Pembicaraan terhangat pada Ramadhan berkisar dalam silaturahmi keluarga. Tidak heran, karena keluarga adalah lembaga pertama yang dibentuk Allah bagi umat manusia (Taurat, Kitab Kejadian 2:23-24).
Silaturahmi sebagai penghubung kekerabatan dan kasih sayang keluarga, menjadi salah satu tujuan penting Ramadhan. Lalu, bagaimana mengeratkan hubungan keluarga? Apakah juga perlu mengeratkan hubungan dengan orang di luar keluarga? Tidak seagama? Bagaimana caranya?
Tips Penting Menyasar Silaturahmi Keluarga
- Bersifat Rendah Hati. Di zaman ini anak sering mempunyai pendidikan yang melebihi orang tua, serta pengalaman yang lebih luas. Karena itu, tanpa sadar dan sengaja, anak dapat memberi kesan lebih pintar dari orang tua. Sehingga orang tua, juga sanak saudara, dapat merasa tersinggung atau mungkin kurang dihargai.
- Bersedia Melayani. Bersedia melayani dan tidak selalu dilayani. Baik di rumah keluarga maupun di tempat sanak saudara. Dengan melayani, Anda menyatakan penghargaan bagi orang lain. Isa Al-Masih sendiri berkata, “Ia datang dari sorga untuk melayani, bukan untuk dilayani” (Injil, Rasul Markus 10:45).
- Topik Pembicaraan. Hindari hanya berbicara mengenai pengalaman Anda. Bertanyalah pada keluarga mengenai pengalaman hidup mereka.
Bila Anda ingin bertanya bagaimana mempererat hubungan keluarga, silakan email kami.
Penjangkauan Silaturahmi?
Para Mukmin tidak perlu bingung mengenai silaturahmi dengan kerabat non-Muslim. Asma binti Abu Bakar pernah menolak hadiah dari seseorang karena ibunya masih musyrik. Nabi Islam memberi ayat, “Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama . . .” (Qs 60:4).
Isa Al-Masih, Kalimat Allah, memberi ayat suci tentang hal ini: “Kasihilah musuh-musuhmu. Berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu. Minta berkat bagi orang yang mengutuk kamu. Berdoalah bagi orang yang mencaci kamu” (Injil, Rasul Lukas 6:27-28).
Jadi, selain mengutamakan silaturahmi dan keluarga, silaturahmi perlu meliputi keluarga Isa Al-Masih juga. Bagikan lewat email ini, bagaimana cara Anda bersilaturahmi dengan non-Muslim.
Silaturahmi Keluarga Nabi Isa
Isa juga mengeratkan hubungan dengan keluarga-Nya. Bahkan saat disalib, Ia meminta murid-Nya menjaga ibu-Nya. Adik Isa merupakan pemimpin jemaat pertama di Yerusalem.
Isa juga memperhatikan silaturahmi dengan keluarga besar-Nya, yaitu semua pengikut-Nya.
Satu waktu ibu dan saudara-saudara-Nya memanggil Isa, saat Ia sedang mengajar. Isa langsung bertanya pada para pendengar, “Siapakah ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku?” Ia menjawab sendiri, “Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku” (Injil, Rasul Markus 3:31-35).
Bagaimana Menjadi Anggota Keluarga Besar Isa Al-Masih?
Seperti tertulis di atas, kita harus “melakukan kehendak Allah.” Mungkin Anda bertanya, “Apa ‘kehendak Allah’?”
Pendengar-pendengar-Nya juga bertanya demikian. Isa menjawab: “Percayalah kepada Saya yang diutus Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 6:28-29, 14:6).
Pada Ramadhan ini, semoga Anda mengadakan silaturahmi Keluarga yang berkhidmat dengan sanak saudara dan tetangga. Terlebih lagi, semoga Anda menjadi anggota keluarga besar Allah. Hal itu terjadi saat Anda percaya kepada Isa Al-Masih sebagai Juruselamat dunia!
