• Skip to main content
  • Skip to header right navigation
  • Skip to site footer
Isa Dan Islam

Isa Dan Islam

Dialog Agama - Isa dan Islam

  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
Arabic

Kenapa Muslim Saat Sholat Harus Menggunakan Bahasa Arab?

Isa Dan Islam > Artikel > Kepercayaan Orang Islam > Sholat > Kenapa Muslim Saat Sholat Harus Menggunakan Bahasa Arab?
14 Mei 2010 | 184 Komentar

tulisan arab-simbol-mengapa sholat harus bahasa arab

Umat Islam selalu menggunakan bahasa Arab saat sholat ataupun waktu membacakan doa-doa khusus. Sayangnya tidak semua Muslim dapat berbahasa Arab.  

 Kenapa sholat harus menggunakan bahasa Arab? Bukankah lebih baik bersholat dalam bahasa ibu, yaitu bahasa sehari-hari? 

Apakah bijak memaksa orang bersholat dalam bahasa asing, yaitu bahasa Arab? Apakah bahasa Arab lebih baik dipakai dalam sholat dari pada bahasa Indonesia, Jawa, Bugis, Sunda, Minang, Madura dan lain sebagainya? Inilah pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam pikiran apabila mendengar bahwa orang Islam diharuskan memakai bahasa Arab dalam bersholat. 

Kenapa Sholat Harus Bahasa Arab? 

Para Mukmin akan menjawab pertanyaan ini, apabila memakai bahasa Arab dalam bersholat, hal itu sudah diwajibkan demikian. Namun, alasan lain kenapa Mukmin sholat menggunakan bahasa Arab, pada umumnya karena semua orang di seluruh dunia memakai kata yang sama. Tetapi walaupun semua memakai kata-kata yang sama, apakah gunanya jika kata-kata yang diucapkan tidak dimengerti? 

Dulu orang Katolik Roma beribadah dengan menggunakan bahasa Latin. Tapi akhirnya mereka menyadari bahwa sebagian besar umatnya tidak mengerti bahasa Latin. Akibatnya sekarang ibadah Katolik Roma selalu diucapkan dengan memakai bahasa ibu umat yang dilayani.

Kemurnian Al-Quran Dijaga

Para Mukmin juga mengatakan bahwa dengan memakai bahasa Arab, Al-Quran tidak mungkin dapat dirubah. Tetapi artinya Al-Quran juga tidak perlu dirubah jika menggunakan bahasa lain. Yang penting supaya terjemahan dalam bahasa ibu selalu sesuai dengan bahasa Arab.

Saat ini ada Al-Quran yang ditulis dalam dua bahasa, yaitu bahasa Arab dan bahasa terjemahan disebelahnya. Tentu, tidak mungkin arti aslinya hilang.

Benarkah Al-Quran Lebih Murni dari Alkitab?

Ada orang berpandangan bahwa kemurnian Al-Quran lebih terjamin dari kitab-kitab lain. Ini jelas tidak dapat dipertahankan. Karena Al-Quran sekarang ini mulai diterjemahkan. Apakah itu artinya bahwa kemurnian Al-Quran dikurangi? Dengan kata lain kemurnian Alkitab dan Al-Quran tidak akan berkurang jika selalu diterjemahkan berdasarkan pada naskah-naskah kuno.

Isa Al-Masih Tidak Menyuruh Murid-Nya Memakai Bahasa Asli

Isa Al-Masih selalu memakai bahasa setempat, yaitu Aramaic.” Orang banyak yang besar jumlahnya mendengarkan Dia dengan penuh minat.” (Injil, Markus 12:37) Lagi Injil Lukas 19:48 berbunyi: “… seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.” Tidak satu ayatpun dalam Injil yang menyuruh atau memberi nasihat supaya “Doa Bapa Kami” (doa yang sama penting bagi orang Kristen sebagai Al-Fatihah untuk umat Islam) diucapkan dalam bahasa asli Injil. Apalagi Isa Al-Masih tidak memakai bahasa Arab walaupun Ia Kalimah Allah! Malahan ia tidak mengajar pengikut-Nya memakai bahasa Arab. Namun kita tahu menurut Al-Quran Isa Al-Masih adalah “yang terkemuka di dunia dan di akhirat” (Sura Ali ‘Imran 3:45)

Allah Memiliki Semua Bahasa di Dunia

Bukankah Allah itu Maha Tahu dan bersifat universal memiliki semua bangsa di dunia ini? Demikian Allah tidak terbatas pada satu bahasa saja! Oleh karena itu kita perlu bertanya, “Kenapa seorang Muslim mutlak sholat harus menggunakan bahasa Arab?” 

Doa dan Sholat Terbaik Adalah Doa Dalam Bahasa Ibu

Jika seorang anak dilukai dan menangis ia akan selalu mendekati orang tuanya dan meminta pertolongan dengan memakai bahasa ibu. Kita sebagai ciptaan Allah dikaruniakan bahasa ibu oleh Allah sendiri. Apabila kita berdoa dan/atau bersolat, pemakaian bahasa ibu adalah kecenderungan naluri. Kita dengan gampang dapat bersolat dari hati. Sebaiknya kita belajar bersolat dengan memakai bahasa ibu.

