Umat Islam selalu menggunakan bahasa Arab saat sholat ataupun waktu membacakan doa-doa khusus. Sayangnya tidak semua Muslim dapat berbahasa Arab.
Kenapa sholat harus menggunakan bahasa Arab? Bukankah lebih baik bersholat dalam bahasa ibu, yaitu bahasa sehari-hari?
Apakah bijak memaksa orang bersholat dalam bahasa asing, yaitu bahasa Arab? Apakah bahasa Arab lebih baik dipakai dalam sholat dari pada bahasa Indonesia, Jawa, Bugis, Sunda, Minang, Madura dan lain sebagainya? Inilah pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam pikiran apabila mendengar bahwa orang Islam diharuskan memakai bahasa Arab dalam bersholat.
Kenapa Sholat Harus Bahasa Arab?
Para Mukmin akan menjawab pertanyaan ini, apabila memakai bahasa Arab dalam bersholat, hal itu sudah diwajibkan demikian. Namun, alasan lain kenapa Mukmin sholat menggunakan bahasa Arab, pada umumnya karena semua orang di seluruh dunia memakai kata yang sama. Tetapi walaupun semua memakai kata-kata yang sama, apakah gunanya jika kata-kata yang diucapkan tidak dimengerti?
Dulu orang Katolik Roma beribadah dengan menggunakan bahasa Latin. Tapi akhirnya mereka menyadari bahwa sebagian besar umatnya tidak mengerti bahasa Latin. Akibatnya sekarang ibadah Katolik Roma selalu diucapkan dengan memakai bahasa ibu umat yang dilayani.
Kemurnian Al-Quran Dijaga
Para Mukmin juga mengatakan bahwa dengan memakai bahasa Arab, Al-Quran tidak mungkin dapat dirubah. Tetapi artinya Al-Quran juga tidak perlu dirubah jika menggunakan bahasa lain. Yang penting supaya terjemahan dalam bahasa ibu selalu sesuai dengan bahasa Arab.
Saat ini ada Al-Quran yang ditulis dalam dua bahasa, yaitu bahasa Arab dan bahasa terjemahan disebelahnya. Tentu, tidak mungkin arti aslinya hilang.
Benarkah Al-Quran Lebih Murni dari Alkitab?
Ada orang berpandangan bahwa kemurnian Al-Quran lebih terjamin dari kitab-kitab lain. Ini jelas tidak dapat dipertahankan. Karena Al-Quran sekarang ini mulai diterjemahkan. Apakah itu artinya bahwa kemurnian Al-Quran dikurangi? Dengan kata lain kemurnian Alkitab dan Al-Quran tidak akan berkurang jika selalu diterjemahkan berdasarkan pada naskah-naskah kuno.
Isa Al-Masih Tidak Menyuruh Murid-Nya Memakai Bahasa Asli
Isa Al-Masih selalu memakai bahasa setempat, yaitu Aramaic.” Orang banyak yang besar jumlahnya mendengarkan Dia dengan penuh minat.” (Injil, Markus 12:37) Lagi Injil Lukas 19:48 berbunyi: “… seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.” Tidak satu ayatpun dalam Injil yang menyuruh atau memberi nasihat supaya “Doa Bapa Kami” (doa yang sama penting bagi orang Kristen sebagai Al-Fatihah untuk umat Islam) diucapkan dalam bahasa asli Injil. Apalagi Isa Al-Masih tidak memakai bahasa Arab walaupun Ia Kalimah Allah! Malahan ia tidak mengajar pengikut-Nya memakai bahasa Arab. Namun kita tahu menurut Al-Quran Isa Al-Masih adalah “yang terkemuka di dunia dan di akhirat” (Sura Ali ‘Imran 3:45)
Allah Memiliki Semua Bahasa di Dunia
Bukankah Allah itu Maha Tahu dan bersifat universal memiliki semua bangsa di dunia ini? Demikian Allah tidak terbatas pada satu bahasa saja! Oleh karena itu kita perlu bertanya, “Kenapa seorang Muslim mutlak sholat harus menggunakan bahasa Arab?”
Doa dan Sholat Terbaik Adalah Doa Dalam Bahasa Ibu
Jika seorang anak dilukai dan menangis ia akan selalu mendekati orang tuanya dan meminta pertolongan dengan memakai bahasa ibu. Kita sebagai ciptaan Allah dikaruniakan bahasa ibu oleh Allah sendiri. Apabila kita berdoa dan/atau bersolat, pemakaian bahasa ibu adalah kecenderungan naluri. Kita dengan gampang dapat bersolat dari hati. Sebaiknya kita belajar bersolat dengan memakai bahasa ibu.
Dalam Bersholat Ingatlah Rahmat Allah Yang Tidak Berubah!
Allah berfirman melalui Nabi Yesaya 500 tahun sebelum Masehi: “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karenakehjahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatakan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalnnya sendiri tetap TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.” (Kita Nabi-nabi, Yesaya 53:5-6).
Artikel Terkait
Berikut ini tiga link yang berhubungan dengan artikel “Kenapa Muslim Saat Sholat Harus Menggunakan Bahasa Arab?” Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Apakah Tujuan Berwudhu Menjamin Sholat Diterima Allah?
- Syarat Bagi Mukmin: Sholat Arahnya Kiblat ke Rumah Allah
- “Terpaksa Untuk Beribadah” Berkenankah Allah pada Ibadah Demikian?
- Pandangan Agama Terhadap Ibadah Yang Sempurna
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Bagaimana pandangan Saudara setelah membaca penjelasan artikel ini, apakah lebih baik menggunakan bahasa ibu/sendiri saat sholat atau bahasa Arab? Mengapa?
- Menurut Saudara, jika ada Mukmin yang sholat tidak menggunakan bahasa Arab, apakah sholatnya sah? Jelaskan!
- Jika ada dosa di hati, bagaimana caranya agar doa/sholat Saudara dapat diterima Allah?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].