• Skip to main content
  • Skip to header right navigation
  • Skip to site footer
Isa Dan Islam

Isa Dan Islam

Dialog Agama - Isa dan Islam

  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami

Apakah Tujuan dan Motivasi Umat Islam dan Nasrani Beramal?

Isa Dan Islam > Artikel > Isa Al-Masih > Ajaran Isa > Apakah Tujuan dan Motivasi Umat Islam dan Nasrani Beramal?
5 Februari 2018 | 178 Komentar

al-quran-dan-ka'bah-amal-unggulan-agama-islamPara Mukmin yakin akan kelebihan amal Islam. Malahan mereka juga yakin, mereka menjalankan jauh lebih banyak amal dari orang Nasrani. Benarkah? Silakan mengemail pandangan Anda! Juga, apakah jumlah amal atau motivasi orang yang beramal lebih penting? Mungkinkah motivasi beramal lebih penting dari pada jumlah amal?

Analogi yang Menolong Orang Islam Mengerti Amal Nasrani

Ada seorang ayah mempunyai dua anak. Ia sangat mencintai kedua anaknya. Ia bekerja keras dan berkorban untuk anaknya. Ia tidak membeli baju buat dirinya agar anak-anaknya mempunyai seragam sekolah. Ia memakai sandal supaya anak-anaknya mempunyai sepatu.

Setelah anak-anaknya SMU, si ayah semakin rajin bekerja siang dan malam demi membiayai sekolah anaknya. Hal itu membuatnya semakin kurus. Mungkin Anda mempunyai ayah yang mengasihi Anda seperti ini!?

dua-lelaki-islam-sedang-berbicara-kelebihan-amal-islamBagaimana Anak Indonesia Membalas Kasih pada Ayah yang Baik?

Setelah kedua anaknya berhasil, mereka meminta si ayah untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Sekarang mereka yang merawat dan menjaga ayah mereka, serta memenuhi semua kebutuhannya. Mereka memperlakukan ayah mereka dengan penuh rasa hormat.

Mereka melayani bukan bertujuan agar menerima sesuatu atau karena paksaan. Mereka mengasihi ayahnya dan berbuat baik, karena mereka sungguh mengasihi sang ayah.

penderitaan-isa-al-masih-saat-disalibMotivasi Orang Nasrani Beramal

Menurut Kitab Allah, Bapa di sorga berkorban dengan mengutus Kalimat-Nya [Isa Al-Masih] ke dunia untuk menderita di salib bagi manusia. Karena pengorbanan-Nya, pengikut Isa Al-Masih menghindari neraka dan terjamin hidup kekal di sorga. Akibatnya, orang Nasrani, sama seperti kedua anak di atas, berbuat amal sebagai cara membalas kasih kepada Allah.

  1. Orang Nasrani sangat menghargai pengorbanan Allah bagi mereka.
  2. Orang Nasrani terdorong beramal terus-menerus sebagai tanda terimakasih.
  3. Orang Nasrani sadar, mustahil membalas kebaikan Allah.

Isa Al-Masih berkata; “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (Kitab Allah, Rasul Besar Yohanes 14:15). Orang Nasrani menaati Allah dengan berbuat amal sebagai tanda kasih!

orang-islam-sedang-memanjatkan-doaApakah Motivasi Beramal Umat Islam?

Para ulama menasihati melakukan amal shaleh. Seperti shalat, puasa, zakat, dan sebagainya agar menghindari neraka.

“Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan” (Qs. Al-Jathiyah [45]:28).

Mungkin Anda yakin akan kelebihan amal Islam, dan beramal untuk meraih pahala guna menghindari api neraka. Jika demikian, apakah motivasi dasar amal-amal Anda?

Apakah anak yang melayani ayah untuk mendapat sesuatu darinya, lebih baik dari anak yang melayani ayahnya karena kasih tanpa mengharapkan apa-apa? Apakah amal yang dimotivasikan kasih lebih berkualitas dari amal yang dikerjakan dengan harapan mendapat pahala? Silakan mengemail pandangan anda.

Bila Anda menikmati keselamatan dari Isa Al-Masih, Anda akan terdorong berbuat banyak amal sebagai tanda kasih. Yaitu tanda terimakasih atas keselamatan dari neraka yang Anda nikmati!