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Lihat artikel ini dalam bentuk video
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Silaturahmi keluarga sangat penting. Disamping tips di artikel ini apa saudara mempunyai tips tambahan untuk silaturahmi.
- Apakah pantas Isa Al-Masih mengutamakan pengikut-pengikut-Nya di atas keluarga-Nya sendiri? Jelaskanlah jawaban saudara.
- Pada Bulan Ramadhan bagaimana saudara dan keluarga memperlakukan penganut-penganut dari agama lain? Silakan memberi contoh.
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini dua link yang berhubungan dengan artikel “3 Tips Silaturahmi dalam Keluarga Agar Hubungan Semakin Erat” Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Kasih Sayang Allah Dalam Al-Quran Dan Injil
- Bukti Terbesar Kasih Allah Dalam Islam Dan Kristen
- Teladan Puasa Isa Al-Masih untuk Bulan Ramadhan
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Ditulis oleh: Jason Gilead
~
Islam agama yang diridhoi Allah, masuklah Islam. Ini adalah agama yang lurus.
~
Saudara Manusia,
Kami menghargai pendapat saudara. Namun, hal itu perlu dibuktikan secara konkret. Bila Islam adalah agama yang diridhoi Allah, maka perlu dikembangkan silaturahmi, apalagi di bulan puasa ini. Sebab agama yang lurus memberikan kedamaian karena umatnya pun dijamin masuk sorga.
Namun, bila mengacu pada Al-Quran, maka Al-Quran memberikan kepastian masuk neraka bagi umat Islam (Qs 19:71-72). Pertanyaannya, mengapa Al-Quran menjamin pemeluk agama yang diridhoi masuk neraka? Apakah dengan keputusan Allah SWT ini menjadikan pemeluk agama yang diridhoi tetap dapat menjaga silaturahmi kepada umat beragama lain? Bagaimana?
~
Solihin
~
To: Manusia Biasa,
Saya kasih saran pelajarilah Qur’an dengan betul dan anda harus punya pikiran kritis dan skeptis terhadap Qur’an. Saya tanya apakah yang menjadi Juruselamat anda? Allah atau agama Islam? Berikan dalil-dalilnya.
~
Saudara Hendy,
Saudara memberikan pertanyaan yang baik sekali. Kiranya saran saudara diperhatikan sehingga semua pengunjung situs ini memiliki pemikiran kritis, sekalipun perlu menjaga silaturahmi agar tercipta suasana indah dan damai. Terimakasih.
~
Solihin
~
Manusia Biasa: “Islam agama yang diridhoi Allah, masuklah Islam. Ini adalah agama yang lurus.”
Amsal 14:12, “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.” Bukti: “Tiada seorang pun daripadamu melainkan akan mendatangi jahannam itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang telah ditetapkan.” Tetapi jalan menuju kehidupan itu berkata:
Yesus berkata: “Akulah jalan, kebenaran dan hidup….”
Yesus berkata: “Akulah kebangkitan dan hidup…”
~
Saudara Abdul,
Memang benar bahwa satu-satunya yang dapat menolong manusia lepas dari api neraka adalah Isa Al-Masih, bukan agama. Itu sebabnya, penting untuk membaca Alkitab dan Al-Quran secara menyeluruh sehingga dapat membandingkannya.
~
Solihin
~
Saudara Staf,
Apakah Saudara pernah membaca Alkitab secara menyeluruh? Maaf sebelumnya, saya hanya membaca sedikit dari Alkitab. Namun di dalammya banyak yang bertentangan. Di antaranya ada ayat yang memerintahkan untuk mengasihi musuh dan ada juga ayat yang memerintahkan memerangi musuh secara sadis.
