“Kamu anak tidak berguna!” Inilah perkataan ayah yang sangat menyakitkan hati Ayu.
Ayu rindu silaturahmi dan minta maaf saat lebaran. Namun sang ayah masih sangat keras untuk menerimanya.
Lebaran atau Idul Fitri memang adalah momen yang umat Islam nantikan. Umat melakukan ibadah maupun silaturahmi untuk saling memaafkan.
Dapatkah momen Lebaran menjadi waktu baik untuk pemulihan hubungan? Bagaimana jika gagal memperbaikinya?
Mari kita simak kisah Ayu mencari pemulihan hubungan keluarga. Anda akan dapat melihat juga pengampunan Allah bagi manusia.
Latar Belakang Konflik Keluarga Ayu
Mama telah meninggal sejak Ayu kecil. Sebagai anak tunggal ia hidup hanya bersama ayahnya.
Walau anak satu-satunya, Ayu tidak disayang. Ayah malah memperlakukan dengan kasar. Ayah sering memarahi bahkan memukulnya.
Satu kali Ayu berbuat kesalahan. Sang ayah sangat marah. Ia berkata dengan keras: “Kamu anak tidak berguna!” Hal ini sangat menyakitkan bagi Ayu.
Karena itu setelah dewasa Ayu meninggalkan rumah. Ia tidak mau hidup bersama ayahnya. Hal ini membuat hubungan keduanya sangat renggang.
Anjuran Minta Maaf Saat Lebaran
Ayu mendengar bahwa momen Lebaran adalah saat yang baik untuk silaturahmi. Juga waktu untuk saling memaafkan.
“. . . dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Qs 24:22).
Sebenarnya, hati Ayu masih terluka. Ia belum mampu memaafkan ayahnya. Sulit mengampuni saat mengingat semua perbuatan dan perkataan ayahnya selama ini.
Ayu merasa perlu melakukan kewajiban agama. Ia berusaha berbuat baik dengan harapan Allah menerima ibadahnya. Akhirnya Ayu mau menghubungi ayahnya.
Namun, saat dihubungi respon ayah Ayu sangat kasar. Ia tidak menerima malah kembali memarahi Ayu yang selama ini tidak pulang.
Akibat kejadian ini membuat hati Ayu sangat terluka. Ia tidak bisa mengampuni ayahnya.
Pikirnya, jika minta maaf saat lebaran saja sulit, apalagi di waktu lainnya. Pupus harapan untuk berkomunikasi lagi selanjutnya.
Hal ini berlangsung beberapa saat sampai Ayu mengalami kasih sejati Allah.
Titik Balik Kehidupan Ayu
Satu saat Ayu mendengar kisah yang menyentuhnya. Yaitu dari kehidupan Nabi Yusuf. Bagaimana Nabi Yusuf mampu mengampuni keluarganya yang pernah berbuat jahat terhadapnya.
Ayu melihat kisah ini di Al-Quran (Surah Yusuf). Ia juga mendengar ada kisah Nabi Yusuf di Kitab Taurat.
Ayu mempunyai teman yang adalah pengikut Isa. Ia bertanya bagaimana kisah Nabi Yusuf di Kitab Taurat. Juga pandangannya terhadap masalah mengampuni.
Teman Ayu menjelaskan mengenai kasih Allah. “Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita” (Injil, Surat 1 Yohanes 4:19).
Hal ini adalah dasar pola pikirnya. Jadi bukan sekadar memenuhi tuntutan kewajiban agama.
Karena kasih inilah yang memampukan Yusuf untuk mengampuni semua saudaranya. Kitab Allah menyatakan ini dengan jelas.
“Kalian telah bermufakat untuk berbuat jahat kepada saya, tetapi Allah mengubah kejahatan itu menjadi kebaikan . . . Jangan khawatir. Saya [Yusuf] akan mencukupi kebutuhan kalian dan anak-anak kalian . . .” (Taurat, Kitab Kejadian 50:20-21, BIS).
Teman Ayu menjelaskan, saat kita menerima kasih Allah maka akan ada pemulihan hati. Ada kekuatan untuk bisa minta maaf dan mengampuni orang lain.
Kasih Allah juga yang menolong manusia berdosa bisa selamat. Allah mengerti semua manusia memiliki kesalahan. Ia memberikan Isa untuk menjadi jalan keselamatan.
Jika kita mengimani dan menjadi pengikut Isa, maka akan ada pengampunan Allah. Inilah perwujudan kasih yang sejati.
