Mungkinkah orang Islam merayakan Natal? Bagaimana ajaran Al-Quran tentang Isa Al-Masih? Anda akan menemukan jawaban dengan membaca penjelasan artikel ini.
“Mengapa saat Natal orang Nasrani memasang lampu, membuat semua meriah?” Mungkin Anda kurang suka. Yang lain, walau bukan Nasrani, senang melihat lampu berwarna-warni waktu Natal.
Orang Nasrani percaya “terang” lampu yang berkerlap-kerlip mempunyai arti khusus, cocok dengan Natal. Bagaimana dengan para Mukmin? Apakah ide “terang Natal” terdapat dalam Al-Quran? Jika ada, mungkin pantas orang Islam merayakan Natal juga, bukan?
Pandangan Gus Dur Tentang “Terang” Natal
“Mestinya . . . yang merayakan Hari Natal bukan hanya umat Kristen, melainkan juga umat Islam . . . bahkan seluruh umat manusia. Sebab . . . Isa Al-Masih adalah Juruselamat Seluruh Umat Manusia, bukan Juru Selamat umat Kristen saja” (Sambutan Gus Dur dalam acara perayaan Natal, 27 Desember 1999).
Mungkin Gus Dur ingat Qs 5:46, “. . . Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi) . . . .”“Cahaya yang menerangi” adalah referensi kepada Isa Al-Masih. Jadi ide Isa sebagai “terang” ada dalam Al-Quran.
Kelahiran Isa berarti “cahaya Allah” datang ke dunia. Itu sebabnya umat Nasrani rajin memasang lampu-lampu Natal. Bukankah kedatangan “Cahaya Allah” ini juga memungkinkan orang Islam merayakan Natal?
Konsep “terang” atau “cahaya” penting. Sebab menurut Kitab Allah, manusia tinggal dalam kegelapan. Mungkin Anda juga merasa demikian? Sering merasa bingung. Masa depan tidak jelas. Kehidupan setelah kematian menakutkan. Kejahatan yang ada membuat sekeliling gelap. Email kami jika Anda rindu terang bercahaya dalam kegelapan yang Anda rasakan.
Isa, “Cahaya yang Menerangi” Mendorong Mukmin Merayakan Natal?
Allah diberi nama An-Nur, yaitu Maha Pemberi Cahaya (Qs. 24:35). Nabi Simeon, saat melihat bayi Isa di Bait Allah, mengucapkan, “Dialah Terang yang akan bercahaya atas segala bangsa!” (Injil, Lukas 2:32).
Maka tidak mengherankan bila Isa sendiri berkata, “Akulah Terang Dunia. . . . jikalau kalian mengikut Aku, kalian tidak akan terantuk di dalam gelap [berjalan dalam kegelapan], oleh karena Terang Yang Hidup akan menerangi jalan kalian” (Injil, Yohanes 8:12, FAYH).
Jadi saat Natal, Umat Nasrani merayakan kedatangan Isa dari sorga ke bumi dengan hiasan lampu-lampu yang berkerlap-kerlip. Lampu-lampu Natal mengingatkan kita bahwa Isa adalah “Cahaya Allah” dan “Terang Dunia.”
“Apakah Manfaat Isa Sebagai ‘Terang Natal’ Buat Saya, Seorang Mukmin?”
Kita sering merasa berada dalam kegelapan. Ayat suci dari Isa Al-Masih menekankan bahwa kita tidak perlu berjalan dalam gelap. Jika Anda ingin Isa Al-Masih menerangi hati dan jalan Anda, email kami.
Apa yang harus kita lakukan? Isa berkata, “Ikutilah Aku.” Dengan menjadi pengikut Isa, Ia akan menerangi jalan Anda! Maka, pantaslah semua orang Islam merayakan Natal, bukan?!
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa Isa Al-Masih berani mengatakan diri-Nya “Terang Dunia” yang ada persamaan dengan Asma’ul Husna Allah, An-Nur artinya Maha Pemberi Cahaya?
- Karena Natal merupakan kelahiran Isa Al-Masih, “Cahaya yang Menerangi Dunia” menurut Qs 5:46, mengapa sebagian orang Islam segan merayakan Natal?
