Umat Islam dan Kristen sama-sama berpuasa. Namun ada beberapa perbedaan di antara puasa Islam dan Kristen.
Suatu hari, saya (Bahri) dan teman kantor (Mochtar) pergi pada jam makan siang. Tapi, saya tidak memesan makanan apapun.
Mochtar bertanya: “Kok, kamu tidak makan hari ini?”
Saya menjawab: “Saya sedang puasa.”
Mochtar berkata: “Saya baru tahu di agamamu ada puasa juga. Bagaimana cara puasa dalam kepercayaan kamu?”
Mari kita simak pembahasan puasa Islam dan Kristen. Agar kita bisa saling mengerti. Dan juga mendapatkan rahmat Allah melalui ibadah kita.
Persamaan Puasa Islam dan Kristen
Saya dan Mochtar menjadi tertarik dan berbincang cukup lama. Bahkan diskusi ini kami lanjutkan setelah pulang kantor.
Kami menemukan ada beberapa persamaan dasar. Mengenai puasa dari kedua kepercayaan ini. Contohnya:
- Puasa sebagai bentuk ibadah dan mendekatkan diri pada Allah.
- Puasa diiringi dengan sikap hati taubat. Menjauhkan diri dari dosa.
- Waktu puasa menjadi kesempatan menolong orang yang membutuhkannya.
Karena itu kami setuju bahwa puasa adalah hal baik. Bentuk ibadah yang sangat penting.
Kewajiban Puasa Bagi Umat Islam
Namun memang menarik bahwa ada banyak perbedaan. Baik dari pemahaman maupun cara puasa.
Mochtar yang pertama menjelaskan. Ia mendapat informasi dari ustadz bahwa puasa adalah kewajiban umat Islam.
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa . . .” (Qs 2:183).
Namun puasa Islam memiliki keunggulan. Yaitu lebih ringan dari puasa umat lainnya. Karena hanya pada hari tertentu (Qs 2:184). Dan disyariatkan bisa makan saat sahur (Shahih Muslim 1836).
Namun Mochtar menjadi heran karena melihat cara saya berpuasa. Saya bisa puasa berbeda dari waktu umat lainnya. Juga bukan karena kewajiban. Ia menilai hal ini juga sangat “ringan.”
Mochtar jadi bertanya: “Bagaimana pemahaman puasa menurut kepercayaan kamu?”
Saya menjelaskan bahwa puasa bagi pengikut Isa adalah bentuk kerinduan mendekat pada Allah. Dan bukan peraturan wajib. Terlebih lagi karena saya yakin Allah mendengar dan mengabulkan doa.
“Jadi berpuasalah kami dan memohonkan hal itu kepada Allah dan Allah mengabulkan permohonan kami” (Taurat, Ezra 8:23).
Perbedaan Puasa Islam dan Kristen
Akhirnya saya dan Mochtar menjabarkan pemahaman puasa Islam dan Kristen. Kami menemukan berbagai perbedaan.
1. Puasa adalah salah satu kewajiban utama vs Puasa adalah kerinduan mendekat pada Allah.
Puasa adalah kewajiban yang sangat penting bagi umat Islam. Bahkan banyak tokoh Islam menyatakan: “Siapa yang mengingkari puasa, telah keluar dari agama.”
Pemahaman Kristen menyatakan memang puasa bentuk ibadah. Namun bukan kewajiban ibadah. Melainkan bentuk kesungguhan hati pada Allah.
2. Waktu puasa pada bulan Ramadhan vs Waktu puasa bisa berbeda untuk tiap pengikut Isa Al-Masih.
Sebagai kewajiban umat Islam, maka ada waktu yang ditentukan. Yaitu puasa wajib pada bulan Ramadhan (Qs 2:184-185).
Sebagai bentuk kerinduan ibadah, maka waktu puasa bisa berbeda untuk tiap pribadi. Tiap orang memiliki kebebasan untuk menentukan waktunya (Injil, Matius 9:14-15).
3. Puasa bersama untuk seluruh umat Islam vs Puasa pribadi perlu secara rahasia.
Umat Islam melakukan puasa wajib secara bersama-sama. Sedangkan puasa umat Kristen bisa secara bersama ataupun individu.
Memang puasa bersama sangat penting. Untuk saling menguatkan dan membangun rasa komunitas. Dalam hal ini saat puasa bersama perlu ada waktu yang ditentukan.
Namun kebanyakan puasa Kristen adalah untuk pribadi atau dalam kelompok kecil. Sehingga tidak perlu banyak orang lain ketahui.
Tujuannya agar menjaga kemurnian hati. Bukan beribadah untuk mendapat pujian orang lain.
“Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu . . . supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa . . . Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu . . . Maka Bapamu [Allah] yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu” (Injil, Matius 6:16-18).
4. Wanita datang bulan tidak boleh puasa vs Keberadaan fisik wanita bukan batasan.
Ajaran agama menyatakan haid itu adalah kotoran (Qs 2:222). Karena itu wanita tidak boleh puasa saat haid (Shahih Bukhari 293). Namun wajib menggantinya dengan berbuat amalan.
Mochtar menjelaskan sebenarnya hal ini bentuk kemudahan. Yaitu membantu agar tidak beribadah dalam keadaan sakit.
