Jibril adalah tokoh sentral dalam agama Islam. Melaluinya umat Islam percaya Muhammad menerima wahyu Allah.
Namun siapakah Jibril sebenarnya? Apakah Jibril adalah Rohul Qudus (Roh kudus)? Mari kita simak penjelasan tentang Jibril dan Roh Kudus dalam Islam.
Mengerti Jibril dan Roh Kudus dalam Islam sangat penting. Allah berbicara melalui Ruh-Nya. Ia juga membuat mukjizat melalui Ruh-Nya.
Karena itu mari kita lihat siapa Jibril yang sebenarnya. Juga apa tugas utama Jibril yang ia terima dari Allah.
Pertemuan Pertama dengan Jibril
Kisah Muhammad tentang Jibril bermula dari pertemuan di gua Hira. Pertemuan ini begitu mengesankan. Peristiwa ini juga merupakan awal menerima pewahyuan.
Tercatat detail dalam Hadits Shahih Al-Bukhari No. 3.
“Permulaaan wahyu yang datang kepada Rasulullah . . . lalu Beliau memilih gua Hiro dan bertahannuts yaitu ‘ibadah di malam hari . . . Malaikat datang seraya berkata: Bacalah! Beliau menjawab: Aku tidak bisa baca. . . . Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku (mencengkram) sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: Bacalah! . . . (sampai tiga kali) . . .”
“. . . Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kembali kepada keluarganya dengan membawa kalimat wahyu tadi dalam keadaan gelisah. . . .Beliau pun diselimuti hingga hilang ketakutannya.”
“. . . Khadijah kemudian mengajak Beliau untuk bertemu dengan Waroqoh . . . Waroqoh berkata: Ini adalah Namus (berarti rahasia)”
Namun ada banyak pertanyaan sehubungan pengalaman Muhammad tentang Jibril ini. Mari kita lihat beberapa di antaranya.
- Mengapa perlu melakukan tahannuts di gua pada malam hari, dan bukan di tempat kudus Allah?
- Mengapa “malaikat” sampai “memeluk/ mencengkram”?
- Mengapa setelah menerima wahyu Muhammad gelisah dan sangat ketakutan?
- Mengapa ruh itu tidak dikenali? Mengapa nama lain malaikat Jibril menurut Waraqah bin Naufal adalah “Namus” (berarti rahasia)?
Informasi lebih lanjut dapat kita lihat pada Hadits Ahmad No. 24768. Rasa frustrasi Muhammad berlanjut dalam proses menerima pewahyuan selanjutnya.
“Kemudian tak lama setelah itu, Waraqah wafat dan wahyu pun terputus hingga Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam merasa sedih. Karena begitu sedihnya, beliau sering pergi di siang hari ke gunung, tatkala sudah sampai di puncak gunung beliau ingin menjatuhkan dirinya darinya. . . . Lalu datanglah Jibril AS (dan menolong) . . . Apabila lama wahyu tidak turun, beliau pergi di siang hari seperti itu.”
Hadits ini memberikan pertanyaan penting selanjutnya.
- Mengapa pewahyuan bisa terputus?
- Mengapa terputus berhubungan dengan wafatnya Waraqah?
- Mengapa proses menerima pewahyuan lengkap sangat membuat frustrasi?
- Mengapa sampai mau bunuh diri berkali-kali? Bukankah bunuh diri terlarang dan bertentangan dengan pewahyuan Allah?
Beberapa ahli menjelaskan bahwa wajar pada awalnya Muhammad takut. Karena ia mengalami pengalaman supranatural yang baru.
Namun mengapa rasa frustrasinya terbawa terus dalam proses? Bukankah Allah adalah sumber damai sejahtera? Sehingga setiap Firman-Nya membawa damai.
Untuk mengerti lebih lanjut, mari kita lihat proses pengenalan akan nama ruh ini.
Pengenalan Muhammad Tentang Nama Jibril
Tidak ada pernyataan tegas dalam Al-Quran kapan Ruh Allah memperkenalkan namanya kepada Muhammad. Teolog Islam juga bersilang pendapat.
