Kemajuan ilmu pengetahuan telah mempengaruhi kehidupan manusia. Apakah ilmu forensik dapat membuktikan fakta kematian Isa Al-Masih? Pelajarilah di sini.
Ilmu forensik banyak menolong para penegak hukum. Khususnya ketika harus mengotopsi jasad, pada kasus yang menyebabkan kematian.
J. Warner Wallace dalam bukunya “Cold – Case Christianity” menjabarkan bukti-bukti forensik yang membenarkan Isa Al-Masih wafat disalib.
Bukti Forensik Membenarkan Fakta Kematian Isa Al-Masih
Kitab Suci Injil menuliskan, saat Isa Al-Masih tergantung di salib, prajurit menusuk lambung-Nya. Akibatnya, darah dan air keluar dari lambung-Nya (Injil, Rasul Besar Yohanes 19:34).
Secara medis, orang yang terluka hingga meninggal, mengalami beberapa bentuk syok pada sistem peredaran darah. Baru kemudian meninggal. Sebab organ dan jaringan tubuhnya tidak mendapatkan aliran darah yang cukup. Ini menyebabkan efusi perikardial (meningkatnya cairan dalam membran yang melingkupi jantung). Juga efusi pleural (meningkatnya cairan dalam membran yang melingkupi paru-paru).
Bagaimana Prajurit Tahu Isa Sudah Mati?
Posisi Isa ketika disalib adalah tegak lurus. Dan secara alami terjadi efusi dalam tubuh-Nya. Cairan dalam tubuh-Nya semakin bertambah banyak. Dan akan mengalir keluar dari tubuh apabila terjadi tusukan. Ini sebuah pertanda bahwa Isa sudah mati, sebelum prajurit menusuk lambung-Nya dengan tombak.
Jika saat itu Isa belum mati, air dan darah tidak mungkin keluar bersamaan dari lambung-Nya. Jadi, bukti forensik menujukkan bahwa Isa Al-Masih sudah mati sebelum lambung-Nya ditusuk.
Al-Quran Mengakui Kematian Isa Al-Masih
Selain Injil, Al-Quran juga mencatat Nabi Isa wafat. Yaitu, “. . . Allah berfirman: “Hai Isa Al-Masih, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu . . .” (Qs 3:55).
“Akhir ajal” adalah batas hidup seseorang yang telah ditentukan Tuhan. Melalui ayat di atas, kita mengetahui tentang fakta bahwa Isa wafat. Isa benar-benar tiba pada akhir ajal-Nya.
Mengapa Kematian Isa Penting?
Melalui bukti forensik serta pernyataan Al-Quran dan Injil, kita mengetahui bahwa Isa benar-benar wafat. Maka tidak salah bukan, bila kita percaya bahwa berita nabi Isa menemui ajal saat di dunia sangatlah penting?
Kematian dan kebangkitan Isa Al-Masih adalah satu-satunya, cara Allah melunasi hutang dosa manusia. Sebab manusia berdosa tidak mungkin dapat membayar hutang dosanya. Sekalipun dengan mengumpulkan amal dan ibadah. Hanya melalui pengorbanan Isa Al-Masih, seseorang memperoleh keselamatan. Seperti tertulis dalam Kitab Injil, “Jadi, oleh anugerahlah kamu telah diselamatkan melalui iman: Itu bukan berasal dari dirimu sendiri, melainkan pemberian Allah, itu bukan karena amalmu . . . ” (Injil, Surat Efesus 2:8-9 KSI).
Pentingkah Kematian-Nya bagi Anda?
Rindukah Anda memperoleh keselamatan kekal dari Allah? Rindukah hutang-hutang dosa Anda dilunasi? Isa Al-Masih memiliki kuasa memberikan jaminan ke sorga. Datanglah kepada Isa Al-Masih! Hanya Dia yang dapat melakukannya untuk Anda!
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut saudara, apakah bukti-bukti forensik di atas dapat digunakan sebagai pembenaran bahwa nabi Isa mengalami kematian?
- Setelah mengetahui bukti-bukti kematian Isa di atas, baik berdasarkan bukti-bukti forensik maupun kitab suci. Masihkah Anda ragu tentang kematian Isa Al-Masih? Mengapa?
- Menurut saudara, apakah alasan mereka yang menolak kematian Isa Al-Masih?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Pandangan Al-Quran Tentang Kematian Isa Al-Masih
- Kematian Isa Al-Masih Menurut Pakar Muslim
- Bukti-Bukti Kematian Isa Al-Masih Di Salib
- Mustahil Allah Bisa Mati!
- Bagaimana Allah Dapat Mati?
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].