Dalam Bersholat Ingatlah Rahmat Allah Yang Tidak Berubah!

Allah berfirman melalui Nabi Yesaya 500 tahun sebelum Masehi: “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karenakehjahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatakan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalnnya sendiri tetap TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.” (Kita Nabi-nabi, Yesaya 53:5-6).

Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca 

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut: 

  1. Bagaimana pandangan Saudara setelah membaca penjelasan artikel ini, apakah lebih baik menggunakan bahasa ibu/sendiri saat sholat atau bahasa Arab? Mengapa?
  2. Menurut Saudara, jika ada Mukmin yang sholat tidak menggunakan bahasa Arab, apakah sholatnya sah? Jelaskan!
  3. Jika ada dosa di hati, bagaimana caranya agar doa/sholat Saudara dapat diterima Allah?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. 

Artikel Terkait 

Berikut ini tiga link yang berhubungan dengan artikel “Kenapa Muslim Saat Sholat Harus Menggunakan Bahasa Arab?” Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut: 

  1. Apakah Tujuan Berwudhu Menjamin Sholat Diterima Allah? 
  2. Syarat Bagi Mukmin: Sholat Arahnya Kiblat ke Rumah Allah 
  3. “Terpaksa Untuk Beribadah” Berkenankah Allah pada Ibadah Demikian? 
  4. Pandangan Agama Terhadap Ibadah Yang Sempurna 

 

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.” 

  

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/SMS ke: 0812-8100-0718
Kategori: Kepercayaan Orang Islam, Sholat

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Subscribe
Beritahulah

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

184 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
Jesus Gondrong
26 Februari 2011 2:52 pm

*
Itu bukanlah bahasa Arab, tetapi bahasa Al-Quran. Kalau Injil tidak ada yang asli lagi karena sudah banyak yang dirubah

Balas
staff
12 Maret 2011 9:12 am
Balasan ke  Jesus Gondrong

~
Jadi, apakah menurut Saudara: Al-Quran itu bukan memakai bahasa Arab? Atau sebaliknya, orang Arab-lah yang kemudian memakai bahasa Al-Quran? Jika boleh, kami minta kejelasan dari Saudara agar semuanya tidak semakin membingungkan.

Injil jelas masih asli sampai saat ini. Jika menurut Saudara, Injil sudah dipalsukan, kapankah hal itu dilakukan? Setelah zaman Muhammad atau sebelum zaman Muhammad? Muhammad banyak sekali merujuk pada Injil, dan mengistruksikan agar Injil diamalkan. Jika setelah zaman Muhammad, Injil sudah tersebar jutaan copy-nya dalam berbagai bahasa.
~
CA

Balas
kacau
27 April 2011 6:47 pm

*
Silakan anda belajar bahasa Arab lebih dalam lagi, maka anda akan mengetahui perbedaan bahasa Arab dan bahasa Al-Quran.

Injil sudah banyak sekali mengalami perubahan. Silakan anda cari sendiri. Kalau belum dapat akan saya tunjukkan perubahan-perubahan tersebut, karena ada perubahan-perubahan tersebut sudah jelas mengaburkan arti makna yg sebenarnya.

Tak ada seorang ahli Injilpun yang hapal akan kitab sucinya. Berbeda dengan Al-Quran, dari anak kecil sampai yang tua renta, semua hapal Al-Quran. Itulah indahnya Islam.

Balas
staff
4 Mei 2011 10:18 am
Balasan ke  kacau

~
Saudara Kacau, dalam halaman inilah kali pertama kami menemukan gurauan kalau Al-Quran tidak ditulis atau dilafalkan dalam bahasa Arab.

Adalah memang benar bahwa dialek dan gramatika-nya mungkin tidak sama. Namun bahasa Al-Quran tetap saja bahasa Arab bukan?

Mengenai Injil, jikalau Saudara menemukan adanya perubahan yang kemudian menjadi merubah makna Firman Allah, kami persilahkan Saudara mengemukakannya di sini.

Tentunya kami meminta Saudara menyajikan tuduhan perubahan yang terjadi pada Al-Kitab di dalam bahasa asli, dan bukan dalam bahasa terjemahan atau tafsirannya. Sebab bahasa setiap bangsa tentu saja berkembang secara periodik. Namun hal ini tentu saja tidak mengganggu makna asalinya.

CA

Balas
Oci
5 Mei 2011 9:28 am

*
Jadi kalau beribadah di gereja Indonesia memakai bahasa Indonesia ya? Lalu kalau di negara Belanda pakai bahasa Belanda?

Adakah kemungkinan doa yang diucapkan dalam ibadah di kedua negara itu berbeda makna, mengingat bahasa yang digunakan berbeda?

Kalau boleh saya tahu, apakah sejak zaman Isa Al-Masih ibadah yang dilakukan adalah berkumpul di sebuah gereja dan melakukan ritual nyanyian suci?