Saya setuju untuk ada pengertian jika kita sakit. Namun saya menjelaskan dalam ajaran Kristen bahwa keberadaan fisik wanita tidak menjadi batasan ibadah.
Karena Allah yang menciptakan pria dan wanita. Ia mau kita menyembah-Nya dalam seluruh keberadaan kita.
5. Kewajiban puasa bisa menjadi tanggungan keluarga atau wali vs Puasa adalah tanggung jawab pribadi.
Puasa adalah kewajiban utama. Sehingga harus terpenuhi jatahnya. Bahkan jika seseorang sudah meninggal, maka hutang puasa tetap perlu dibayarkan.
“Siapa yang meninggal, sedangkan ia masih memiliki hutang puasa, maka yang membayarnya adalah walinya” (Shahih Muslim 1935).
Sedangkan ajaran Kristen menyatakan puasa adalah tanggung jawab pribadi. Sehingga tidak ada hutang puasa yang menjadi tanggungan anak cucu selanjutnya.
Selain itu tidak ada jatah puasa bagi umat Kristen. Sehingga tidak ada tanggungan hutang ibadah.
6. Hukuman berat jika tidak puasa vs Rahmat Allah bagi ibadah manusia.
Kewajiban puasa harus terpenuhi. Karena ada banyak dalil yang menyatakan hukuman berat bagi yang tidak berpuasa.
Contohnya salah satu riwayat Hadits menyatakan ada kaum yang tergantung dengan daging urat kakinya. Mulut mereka robek dan bercucuran darah. Hal ini karena mereka berbuka puasa sebelum tiba waktunya. (As-Silsilah Ash-Shahihah 3951, Dishahihkan oleh al-Albani dalam shahih at-Targhib no. 1005).
Dalam hal ini saya menyatakan ajaran Isa berbeda. Memang kita perlu beribadah sungguh-sungguh. Namun Allah mengerti kelemahan kita sebagai manusia.
Melalui Isa, Allah justru mau menolong manusia. Isa adalah perwujudan rahmat Allah. “. . . Dialah [Isa Al-Masih] yang memikul kelemahan kita . . .” (Injil, Matius 8:17).
Akibatnya kita rindu beribadah karena mengucap syukur. Bukan karena takut hukuman.
7. Puasa bisa menghapus dosa vs Puasa karena dosa sudah terhapuskan.
Puncaknya, puasa menjadi kewajiban penting bagi umat Islam. Alasan utamanya karena bisa menghapus dosa.
“. . . tentang bulan Ramadhan: ‘Barangsiapa yang menegakkannya karena iman kepada Allah . . . maka akan diampuni dosa-dosa yang telah dikerjakannya’” (Shahih Bukhari 1869).
Namun sangat berbeda dengan umat Kristen. Saya menjelaskan karena kami telah menerima rahmat Allah. Yaitu saat mengimani dan menjadi pengikut Isa Al-Masih.
Melalui rahmat-Nya ada pengampunan dosa. Dan bahkan jaminan surga.
Dalam kesadaran inilah umat Kristen beribadah. Bahkan rela bersabar dan berpuasa.
“. . . dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah [karena telah menerima rahmat-Nya] . . . dengan penuh kesabaran dalam penderitaan . . . dalam berjaga-jaga dan berpuasa” (Injil, Surat 2 Korintus 6:4-5).
Rahmat Allah untuk Keselamatan Manusia
Percakapan ini membuka mata Mochtar. Ia mengakui menjadi lebih mengerti mengenai konsep puasa Islam dan Kristen.
Semua hal ini memang terasa baru untuknya. Namun ia menghargai karena pandangan Kristen menekankan rahmat Allah.
Saya meneguhkan dengan menyatakan bahwa manusia pasti memerlukan rahmat-Nya. Hal ini karena tidak ada ibadah kita yang sempurna. Kita pasti penuh dosa dan khilaf.
Allah menyediakan rahmat-Nya bagi semua orang. Dengan cara mengimani dan menjadi pengikut Isa Al-Masih.
“Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya [melalui mengimani Isa Al-Masih] . . .” (Injil, Surat Titus 3:5).
Mochtar mendengarkan pandangan ini. Ia bahkan berjanji untuk merenungkan dalam kehidupannya.
Rahmat Allah Tersedia Bagi Semua Orang
Sebagai umat beragama kita pasti rindu beribadah dengan baik, bukan? Namun kita banyak keterbatasan dan khilaf. Sehingga membutuhkan rahmat Allah.
Bagaimana dengan Anda? Maukah Anda menerima rahmat-Nya? Mari mengimani dan menjadi pengikut Isa sekarang!
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Bagaimana Jika Tidak Mampu Mengganti Qadha Puasa Ramadhan?
- Bagaimana Mukmin Dapat Menghindari Hukuman Tidak Berpuasa?
- Manfaat Amal Saleh: Dapatkah Menjamin Selamat Di Akhirat?
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Bagaimana pendapat Saudara mengenai memenuhi kewajiban jatah puasa? Sanggupkah Saudara memenuhinya dengan kemungkinan tanggungan hutang puasa orang tua?
- Pernahkah Saudara tidak puasa? Bagaimana pendapat Saudara mengenai dalil hukuman berat bagi yang tidak berpuasa?
- Bagaimana pendapat Saudara mengenai umat Kristen berpuasa karena mengucap syukur dosanya telah terampuni?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].