Menjelang berakhirnya Ramadhan, seluruh umat Muslim di dunia mulai bersiap untuk merayakan Idul Fitri. Idul Fitri dimaknai sebagai hari kemenangan atau “kembali fitrah.” Sebelum hari itu tiba, penting mengetahui bagaimana agar dapat kembali fitrah dan berkenan kepada Allah.
Makna dari Fitrah
Menurut Hadits Tirmidzi No. 693, makna Idul Fitri adalah “hari raya berbuka puasa.” Artinya, tidak berpuasa lagi setelah selama sebulan berpuasa. Dari Abi Hurairah (berkata): Bahwasanya Nabi telah berkata, “Shaum/puasa itu ialah pada hari kamu berpuasa, dan (Idul) Fithri itu ialah pada hari kamu berbuka.”
Sedangkan kata “fitrah” berasal dari kata “fathara” yang artinya kembali kepada keadaan normal, baik kehidupan jasmani maupun rohani. Atau kembali pada keadaan mula-mula, yang semula/asal atau “yang asli.”
Dosa Membuat Manusia Keluar dari Fitrah
Menurut Kitab Suci Allah, Taurat, pada mulanya Allah menciptakan manusia suci adanya. Karenanya, manusia dapat tinggal bersama-sama dengan Allah di Taman Firdaus. Namun kehidupan yang sempurna di Firdaus rusak ketika manusia melanggar perintah Allah. Akibatnya, Allah mengusir mereka dari taman itu.
Sejak saat itu, manusia sudah keluar dari fitrahnya, tidak suci dan murni. Yaitu kehidupan yang semula Allah ciptakan untuk mereka. Inilah bukti awal bahwa dosa sudah memasuki kehidupan manusia. “Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, ialah segala dosamu” (Kitab Nabi Yesaya 59:2).
Cara Agar Dapat Kembali Fitrah
Manusia melakukan berbagai cara agar dapat kembali fitrah kepada kehidupan yang semula/asal. Yaitu kehidupan yang suci dan berkenan di hadapan Allah. Misalnya lewat berpuasa, beramal, serta berusaha melakukan semua ritual agama dengan benar.
Sayangnya Nabi Islam dalam salah satu haditsnya berkata, “Tidak seorangpun dari kalian yang dimasukkan ke surga karena amalnya, dan tidak juga diselamatkan dari neraka karenanya. Tidak juga aku (Muhammad), kecuali karena rahmat dari Allah” (Shahih Muslim, nomor 5042).
Benar! Hanya dengan rahmat Allah saja seseorang dapat menjadi fitrah. Tentang hal itu Kitab Suci Allah sudah menegaskan, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian [rahmat] Allah” (Injil, Surat Efesus 2:8). Silakan mengemail kami bila Anda tidak setuju!
Pertolongan Allah Agar Dapat Kembali Fitrah?
Agar dapat kembali fitrah, hanya ada satu cara, yaitu: “Menerima Rahmat Allah.” Rahmat-Nya terdapat dalam diri Isa Al-Masih! Tentang hal itu Al-Quran berkata, ” . . . Kami menjadikannya [Isa Al-Masih] . . . rahmat dari Kami” (Qs 19:21).
Mengapa Isa Al-Masih adalah Rahmat yang dapat membuat Anda kembali menjadi fitrah? Karena Isa dapat membersihkan dosa-dosa Anda, sebagaimana kesaksian Nabi Yahya Pembaptis, “Lihatlah Anak domba Allah [kata kiasan untuk Isa Al-Masih] yang menghapus dosa dunia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:29).
Anda ingin menjadi fitrah? Silakan mengemail staff kami. Mereka akan menolong Anda!
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Lihat artikel ini dalam bentuk video
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Setujukah saudara bahwa berpuasa tidak dapat menjamin seseorang dapat kembali menjadi fitrah? Jelaskan alasan saudara!
- Selain dengan Rahmat Allah, yaitu Isa Al-Masih, adakah cara lain agar seseorang dapat kembali menjadi fitrah? Jelaskan!