Balas
staff
11 Mei 2011 11:14 am
Balasan ke  Oci

~
Saudara Oci, setiap pengikut Isa Al-Masih boleh beribadah di mana saja, karena masalah ibadah adalah masalah hati. Tidak ada gunanya kita beribadah kepada Allah kalau kita tetap lebih mementingkan masalah lahiriah dibanding masalah batiniah.

Hal ini juga termasuk bagaimana tata ibadahnya, bahasanya, apakah memakai nyanyian atau tidak, dan lain-lain. Semua ini adalah masalah lahiriah yang kurang begitu penting.

Masalah bahasa adalah masalah yang kedua. Yang lebih penting adalah kita mengerti bahwa kita sedang menyembah siapa, dan mengapa kita harus menyembah-Nya.

Jikalau kita mengerti dengan fasih bahasa Indonesia, maka pakailah bahasa itu untuk beribadah. Jikalau kita cukup fasih akan suatu bahasa lain, maka kita tentu saja juga boleh beribadah memakai bahasa tersebut. Bahasa hanyalah alat untuk menyuarakan hati.

Jika kita sedang berada di suatu tempat di mana kita sama sekali tidak mengerti bahasa mereka, maka kita boleh memilih tempat ibadah yang memakai bahasa yang kita mengerti.

Oleh sebab itu, maka kegiatan peribadatan Kristiani selalu memakai bahasa lokal, agar segala sesuatu yang dilakukan dalam kegiatan ibadah tersebut dapat dimengerti dan dihayati oleh orang-orang yang mengikuti kegiatan ibadah tersebut.

CA

Balas
obi
12 Mei 2011 3:45 am

*
Masalah lahiriah tidak penting? Jadi intinya di Kristen tidak ada tata cara baku bagaimana cara beribadah? Tidak ada keharusan kapan harus beribadah? Berapa kali sehari? Berapa kali seminggu? Bahkan sekali seumur hidup pun tak apa-apa?

Kemurnian Al-Quran tetap terjaga karena meskipun Al-Quran diterjemahkan tetapi tetap saja ada bahasa asli Al-Quran yang tetap disertakan. Namanya bukan Al-Quran jika cuma berisi terjemahan Al-Quran.

Balas
staff
18 Mei 2011 9:17 pm
Balasan ke  obi

~
Saudara Obi, adalah benar bahwa masalah lahiriah adalah bukan hal yang terpenting di dalam kekristenan. Masalah paling utama adalah mengenai masalah hati.

Jikalau hati kita beres di hadapan Allah, maka semua masalah lahiriah akan menjadi beres dengan sendirinya (otomatis).

Ketika kita benar-benar mengaku beriman kepada Allah, maka tentu saja hati kita akan mendahulukan Allah di antara semua hal.

Injil tidak mengatur jam berapa kita harus beribadah dan satu hari harus berapa kali. Namun kami percaya bahwa setiap pengikut Isa Al-Masih yang sejati pasti meluangkan waktunya yang terbaik di setiap hari untuk beribadah kepada Allah. Bahkan waktu beribadah bisa lebih dari 5x sehari dengan durasi waktu berjam-jam.

Dengan makin berimannya seseorang kepada Allah, maka ia akan semakin mengasihi Allah dan merindukan untuk boleh menghadap Allah dan bertemu dengan Allah di dalam kegiatan ibadahnya sehari-hari, tanpa terikat waktu maupun tempat dan hal-hal fisik lainnya.
~
CA

Balas
obi
12 Mei 2011 3:46 am

*
Ibadah shalat adalah ibadah kepada Allah. Mengenai gerakan, jumlah rakaat dan bacaannya pun sudah ditentukan oleh Allah. Mengapa harus dirubah? Apakah ketentuan-ketentuan itu menyulitkan kami orang Muslim? Sesungguhnya hanya Allah yang tahu kemampuan umat-Nya.

Tidak semua orang mengerti bahasa Al-Quran? Mengapa banyak orang yang mampu menghafal ayat-ayat Al-Quran?

Balas
staff
19 Mei 2011 5:12 am
Balasan ke  obi

~
Saudara Obi, tentu saja kami tidak melarang orang lain untuk menjalankan ibadah dan perintah agama masing-masing.

Yang kami pertanyakan adalah mengapa semua itu harus dilakukan dalam bahasa yang tidak kita mengerti secara baik. Apakah Saudara mengerti dengan baik dan memahami setiap ayat yang Saudara baca?

Bukankah lebih baik bagi kita untuk boleh membaca dan melantunkan ayat Firman Allah, dan sekaligus di saat yang sama kita mengerti maknanya untuk boleh kita amalkan di dalam kehidupan kita?