- Mengapa kalau orang Islam merayakan Natal, inilah cara mengucapkan syukur atas Terang Allah yang Allah masukkan ke dalam dunia gelap kita?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Wajibkah Umat Kristen dan Islam Merayakan Natal?
- Gus Dur: Para Mukmin Mesti Merayakan Natal Juga
- Al-Quran Mengakui Isa Al-Masih Adalah Mujizat Natal
- Dapatkah Orang Beragama Merayakan Kelahiran Muhammad, Isa Al-Masih?
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
~
“Qs 5:46, “Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)” Cahaya yang menerangi adalah referensi kepada Isa Al-Masih. Jadi ide Isa sebagai terang ada dalam Al-Quran. Kelahiran Isa berarti cahaya Allah datang ke dunia. Itu sebabnya umat Nasrani rajin memasang lampu-lampu Natal.”
Memaksa sekali logikanya. Kalau begitu ayat lain dalam Al Quran juga sama? QS 5:44 adalah cahaya yang menerangi adalah referensi kepada Nabi Musa. Kelahiran Nabi Musa berarti cahaya Allah datang ke dunia. QS 42:52 adalah cahaya yang menerangi adalah referensi kepada Nabi Muhammad. Kelahiran Nabi Muhammad berarti cahaya Allah datang ke dunia.
~
Saudara Wahyu,
Injil telah menjelaskan bahwa Isa Al-Masih adalah Terang Dunia (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:12). Lagi pula, saudara tidak mengutip secara utuh kalimat artikel di atas. Kalimat artikel di atas diawali dengan “mungkin Gus Dur ingat Qs 5:46…” Tentu kami tidak memaksakan logika berpikir tersebut. Tetapi kami tetap menghargai pandangan saudara.
Bila mengacu pada pendapat Gus Dur, maka ini perlu dipertimbangkan. Bukankah Al-Quran telah menyatakan bahwa Isa Al-Masih adalah Pribadi terkemuka di akhirat? Pertanyaannya, apakah saudara berkenan untuk merayakan kelahiran Isa Al-Masih? Mengapa?
~
Solihin
~
Umat Islam harus jujur untuk artikel ini, seperti layaknya Gusdur yang jujur akan kebenaran kitab yang di imaninya (Al-Quran). Bahwasanya umat Islam wajib mengimani hari kelahiran Isa Al-Masih. Tak ada pribadi yang lebih besar dari Isa, di semua kitab Allah Isa Al-Masih adalah Pribadi Allah yang tunggal! Isa adalah Allah yang mau menjadi manusia, bukan manusia yang mau menjadi Allah. Damai Sejahtera Allah bagi yang menerimanya dalam Isa Al-Masih. Haleluya!
~
Saudara Kevin,
Gus Dur adalah pribadi yang memiliki pemahaman yang baik mengenai Isa Al-Masih. Seyogianya pernyataan Gus Dur tersebut perlu ditelusuri lagi sehingga umat Islam mengetahui kebenaran sesungguhnya. Terima kasih.
~
Solihin
~
Untuk Semua,
Saya setuju dengan artikel di atas, bahwa umat Kristen selalu memberi penerangan di berbagai tempat dengan lampu-lampu yang menarik dan menjadikan suasana yang indah di dalam kegelapan. Tetapi tidak sampai di situ saja, karena Kristen dalam Isa Al-Masih juga wajib memberikan kabar baik tentang terang dunia yang sebenarnya agar kegelapan tidak berkuasa atas dunia.
Jika orang mau menerima “terang Isa” haruslah dengan sungguh-sungguh dan tulus karena “Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang” (Injil, Surat 1 Yohanes 2:9). Semoga bermanfaat.
~
Saudara Park,
Bukti nyata bahwa seseorang di dalam terang adalah mengasihi sesama. Salah satu bentuk konkret mengasihi sesama adalah membagikan kasih Isa Al-Masih kepada semua orang di samping menunjukkan kebaikan kepada semua orang. Tentu kasih tersebut menjadi semakin lengkap. Terima kasih.
~
Solihin
~
Tidak satupun perintah Allah dalam Al-Quran maupun Injil dan Taurat untuk memperingati kelahiran nabi-Nya, melainkan kita sebagai manusia sadar akan pentingnya meneladani sifat dan ahklak para nabi dan rasul, sehingga tidak salah memperingati hari kelahiran mereka. Tapi Allah swt melarang umat mukmin untuk mengikuti cara orang-orang tidak beriman dalam melakukan peribadatan mereka termasuk peringatan natal 25 desember yang sebelumnya merupakan kelahiran dewa matahari Mesir.