Mereka tidak tahu apakah pasti ruh ini malaikat? Kapankah malaikat mendapat sebutan Roh Kudus dalam Islam? Dan sebaliknya mana ayat yang menyatakan Roh Kudus sebagai Jibril? Ayat yang dimaksud adalah ayat Al-Quran dalam bahasa asli. Yang tanpa tambahan tanda kurung penerjemah. Juga bukan Hadits yang tertulis tahunan setelahnya.
Kenyataannya ada 85 Surah pertama yang turun di Mekah (Surah Makkiyah). Di dalamnya tidak ada satupun yang menyebut nama Jibril.
Ruh mendapat sebutan banyak kata ganti yang berbeda-beda. Misalnya Ruh, Ruh-Nya, ruh Kami, Ruhul Qudus, Ruhul Amin, Syadidul-quwa, malaikat dengan wahyu, dan sebagainya.
Saat di Madinah ada pertanyaan dari berbagai pihak mengenai siapa ruh yang menyatakan diri ini. Muhammad menjawab dengan jujur ia tidak tahu.
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit” (Qs 17:85).
Barulah setelah itu muncul nama ruh ini sebagai Jibril. Para ahli sejarah menyimpulkan informasi Muhammad tentang Jibril. Yaitu berasal dari hasil interaksi dengan orang-orang Yahudi di Madinah.
Informasi ini dari malaikat pembawa pesan di Taurat dan Injil. Bernama malaikat Gabriel. Yang telah tercatat ratusan tahun sebelumnya.
Di dalam Al-Quran sendiri hanya memuat tiga ayat tentang Jibril. Dan empat ayat tentang Roh Kudus dalam Islam. Yaitu Qs. 2:97, 98, 66:4 dengan Qs 2:87, 253; 5:110; 16:102. Jelas dalam semua ayat tersebut, Allah sama sekali tidak mengidentikkan sosok Jibril dengan Ruh Kudus.
Selanjutnya mari kita simak interaksi Muhammad dengan Ruh ini.
Kebingungan Tentang Jibril dan Roh Kudus dalam Islam
Muslim berpendapat Roh kudus dan Jibril menurut ajaran Islam itu sama. Ada banyak catatan Muhammad tentang Jibril. Banyak interaksi yang menarik dalam Al-Quran dan Hadits.
Namun semua ini menimbulkan berbagai pertanyaan tambahan. Beberapa di antaranya adalah:
- Siapakah sebenarnya Jibril? Mengapa ia berbeda dari golongan malaikat?“Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir” (Qs 2:98).
Ayat ini jelas menyatakan perbedaan golongan antara malaikat dengan Jibril. Juga terdapat dalam Quran surah 66:4, 70:4.
Jika demikian siapakah Jibril sebenarnya? Mengapa ia sangat istimewa? Tidak ada penjelasan detail mengenai hal ini dalam Al-Quran dan Hadits.
- Apakah benar Jibril/ Ruh Allah yang tidak terbatas memiliki bentuk?“. . . (Muhammad) telah melihat Jibril yang memiliki enam ratus sayap” (Hadits Bukhari no.2993).
“. . . Jibril datang dalam bentuk asli, yang raganya tersebut menutup ufuk langit” (Hadits Bukhari no.2996).
- Mengapa Ruh Allah tidak bisa masuk ke rumah yang ada gambar dan binatang?“. . . Jibril terlambat datang . . . hingga Nabi menunggu sangat lama. lalu Nabi . . . menanyakan sebenarnya apa yang tengah terjadi. Maka Jibril berkata . . . kami tidak memasuki rumah yang di dalamnya terdapat gambar dan anjing” (Hadits Bukhari No.5503).
Semua hal ini menimbulkan banyak kebingungan. Bahkan di antara para ahli agama Islam terdapat banyak pertanyaan. Karena itu baik untuk kita bisa tela’ah ruh ini dengan benar.