Isa Al-Masih sendiri mengajarkan kita untuk berdoa dengan kata-kata yang tidak sukar, namun dimengerti oleh kita, sebagai curahan hati kepada Allah Sang Pencipta. Isa Al-Masih selalu mengajar dengan bahasa yang dimengerti oleh banyak orang.
~
CA

Balas
Abu Syarif
12 Mei 2011 10:56 pm

*
Membaca Al-Quran tidak boleh kecuali dengan bahasa Arab, demikian pula shalat, karena tidak boleh bagi kami untuk mengubah atau mengganti Firman Allah, walaupun satu huruf.

Seandainya Allah mengizinkan untuk membaca Al-Quran dengan bahasa masing-masing, maka pastilah hal itu akan menjadikan perubahan pada Al-Quran seperti yang terjadi pada Taurat dan Injil.

Balas
staff
19 Mei 2011 5:15 am
Balasan ke  Abu Syarif

~
Saudara Abu Syarif,

Menurut kami, jika kita membaca suatu kitab dalam bahasa terjemahan, itu tentunya tidak berarti bahwa kita telah merubah kitab tersebut, karena kita masih membaca kalimat-kalimat dengan makna yang sama. Arti-artinya masih tetap sama dan tidak berubah. Malah itu akan membuat kita semakin mengerti akan Firman Allah bukan?

Jika semua orang mengerti makna kitab yang ia baca, bukankah ini justru menutup peluang bagi kitab itu untuk bisa dipalsukan? Bukankah semua orang telah membaca dan sekaligus mengerti akan artinya? Mana mungkin lagi bisa dipalsukan?
~
CA

Balas
andragaris
12 Juni 2011 2:33 pm

*
1. Bahasa adalah alat komunikasi. Setiap bahasa memiliki karakteristik. Menterjemahkan bahasa apapun ke dalam bahasa lain tidak mungkin persis sama dengan bahasa asalnya.

2. Bacaan Al-Quran dalam bahasa Arab karena yang menerima Wahyu Allah itu berbahasa Arab berdialek Quraisy. Dalam bacaan shalat ada ayat-ayat Al-Quran yang memang harus dibaca dengan bahasa aslinya.

3. Bahasa Arab menjadi alat pemersatu umat seluruh dunia.

Al-Quran diturunkan ayat demi ayat. Dibaca setiap melakukan shalat, dihapalkan dan dibaca setiap hari, ditulis oleh para penulis Al-Quran setiap turunnya dan Rasulullah melarang penulisan selain ayat Al-Quran sehingga tidak tercampur dengan perkataannya sendiri(Hadits), dihimpun oleh kepanitiaan Mushaf Al-Quran. Diperbanyak dengan mengacu pada Mushaf Al-Quran. Jadi sangat tidak masuk akal jika Al-Quran yang telah dibukukan itu berbeda dengan Al-Quran yang dibaca saat ini.

Sederhana saja sebenarnya, terimakasih.

Balas
staff
2 Agustus 2011 2:41 am
Balasan ke  andragaris

~
Kalaupun ada anggapan bahwa bahasa Arab dapat digunakan alat pemersatu umat tidaklah salah. Namun yang lebih penting, bagaimana caranya mempersatukan kembali hubungan antara manusia dengan Allah yang telah rusak akibat dosa?

Sejak manusia jatuh dalam dosa maka terbentuklah ”tembok pemisah” antara manusia dan Allah. Tembok itu memisahkan hubungan antara manusia dan Allah. Namun Alkitab menegaskan bahwa “tembok pemisah” itu telah diruntuhkan oleh Isa Al-Masih di salib. Allah sendiri melalui diri Isa Al-Masih berinisiatif untuk mempersatukan setiap kita yang berseteru dengan menghancurkan tembok pemisah itu.

Kematian Isa Al-Masih di salib menciptakan manusia baru melalui diri-Nya sendiri. Kematian-Nya yang menyirnakan dan menyingkirkan jurang antara Yahudi dan Non Yahudi; laki-laki dan perempuan; kaya dan miskin. Kematian-Nya di atas kayu salib juga telah memberikan kedamaian antara manusia dengan Allah dan antara manusia dengan sesama manusia (Injil, Surat Efesus 2:14-16).
~
SL

Balas
Johan
21 Februari 2012 5:17 pm

*
Bahasa Arab adalah bahasa pemersatu umat Islam dalam hal ibadah. Sudah tentu para pemeluknya mengerti apa arti bacaan shalat yang mereka baca.

Balas
staff
29 Februari 2012 5:44 am
Balasan ke  Johan

~
Saudara Johan,

Siapapun akan mampu menguasai bahasa tertentu jika belajar. Tidak harus menjadi orang Afrika baru dapat menguasai bahasa Afrika. Namun bahasa bukan jaminan yang membenarkan sebuah kepercayaan.

Bagi saudara-saudara Muslim, ada baiknya tidak hanya pandai dalam menghafal tetapi juga mengerti apa yang dibaca.