~
Saudara Yoga,
Memang benar bahwa tidak ada perintah untuk memperingati kelahiran para nabi. Sebab nabi tidak dapat menyelamatkan manusia dari neraka. Namun, bila kita membaca Injil secara menyeluruh, maka kita mengetahui bahwa kelahiran Isa Al-Masih layak untuk diperingati.
Tentu ini menjadi pertanyaan, bukan? Kelahiran Isa Al-Masih layak untuk diperingati karena Dia yang menyelamatkan manusia dari neraka. Bukankah ini berarti Isa Al-Masih adalah Penyelamat manusia? Jika Dia yang menyelamatkan manusia dari neraka, tidakkah pantas kita berterima kasih dan memperingati kelahiran-Nya. Lagi pula, Dia hidup dan berada di sorga saat ini. Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin
~
Islam merayakan natal? Sedangkan maulud Nabi Muhammad saja banyak di kalangan Muslim yang mempertentangkannya, karena perayaan atau peringatan itu tidak pernah dilakukan oleh nabi Muhammad. Mau natalan lagi mimpi.
~
Saudara Gandhi,
Kami setuju bila maulid nabi saudara dipertentangkan. Tentu saudara-saudara Muslim memiliki alasan tersendiri tatkala mempertentangkan hal tersebut. Itu adalah hak saudara-saudara Muslim.
Bila kita mempelajari Injil secara menyeluruh, maka ada alasan yang tepat untuk merayakan kelahiran Isa Al-Masih. Mengapa? Karena Isa Al-Masih yang menyelamatkan manusia dari neraka. Bukankah merayakan Penyelamat manusia dari neraka adalah tepat? Pertanyaannya, mengapa saudara tidak mau merayakan kelahiran Isa Al-Masih? Bagaimana pandangan saudara mengenai pernyataan Gus Dur untuk merayakan kelahiran Isa Al-Masih?
~
Solihin
~
Pertanyaanya adalah apakah natal tanggal 25 Desember adalah benar kelahiran Isa Al-Masih? Karena di dalam Al-Quran dijelaskan kalau nabi Isa lahir pada saat pohon kurma sedang berbuah, dan itu tidak mungkin terjadi di bulan Desember karena di bulan Desember adalah musim dingin.
~
Saudara Ana,
Saudara memberikan pertanyaan yang menarik dan bagus sekali. Memang Alkitab tidak menyebutkan secara jelas dan eksplisit tanggal kelahiran Isa Al-Masih. Namun, peristiwa kelahiran Isa Al-Masih adalah fakta yang tak terbantahkan. Setidaknya, Injil mencatat kelahiran tersebut.
Uniknya, Al-Quran pun mencatat kelahiran Isa Al-Masih. Walaupun konteks yang disampaikan dalam Al-Quran adalah konteks Arab yang amat berbeda dengan konteks Palestina atau Israel pada masa itu. Pertanyaannya, benarkah Isa Al-Masih lahir pada saat pohon kurma sedang berbuah? Dari manakah saudara tahu? Apakah di Betlehem ada pohon kurma dan berbuah pada saat itu? Ataukah itu hanya bentuk Arabisasi yang dilakukan nabi saudara? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin
~
Agama Islam juga mengakui kitab Injil. Tapi Injil yang mana?
~
Saudara Anton,
Tepat sekali yang disampaikan oleh saudara bahwa Islam mengakui Injil, tetapi Injil yang mana. Tentu Injil yang saat ini dipegang umat Kristen. Sebab Injil yang dipegang umat Kristen memiliki satu tema, yaitu kedatangan Isa Al-Masih untuk menyelamatkan manusia dari neraka. Silakan klik ini: https://tinyurl.com/ybk9ax4d. Itu sebabnya, kedatangan dan kelahiran Isa Al-Masih mesti dirayakan.
