para pria di gereja sangat berbeda. Mereka sangat lembut, sopan, dan baik. Jauh berbeda dengan apa yang ada di pikiran Siti.
Allah yang Mengerti Semua Bahasa
Siti seakan menemukan kehidupan yang baru. Saat beribadah, Siti dapat berdoa menggunakan bahasa aslinya, yaitu bahasa Persia. Mulai dari hari itu, Siti menemukan kebahagiaan dan kedamaian dalam kehidupannya.
Siti mendapati bahwa teman-temannya sering berdoa kepada Allah dengan sebutan Bapa. Amira mengatakan bahwa Allah mengasihi umat-Nya seperti seorang Ayah kepada anaknya.
Hal ini mengingatkan Siti tentang ayahnya yang kasar. Ayah yang tidak pernah mengasihinya sejak ia kecil. Kasih seorang ayah menjadi asing baginya. Tetapi, Kitab Allah menuliskan bahwa kasih Allah sangat hangat seperti kasih seorang Ayah.
“Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia” (Zabur 103:13).
Hal ini tidak pernah Siti dapatkan dalam “99 nama” Allah. Dari ayat ini pandangan Siti tentang seorang ayah berubah. Allah memulihkan trauma dan ketakutan masa lalunya. Walau sangat sulit, akhirnya Siti memaafkan ayahnya.
Allah Mengasihi Keluarga Siti
Siti menceritakan kepada keluarganya tentang Isa Al-Masih yang mampu memberikan kebahagiaan dan kedamaian. Ibu, kakak ipar, keponakan, dan saudara-saudaranya, mereka semua akhirnya percaya kepada Isa Al-Masih.
Ayah Siti menikah lagi dengan seorang wanita yang seumuran dengan Siti. Beberapa bulan kemudian, Ayah Siti divonis menderita penyakit kanker. Isteri keduanya pergi meninggalkannya.
Siti langsung menelepon ayahnya dan berdoa kepada Isa Al-Masih agar dosa ayahnya diampuni. Ibu Siti bersama dengan ayahnya pada saat itu. Sebelum ayah Siti meninggal, dia tersenyum dan mengimani Isa Al-Masih. Siti menangis bahagia mendengarkan hal tersebut.
Allah sebagai Bapa yang Rahmani
Siti terus membagikan kisahnya kepada banyak orang yang belum mengenal Allah. Allah adalah Bapa yang rahmani terus diceritakan oleh Siti.
Dua ribu tahun yang lalu, ada satu Pribadi yang sangat mengenal Allah sebagai Bapa. Dia adalah Isa Al-Masih. Dia selalu menceritakan tentang kasih Allah. “Akan tetapi, Allah menyatakan kasih-Nya kepada kita karena Al-Masih telah mati untuk kita ketika kita masih berdosa” (Injil, Roma 5:8).
Dia bahkan rela memberikan nyawa-Nya untuk menebus Siti, Anda, dan semua manusia dari dosa. Semua ini terjadi karena Isa mengasihi Anda. Maukah Anda mengenal Isa Al-Masih agar mengalami kebahagiaan dan kasih Allah sejati?
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Lihat artikel ini dalam bentuk video
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Bagaimana sosok ayah di dalam keluarga Saudara?
- Bagaimana pandangan Saudara tentang Allah sebagai ayah yang penuh kasih?”
- Dari kehidupan Siti, hal apa yang membuat Saudara tertarik untuk mengenal lebih jauh lagi tentang Isa Al-Masih? Mengapa?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Seorang Muslimah Menemukan Cinta Sejati dari Isa Al-Masih
- Anak Perempuan Muslima Menemukan Bapa Surgawi
- Dapatkah Allah Mendengarkan Doa Kita Dalam Bahasa Inggris
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].