~
Saudara Upin,
Kami telah membaca Alkitab secara menyeluruh. Kami belum mengetahui secara pasti apa yang dimaksud oleh saudara mengenai pertentangan ayat dalam Alkitab. Barangkali saudara dapat menyebutkan ayat yang bertentangan tersebut secara jelas dan eksplisit, sehingga kita dapat memeriksanya bersama-sama.
Isa Al-Masih menekankan kasih kepada semua orang, termasuk orang yang membenci dan menganiaya pengikut-Nya. Hal ini dilakukan agar tetap terjaga silaturahmi yang baik. Lagi pula, sifat Allah yang mahakasih mesti menjadi bagian dari umat-Nya, bukan membunuh atau memancung kepala. Bukankah demikian saudara?
~
Solihin
~
“Saya kasih saran pelajarilah Qur’an dengan betul dan anda harus punya pikiran kritis dan skeptis terhadap Qur’an.”
Al-Quran tidak perlu dikritis karena kami beriman. Yang patut dikritis adalah Alkitab, karena Alkitab tidak jelas tuntunannya. Syarat untuk bisa memahami Al-Quran adalah menguasai bahasa Arab. Jika tidak bisa menguasainya, bagaimana Al-Quran bisa dikritik? Al-Quran ini diturunkan bukan bahasa Indonesa. Anda kritik saja penerjemahnya, bukan Al-Qurannya, karena penerjemah manusia biasa bukan Tuhan dan juga bukan nabi, tapi banyak kekurangannya. Anda mengkritik Al-Quran tidak berdasarkan ilmunya, tapi dikira-kira atau taklid buta, ikut-ikutan. Alkitab itu palsu menurut penelitian saya.
~
Saudara Kitabullah,
Kami dapat memaklumi tulisan saudara di atas. Menarik sekali bagi kami ketika saudara menyatakan bahwa saudara telah melakukan penelitian terhadap Alkitab. Kami mengajak saudara untuk mendiskusikan hal ini lebih jauh di link ini: http://tinyurl.com/dygnn2j, karena kami ingin mengetahui hasil penelitian saudara mengenai Alkitab. Lagi pula, artikel di atas tidak membahas hal itu.
~
Solihin
~
Yesus berkata: “Akulah jalan, kebenaran dan hidup….”
Yesus berkata: “Akulah kebangkitan dan hidup…”
Itu butuh tafsir. Jalan kebenaran seperti apa? Yesus itu tidak pernah mengakui dirinya Tuhan, kenapa anda mengakuinya? Padahal di dalam Alkitab sudah jelas, beliau adalah utusan Allah saja. Kalau seandainya Yesus itu benar-benar utusan Allah yang dianggap kaum Muslimin, maka kamilah yang mengikuti kebenaran Yesus dan sebaliknya jika anda menganggap Yesus itu Tuhan, adakah bukti Yesus mengakui benar-benar dengan nyata bahwa dirinya Tuhan? Bukan diakui oleh masyarakat ataupun murid sekalipun, yang saya tanyakan dirinya. Ini saja pointnya, tidak usah merembet kemana-mana.
~
Saudara Hakkulah,
Banyak bukti yang menjelaskan Isa Al-Masih adalah Tuhan. Misal, Isa Al-Masih menerima penyembahan dari manusia (Injil, Rasul Besar Matius 28:9, 17). Karena itu, kami mengajak saudara untuk mendiskusikan lebih jauh di link ini: https://tinyurl.com/y8w8qv3r, karena artikel di atas tidak membahas hal itu secara khusus. Terimakasih.
~
Solihin
~
To: Kitabulah,
Memangnya kalau kitabnya bahasa Arab tidak boleh dikritisi? Saya tanya pada anda, siapakah menurut anda yang paling ahli menterjemahkan bahasa Arab dalam Qur’an? Apakah anda? Terjemahan itu juga bisa mewakili maksud dari ayat-ayat tersebut, karena orang-orang yang menterjemahkan pasti dianggap mempunyai kompetensi untuk menterjemahkanya, walaupun mengerti bahasa aslinya akan menambah wawasan dan menafsirkan ayat-ayatnya lebih akurat. Jelas-jelas karena kitabnya bahasa Arab kita harus kristis dan mencari kebenarannya, supaya kita tidak mudah tertipu.