Bukankah Gus Dur pun menyatakan bahwa Isa Al-Masih adalah Juruselamat semua umat? Dengan demikian, semua umat perlu merayakan kelahiran Isa Al-Masih. Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin
~
Natal tidak boleh dirayakan oleh setiap Muslima karena itu perayaan yang dilakukan oleh orang-orang non Muslim dan masih termasuk perayaan menyekutukan Allah SWT. Karena hal itu bertentangan dengan Al-Quran artinya jika kita mengikuti perayaan tersebut sama saja kita menyetujui kekufuran mereka karena menganggap bahwa natal adalah hari kelahiran nabi Isa dan juga menganggap dia Tuhan. Padahal Allah telah berfirman: Bagimu agamamu dan bagiku agamaku (Qs. Al-kafirun:6).
Jadi, kesimpulannya Allah telah melarang umatnya untuk merayakan Natal. Mengenai surah Al-maidah bahwa cahaya yang dimaksud adalah bukan nabi Isa melainkan cahaya petunjuk tentang ketauhidan Allah dan itu berisi perintah Allah untuk mengakui dia esa.
~
Saudara Agama,
Menarik sekali pendapat saudara. Uniknya, kelahiran Isa Al-Masih dicatat dalam Al-Quran. Jika Muslim dilarang untuk merayakan natal, maka hal tersebut seharusnya diperintahkan dalam Al-Quran. Nah, kami bertanya kepada saudara. Tertulis dimanakah dalam Al-Quran bahwa merayakan kelahiran Isa Al-Masih dilarang? Lalu, mengapa Gus Dur menyatakan perlu juga merayakan kelahiran Isa Al-Masih? Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin
~
Benar sebagai Muslim, kita wajib mngakui dan dan myakini bahwa Isa adalah salah satu nabi agung yang diutus oleh Allah dan amat wajar kita merayakan hari kelahiran Baginda. Walau bagaimanapun dari sudut pandang Islam, kita menolak hari kelahiran Isa pada bulan Desember kerana ianya bertentangan dengan ayat Maryam 19:25 yang jelas menggambarkan Isa lahir pada musim panas.
Malah Al Kitab sendiri menggambarkan hal yang sama di Lukas 2:8, di mana kambing dan penggembala pergi ke lapangan pada waktu malam, menunjukkan pada waktu itu jelas adalah musim panas. Sedangkan kita tahu pada bulan Desember, bumi Palestin sedang mengalami musim sejuk dan bertentangan dengan ajaran daripada kedua dua kitab. Wallahualam.
~
Saudara Ijands,
Kami senang membaca komentar saudara yang menghargai kelahiran Isa Al-Masih. Tentu gambaran yang kita lihat selama ini bahwa Isa Al-Masih lahir di musim dingin yang bersalju merupakan konteks budaya Eropa. Memang hal ini berbeda dengan di masa Isa Al-Masih. Kami tidak menafikan hal tersebut.
Namun, kami tidak ingin terjebak pada hal tersebut. Kami berpendapat bahwa setiap umat perlu merayakan kelahiran Isa Al-Masih karena Isa Al-Masih yang telah menyelamatkan manusia dari neraka. Lagi pula, Isa Al-Masih hidup hingga saat ini. Kami bertanya kepada saudara. Mengapa banyak Muslim keberatan untuk merayakan kelahiran Isa Al-Masih padahal Gus Dur telah menyatakan bahwa Isa Al-Masih adalah Juruselamat seluruh umat? Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin
~
Jika kita melihat keseluruhan ayat 56 Q. S. Al-Maidah, dapat kita simpulkan:
1. Isa adalah Rasul yang diutus Allah untuk melanjutkan tugas nabi dan rasul sebelumnya; dan
2. Yang dimaksud dengan petunjuk dan cahaya ialah isi yang terkandung dalam Kitab Injil, di mana di dalamnya terdapat ayat-ayat Allah yang menjadi petunjuk dan pengajaran bagi orang yang bertakwa. Jadi, Isa merupakan penyampai cahaya dalam Injil, bukan merujuk kepada Nabi Isa itu sendiri. Wallahu ‘alam.
~
Saudara Erlangga,
1. Saudara memberikan pernyataan yang menarik pada poin ini. Bila Isa Al-Masih melanjutkan tugas nabi dan rasul sebelumnya, maka apa tugas Isa Al-Masih tersebut? Tertulis dimanakah mengenai tugas tersebut? Kami berharap saudara dapat menyebutkan dalil-dalilnya.