- Menurut saudara, mengapa berpuasa, amal kebaikan tidak dapat membuat seseorang kembali menjadi fitrah?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Cara Agar Dapat Kembali Fitrah dan Berkenan Kepada Allah“ Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Apakah Allah Menerima Puasa Kita?
- Ampunan Allah Dan Dosa Yang Tidak Diampuni Allah
- Relasi Masuk Sorga Karena Rahmat Allah Dan Isa Al-Masih
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
~
Setuju bahwa puasa tidak akan dapat mengembalikan manusia menjadi fitrah. Sebab dalam kitab suci Taurat, Zabur dan kitab para nabi disebut bahwa untuk dapat pengampunan dosa (dosa dibersihkan, sehingga kembali nol dosa) hanya melalui penumpahan darah binatang domba, dll. Ini adalah ketetapan dari YHWH, Elohim yang merupakan bayangan dari Anak Domba Allah yang akan datang memberi korban darah-Nya sendiri sekali untuk selamanya menjadi fitrah selamanya.
Ketetapan Allah,YHWH Elohim bahwa tanpa penumpahan darah tidak akan ada pengampunan dosa berlaku selamanya. Manusia berdosa berusaha dengan caranya sendiri, jelas bertentangan dengan Perjanjian Allah.
~
Saudara Realita,
Hakekat manusia yang berdosa tidak dapat diselesaikan dengan puasa adalah benar. Sebab kehendak Allah adalah agar setiap orang mengikuti ketentuan Allah untuk diselamatkan, yaitu melalui penumpahan darah (Taurat, Imamat 17:11). Itu sebabnya, pada zaman dahulu kurban tak bercela merupakan syarat pengampunan dosa. Bukan puasa.Terimakasih saudara Realita untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
*****
1. Saya setuju. Karena puasa adalah iman.
2. Tidak akan ada seseorang mendapat fitrah, tanpa melalui Allah Yesus Kristus sesuai perkataannya: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri” (Injil, Surat Efesus 2:8-9).
3. Berpuasa hanya sebagai pengakuan iman, bukan untuk menerima pengampunan dosa. Muhammad mencontoh semua perbuatan Allah Yesus Kristus. Muhammad mengira dengan demikian ia menerima sorga. Muhammad ingin menerima sorga dengan segala cara, sebab Muhammad mengira tanpa melalui Allah Yesus Kristus, ia menerima sorga, dengan alasan alloh swt, sehingga sia-sia iman Muhammad, hanya menerima kuburan.
*****
Saudara Jhon,
Adalah sia-sia mengharapkan puasa sebagai jalan kembali ke fitrah. Hakekat manusia yang berdosa tidak dapat diselesaikan dengan puasa, apalagi puasa yang dilaksanakan tidak memenuhi standar 30 hari. Adakah yang sanggup berpuasa selama 30 hari tanpa pernah gagal? Berapa banyak orang sanggup melakukan itu? Kiranya fitrah bukan sekedar retorika. Terimakasih saudara Jhon untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
IDI,
Dalam Islam tidak mengenal ‘dosa turunan’ atau ‘dosa waris’ seperti dalam agama lain. Setiap bayi terlahir suci. Dosa yang telah dilakukan oleh Adam telah diampuni alloh swt karena Adam bertaubat dan alloh swt tidak kejam sampai gara-gara manusia melakukan dosa ‘makan buah terlarang’ kemudian sampai harus Tuhan yang disiksa manusia itu sendiri.
Kalau Kristen mengklaim Tuhan turun ke dunia untuk mengapuskan dosa manusia, bukankah seharusnya saat ini manusia tidak berdosa? Tapi kenapa manusia masih melakukan dosa? Bukankah bisa dikatakan bahwa kedatangan Tuhan anda itu tidak ada gunanya, hanya isapan jempol dongeng purbakala semata?
~
Saudara Mbokjamu,
Mari kita mencermati fakta dan realita. Bila dosa itu tidak diwariskan, dari manakah sumber dosa yang terjadi pada manusia? Mengapa manusia berpuasa? Bukankah karena menyadari bahwa manusia tidak bisa masuk sorga karena berdosa? Pun bila manusia berdosa hingga saat ini disebabkan manusia tidak mau menerima rahmat Allah untuk disucikan, bukan?