To: Hakkulah,
Yesus pernah mengakui Diri-Nya Tuhan. Baca Yoh 13:13, “Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.” Anda harus lihat bahasa aslinya bahwa Tuhan di atas mengunakan bahasa Yunani Kurios yang berarti Pribadi yang maha tinggi, yang banyak digunakan sebagai terjemahan dari bahasa Ibrani Yehova atau adonay sebagai panggilan Allah oelh orang Israel.
~
Saudara Hendy,
Kami berpendapat bahwa terjemahan diambil dari bahasa asli. Bila terjemahan Al-Quran dianggap bukan Al-Quran, maka untuk apa diterjemahkan? Bukankah pekerjaan menerjemahkan Al-Quran adalah sia-sia? Kami berharap saudara dapat melanjutkan diskusi mengenai terjemahan kitab di link berikut: https://tinyurl.com/y9uozst9, karena artikel di atas tidak membahas hal itu. Terimakasih.
~
Solihin
~
“Isa langsung bertanya pada para pendengar, “Siapakah ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku?” Ia menjawab sendiri, “Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku” (Injil, Rasul Markus 3:31-35).”
Pertentangannya banyak sekali di ayat ini.
1. Isa dan Allah itu dua orang yang berbeda.
2. Orang yang melakukan kehendak Allah disebut saudaranya Isa. Isa = Tuhan, berarti manusia bisa menjadi saudaranya tuhan.
3. Tuhan punya saudara laki-laki dan saudara perempuan.
4. Orang yang melakukan kehendak Allah disebut saudaranya Isa, tapi tidak disebut saudaranya Allah.
5. Tuhan punya ibu.
Satu ayat tapi perdebatannya sampai lima poin.
~
Saudara Wahyu,
Dalam kaidah berbahasa, maka dikenal adanya majas atau gaya bahasa. Isa Al-Masih menyatakan demikian dengan gaya metafora. Ini berarti Isa Al-Masih menggunakan analogi tersebut untuk mengungkapkan esensi kebahagiaan dan silaturahmi tersebut, yaitu melakukan kehendak Allah.
Pertanyaannya, apakah kehendak Allah? Kehendak Allah adalah “supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman” (Injil, Rasul Besar Yohanes 6:40). Kami bertanya kepada saudara. Apakah silaturahmi yang dilakukan pada bulan Ramadhan memberikan kebahagiaan sejati? Apakah kebahagiaan sejati menurut saudara?
~
Solihin
~
Wahyu Kurniawan: “Isa langsung bertanya pada para pendengar, “Siapakah ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku?” Ia menjawab sendiri, “Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku” (Injil, Rasul Markus 3:31-35).”
Ayat ini menandakan bahwa Isa Al-Masih berkehendak agar manusia bisa dekat dengan-Nya. Ibarat dalam satu keluarga ada hubungan harmonis antara orang tua dengan anak-anaknya. Bisa bercanda, saling curhat atau bercerita.
~
Saudara Jaka,
Isa Al-Masih menggunakan bahasa metafora untuk menggambarkan esensi dari sebuah hubungan. Adalah menarik bahwa Isa Al-Masih menekankan tentang kehendak Allah. Apakah itu kehendak Allah? Saudara dapat membaca dalam Injil, Rasul Besar Yohanes 6:40. Terimakasih.
~
Solihin
~
Abdul Somat
“Yesus berkata: “Akulah jalan, kebenaran dan hidup….”
“Yesus berkata: “Akulah kebangkitan dan hidup…”
Hakullah
“Itu butuh tafsir. Jalan kebenaran seperti apa? Yesus itu tidak pernah mengakui dirinya Tuhan.”