Allah yang menjadikan ragam bahasa dan Allah mengerti semua bahasa. Tidak ada bahasa yang menjadi spesial dimata Allah dan tidak ada bahasa yang tidak berarti bagi Allah. Yang Allah cari bukan yang mampu menggunakan bahasa tertentu tetapi hati yang mengharapkan pertolongan dari Allah dan yang mau mencari kebenaran Allah.
~
NN

Balas
akbarsyamsul
13 April 2012 8:57 am

*
Komentar saya untuk uraian di atas: Saya menghargai kepercayaan dan agama anda, saya mencintai anda kaum anda dan Tuhan anda. Saya akan membela hak-hak anda dalam menjalankan kepercayaan anda. Saya rela mati untuk melindungi anda.

Kami orang Muslim adalah orang yang selalu mencintai orang lain yang berbeda agama, menyayangi mereka, melindungi mereka, kami tidak suka menghujat dan menghina kepercayaan orang lain, terserah anda mau bicara apa tentang agama kami, kami tidak peduli dan kami akan tetap selalu mencintai anda semua.

Kami yakin bahwa Tuhan mencintai orang yang selalu mencintai orang lain, dan membenci orang yang selalu membenci orang lain, bukankah Yesus selalu mengajarkan tentang cinta kasih dan toleransi? Nabi kami Muhammad pun juga begitu, beliau selalu mencintai dan memaafkan orang lain yang telah menyakitinya.

Balas
staff
14 April 2012 8:23 am
Balasan ke  akbarsyamsul

~
Terimakasih saudara Akbarsyamsul komentar saudara di atas. Memang seharusnya demikianlah kita sebagai umat beragama. Saling mengasihi satu sama lain. Seandainya seluruh umat Muslim di Indonesia mempunyai pandangan yang sama seperti saudara, maka akan tercipta kerukunan beragama di bangsa ini.

Saudara benar, Tuhan mencintai orang yang selalu mencintai orang lain. Tetapi Tuhan yang kami sembah juga tetap mencintai orang yang sekalipun membenci orang lain. Itulah sebabnya Allah disebut Maha Kasih.

Kami tidak pernah berpikir bahwa orang Islam tidak mempunyai cinta kasih dan toleransi. Termasuk mereka yang melakukan bom bunuh diri pun, kami pikir mereka mempunyai cinta kasih. Terbukti karena cinta kasih yang begitu besar terhadap agama mereka, mereka mau mengorbankan nyawa menjadi bomer.

Mereka tidak dapat disalahkan sepenuhnya atas jihad yang mereka lakukan. Sebab memang demikianlah yang terdapat dalam kitab suci yang mereka percaya. Setidaknya ada sembilan puluh empat ayat dalam Al-Quran yang bicara tentang jihad, termasuk ‘upah’ yang mereka terima bila mati sebagai jihadis.
~
SO

Balas
akbarsyamsul
14 April 2012 1:03 pm

*
Bukankah Tuhan kita satu, yaitu Allah? Okelah bila memang Tuhan anda mencintai orang yang membenci orang lain, tapi bukankah ketika kita tidak membenci orang lain itu lebih baik? Bukankah Tuhan anda akan lebih mencintai anda?

Saya pikir kalau anda ingin menciptakan kerukunan antar umat beragama, maka anda jangan menulis uraian yang mungkin bagi sebagian orang dianggap provokatif. Saya sebenarnya ingin tahu tujuan anda membuat situs ini.

Mengapa harus mengusik keyakinan kami sebagai Muslim. Biarkanlah kami beribadah sesuai dengan keyakinan kami walaupun anda menganggap itu semua sebagai sebuah kesalahan dan kebodohan.

Balas
staff
16 April 2012 7:45 am
Balasan ke  akbarsyamsul

~
Saudara Akbarsyamsul,

Seharusnya memang Tuhan kita satu. Tetapi, bila kita membandingkan ajaran yang dibawah nabi saudara dengan nabi-nabi sebelumnya, sungguh sulit mempercayai bahwa Allah kita satu. Bila Allah yang berbicara dengan nabi sebelum nabi saudara adalah Allah yang sama, yang berbicara dengan nabi saudara, tentu ajaran mereka tidak bertentangan, bukan?

Pada awal halaman situs ini kami telah menulis, apa tujuan situs ini. Yaitu menolong umat beragama memahami lebih jelas lagi tentang Pribadi Isa Al-Masih, menurut ajaran Al-Quran dan Alkitab. Umumnya orang Kristen tidak mengetahui apa yang dikatakan Al-Quran tentang Isa Al-Masih. Begitu juga sebaliknya dengan orang Islam, banyak diantara mereka tidak mengetahui apa yang dikatakan Al-Quran, Hadith, dan para cendekiawan Muslim tentang Isa Al-Masih.

Dengan demikian kami rasa kita tidak perlu memperdebatkan antara agama Islam dan agama Kristen maupun agama lainnya.
~
SO

Balas
Michel
19 November 2012 10:44 am

*
Sholat tidak mutlak menggunakan bahasa Arab, tapi sebagai pengikut Muhammad tentunya kami berusaha agar bagaimana ibadah kami sesuai dengan perintahnya. Begitulah cara kami mencintainya.