Dengan demikian, persoalan ini bukan terletak pada Allah, melainkan pada manusia yang tidak mau tunduk pada ketentuan Allah, tetapi tunduk pada ketentuan manusia, termasuk puasa?
~
Solihin
~
Hai Nasrani,
Yang dapat menyucikan dan menyelamatkan manusia adalah Tuhan.
~
Saudara Usil,
Kami berterimakasih untuk tanggapan saudara. Kami memohon maaf terpaksa menghapus sebagian komentar saudara karena tidak sesuai topik. Ada baiknya bila saudara fokus dengan topik di atas sehingga komentar saudara tidak dihapus.
Kami setuju dengan saudara bahwa hanya Allah yang dapat menyelamatkan manusia dari dosa. Dengan demikian, saudara mengakui bahwa manusia tidak dapat kembali fitrah karena puasa, bukan? Bila puasa tidak menjamin saudara kembali fitrah, maka bagaimana cara saudara agar kembali fitrah?
~
Solihin
~
IDI,
Amal kebaikan adalah perintah alloh swt dan ketentuan alloh swt adalah sebab akibat. Jika anda berbuat amal baik maka akan memperoleh surga (karena mentaati perintah alloh swt). Namun, di sisi lain kita tidak boleh sombong akan amal kita sehingga merendahkan amal orang lain dan merasa amalannya paling baik di mata alloh swt.
Sebagai manusia, amal ibadah kita masih jauh dari kata sempurna karena masih penuh kecacatan maka di sinilah Allah memberikan rahmat-Nya bagi manusia untuk memberi hak manusia agar bisa menikmati surga. Tapi rahmat di sini bukan Yesus melainkan kasih sayang Allah itu sendiri.
~
Saudara Mbokjamu,
Memperoleh sorga bukan karena hubungan kausalitas (sebab-akibat). Sebab sorga merupakan rahmat Allah. Bila sorga adalah rahmat, maka tidak ada penyebab apapun yang layak menjadikan seseorang berhak menerimanya, termasuk puasa. Bukankah nabi saudara pun mengakui bahwa sorga karena rahmat Allah semata (Shahih Muslim, nomor 5042)?
Pertanyaannya adalah bagaimana cara saudara dapat fitrah kembali bila puasa tidak menyelamatkan saudara? Mohon pencerahan saudara.
~
Solihin
~
Sesungguhnya fitrah manusia dari azali adalah zalim (terhadap diri sendiri) dan bodoh kerana menjadikan ego/sombong sebagai “tuhan kecil” dlm diri mereka. Hanya rahmat Allah yang dapat menyelamakan manusia dari jahannam.
33:72-73, “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya , dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu zalim dan bodoh sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mu’min laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
~
Saudara Kopi,
Tepat sekali yang disampaikan oleh saudara bahwa manusia diselamatkan karena rahmat Allah. Hal ini yang diungkapkan nabi saudara dalam sebuah hadits sebagaimana telah dikutip di atas (Shahih Muslim, nomor 5042). Bila sorga adalah rahmat Allah, adalah keliru menjadikan puasa sebagai jalan untuk masuk sorga, bukan? Puasa tidak akan menjadikan manusia kembali fitrah, kecuali karena Isa Al-Masih.
Isa Al-Masih telah “memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28). Bukankah ini menandakan rahmat Allah yang konkret? Keselamatan diperoleh bukan karena usaha puasa. Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin
*****
1. Dari namanya juga sudah jelas, eid artinya “kembali” fitri artinya “suci”. Jadi, kalau digabung menjadi “kembali suci”. Jadi, dari mana anda dasarnya kalau puasa tidak menjamin jadi suci?
2. Anda benar kalau masuk surga itu karena rahmat dari allah, tapi kalau kita analisa kedua kitab Yesus itu bukan Allah tapi utusan Allah.
3. Kata siapa? Baik Al-Quran dan Alkitab mengatakan bahwa amal kebaikan bisa kembali menjadi fitri, Yehzekiel 18:19-21; Qs 47:2.
