Mungkinkah orang Islam merayakan Natal? Bagaimana ajaran Al-Quran tentang Isa Al-Masih? Anda akan menemukan jawaban dengan membaca penjelasan artikel ini.
“Mengapa saat Natal orang Nasrani memasang lampu, membuat semua meriah?” Mungkin Anda kurang suka. Yang lain, walau bukan Nasrani, senang melihat lampu berwarna-warni waktu Natal.
Orang Nasrani percaya “terang” lampu yang berkerlap-kerlip mempunyai arti khusus, cocok dengan Natal. Bagaimana dengan para Mukmin? Apakah ide “terang Natal” terdapat dalam Al-Quran? Jika ada, mungkin pantas orang Islam merayakan Natal juga, bukan?
Pandangan Gus Dur Tentang “Terang” Natal
“Mestinya . . . yang merayakan Hari Natal bukan hanya umat Kristen, melainkan juga umat Islam . . . bahkan seluruh umat manusia. Sebab . . . Isa Al-Masih adalah Juruselamat Seluruh Umat Manusia, bukan Juru Selamat umat Kristen saja” (Sambutan Gus Dur dalam acara perayaan Natal, 27 Desember 1999).
Mungkin Gus Dur ingat Qs 5:46, “. . . Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi) . . . .”“Cahaya yang menerangi” adalah referensi kepada Isa Al-Masih. Jadi ide Isa sebagai “terang” ada dalam Al-Quran.
Kelahiran Isa berarti “cahaya Allah” datang ke dunia. Itu sebabnya umat Nasrani rajin memasang lampu-lampu Natal. Bukankah kedatangan “Cahaya Allah” ini juga memungkinkan orang Islam merayakan Natal?
Konsep “terang” atau “cahaya” penting. Sebab menurut Kitab Allah, manusia tinggal dalam kegelapan. Mungkin Anda juga merasa demikian? Sering merasa bingung. Masa depan tidak jelas. Kehidupan setelah kematian menakutkan. Kejahatan yang ada membuat sekeliling gelap. Email kami jika Anda rindu terang bercahaya dalam kegelapan yang Anda rasakan.
Isa, “Cahaya yang Menerangi” Mendorong Mukmin Merayakan Natal?
Allah diberi nama An-Nur, yaitu Maha Pemberi Cahaya (Qs. 24:35). Nabi Simeon, saat melihat bayi Isa di Bait Allah, mengucapkan, “Dialah Terang yang akan bercahaya atas segala bangsa!” (Injil, Lukas 2:32).
Maka tidak mengherankan bila Isa sendiri berkata, “Akulah Terang Dunia. . . . jikalau kalian mengikut Aku, kalian tidak akan terantuk di dalam gelap [berjalan dalam kegelapan], oleh karena Terang Yang Hidup akan menerangi jalan kalian” (Injil, Yohanes 8:12, FAYH).
Jadi saat Natal, Umat Nasrani merayakan kedatangan Isa dari sorga ke bumi dengan hiasan lampu-lampu yang berkerlap-kerlip. Lampu-lampu Natal mengingatkan kita bahwa Isa adalah “Cahaya Allah” dan “Terang Dunia.”
“Apakah Manfaat Isa Sebagai ‘Terang Natal’ Buat Saya, Seorang Mukmin?”
Kita sering merasa berada dalam kegelapan. Ayat suci dari Isa Al-Masih menekankan bahwa kita tidak perlu berjalan dalam gelap. Jika Anda ingin Isa Al-Masih menerangi hati dan jalan Anda, email kami.
Apa yang harus kita lakukan? Isa berkata, “Ikutilah Aku.” Dengan menjadi pengikut Isa, Ia akan menerangi jalan Anda! Maka, pantaslah semua orang Islam merayakan Natal, bukan?!
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa Isa Al-Masih berani mengatakan diri-Nya “Terang Dunia” yang ada persamaan dengan Asma’ul Husna Allah, An-Nur artinya Maha Pemberi Cahaya?
- Karena Natal merupakan kelahiran Isa Al-Masih, “Cahaya yang Menerangi Dunia” menurut Qs 5:46, mengapa sebagian orang Islam segan merayakan Natal?
- Mengapa kalau orang Islam merayakan Natal, inilah cara mengucapkan syukur atas Terang Allah yang Allah masukkan ke dalam dunia gelap kita?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Wajibkah Umat Kristen dan Islam Merayakan Natal?
- Gus Dur: Para Mukmin Mesti Merayakan Natal Juga
- Al-Quran Mengakui Isa Al-Masih Adalah Mujizat Natal
- Dapatkah Orang Beragama Merayakan Kelahiran Muhammad, Isa Al-Masih?
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].