“Tetapi kalau kita mengakui dosa-dosa kita kepada Allah [dalam nama Isa], Ia akan menepati janji-Nya dan melakukan apa yang adil. Ia akan mengampuni dosa-dosa kita dan membersihkan kita dari segala perbuatan kita yang salah” (Injil, Surat 1 Yohanes 1:9 BIS).
Inilah dasar kebenarannya untuk menerima kasih Allah. Juga kekuatan yang membuat orang rela mengampuni.
Pemulihan Hubungan Ayu dengan Ayahnya
Mendengar semua hal ini membuat Ayu mempertimbangkan untuk menjadi pengikut Isa. Awalnya ia memang ragu. Namun, Ayu rindu menerima kasih Allah.
Akhirnya ia memutuskan untuk mengimani dan menjadi pengikut Isa. Ayu meminta ampun kepada Allah dalam nama Isa dari semua dosanya. Ia juga meminta bimbingan dan kasih Allah memenuhi hatinya.
Ayu merasakan damai yang luar biasa. Ada ketenangan hati untuk menghadapi kehidupan.
Selanjutnya Ayu mengambil waktu berdoa untuk ayahnya. Ia berdoa agar hati ayah menjadi lembut.
Ayu juga mau mengampuni semua kesalahan ayahnya. Hal ini karena ajaran Kitab Allah menyatakan demikian.
“Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian” (Injil, Surat Kolose 3:13).
Lalu Ayu mempertimbangkan untuk mau datang bertemu ayahnya. Memang ia masih sangat takut dan ragu. Ia takut ayahnya akan lebih marah dan malah memukulnya.
Namun, Ayu membulatkan tekad. Ia akhirnya memberanikan diri mengambil waktu datang langsung ke rumah ayahnya. Ia ingin meminta maaf dan memperbaiki hubungan.
Kali ini ia melakukan bukan karena kewajiban agama. Namun, karena kasih Allah dalam hatinya.
Tidak disangka-sangka respon ayah Ayu sangat berbeda. Kali ini sang ayah tidak lagi keras. Malahan mulai berbicara dengan lembut dan membuat komunikasi mereka jadi hangat.
Selanjutnya, perubahan ini tampak dari tindakan sang ayah. Ia menjadi lebih perhatian. Contohnya seperti lebih sering menanyakan kabar. Ayah Ayu juga menjadi terbuka untuk meminta pendapatnya.
Ayu percaya perubahan yang terjadi adalah karena pertolongan Allah. Berawal saat ia mengimani Isa. Lalu saat Ayu melepaskan pengampunan sehingga Allah bekerja memulihkan hati manusia.
Menerima Pengampunan Allah untuk Pemulihan Kehidupan
Allah yang penuh rahmat mau menerima dan mengampuni manusia. Berbeda dari ayah Ayu yang awalnya menolak. Allah pasti mau mengampuni semua orang yang datang kepada-Nya.
Maukah Anda menerima pengampunan Allah? Supaya kelak Anda mendapat kekuatan untuk mengampuni juga orang lain yang bersalah kepada Anda.
Seperti Ayu, Anda dapat menerima pengampunan-Nya. Mari mulai dengan mengimani dan menjadi pengikut Isa. Allah akan memampukan Anda untuk bebas dari luka hati.
Mari sekarang ini menerima pengampunan-Nya melalui Isa Al-Masih!
Untuk memperdalam isi artikel ini Anda dipersilakan mempertimbangkan dua tawaran di bawah ini:
- Kalau Anda siap mengimani Isa Al-Masih sebagai Juruselamat dan menjadi pengikut-Nya silakan klik disini.
- Kalau Anda ingin menyelidiki konsep-konsep dalam artikel ini dengan lebih mendalam, Anda bisa mengunduh Taurat, Zabur, Injil (TZI) dengan klik link ini.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Saudara apakah hukum jika orang gagal minta maaf dan mengampuni saat Lebaran?
- Menurut Saudara bagaimana cara agar kita bisa mengampuni orang yang sangat menyakiti kita?
- Bagaimana pendapat Saudara mengenai Isa sebagai jalan Allah agar manusia menerima kasih Allah?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Keistimewaan Bulan Puasa Ramadan: Menemukan Jalan Lurus!
- Banyak Peraturan Membatalkan Puasa Ramadan, Mampukah Menunaikannya?
- Keutamaan Tadarus di Bulan Ramadhan Menemukan Juru Syafaat Akhirat
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].