*****
Saudara Rizal,
Kami senang kita berdiskusi di topik ini. Ijinkan kami menanggapi jawaban saudara.
1. Bukankah kenyataannya bahwa saudara masih berdosa? Siapa yang menjamin saudara sudah pasti suci atau kembali suci? Bukankah nabi saudara pun mengatakan bahwa dirinya adalah manusia berdosa (Qs 48:2)? Dengan demikian, puasa tidak menjamin saudara kembali ke fitrah, bukan?
2. Adalah hak saudara untuk menyatakan demikian. Namun, uniknya Al-Quran pun sepakat bahwa Isa Al-Masih adalah rahmat Allah (Qs 19:21). Bila demikian, maka saudara bisa masuk sorga hanya karena Isa Al-Masih, bukan karena puasa, bukan? Apakah saudara ingin menentang kitab saudara sendiri? Mengapa?
3. Kitab Nabi Besar, Yehezkiel 18:19-21 tidak berbicara mengenai amal. Bagian mana dari Kitab Nabi Besar, Yehezkiel tersebut yang berbicara tentang amal? Bila saudara diselamatkan karena amal, maka mengapa Muslim dimasukkan ke neraka (Qs 19:71-72)? Bukankah ini menyedihkan saudara?
~
Solihin
~
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (Qs Ar Ruum :30).
~
Saudara Bejotenan,
Mencermati ayat tersebut maka muncul pertanyaan besar. Mari kita mengkaji ayat tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan berikut. Apakah Allah memiliki agama? Apakah manusia dapat difitrahkan melalui agama? Bagaimana dengan puasa? Mengapa puasa dijadikan sebagai tolok ukur fitrah manusia? Adakah yang sanggup melaksanakan puasa selama 30 hari tanpa pernah gagal sekalipun? Berapa banyak orang yang demikian? Bukankah konsekuensi dari melaksanakan puasa tetap saja dimasukkan ke neraka (Qs 19:71-72)? Bagaimana saudara?
~
Solihin
~
To: Sdr. Rizal,
Yehekiel 18:21, “Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang kepada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran ia pasti hidup , ia tidak akan mati.”
1. Saudaraku, apakah anda sudah tobat? Anda masih menyembah allah swt yang tidak kedengaran, tidak kelihatan, tidak memiliki gambar dan rupa tepat seperti Yoh 5:37.
2. Apakah anda sudah melakukan ketetapan-Ku? Apakah anda sudah bersholat/berdoa kepada Allah Yesus Kristus Tuhan Allah kita (Yoh 8:24 dan Yoh 3:36)? Anda masih orang fasik, tidak mengenal Allah Yesus Kristus.
~
Saudara Jhon,
Membaca Kitab Nabi Besar, Yehezkiel secara teliti akan membantu saudara Rizal memahami bahwa konteks ayat tersebut bukan mengenai amal. Tetapi orang yang bertobat dan mengikuti kehendak Bapa. Apakah kehendak Bapa?
Injil, Rasul Besar Yohanes 6:40 menyatakan, “Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.” Dengan demikian, setiap orang perlu memercayai Isa Al-Masih agar dapat masuk sorga.
~
Solihin
~
To: Jhon Lukas,
Bagaimana dengan ayat ini: Yehezkiel 18:20, “Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya.”
~
Saudara Bejotenan,
Ayat itu menunjukkan keadilan Allah bahwa orang yang berdosa adalah yang mati, bukan siapapun. Saudara dan kami adalah manusia berdosa. Karena itu, layak menerima neraka sebagai ganjarannya. Namun, syukur kepada Allah bahwa Isa Al-Masih telah menyelamatkan kami dari dosa (Injil, Rasul Besar Matius 20:28).
Pertanyaannya adalah bagaimana dengan saudara? Bagaimana cara saudara kembali fitrah sebab saudara harus mempertanggungjawabkan dosa saudara, bukan? Mohon penjelasan saudara berdasarkan dalil yang logis dan jelas.