Balas
staff
20 November 2012 8:35 am
Balasan ke  Michel

~
Membuktikan rasa cinta kepada orang yang kita cintai dengan mengikuti perintahnya, sungguh sangat mulia. Tetapi, apakah demi menyenangkan hati orang yang kita cintai, kita harus rela sholat dalam bahasa yang kita sendiri tidak mengerti? Bukankah tujuan sholat adalah ibadah pada Allah, dan yang menjadi fokus adalah Allah dan bukan Muhammad?

Menurut kami, dalam hal sholat/sembahyang, yang perlu kita senangkan hatinya melalui ibadah yang kita lakukan adalah hati Allah. Tapi, bagaimana mungkin kita dapat menyenangkan hati Allah kalau kita sendiri tidak mengerti apa yang kita sampaikan pada-Nya?
~
SO

Balas
Pencerah
26 November 2012 7:59 pm

*
Selamat sejahtera,

Saya sangat senang dengan adanya website ini, karena dapat memberikan penjelasan kepada saudara-saudara kita umat Muslim agar dapat mengetahui lebih luas lagi pengetahuan di luar Islam atau Al-Quran.

Jujur saya katakan bahwa sebagian besar umat Muslim hanya mengetahui Kristen itu seperti apa, bukan karena dirinya sendiri ingin tau lebih dalam. Tetapi karena ajaran turun-temurun dari orang tua mereka. Dan repotnya di kalangan saudara kita umat Muslim, semenjak kecil sudah ditanamkan benih-benih kebencian kepada umat Nasrani atau Yahudi, tanpa mengetahui sebab-sebab yang jelas.

Maju terus untuk website ini. Tuhan memberkati

Balas
ANEH
11 Desember 2012 5:38 pm

*
Staf Isa dan Islam,

Saya seorang Kristen, menurut saya agama atau kepercayaan adalah panggilan/jodoh yang sudah ditetapkan bagi setiap manusia itu sendiri. Jadi untuk apa membahas soal seperti ini? Buat saya lebih baik membahas hal positif untuk kehidupan beragama di Indonesia. Banyak hal yang bisa kita lakukan secara bersama-sama daripada membahas soal bahasa.

Balas
staff
12 Desember 2012 8:08 am
Balasan ke  ANEH

~
Terimakasih untuk saran saudara, tentu selain hanya memikirkan hal-hal duniawi yang bersifat sementara, tidak ada salah kita juga meluangkan waktu untuk memikirkan masa depan, terutama di kehidupan kekal.

Untuk memperoleh kehidupan kekal, tentu kita harus mempunyai jaminan keselamatan. Nah, bagaimana dengan saudara, apakah saudara telah mempunyai jaminan itu? Jaminan Keselamatan Sorgawi jelas merupakan hal terpenting dibanding hal-hal duniawi.

“Yesus Kristus berkata, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 5:24).

Yesus Kristus adalah jaminan keselamatan bagi setiap manusia. Dan adalah menjadi tugas dan tanggung-jawab kita sebagai orang yang telah menerima kebenaran, memberitakan kebenaran tersebut bagi orang lain, agar mereka tidak binasa.

“Ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa” (Injil, Surat Yakobus 5:20).
~
SO

Balas
Yaumil
19 Desember 2012 10:32 am

*
Sebenarnya anggapan shalat harus menggunakan bahasa Arab itu tidak mutlak karena Allah mengerti semua bahasa. Jadi bershalat pakai bahasa apapun sah-sah saja. Seperti di tempat saya yang menggunakan bahasa daerah dan tidak masalah. Saya bershalat menggunakan bahasa Arab namun, saya juga mengerti arti bacaan shalat dalam bahasa saya sendiri. Selain itu bahasa Arab pun lebih simple dan pendek bacaanya dibanding terjemahan.

Menurut saya anda tidak usah memperdebatkan masalah-masalah yang sepele seperti ini dan membuat bingung umat Islam. Mungkin analoginya hampir mirip dengan kenapa harus bahasa Indonesia tapi tidak menggunakan bahasa daerah masing-masing saja.

Balas
staff
21 Desember 2012 5:31 am
Balasan ke  Yaumil

~
Kami setuju dengan saudara Yaumil, sholat pakai bahasa apa saja, sah-sah saja. Karena Allah mengerti semua bahasa.

Namun pertanyaan kami adalah: Mengapa orang Islam ketika sholat selalu menggunakan bahasa Arab? Apakah dapat dipastikan bahwa semua orang Islam Indonesia mengerti bahasa Arab sebagaimana mereka mengerti dengan baik bahasa Indonesia? Bukankah lebih baik beribadah kepada Allah dengan menggunakan bahasa yang kita mengerti, sehingga kita pun tahu apa yang kita ucapkan.

Saudara Yaumil, situs ini bukan untuk memperdebatkan. Tetapi menurut kami tidak ada salahnya bila kita, sebagai umat beragama mempelajari agama yang kita anut. Sehingga iman yang kita ambil bukan iman yang buta, yang hanya mendengar dan menerima begitu saja apa yang disampaikan oleh pemimpin agama tanpa mencari tahu kebenarannya. Bukankah manusia tidak pernah luput dari kesalahan? Jadi, tidak menutup kemungkinan bukan, bila seorang pemimpin agama juga dapat melakukan kesalahan.

