Kiamat sudah dekat! Nanti akan ada pengadilan bagi semua tindakan manusia.
Mana lebih baik bertemu dengan Hakim Adil atau Pemberi Rahmat? Mengerti hal ini akan membuat kita tenang menghadapi akhirat.
Menariknya, kedua peran ini terkait dengan Isa Al-Masih. Islam dan Nasrani percaya Isa Hakim Adil. Juga sepakat Isa perwujudan Rahmat Allah.
Mari kita lihat topik ini dari pandangan kedua agama.
Isa Sebagai Hakim Adil
Tahukah Anda bahwa Islam dan Nasrani menyatakan Isa Hakim Adil?
Al-Quran menyatakan jelas bahwa, “Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang Hari Kiamat” (Qs 43:61).
Selanjutnya Hadits menyatakan Isa adalah Hakim Adil.
“Isa Al-Masih anak Maryam akan turun di tengah-tengah kamu. Dia akan menjadi Hakim yang Adil” (HR. Muslim No. 127).
Injil meneguhkan: “. . . Kristus Yesus [Isa Al-Masih] yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati. . .” (Injil, Surat 2 Timotius 4:1).
Jadi memang jelas kedua agama menyatakan Isa Hakim Adil. Anda pasti setuju, menghadapi Hakim Adil pada kiamat tidak memberi ketenangan hati bukan? Karena kita manusia pasti ada dosa.
Isa Juga adalah Pernyataan Rahmat Allah
Al-Quran menyatakan: “[Isa Al-Masih adalah] . . . rahmat dari Kami” (Qs 19:21). Ayat ini menegaskan Isa adalah pernyataan Rahmat Allah.
Selaras dengan pernyataan Injil: “Tetapi Allah kaya dengan rahmat. . . . Karena kemurahan-Nya, Saudara diselamatkan karena iman kepada Kristus [Isa Al-Masih]” (Injil, Surat Efesus 2:4,8).
Tidak ada nabi lain yang mendapatkan pernyataan spesifik seperti ini. Menurut pandangan Anda, bukankah semua informasi ini menempatkan Isa pada posisi unik?
Apakah Anda Siap Menghadap Hakim Adil?
Allah yang kaya rahmat mau menyelamatkan manusia berdosa. Anda tentu paham bahwa semua orang ada khilaf dan salah. Kita gelisah kalau memikirkan Hakim yang Adil. Bagaimana cara yang benar untuk menghadap Hakim yang Adil saat Kiamat?
Allah menyediakan jalan-Nya melalui Isa. “Bapa [Allah yang penuh rahmat] tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak [pernyataan Rahmat Allah, Isa Al-Masih]” (Injil, Yohanes 5:22).
Mengetahui hal ini membuat kita bisa menentukan sikap. Apakah lebih baik mengimani Isa nanti saat Dia sebagai Hakim Adil? Ataukah lebih baik dari sekarang menerima rahmat-Nya?
Nanti dalam pengadilan, manusia mempertanggung-jawabkan semua perbuatannya. Padahal kita pasti ada dosa.
Bukankah karena itu kita yang hidup sekarang lebih lagi butuh rahmat-Nya? Isa bisa menolong Anda mendapat rahmat Allah setiap hari.
Saat kita mengimani Isa maka akan ada rahmat Allah. Kita bisa hidup dalam damai.
Al-Quran sendiri menyatakan: “Tidak ada seorang pun dari ahli kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya” (Qs 4:159).
Mari beriman kepada Isa sekarang! Anda akan tenang menghadapi penghakiman pada akhirat. Juga mendapatkan rahmat-Nya untuk menjalani keseharian sekarang ini.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Bagaimana pendapat saudara mengenai Isa sebagai hakim adil yang diakui dua agama besar?
- Isa adalah pernyataan rahmat Allah. Hal ini juga diakui dua agama besar. Bagaimana pandangan saudara mengenai hal ini?
- Bagaimana pandangan saudara mengenai Isa sebagai pribadi dengan berbagai gelar unik (hakim adil, mesias, imam mahdi)?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini dua link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Relasi Masuk Sorga Karena Rahmat Allah Dan Isa Al-Masih
- Al-Quran Dan Hadits – “Isa Al-Masih Datang Di Hari Kiamat”
- Bagaimana Isa dalam Al-Baqarah, Puncak Al-Quran?
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Ellina mengatakan
~
Staff Isa dan Islam mengatakan sebelum Islam, cerita Isa Al-Masih tidak disalibkan baru muncul 7 abad setelah peristiwanya terjadi. Penjelasannya begini
1.Jangan melihat kurun waktu walaupun Islam turun abad ke 7 isinya mencerminkan kebenaran Wahyu dari Allah diantaranya tentang semua kejadian sejak manusia pertama nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Ismail, Ismail, Ishaq, Yaqub, Yusuf, Ayub, Musa, Daud, Sulaiman,dst. Sampai kepada nabi Isa, dan nabi akhir zaman Muhammad. Masing-masing nabi utusan Allah tersebut mendapat tugas menyempurnakan ajaran nabi sebelumnya. Kepada Muhammad diturunkan Al-Quran sebagai penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya.
2. Al-Quran sangat sempurna, mengandung:
a. Akidah (kepercayaan, keyakinan)
b. Ibadah (mengatur tatacara hubungan dengan Allah secara rutin/ terus menerus)
c. Muamalah (mengatur hubungan hidup antar manusia mis, jual beli, utang piutang, pernikahan, dsb)
d. Persoalan hukum.
e. Sejarah dan kisah-kisah umat terdahulu.
f. Rujukan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Jadi jangan heran kalau walaupun Islam dan Al-Quran datangnya belakangan isinya menyebutkan tentang nabi-nabi sebelumnya termasuk Isa. Serta kejadian-kejadian lain pada masa kerasulan masing-masing nabi. Apa yang tercantum dalam Al-Quran datangnya dari Allah yang maha pencipta yang diwahyukan kepada Muhammad dan tidak ada keraguan didalamnya (valid). Jadi walaupun Islam datang abad ke 7 tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Mudah-mudahan anda paham kronologinya.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Ellina,
Terimakasih atas penjelasannya. Kami meyakini tujuan baik saudara adalah untuk membela Islam sebab keyakinan saudara seperti itu. Tetapi marilah membuka pemikiran untuk memperolah kebenaran itu. Kami tidak bermaksud mempengaruhi saudara, tetapi izinkanlah diri saudara melihat dengan terang persoalan ini. Jadi seandainya bahwa setelah nanti Anda berusia 70 tahunan, lalu tiba-tiba munculah seorang yang tidak dikenal yang usianya sangat jauh lebih muda dari saudara kemudian dia menggugat identitas saudara.
Dia mengatakan bahwa saudara bukan anak orang tua saudara. Bahwa kehidupan yang saudara jalani baik pekerjaan dan keluarga dinyatakannya adalah keliru dan merupakan sebuah kemunafikan dan kepalsuan. Lalu bagaimana sikap saudara? Apakah saudara percaya saja kalau orang itu mengklaim bahwa tuduhannya itu berasal dari Tuhan?
~
Noni