~
Solihin
~
To: Mbokjamu,
Sesungguhnya, Muhammad dengan alloh swt, mengupayakan sholat lima waktu, puasa setiap tahun dengan jadwal dan seremonial, tanpa mengandalakan Allah Yesus Kristus, apa yang diperolehnya? Kehampaan, hanya warisan kuno, kuburan, sehingga fitrah datang melalui alloh swt adalah kesia-siaan terbukti. Tetapi fitrah itu datang dari Allah Yesus Kristus, seperti nabi Elia di sorga.
~
Saudara Jhon,
Menjalankan puasa tidak menjadikan manusia fitrah. Fitrah hanya diperoleh ketika Allah yang bertindak, bukan karena usaha manusia, termasuk puasa. Allah telah berkenan datang ke dunia dan mengambil rupa manusia yakni Isa Al-Masih untuk menyelamatkan manusia dari dosa (Injil, Rasul Besar Matius 20:28). Kami berharap saudara Mbokjamu memikirkan dan merenungkan artikel di atas.
~
Solihin
~
Selesai membagi waktu untuk puasa dan puasin maka selanjutnya merayakan kemenangan alias harapan menjadi pejantan tangguh.
~
Saudara Agur,
Banyak Muslim berusaha menjalankan ibadah puasa dengan kesungguhan, sekalipun tidak dapat dipastikan apakah mereka dapat memenuhi puasa selama 30 hari. Merayakan kemenangan di hari Idul Fitri patut dipikirkan. Siapakah yang berhak merayakan kemenangan, orang yang berpuasa selama satu bulan penuh atau Muslim pada umumnya, yang tidak memenuhi 30 hari berpuasa? Kiranya ini menjadi perenungan bersama.
~
Solihin
~
Ini adalah fitrah yang tertanam pada setiap manusia, rahmat dari Ar-Rahman. Qs 7:172, “Dan, ketika tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka: “Bukankah Aku ini tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul, kami menjadi saksi”. Agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang lengah terhadap ini.”
~
Saudara Kopi,
Kami memohon maaf terpaksa menghapus sebagian komentar saudara karena tidak sesuai topik. Kiranya saudara tetap memerhatikan topik di atas.
Berkenaan dengan komentar di atas. Fitrah tidak diperoleh melalui puasa adalah jelas. Rahmat Allah pun tidak diperoleh melalui puasa. Sebab puasa adalah usaha manusia yang sepatutnya mendapatkan upah, bukan rahmat. Rahmat diperoleh karena ketidakmampuan manusia, bukan karena kemampuan manusia. Itu sebabnya, manusia memperoleh rahmat karena pengorbanan Isa Al-Masih di kayu salib. Dia telah “memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28).
~
Solihin
~
To: Kopi Luwak
Bukankah Aku ini Tuhanmu? Jawab Allah Yesus Kristus Tuhan kita: “Akulah Tuhan Allahmu, sejak ditanah mesir engkau tidak mengenal Allah kecuali Aku, dan tidak ada juruselamat selain daripada Aku” (Kitab Nabi Hosea 13:4). Kembalilah ke jalan kebenaran dari Allah Yesus Kristus Tuhan kita. Amin.
~
Saudara Jhon,
Setiap orang yang ingin kembali fitrah, maka satu-satunya cara adalah percaya pada Isa Al-Masih. Sebab Isa Al-Masih adalah Allah yang menjadi manusia (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1, 14). Ini adalah bukti kasih-Nya yang besar bagi manusia. Puasa menunjukkan bahwa manusia mampu menyelamatkan diri tanpa pertolongan Tuhan. Karena itu, kami berharap saudara Luwak memikirkan ini.
~
Solihin
~
To: Admin,
Untuk apa situs ini membahas ajaran Al-Quran yang tidak “menyerang” ajaran Kristen atau kafir lainnya? Sebaiknya, admin fokus ke ajaran Al-Quran yang menyerang ajaran di luar Islam, karena bagi saya pribadi, terserah mereka mau menyembah batu aswad atau mau puasa sampai kurus sekalipun, selama itu tidak merugikan orang banyak maka biarkan saja.