2. Memang benar bahwa isi Kitab Injil adalah petunjuk dan cahaya bagi orang bertakwa. Jika Injil adalah petunjuk dan cahaya bagi orang bertakwa, mengapa saudara tidak mempelajari Injil secara menyeluruh? Lebih lanjut, Injil menjelaskan bahwa Isa Al-Masih adalah Terang dunia. Tentu ini memiliki implikasi teologis di mana hanya Allah yang dapat menerangi manusia yang berada dalam kegelapan. Itu sebabnya, seyogianya setiap umat perlu merayakan kelahiran Isa Al-Masih. Apakah saudara mau merayakan kelahiran Isa Al-Masih? Mengapa?
~
Solihin
~
Maaf, Gusdur tidak pernah bilang seperti itu, tapi menghormati itu maksudnya. Yang dimaksud juru selamat itu memang Isa, memang Isa menyelamatkanmu ke jalan Allah. Itu di jaman umatnya tapi sekarang di jaman umat nabi Muhammad.
~
Saudara Ahmad,
Kami berharap saudara mencermati pernyataan Gus Dur secara teliti. Gus Dur berbicara dalam konteks sekarang, bukan masa lalu. Itu sebabnya, Gus Dur menyatakan, “Mestinya . . . yang merayakan Hari Natal bukan hanya umat Kristen, melainkan juga umat Islam . . . bahkan seluruh umat manusia. Sebab . . . Isa Al-Masih adalah Juruselamat Seluruh Umat Manusia, bukan Juru Selamat umat Kristen saja”
Merayakan natal adalah konteks sekarang. Pada masa Isa Al-Masih tidak ada perayaan Natal. Di samping itu, Gus Dur menyatakan “seluruh umat manusia”. Ini artinya tidak melihat golongan atau umat tertentu. Kami berharap saudara cermat dan teliti.
~
Solihin
~
Alhamdulillah jika anda pun bersetuju bahwa Isa tidak lahir pada bulan Desember, karena sejauh penelitian saya perayaan pada bulan Desember ini adalah pengaruh daripada budaya Romawi dan diserap masuk ke dalam ajaran Kristen dan semestinya sedikit melencong dari ajaran sebenar Isa, walau bagaimanapun saya tidak akan membahasnya jauh agar lebih fokus pada pertanyaan anda.
Sebelum itu saya mohon maaf, kebanyakkan Muslim agak keberatan merayakan hari lahir ini karena kita tidak mahu terikut-ikut dengan iman yang menganggap Isa adalah Tuhan, walau bagaimanapun jika kelahiran ini disambut dengan menganggap Isa adalah sekadar Utusan Allah, maka menurut saya tiada masalah tapi biarlah perayaan itu membuatkan kita lebih dekat kepada Allah dan menjauhkan kita dari maksiat dan pembaziran. Wallahualam.
~
Saudara Ijands,
Kami dapat memaklumi pandangan saudara di atas. Muslim keberatan untuk merayakan hari kelahiran Isa Al-Masih karena takut dianggap menuhankan Isa Al-Masih. Tentu kesimpulan demikian terlalu terburu-buru. Setidaknya, kelahiran Isa Al-Masih tercatat dalam Al-Quran. Adalah tepat untuk merayakan kelahiran Isa Al-Masih sekalipun saudara-saudara Muslim tidak berkenan menuhankan Isa Al-Masih.
Adalah janggal tatkala membandingkan kelahiran Isa Al-Masih dengan nabi saudara. Al-Quran tidak pernah mencatat kelahiran nabi saudara, tetapi saudara-saudara Muslim tetap merayakan kelahiran nabi saudara. Pertanyaannya, mengapa kelahiran Isa Al-Masih yang tercatat jelas dalam Al-Quran tidak mau dirayakan oleh saudara-saudara Muslim (terlepas dari menuhankan Isa Al-Masih)? Bagaimana saudara?
~
Solihin
~
Allah Sang Juruselamat/Sang Penolong/Sang Pelindung. Tidak beranak dan tidak dilahirkan. Hidup kekal dan tidak mati. Maha Tunggal. Tidak mengantuk dan tidak tidur. Dia bukan manusia (Kristus/Muhammad). Bukan karya manusia (patung/salib/ukiran).