Abdul Somad
Kalimat Yesus di atas straight to forward, penuh otoritas illahi meski bahasa sederhana. Karena itu orang tak berpendidikan pun dapat mengerti maksud Yesus, kecuali bagi mereka yang gemar berakrobat kata. Mengatakan kalimat Yesus di atas butuh tafsir hanyalah dalih semata, penuh akal bulus. Jika Yesus berkata: “Akulah Allah, maka sembah lah Aku.”, jangan percaya sama sekali dengan pengakuan itu, sebab Allah Alkitab sekali pun tidak pernah berkata seperti itu.
~
Saudara Abdul,
Isa Al-Masih telah menegaskan secara jelas siapa diri-Nya, yaitu Dia adalah kebenaran. Setiap orang yang mengenal kebenaran akan melakukan silaturahmi dengan hati yang murni, karena ia tahu apa yang dilakukannya. Karena itu, kami berharap saudara-saudara di forum ini memahami kebenaran itu. Terimakasih.
~
Solihin
~
Bagaimana bisa agama yang mengajarkan kebencian kepada keluarga bisa menasehati Muslim yang sudah lengkap dan sempurna ajarannya?Admin mungkin jarang baca Alkitab atau malah tidak pernah sama sekali baca Alkitab? Coba baca Lukas 14:26, “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”
Sangat sulit bukan untuk menjadi Kristen, kita mesti membenci orang yang seharusnya kita cintai?Ini bukan ayat pertama ajaran Yesus yang anti sosial. Dalam ayat lain ia pernah membentak ibu kandungnya karena memberitahu bahwa arak sudah habis. Jadi sangat bertolakbelakang dengan ajaran kasih damai.
~
Saudara Gandhi Waluyan,
Mungkin saudara seorang yang rajin membaca Alkitab. Namun sayang karena saudara hanya sekedar membaca saja, namun tidak memahami konteks ayat yang saudara baca.
Saat membaca ayat dalam Alkitab, saudara harus membacanya satu perikop, sehingga saudara bisa memahami makna ayat yang sesungguhnya dan tidak keliru memaknainya. Seperti ayat yang saudara kutip, saudara sangat keliru menanfsirkan perkataan Yesus tersebut karena saudara tidak membaca secara keseluruhan.
~
Noni
~
Saudara Admin,
Mungkin Anda kurang membaca Al-Qur’an hingga tidak memahami apa yang diajarakan dalam Al-Qur’an. Ini hanya meluruskan cerita Admin yang salah. Kejadian Asma binti Abu Bakar itu menolak ibunya yang non Muslim memang benar, tapi saya tanya mengapa ceritanya hanya diambil pada bagian sana saja? Kenapa pada bagian rasululah mengijinkan ibu itu masuk tidak ditulis?
~
Saudara Adam,
Kami menghargai pendapat saudara. Bila saudara memiliki bukti untuk itu, kami mempersilakan saudara mengutip bagian tersebut dengan mencantumkan sumber referensi yang kredibel. Kami berharap saudara dapat membuktikannya. Bagaimana saudara?
~
Solihin
~
Nabi Musa berlindung kepada Allah dari orang-orang seperti kalian: “Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina”. Mereka berkata: “Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?” Musa menjawab: “Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil” (QS. 2:67)
~
Saudara Kustiyan,
Kami senang saudara mengutip ayat tersebut. Sebab ayat tersebut memiliki kejanggalan. Kami berharap saudara dapat menjawab pertanyaan kami. Ditinjau dari aspek kronologis waktu, maka Al-Quran baru muncul di abad ke-7. Sedangkan Musa hidup ribuan tahun sebelum Al-Quran muncul. Pertanyaannya, kapan perkataan Musa itu disampaikan? Siapakah saksinya? Tertulis dimanakah itu dalam Al-Quran? Mohon pencerahan.
~
Solihin