Untuk itulah forum ini dibuat, untuk kita dapat bersama-sama berdiskusi dan belajar tentang kepercayaan yang kita anut. Bukan untuk memperdebatkannya.
~
SO

Balas
hakkuallah
11 Februari 2013 2:29 am

*
Staf Isa dan Islam,

Semua itu ada tuntunannya, sementara orang Kristen tidak memiliki tuntunan makanya jadi berantakan. Orang yang membaca, walau tidak mengerti tapi mendapat pahala dari Allah, karena Alalh Maha Tahu isi hati manusia.

Sebelumnya saya memang tidak tahu bahasa Arab, tapi saya sendiri begitu mudah sekali untuk memahaminya, seolah-olah saya berbicara dalam bahasa sendiri Bahasa Al-Quran adalah bahasa surga.

Balas
staff
11 Februari 2013 8:27 am
Balasan ke  hakkuallah

~
Saudara Hakkuallah,

Maaf, komentar saudara kami gabung jati satu dan kami edit bahasanya agar lebih mudah dimengerti dan enak dibaca.

Salah satu perbedaan dalam Kristen dan Islam adalah bagaimana mereka beribadah. Islam, selalu mengutamakan hal-hal jasmani dalam ibadahnya. Sehingga, ketika beribadah ada ritual-ritual tertentu yang harus dilakukan bila ingin ibadah tersebut diterima Allah.

Namun tidak demikian halnya dalam Kristen. Memang memperhatikan hal-hal jasmani tidak salah, tetapi mempersiapkan hati adalah jauh lebih penting. Karena ketika seseorang beribadah, Tuhan melihat ke dalam hati, bukan ritual-ritual yang dilakukan.

“Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh” (Injil, Surat Roma 1:21-22)
~
SO

Balas
robin....
20 Maret 2013 11:27 am

*
Terimakasih buat saudara yang membuat situs ini, saya jadi mengerti sebagian tentang isi ayat dalam Al-Quran dan bisa membandingkan dengan kitab Injil.

Menurut saya bahasa sangat penting dalam berbicara dengan Tuhan (doa). Tapi yang terutama adalah hati. Bagaimana saya mengungkapkan kata hatiku dengan menggunakan bahasa yang dari mulutku yang tidak kumengerti?

Di sebelah negara Eropa sudah ada pakau bahasa Indonesia, bahkan bahasa daerah dari Indonesia sudah ada untuk beribadah di sana. Walaupun berbeda bahasa, tapi semuanya sama artinya, dan juga cara dalam beribadahnya sama.

Tapi kalau saya melihat kesenjangan dalam umat beragama di Indonesia, masih sangan minim (timpang). Padahal saya sendiri tidak menganggap anda itu musuh. Apapun bahasamu agamamu, latar belakangmu, kami tetap mengasihimu. Salam damai, salam sejahtera syalom.

Balas
staff
21 Maret 2013 11:26 am
Balasan ke  robin....

~
Saudara Robin,

Kami setuju dengan penjelasan saudara, bahwa ketika kita berbicara dengan Tuhan lewat doa, adalah lebih baik bila kita berbicara dengan bahasa yang kita mengerti. Sehingga, setiap hal yang kita ucapkan, semu benar-benar keluar dari hati kita, bukan hanya perkataan semata.

Maaf, kami kurang mengerti dengan kesenjangan yang saudara maksud. Sebagaimana saudara tidak menganggap kami musuh, demikian juga kami tidak menganggap saudara atau siapapun yang mengunjungi situs ini sebagai musuh.

Sebab kami diajarkan untuk saling mengasihi sesama sebagaimana yang tertulis dalam Kitab Suci Allah yang kami imani. “Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini” (Injil, Rasul Markus 12:31).
~
SO

Balas
aldo
6 April 2013 11:54 pm

*
Kalau urusan berdoa, saya bisa memakai bahasa apa saja. Saya selalu berbahasa Indonesia saat berdoa. Kalau urusan dzikir, saya tahu arti dan mengerti maknanya. Maka saya berbahasa Arab. Kalau sholat, saya berbahasa Arab, sama seperti yang dilakukan Nabi Muhammad.

Sebab Nabi Muhammad bersabda ” Sholatlah sebagaimana aku sholat..” Dan itu sudah tidak bisa ditawar lagi. Maka saya pun sholat sebagaimana Nabi Muhammad melakukanya, sebab dialah yang menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya.

Terimakasih dan mohon maaf apabila ada kesalahan kata dalam berkomentar.

Balas
staff
9 April 2013 3:32 am
Balasan ke  aldo

~
Saudara Aldo,

Ketika saudara berzikir dan sholat dengan menggunakan bahasa Indonesia, bagaimana perasaan saudara. Mungkinkah saudara merasakan penerimaan yang sama dari Allah, sama seperti ketika saudara melakukannya dalam bahasa Arab?