~
Saudara Jadid,
Kami amat setuju bahwa Allah tidak beranak. Tetapi apakah Allah tidak mahakuasa untuk menjadi manusia dan berkenan dilahirkan? Jika Allah tidak memiliki kuasa untuk menjadi manusia dan dilahirkan dalam proses seperti manusia, maka kami tidak memiliki keyakinan yang cukup kuat terhadap allah yang demikian.
Kami bertanya kepada saudara. Apakah saudara meragukan kemahakuasaan Allah sehingga Allah tidak dapat menjadi manusia dan dilahirkan? Mengapa demikian? Mohon saudara menjelaskan.
~
Solihin
~
Maaf. Inilah yang selalu dilakukan agama kalian. Mencampuradukan agama orang lain ke agama anda. Tapi itu cara yang salah. Umat Islam mempercayai Al-Qur’an. Dan Al-Quran menyatakan ketika bunda Maryam melahirkan Nabi Isa dia diperintahkan menggoyang ranting kurma agar buahnya berjatuhan untuk dimakan. Karma saat itu bunda Maryam diasingkan. Dan pada saat nabi Isa dikaburkan para gembala menggembala kambingnya untuk makan rumput di malam hari.
Ini membuktikan kalau nabi Isa lahir bukan di bulan Desember karena kurma ranum itu adanya di bulan Juni dan Juli. Lalu gembala menggembala kambingnya di malam hari. Ini berarti musim panas yang terik. Karena tidak mungkin menggembala kambing di siang.
~
Saudara Mulkan,
Kami berpendapat bahwa alangkah lebih baik saudara mempelajari geografi wilayah Palestian. Apakah geografi Palestina sama dengan Arab? Kami berharap saudara mempelajari riwayat Isa Al-Masih dari Injil karena Injil meriwayatkan Isa Al-Masih dari kondisi Palestina, bukan Arab.
Apa yang dijelaskan dalam Al-Quran mengenai pohon kurma saat kelahiran Isa Al-Masih merupakan bentuk arabisasi. Sehingga Al-Quran tidak dapat dijadikan sebagai tolok ukur kebenaran riwayat kelahiran Isa Al-Masih ditinjau dari sudut geografis.
~
Solihin
~
Sebagian orang Islam segan merayakan Natal. Apakah pantas mulut yang seringkali berucap: lam yalid wa lam yuulad “(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan” (QS. Al-Ikhlas 112:3). Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad “Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia” (QS. Al-Ikhlas 112:4). Lalu mengucapkan, “selamat atas kelahiran anak TUHAN.”
~
Saudara Fannan,
Bila saudara membaca Al-Quran secara menyeluruh, maka saudara akan menemukan fakta menarik yang akan mengubah pemikiran dan pandangan saudara. Sebab Al-Quran menghormati dan menghargai Isa Al-Masih lebih dari siapapun. Setidaknya, Al-Quran menyatakan bahwa Isa Al-Masih adalah terkemuka di dunia dan akhirat (Qs 3:45).
Dengan demikian, kita perlu merayakan kelahiran Isa Al-Masih. Pengikut Isa Al-Masih tidak pernah memiliki pemahaman bahwa Allah beranak dan memperanakkan. Pemikiran dan pemahaman demikian adalah menyesatkan dan musyirik. Kami berharap saudara memahami hal ini.
~
Solihin
~
Apakah para murid murid Yesus pernah merayakan Natal setiap tgl 25 Desember dengan membuat terang sebagai ungkapan syukur? Apakah semua orang Kristen meyakini Yesus lahir pada tgl 25 Desember dan merayakan Natal? Jika Natal perayaan hari kelahiran Yesus, mengapa ucapan selamat ditujukan kepada orang Kristen? Bukankah biasanya yang berulang tahun yang mendapat ucapan selamat? Apakah makna Natal bagi orang Kristen yang sesuai dengan ajaran Bible?
~
Saudara Abu Ramzi,
Baik sekali pemikiran saudara, mengajak kita semua berpikir kritis dan beriman. Apakah saudara mau mengucapkan syukur kepada Allah atas peristiwa kelahiran Isa Al-Masih? Jika saudara percaya akan hal itu barangkali tidak ada salahnya ikut merayakannya.