Bukankah Perlu Menguji Setiap Roh yang Datang?
Al-Quran menyatakan bahwa setan itu licik. Ia suka menipu (Qs 7:27). Setan juga memberikan banyak godaan kepada hamba Allah (Qs 22:52).
Muhammad sendiri pernah mengalami berbagai ganguan roh jahat. Contohnya: “Rasulullah pernah disihir hingga seakan-akan beliau telah mendatangi para isterinya, padahal beliau tidak mendatanginya.” (Hadits Bukhari No.5323).
Dalam hal ini Injil menegaskan untuk menguji setiap roh. “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah. Sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia” (Injil, 1 Surat Yohanes 4:1).
Karena itu mari kita lihat bagaimana deskripsi Jibril yang sebenarnya. Dari informasi Kitab Taurat dan Injil yang telah ada ratusan tahun sebelum zaman Muhammad hidup.
Malaikat Gabriel dalam Kitab Allah
Sejarah Yahudi sudah mengenal nama malaikat Gabriel. Bahkan dari seribu tahun sebelum Muhammad. Yaitu dari jaman Nabi Daniel (Taurat, Kitab Nabi Daniel 8:16).
Malaikat Gabriel memperkenalkan nama dan jati dirinya dengan jelas. Tanpa misteri atau kerancuan.
Hal ini juga tercatat pada kitab Injil. “Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau . . .” (Injil, Rasul Lukas 1:19).
Selain itu Kitab Allah juga menjelaskan perbedaan antara malaikat dengan Roh Kudus. Ruh Allah/ Roh Kudus adalah ruh yang berasal dari Allah untuk menolong manusia. Ia telah ada bersama Allah dari mulanya (Taurat, Kejadian 1:1-2).
Roh Kudus-lah yang berkuasa untuk membuat mukjizat. Contohnya, istri Zakharia yang mandul, bisa melahirkan Nabi Yahya. Juga perawan Maryam mengandung perwujudan Ruh Allah, yaitu Isa.
Tentu bukan malaikat yang mampu melakukan hal ini. Mungkinkah malaikat dapat berada di dua tempat sekaligus? Apakah “Jibril” mampu berada di dua rahim dan juga menyampaikan pesan kepada orang lain pada saat bersamaan?
Karena itu penjelasan kitab Allah membuat semuanya jelas. Ada beda antara Roh Kudus dan malaikat Gabriel.
Jika demikian apakah berita terpenting yang malaikat Gabriel sampaikan?
Pesan Terutama yang Malaikat Gabriel Sampaikan
Injil menyatakan pesan utama malaikat Gabriel. Yaitu menyatakan Isa Al-Masih sebagai perwujudan Ruh Allah dan Kalimatullah sejati.
Melalui Isa, Allah memberikan jalan agar manusia berdosa memperoleh selamat. Inilah pesan terpenting dari malaikat Gabriel.
“. . . [Malaikat Gabriel menyampaikan] Ia [Maryam] akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus [Isa Al-Masih], karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Injil, Rasul Besar Matius1:21).
Mari mendengarkan pesan utama ini! Jika Anda mengimani dan menjadi pengikut Isa, maka akan mendapat selamat. Allah akan mengampuni dosa dan membimbing Anda sampai mendapat surga di akhirat.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Siapakah Jibril dan Roh Kudus Dalam Pandangan Islam?“ Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Pandangan Muslim Terhadap Isa Al-Masih Dan Nabi Islam
- Kalimat Allah – Ekspresi Pribadi Allah Sendiri
- Mukmin Wajib Tahu Siapakah Kalimat Allah
- Pengakuan Al-Quran Dan Hadits Soal Siapa Kalimat Allah
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Saudara mengapa Muhammad merasa sangat frustrasi dan terbeban saat menerima pewahyuan?
- Menurut Saudara mengapa nama Jibril tidak ada pada surat-surat Makkiyah?
- Menurut Saudara mengapa Isa Al-Masih menjadi pesan utama malaikat Gabriel?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].