Kami tidak yakin Allah hanya mendengarkan pengguna bahasa Arab. Kalau memang seperti itu berarti dia bukan Allah yang kita maksud yang menciptakan semesta dan menjadikan berbagai suku bangsa dan bahasa.
~
NN

Balas
finka
11 Juni 2013 1:15 pm

*
Lebih aneh lagi kalau sholat menggunakan bahasa daerah masing- masing pasti lucu. Perbedaan dialek, arti dsb pasti kalau sholatnya berjamaah nggak selesai-selesai karena ketawa lucu. Paling afdol dan memang seharusnya ya bahasa Arab. Tiap hari dibaca ya ngertilah kan belajar mas, sholat itu apa, memang syariat agama kami, mau di Ambon, di Irian di Amerika ya sholat seperti itu.

Balas
staff
13 Juni 2013 2:44 pm
Balasan ke  finka

~
Saudara Finka,

Esensi saudara sholat adalah untuk beribadah pada Allah bukan? Namun apa gunanya jika saat beribadah saudara tidak mengerti artinya dan hanya hapalan saja. Menurut saudara mana yang lebih menyentuh hati, beribadah dengan memakai bahasa sendiri yang dipahami atau menggunakan bahasa negara lain yang kita tidak mengerti? Bukankah Allah menciptakan beragam bahasa yang ada di dunia ini? Allah tidak hanya menciptakan bahasa Arab saudaraku.

Karena ibadah pada Allah bukan hanya ritual saja, tetapi saat beribadah kita berkomunikasi dengan Sang Pencipta dan merasakan hubungan yang dekat dengan-Nya.
~
NN

Balas
ferry
12 Juni 2013 9:38 am

*
[quote name=”finka”]lebih aneh lagi kalau sholat menggunakan bahasa daerah masing- masing pasti lucu, perbedaan dialek, arti dsb pasti kalau sholatnya berjamaah ngk selesai2 karena ketawa lucu, paling afdol dan memang seharusnya ya bahasa arab, tiap hari dibaca ya ngertilah kan belajar mas, sholat itu apa, memang syariat agama kami, mau di ambon, di irian di amerika ya sholat seperti itu[/quote]
Benarkah selucu itu? Apabila anda tertawa mungkin saya rasa itu benar-benar lucu.

Sepanjang saya baca komen dari atas sampai bawah. Jawaban dari pertanyaan “Mengapa pakai bahasa Arab dalam Sholat” adalah: Karena itu suatu keharusan oleh Muhammad, bila sholat pakai bahasa lain berarti tidak sah menurut dia dan tidak didengar oleh Allah.

Apakah ada ketetapan dari Allah dalam Al-Quran harus begitu ya? Misalnya, “Allah berkata…” atau ” Allah bersabda…” Saya ingin tahu.

Balas
irwan
28 Juni 2013 1:32 pm

*
Menurut saya, saya tidak pernah menemukan hal yang berkaitan dengan kasih dalam Al-Quran, hanya ada kata-kata kasar, anarkis seperti itu, membunuh, nafsu. Jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia, maka hasil terjemahannya tidak jauh berbeda dengan hal-hal di atas.

Berbeda dengan Alkitab. Sedikit sekali mirip dengan Al-Quran, tapi kita bisa mengerti secara detail maksudnya. Jika ada yang mengerti detail bahasa Arab dan sastra Arab, maka bisa tau. Arti yang sesungguhnya yang terdapat dalam 2 kitab itu sangat jauh sekali berbeda, bukan begitu?

Salam Damai.

Balas

Sidebar

Artikel Terbaru

  • Cara Agar Dapat Kembali Fitrah dan Berkenan Kepada Allah
  • Mencari Rahmat Allah: Mempelajari Puasa Islam Dan Kristen
  • Inilah Cara Manjur Mukmin Mengatasi Kecemasan Berlebihan!
  • Kisah Mukmin Mendapat Pesan Allah Kepada Manusia Secara Langsung
  • Mengapa Siti Maryam Menjadi Wanita Utama Dalam Al-Quran? 

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • 4 Fakta Penting Tentang Isa Al-Masih dari Surah Al-Baqarah
  • Allah Peduli! Masalah Keuangan Dalam Rumah Tangga Mukmin
  • Kisah Mukmin menemukan Surga Melalui Mimpi Baik Dari Allah
  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah
  • Inilah Hidayah Terutama: Kita Pendosa Yang Dicintai Allah

Artikel Yang Terhubung

  • Mengapa Harus ada Qurban saat Idul Adha? Apa Tujuannya?
  • Apakah Hal Terpenting dan Terutama Bagi Muslim Saat Ramadan?
  • Apakah Qurban Terbaik bagi Muslim Saat Idul Adha?
  • Cara Minta Maaf Saat Lebaran Agar Dapat Bersilaturahmi
  • Menemukan Jalan Mendekatkan Diri Kepada Allah Saat Ramadhan

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube

Hak Cipta © 2009–2023 | Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi | Kebijakan Dalam Membalas Email | Hubungi Kami

wpDiscuz