~
Saudara Ungke,
Kami berterimakasih untuk masukan saudara. Memberikan pemahaman yang benar tentang puasa akan membantu banyak orang memahami arti puasa sesungguhnya. Benarkah puasa menjadikan manusia fitrah? Sesungguhnya fakta yang ditunjukkan beberapa Muslim yang merusak warung di bulan puasa tidak menunjukkan fitrah itu ketika puasa sedang berlangsung. Hanya Isa Al-Masih yang dapat membuat manusia fitrah. Sebab Dia adalah jalan dan kebenaran dan hidup (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
~
Solihin
~
Hanya Tuhan Yesus Kristus yang bisa menghapuskan dosa bukan puasa apalagi Muhammad yang belum tentu kejelasannya masuk surga.
~
Saudara Yuuhuuu,
Kami berterimakasih untuk tanggapan saudara bahwa hanya Isa Al-Masih yang dapat menyelamatkan manusia dari dosa. Tidak ada yang lain, termasuk puasa. Kami berharap ini menjadi jelas bagi saudara-saudara di forum ini.
~
Solihin
~
To: Mbokjamu,
Dengarlah sabda Allah Yesus Kristus: “Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum, barangsiapa tidak percaya, ia telah berada dibawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah” (Yohanes 3:18).
~
Saudara Jhon,
Firman Isa Al-Masih di atas patut mendapatkan respon positif bagi setiap orang yang merindukan disucikan. Bukankah hanya Isa Al-Masih yang dapat menyelamatkan dan mengampuni dosa manusia (Injil, Rasul Besar Matius 9:6). Terimakasih saudara Jhon untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Bang Ungke,
Sepertinya anda keliru mengatakan puasa Islam tidak menyerang ajaran Yesus.
~
Saudara Agur,
Menarik sekali tanggapan saudara kepada saudara Ungke. Barangkali saudara dapat menjelaskan lebih lanjut maksud tulisan saudara di atas sehingga saudara Ungke memahami hal tersebut.
~
Solihin
~
To: Bejotenan,
Saudaraku, kematian tetap berlaku bagi umat manusia, bukan kekal, kematian mengimani Yesus Kristus sebagai Allah, akan menerima sorga, asalkan kita percaya dan taat kepada Allah Yesus Kristus, dan mengakui dosa yang kita perbuat, dengarlah kalam-Nya: “Dosamu telah diampuni” (Lukas 7:48). Jikalau kita percaya dan taat, dan mengakui dosa-dosa yang kita perbuat, minta ampun, surga tempatnya.
~
Saudara Jhon,
Tepat sekali yang disampaikan oleh saudara bahwa setiap orang yang bertobat dan percaya pada Isa Al-Masih diselamatkan. Karena itu, membaca Injil secara menyeluruh akan menolong setiap orang mengetahui kebenaran bahwa bukan puasa yang menjadikan manusia fitrah, melainkan Isa Al-Masih.
~
Solihin
~
Hallo Jhon,
Yesus adalah masa lalu. Yesus banyak sekali tidak mengenal istilah-istilah yang terdapat dalam lslam. Apa yang Anda banggakan dengan Yesus? Orang bilang fitrah, Anda ikut pula fitrah.
~
Saudara Ayat,
Memiliki istilah-istilah tertentu bisa dianggap sebagai kebanggaan, tetapi bisa juga tidak. Tentu istilah-istilah muncul berkenaan perkembangan bahasa. Istilah fitrah digunakan saat ini agar saudara mengerti dan memahami uraian artikel di atas. Menggunakan bahasa yang akrab dan mudah dipahami lebih baik, bukan?
Mengacu pada artikel di atas, maka sangat jelas bahwa manusia tidak mungkin dapat kembali fitrah hanya karena menjalankan puasa. Puasa adalah ritual ibadah yang bersifat wajib. Sifat wajib cenderung dilaksanakan dengan keterpaksaan. Bukankah demikian saudara? Pertanyaannya adalah bagaimana mungkin manusia yang terpaksa menjalankan ibadah dapat kembali fitrah? Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin