• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Artikel > Kepercayaan Orang Islam > Salah Paham Muslim > 5 Masalah Mengapa saya Berhenti Jalani Nikah Beda Agama

5 Masalah Mengapa saya Berhenti Jalani Nikah Beda Agama

16 Juli 2018 oleh Web Administrator 29 Komentar

pasangan-yang-baru-menikah-berpegangan-tanganKhayalan saya (Sri): Mas Abdul pria yang sopan, baik hati, ganteng, dan punya pekerjaan baik. Ia juga mencintai saya dan menghormati orang tua saya. Sayangnya, ia seorang Mukmin yang taat pada agamanya.

Teman-teman menasihati agar saya jangan menikah dengan Mas Abdul. Mengapa? Karena banyak masalah nikah beda agama berujung pada perceraian. Lebih dari itu ada lima alasan yang mereka kemukakan:

(1) Agama Mas Abdul Mengijinkan Poligami 

“. . . kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat . . .” (Surat An-Nisa’ 4:3).

Saya tidak mungkin mau Mas Abdul membagi cintanya dengan wanita-wanita lain. Dalam Kitab Suci Allah, terdapat pedoman Allah untuk pernikahan, “. . . laki-laki . . . akan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging” (Injil, Rasul Besar Matius 19:5).

Jadi, Allah menghendaki pernikahan monogami, bukan poligami.

(2) Mas Abdul Boleh Memaksa Saya Berhubungan Seks

Mereka mengutip Qs 2:223: “Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. . .”

Ayat ini memberi kesan bahwa isteri adalah obyek seks suami. Suami boleh memuaskan nafsunya pada isteri kapan saja. Bila isteri tidak siap secara emosional, suami masih dapat memaksanya. Teman saya bertanya, “Apakah kamu ingin pernikahan dimana seks boleh dipaksa?”

suami-ingin-memukul-isteri-sebagai gambara-masalah-nikah-beda-agama(3) Agamanya Memperbolehkan Mas Abdul Memukul Saya

“. . . Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya [pemberontakan, perilaku yang buruk], maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. . . .” (Qs 4:34).

Saat ini Mas Abdul memang sangat baik pada saya. Namun kekerasan di rumah tangga menjadi masalah besar. Saya tidak ingin suami membenarkan KDRT dengan ayat dari buku sucinya. Email kami mengenai pandangan Anda tentang Qs 4:34 dan KDRT.

(4) Mas Abdul Dengan Gampang Dapat Menceraikan Saya

Memang kadang-kadang pernikahan berujung pada perceraian. Tapi menurut agama Mas Abdul, ia hanya perlu mengatakan “talak” (talaq) tiga kali untuk menceraikan saya.

Masalah nikah beda agama, ini sungguh membuat saya gelisah. Saya tahu akan ada waktu dimana saya dan Mas Abdul bertengkar. Bila sedang emosi, bisa saja ia akan mengatakan “talak” tiga kali.

ilustrasi-kunci-masuk-surga(5) Menaati Mas Abdul adalah Kunci Masuk Surga

Teman saya meminta membaca beberapa Hadist berikut:

“Jika seorang isteri . . . taat kepada suaminya, maka dipersilakanlah masuk ke surga . . .” Sabda Nabi Islam: “Seorang perempuan yang . . . mematuhi suaminya akan memasuki surga . . .” (Hadist Riwayat Ahmad dan Thabrani); (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari ucapan-ucapan di atas sudah jelas bahwa “salah satu” kunci supaya wanita masuk surga adalah ketaatan pada suami, bukan?

Saya tidak dapat menerima ajaran ini. Dari kecil saya percaya Kitab Allah yang menekankan berulangkali bahwa Isa Al-Masih adalah Penyelamat dunia. Hanya Allah, melalui pengorbanan Kalimat-Nya, menentukan siapa masuk surga. Jika Anda belum yakin Isa adalah Penyelamat dunia, silakan email kami.

Sesudah mempertimbangkan lima alasan dan masalah nikah beda agama tersebut, saya memutuskan untuk tidak menikah dengan Mas Abdul.

[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]


Lihat artikel ini dalam bentuk video

 
 

Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Menurut saudara, apakah ada alasan lain mengapa lebih baik seseorang jangan menikah beda agama? Jelaskanlah jawaban saudara!
  2. Apakah ada jalan lain supaya orang Kristen dan Islam dapat menikah, dan perbedaan agama tidak akan mengganggu kerukunan rumah tangganya? Jelaskanlah jawaban saudara!
  3. Apakah Mas Abdul dapat menolak beberapa kepercayaan agamanya mengenai pernikahan, agar Sri dapat menikahinya dengan sukacita? Jelaskanlah jawaban saudara!

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Artikel Terkait

Berikut ini ada link-link yang berhubungan dengan artikel “5 Masalah Mengapa saya Berhenti Jalani Nikah Beda Agama” Kalau Anda berminat, silakan klik pada link-link ini:

  1. Doa Cari Jodoh Buat Pria Dan Wanita Muslim
  2. Kesaksian Wanita Kristen Menikahi Pria Muslim
  3. Dipukul Menyakiti Hati, Bukan Fisik
  4. Poligami Berpotensi Membuat Pria Muslim Tidak Setia

Video:

  1. Muslim Dan Nasrani: Jangan Menikah Beda Agama

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

Ditulis oleh: Jason Gilead

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Kepercayaan Orang Islam, Salah Paham Muslim Ditag dengan:isa al-masih, pernikahan, surga, video

Subscribe
Beritahulah
29 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
Rully
17 Juli 2018 10:12 am

~
To: Admin,

Dari lima point yang anda beberkan di atas, sungguh tragis. Namun apakah itu benar yang dikatakan Al-Quran atau apakah anda memelintir ayat Al-Quran? Tapi kalau itu benar, bagaimana kita bisa merenungkan karakter nabi dan Allah Swt?

Contoh:
1. Poligami. Mungkin Nabi Muhamad banyak istri tapi tidak secara nafsu, tapi bagaimana Allah swt bisa menurunkan wahyu ini?
2. Maksa seks? Ya wajarlah namanya juga laki. Tapi kalau Al-Quran menuliskan seperti itu, sama saja ini karakter nabinya? Lantas nabinya menikah untuk mengangkat derajat perempuan, itu bagaimana? Tetap saja ada nafsu.
3. Kalau memukul istri? Karakter nabikah itu? Harus sangat berhati-hati menikah.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
18 Juli 2018 7:27 pm
Balasan ke  Rully

~
Saudara Rully,

Saudara memberikan pertanyaan yang baik. Untuk lebih memastikan hal tersebut, maka ada baiknya bila saudara memeriksa ayat-ayat yang telah dikutip pada artikel di atas, sehingga kami tidak dianggap berasumsi. Terimakasih.
~
Solihin

Balas
Abdul Somad
18 Juli 2018 5:02 pm

~
Tentu saja tidak cukup alasan yang telah disebut dalam artikel di atas. 2 Korintus 6:14, “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?”

Jauh sebelumnya, Allah telah melarang keras pernikahan beda iman. Ulangan 7:3-4, “Janganlah juga engkau kawin-mengawin dengan mereka: anakmu perempuan janganlah kauberikan kepada anak laki-laki mereka, ataupun anak perempuan mereka jangan kauambil bagi anakmu laki-laki; sebab mereka akan membuat anakmu laki-laki menyimpang dari pada-Ku, sehingga mereka beribadah kepada allah lain…”

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
18 Juli 2018 9:14 pm
Balasan ke  Abdul Somad

~
Saudara Abdul,

Tepat sekali bahwa Allah tidak menghendaki pernikahan beda agama. Sebab filosofi seseorang akan masuk dalam kehidupan rumah tangga, apalagi berkenaan dengan keyakinan. Karena itu, memilih pasangan yang seiman amat diutamakan. Terimakasih.
~
Solihin

Balas
Insan
20 Juli 2018 7:41 am

~
Tapi ada sahaja pernikahan berbeda agama yang kekal dan lebih baik. Maksudnya, kadang bila agama sama pun hidup tidak seperti mempunyai agama. Orang yang baru memeluk Islam lebih bagus kefahamanya berbanding kita yang dari lahir sudah Islam. Saya bukan nak menidakan dan mengiyakan. Tapi sekiranya sudah tertulis itulah jodoh kita, kita tidak mampu membuat apa.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
20 Juli 2018 2:53 pm
Balasan ke  Insan

~
Saudara Insan,

Menarik sekali pernyataan saudara. Benarkah ada pernikahan beda agama yang lebih baik? Kami menemukan pernikahan yang beda agama hanya terlihat baik di permukaan, tetapi sesungguhnya suami dan istri sama-sama menderita karena ada perbedaan mendasar, yaitu iman.

Kami bertanya kepada saudara. Mengapa saudara menyatakan pernikahan beda agama lebih baik? Bagaimana saudara?
~
Solihin

Balas
Realita
21 Juli 2018 10:42 am

~
Pernikahan beda agama hanya lebih baik bila suami Kristen dan istri Islam. Sebab si suami seandainya ikut firman Isa Al-Masih maka amanlah si istri sebab tidak terancam dipoligami atau dipukul suami karena nusyuznya dikwatirkan. Sebaliknya apabila si suami Islam taat pada sunnah dan ajaran Muhammad maka akan berbahaya bagi istri Kristen. Ini sekedar pendapat. Tapi saya tetap sependapat dengan artikel di atas dan sdr Abdul Somad.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
26 Juli 2018 2:45 pm
Balasan ke  Realita

~
Saudara Realita,

Setiap orang yang sedang berpikir untuk menikah beda agama, sebaiknya berpikir kembali. Sebab setiap pernikahan bukan hanya menyatukan fisik, tetapi filosofi, ideology di dalamnya, termasuk keyakinan. Terimakasih.
~
Solihin

Balas
Abdul Somad
25 Juli 2018 3:47 pm

~
Agak oot sedikit, tapi masih relevan dengan artikel. Dari kutipan ayat yang saya sajikan di atas kita tentu paham maksudnya, tetapi berhubung ada Muslim berkomentar ‘Tuhan yang mengatur jodoh manusia’ untuk membenarkan pernikahan beda iman saya jadi tergelitik.

Ayat kutipan tadi dan ayat mana pun dalam Alkitab tidak pernah mendukung hal itu, sebab kalau benar Tuhan mengatur jodoh manusia pasti Dia mengatur semua pernikahan hanya dalam lingkup satu iman. Faktanya ada yang beda. Hal kedua, jika benar, maka Tuhan tidak perlu memberi peringatan. Faktanya Dia memberi peringatan. Thus, pernikahan adalah pilihan bebas manusia, bukan jodoh dari Tuhan. Tuhan: “Bertanggungjawablah akan pilihanmu!”

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
29 Juli 2018 11:30 pm
Balasan ke  Abdul Somad

~
Saudara Abdul,

Memang logis yang disampaikan oleh saudara. Bila Allah yang mengatur jodoh, maka tidak akan ada pernikahan yang beda iman. Kami berharap hal ini dipikirkan lebih lanjut. Terimakasih.
~
Solihin

Balas
Wahyunata
22 Agustus 2018 8:35 am

*****
1. Alasan utama ialah Firman Tuhan yang sudah mengatakannya bahwa “Jangan menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya kepada-Nya”, tidak ada alasan lain.

2. Tidak ada jalan lain. Tidak ada gunanya melanggar Firman Tuhan.

3. Menolak ajaran tuannya Muhammad atau SWT? Saya rasa tidak mungkin. Kecuali Muslim yang menjadi “sadar” bahwa lima point Quran di atas adalah ajaran hawa nafsu manusia, bukan ajaran Allah Sejati. Dengan demikian Muslim tersebut beralih keyakinan sebab Quran (yang klaimnya sebagai kitab penyempurna) ternyata berisi hawa nafsu duniawi. Jika ada orang yang mengatakan pasangan adalah jodoh, itu hanyalah logika untuk mencari pembenaran diri sendiri.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
23 Agustus 2018 8:57 pm
Balasan ke  Wahyunata

~
Saudara Wahyunata,

Memang benar bahwa Injil menyatakan untuk menikah dengan yang seiman. Lagi pula, filosofi ajaran agama seseorang memengaruhi cara dan bentuk perlakuan terhadap pasangan. Karena itu, kami berharap memilih pasangan perlu dilakukan secara cermat dan memiliki pertimbangan yang utuh. Terimakasih.
~
Solihin

Balas
Wahyu Ratmantohadi
17 September 2018 11:54 am

~
Jangan memelihara ular jika tidak ingin digigit, jangan mencintai jika menyiksamu kelak. Jangan menjadi pemimpin umat jika ucapan dan tingkah lakumu tidak sesuai ucapanmu. Takkan bisa kucintai Allah jika aku masih memiliki kecintaan duniawi. Tidak bisa aku beragama di mana hati dan jiwaku justru berpaling dari yang Maha kuasa.

Balas
Mohd Amaluddin
11 Maret 2019 10:07 pm

~
Bagaimana kita mahu kahwin sama orang yang bukan Muslim disebabkan kedua orang tuanya tidak izinkan anaknya masuk Muslim. Tapi anaknya mahu masuk Muslim dan bagaimana caranya adakah mahu diputuskan atau diteruskan. Tapi suka sama suka jadi bagaimana?

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
14 Maret 2019 8:00 am
Balasan ke  Mohd Amaluddin

~
Saudara Mohd Amaluddin,

Menikah beda agama tidak baik. Sebab pernikahan yang dibangun dengan dua dasar atau fondasi yang berbeda akan memiliki resiko yang besar. Lagi pula, dalam keluarga dengan beda keyakinan, maka terdapat dua filosofi di dalamnya. Karena itu, tidak disarankan untuk menikah beda agama, baik Islam maupun Kristen.

Kami bertanya kepada saudara. Mengapa saudara ingin menikah beda agama?
~
Solihin

Balas
Angger Bagas Pralambang
26 Maret 2019 1:15 am

~
Jika alasan utama ialah Firman Tuhan yang mengatakannya bahwa “Jangan menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya kepada-Nya”. Kata “tidak seimbang” tidak bisa diartikan beda agama. Menurut saya, seimbang itu pola pikirnya yang sama bukan keyakinannya. Keyakinan adalah ranah pribadi masing-masing dan tidak bisa di intervensi oleh pihak manapun.

Agama adalah hasil budaya yang berfungsi untuk mengatur tatanan kehidupan manusia. Jadi, setiap agama punya kelemahan masing-masing. Bukankah Tuhan itu satu? Jika Tuhan tidak ingin ada pernikaha beda agama, harusnya Tuhan tidak mengijinkan adanya banyak agama, melainkan hanya menciptakan satu agama saja. Terimakasih.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
27 Maret 2019 11:00 am
Balasan ke  Angger Bagas Pralambang

~
Saudara Angger,

Kami bertanya kepada saudara. Apakah pola pikir bukan ranah pribadi? Bila pola pikir adalah ranah pribadi, apa bedanya dengan agama? Perbedaan pola pikir dapat menjadi dasar konflik dalam rumah tangga, apalagi perbedaan agama. Bukankah perbedaan agama menjadikan anak-anak mengalami konflik batin untuk menentukan manakah agama yang harus diikuti? Bagaimana saudara?
~
Solihin

Balas
Irfan
28 April 2019 11:08 pm

~
Pertanyaan Ke 2. Sebenarnya, surat-surat yang di atas sangatlah mudah membuat orang miskonsepsi dengan Islam, jujur saja penarikan ayat-ayat di atas tanpa konsep yang benar dapat mengirimkan makna yang berbeda. Dan ini merupakan cara ISIS pula menarik Muslim-muslim yang muda dan polos. Plus, saya mau menjelaskan beberapa hal, namun maksimal kata ini cuman 700. Bisakah ditambah? Contoh bila kita berbicara kejelekan tanpa menarik konsep.

Sama seperti jemaat juga tunduk kepada Kristus, begitu pun dalam segala hal istri harus tunduk kepada suami (Ephesians 25). Sekarang kalau saya sekaya Sulaiman dan punya 100 istri bagaimana? Ini sudah bukan faktor surat lagi, namun pria.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
30 April 2019 10:01 pm
Balasan ke  Irfan

~
Saudara Irfan,

Tepat sekali bahwa memiliki istri bukan faktor surat, melainkan hasrat pria yang begitu kuat. Mengacu pada firman Isa Al-Masih, maka memiliki istri 100 bertentangan. Sebab Allah merancang satu pria untuk satu wanita. Demikian sebaliknya. Hanya setelah manusia berdosa, maka rancangan ini didesain ulang oleh manusia dengan memiliki istri lebih dari satu.
~
Solihin

Balas
Hamba Tuhan
14 Mei 2019 5:37 am

~
Saya wanita Muslim dan saya punya pacar beda agama (Kristen). Selama kami pacaran, kami tetap menghormati masing-masing agama, karena yang terpenting “berbuat baik terhadapa sesama manusia”. Dalam kutipan surat Qur’an ini: “. . . kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat . . .” (Surat An-Nisa’ 4:3).

Seharusnya kalimat yang saudara tunjukan tidak setengah-setengah, karena pada masanya nabi dalam keadaan perang, dan beberapa wanita yang dinikahi adalah dengan kondisi tertentu seperti janda yang ditinggal mati (meninggal) oleh suami, dan beberapa kondisi lain. Setiap surat dari kitab manapun perlu benar benar dipahami supaya tidak salah tangkap. Terima kasih.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
19 Mei 2019 6:13 pm
Balasan ke  Hamba Tuhan

~
Saudara Hamba Tuhan,

Kami menghargai keputusan saudara untuk berpacaran dengan beda agama. Kami berpendapat bahwa pacaran dan pernikahan adalah dua hal yang amat berbeda. Selama pacaran, saudara dan pasangan masih bisa saling menghargai pada taraf tertentu untuk menjaga keharmonisan sebuah hubungan agar hubungan tersebut tidak putus.

Amat berbeda dengan pernikahan. Menikah berarti mencoba menerima persepsi, kebiasaan, keyakinan, dan perbedaan. Dalam pernikahan pun telah menyatukan dua keyakinan yang berbeda agar keturunan yang dihasilkan pun mengetahui keyakinan orang tua adalah sama, tidak berbeda-beda. Itu sebabnya, pernikahan beda agama memiliki resiko bagi keturunannya, yaitu kebingungan. Keyakinan mana yang harus dipilih, keyakinan ayah atau ibu?
~
Solihin

Balas
Al-majnun
26 Mei 2019 12:58 am

~
Tolong dikaji lebih mendalam mengenai perbedaan itu. Coba jangan menilai secara satu kaidah keilmuan. Jika referensi jawaban saudara hanya dari satu sisi saja itu tidak cukup. Mungkin yang saya baca hanya persfektif pribadi. Jangan mengharapkan hasil pemikiran dan pengkajian seseorang itu harus sama dengan admin Solihin. Tapi harus jadi ajang diskusi yang baik tertata dan rapi dari dua element yang bebeda.

Soalnya hemat saya yang saya lihat mas admin terlalu condong dan tidak terfokus secara mengkerucut kepada inti. kita bersama-sama kaji secara mendalam sehingga wawasan semua bisa terbuka dengan ikhlas dan baik. Terimakasih. Wallahu alam bishowab. Wassalam.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
6 Juni 2019 3:41 pm
Balasan ke  Al-majnun

~
Saudara Al Majnun,

Kami senang saudara memiliki pemikiran demikian. Kami mencoba untuk menggunakan perspektif dari banyak aspek, yaitu secara psikologis, sosial, dan teologis. Secara teologis, pernikahan beda agama akan memberikan pendidikan dengan pola asuh yang berbeda. Hal ini pun akan membawa pada tekanan psikologis karena anak merasa bingung dengan identitas keagamaannya. Secara sosial, ia tidak akan mengalami kepercayaan diri bergaul dengan rekan-rekannya.

Kami bertanya kepada saudara. Bagaimana dengan pendapat saudara? Kami ingin mengetahui bagaimana pandangan saudara dengan menggunakan perspektif yang variatif. Kami menunggu jawaban saudara.
~
Solihin

Balas
Ahmad mahdi
13 Juni 2019 8:17 pm

~
Salam sejahtera atas kita semua Saudara/i ku,

Dari poin-poin yang anda sebutkan tadi semua membawa hujah atau bukti dari Al-Qur’an. Namun menurut saya itu tidak tepat, karena ayat Al-Qur’an yang disebutkan tadi merupakan terjemahan departemen agama. Terjemahan tersebut hanya terjemahan berdasarkan harfiah, bukan berdasarkan maksud yang sebenarnya. Bahasa Arab itu sangat kompleks. Jadi, diperlukan ilmu tafsir.

Sebagai contoh kata “rapat” dalam bahasa Indonesia artinya banyak. Rapat dalam arti sempit atau rapat dalam arti pertemuan. Jadi saya terimakasih atas tulisan saudara/i yang sempat mencantumkan ayat Al-Qur’an, namun ayat-ayat pada poin tersebut tidak bisa diartikan hanya dari terjemahan.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
17 Juni 2019 11:37 am
Balasan ke  Ahmad mahdi

~
Saudara Ahmad,

Kami menghargai pendapat saudara di atas. Pernyataan saudara di atas sedang menyudutkan para ulama saudara sendiri yang telah berlelah-lelah menerjemahkan, tetapi dianggap tidak berarti. Bukankah ini berarti saudara kurang menghargai usaha yang dilakukan para ulama?

Lagi pula, bila kita mencermati pernyataan saudara di atas, maka apa hubungan terjemahan dengan pernikahan beda agama? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin

Balas
anonim
17 Juni 2019 2:46 pm

~
Maaf sebelumnya jika saya salah komentar. Saya hanya ingin berbagi apa yang saya pahami, namun saya juga masih belajar. Setahu saya bahasa Al-Quran itu bahasa yang tinggi, dan tidak bisa ditafsirkan oleh sembarang orang termasuk saya sendiri, sehingga memahami isi Al-Qur’an harus melalui ahlinya kalau dalam agama kami disebut Ulama atau Kiai.

Menurut saya, poin-poin ayat Al-Qur’an yang disampaiakan dalam artikel ini seharusnya tidak boleh menjadi alasan, karena penafsirannya pasti berbeda, dalam menurunkan ayat Al-Quran pun pasti ada asbabul nuzulnya atau sebab diturunkannya ayat tersebut, sehingga tidak bisa dimaknai teksnya saja tapi konteksnya juga perlu dipahami. terima kasih

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
19 Juni 2019 7:18 am
Balasan ke  anonim

~
Saudara Anonim,

Membaca tulisan saudara di atas, nampaknya ada usaha untuk membela Al-Quran sekalipun Al-Quran secara eksplisit telah menyatakan untuk memukul istri. Kami yakin bagaimana pun asbabun nuzul ayat tersebut, maka tidak ada seorang wanita pun yang ingin dipukul oleh suaminya. Tetapi Al-Quran mengajarkan untuk memukul istri. Jelas, Allah SWT tidak memiliki kasih kepada wanita.

Kami bertanya kepada saudara. Mengapa Allah SWT mengajarkan untuk memukul istri? Bukankah ini menandakan bahwa pernikahan beda agama tidak membawa manfaat bagi wanita bila ia menikah dengan Muslim?
~
Solihin

Balas
Vincent
20 Juni 2019 6:46 am

~
Komentar dari sisi pandang orang awam.
Di dearah saya pernikahan beda agama adalah hal yang biasa bahkan sudah turun temurun dan sangat jarang ditemukan masalah karena perbedaan itu, bahkan hampir semua langgeng sampai akhir hayat memisahkan. Soal keturunan sistem yang digunakan adalah bagi rata, (Biasanya) anak pertama ikut agama ayah, anak kedua ikut ibu dan begitu seterusnya tanpa ada masalah.

Karena sudah turun temurun, istilah nenek/kakek Kristen, nenek/kakek Islam, buyut Kristen, buyut islam dsb sudah jadi kata ganti yang biasa. Intinya saya ingin bertanya, maaf jika terlalu dangkal. Apa Tuhan yang menciptakan agama? Seandainya bukan, kenapa kita harus terpecah belah karena aturan manusia?

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
20 Juni 2019 9:26 pm
Balasan ke  Vincent

~
Saudara Vincent,

Sejak zaman dahulu manusia selalu berusaha mencari Tuhan. Namun karena keterbatasan manusia, seringkali manusia salah memahami tentang Tuhan. Manusia terus mencari namun tidak menemukan. Manusia menyembah pohon, batu dan menganggapnya sebagai Tuhan. Ini membuktikan bahwa manusia tidak mungkin bisa mengenal Sang Pencipta jika bukan Sang Pencipta sendiri yang memperkenalkan diri-Nya pada manusia.

Agama adalah buatan manusia sebagai jembatan agar manusia dapat mengenal penciptanya. Melalui agama manusia menyembah sebagai ungkapan bahwa manusia membutuhkan Tuhan.Agama berkaitan dengan apa yang diyakini, Namun bagaimana jadinya jika dua orang yang berbeda agama menikah? Apakah mungkin dua keyakinan yang berbeda disatukan dalam pernikahan? Ini adalah hal yang tidak mungkin. Pernikahan adalah menyatukan dua pribadi menjadi satu.
~
Noni

Balas

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Isa Al-Masih Memberi Pengetahuan Tentang Hari Kiamat
  • Kisah Mukmin menemukan Surga Melalui Mimpi Baik Dari Allah
  • Cara Bertaubat Dari Dosa Zina Yang Pasti Allah Terima!
  • Kisah Mukmin Saudi Mengalami Keajaiban Sembuh dari Kanker!
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah
  • 4 Fakta Penting Tentang Isa Al-Masih dari Surah Al-Baqarah
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?
  • 5 Mukjizat Nabi Isa Dalam Al-Quran Yang Muslim Wajib Ketahui
  • 5 Fakta Menarik Dari Kisah Kelahiran Nabi Islam dan Isa Al-Masih

Artikel Yang Terhubung

  • Apakah Nikah Siri Menurut Islam Sesuai Dengan Ajaran Allah?
  • Mengapa Seseorang Muslim Menjadi Ateis dan Menolak Agama?
  • Bagaimana Pandangan dan Penghargaan Agama Islam Terhadap…
  • Bagaimana Pandangan Orang Islam tentang Agama Kristen?
  • Kisah Tragis Mengenai Pembunuhan Demi Kehormatan Agama

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2023 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami

wpDiscuz