~
Noni
~
Pertanyaan kritis saya tidak kalian jawab satupun Sdr Noni, jadi tidak ada alasan logis bagi saya untuk merayakan Natal. Saya cukup bershalawat kepada Nabi Isa Almasih, Nabi Muhammad dan kepada para nabi lainnya sebagai ungkapan syukur saya kepada Allah atas pengutusan mereka sesuai ajaran Al Qur’an tanpa harus membuat perayaan berlebihan yang tidak ada alasan logisnya seperti kalian lakukan.
~
Ramzi,
Perayaan natal bukan karena tanggalnya tetapi kedatangan-Nya ke dunia bagi keselamatan manusia, jadi tanggal hanya agar dapat bersama-sama merayakan. Selain itu Isa sudah menjamin keselamatan bagi orang percaya, jadi tidak ada salahnya merayakannya. Dan Ia juga sudah kembali ke surga, dimana Ia berada sebelumnya.
Jika berbicara logis mengapa tidak merayakan kedatangan Isa, bukankah Ia masih hidup hingga sekarang? Mengapa saudara shalawat nabi saudara, sedangkan ia sudah dikuburan ribuan tahun? Apa yang saudara dapatkan? Keselamatan? Bukankah nabi dan allah saudara tidak sanggup memberikan keselamatan, hanya “insyah allah”?
~
Saudara Park,
Memang menarik untuk mencermati pemikiran Muslim berkenaan dengan peristiwa kelahiran. Al-Quran mencatat peristiwa kelahiran Isa Al-Masih, tetapi Muslim tidak pernah merayakan kelahiran Isa Al-Masih. Uniknya, Al-Quran tidak pernah mencatat kelahiran nabi Islam, tetapi Muslim merayakan kelahiran nabi Islam. Ini sebuah pemikiran yang patut dikaji ulang. Terima kasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Tolong jawab pertanyaan kritis saya saja Bung Park.
~
Saudara Abu,
Alkitab tidak menjelaskan bahwa para murid merayakan kelahiran Isa Al-Masih. Demikian juga Alkitab tidak mencatat tentang tanggal kelahiran Isa Al-Masih. Namun, peristiwa kelahiran Isa Al-Masih adalah peristiwa sejarah yang tidak dapat diabaikan. Jika Alkitab telah mencatat kelahiran Isa Al-Masih, maka sangat baik untuk merayakan kelahiran Isa Al-Masih, bukan? Sebab Isa Al-Masih turun ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari neraka.
Uniknya, Al-Quran pun mencatat peristiwa kelahiran Isa Al-Masih tersebut. Pertanyaannya, mengapa Muslim tidak merayakan kelahiran Isa Al-Masih yang tercatat dalam Al-Quran, tetapi merayakan kelahiran nabi saudara yang tidak tercatat dalam Al-Quran? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin
~
Kalau merayakan Natal itu baik, maka secara logika para murid Yesus pasti sudah merayakannya, bukan? Apakah kalian sudah merasa lebih hebat dalam hal keimanan daripada para murid Yesus sehingga merasa lebih tahu ungkapan syukur bagaimana yang lebih baik dari ungkapan syukur mereka?
Dengan alasan ini maka saya yang seorang Muslim merasa tidak perlu dan tidak pernah merayakan hari kelahiran Isa Al-Masih ataupun hari kelahiran Nabi Muhammad. Dan saya yakin Allah tidak akan pernah menganggap saya sebagai hamba-Nya yang kurang bersyukur karena hal ini. Karena Allah Maha Mengetahui saya menggunakan logika sehingga tidak lebay dalam beragama, tidak seperti kalian.
~
Saudara Abu,
Baik sekali jika saudara menggunakan logika dalam beragama. Kami berharap logika tersebut digunakan secara proporsional dan obyektif. Artinya saudara dapat berpikir kritis juga terhadap Al-Quran. Bukankah Muslim pun merayakan kelahiran nabi saudara? Padahal Al-Quran tidak pernah mencatat kelahiran nabi saudara.
Uniknya, Al-Quran mencatat kelahiran Isa Al-Masih. Tetapi Muslim tidak pernah merayakan kelahiran Isa Al-Masih. Pertanyaannya, secara logika, manakah yang lebih tepat, merayakan kelahiran Isa Al-Masih atau nabi saudara? Kami ingin tahu apakah saudara menggunakan logika saudara secara obyektif. Bagaimana saudara?
~
Solihin