[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]

 


Lihat artikel ini dalam bentuk video

 

Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Pada umumnya, mengapa orang beragama menjalankan amal? Jelaskanlah jawaban Anda.
  2. Menurut Anda, motivasi berbuat amal manakah yang unggul? Motivasi mana yang paling berkenan kepada Allah?
  3. Bagaimana cara mengukur atau menilai mutu amal yang penganut agama jalankan? Jelaskanlah jawaban Anda.

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas.  Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:

  1. Mukmin Tidak Perlu Beramal Untuk Masuk Surga?
  2. Akankah Amal Baik Melebihi Amal Buruk Seseorang?
  3. Dapatkah Amal Ibadah Menyelamatkan Orang Islam?
  4. Ternyata Amalan Tidak Menyelamatkan Manusia Dari Hukuman Allah!

Video:

  1. Beramal – Mencari Pahala Atau Karena Kasih?

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

Ditulis oleh Jason

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel: “Apakah Tujuan dan Motivasi Umat Islam dan Nasrani Beramal?“, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
Kategori: Ajaran Isa, Isa Al-MasihTag: Amalan baik, motivasi beramal, video

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on X (Twitter) Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].

Subscribe
Beritahulah

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

178 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
Aldi Julvia
5 Februari 2018 8:47 pm

~
Saya akan menjawab pertanyaan kedua. Menurut Anda, motivasi berbuat amal manakah yang unggul? Motivasi mana yang paling berkenan kepada Allah?

Hai orang Nasrani, kami tidak mendasarkan sesuatu berdasarkan pendapat kami. Jadi, janganlah engkau tanya menurut kami apa. Kami mengembalikannya kepada Al-Quran dan Sunnah. Saya kan menjawab. Amal yang paling unggul (utama) adalah sholat pada waktunya lalu berbakti pada ibu bapak kami lalu berjihad di jalan Allah. Kedua, motivasi yang paling berkenan kepada Allah. Kami mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi apa-apa yang dilarang-Nya serta menjauhi perdebatan. Semoga menjawab pertanyaanmu.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
9 Februari 2018 8:55 am
Balasan ke  Aldi Julvia

~
Saudara Aldi,

Kami tidak menemukan jawaban saudara setelah membacanya. Saudara mencoba menjawab pertanyaan tersebut, tetapi tidak menjelaskan motivasi saudara mengamalkan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Tentu apa yang dilakukan oleh saudara mesti ditelusuri lebih jauh apa motivasinya. Apakah motivasi tersebut untuk mendapatkan sorga atau bagaimana?

Dengan mengetahui motivasi ini, maka saudara akan dibantu untuk memiliki tujuan yang murni dalam mengamalkan perintah Allah. Kami berharap saudara dapat memahami pendapat kami. Terimakasih.
~
Solihin

Balas
In the name of God
6 Februari 2018 1:31 am

~
Dalam ajaran Kristen memang bukan servile fear menjadi acuan tetapi filial fear artinya bukan kita beriman dan menuruti Tuhan karena takut akan azab, siksa kubur atau api neraka yang menyala-nyala dan membakar, tetapi karena kita tidak ingin menyakiti hati ALLAH dan berusaha mengasihi ALLAH. Saya pernah baca tulisan salah seorang ustazah, di mana ia menulis tentang 10 siksaan yang dialami wanita di dalam kubur dan neraka. Siksaan ini digambarkan dengan mengerikan. Kemudian, kesimpulannya salah satunya harus beramal yang banyak untuk dapat pahala dan mengurangi siksaan. Model seperti ini bukan iman Kristiani dalam memaknai kecintaan dan mengasihi ALLAH.

Amal adalah pengantar kita untuk menjauhi dari dosa tetapi tidak bisa ditukar point amalan dengan dosa sehingga orang berusaha menimbun-nimbun amalan untuk menghapus dosa. Ada satu kasus, seorang artis yang kemudian mualaf menjadi anggota parlemen. Awal-awal menjadi mualaf, dengan bangganya pada saat qurban menyumbang beberapa ekor sapi dan ia berkata ia beramal sebanyak mungkin agar diterima ke dalam pintu surga. Dua-tiga tahun kemudian, Ia kedapatan mencuri uang negara dan didakwa korupsi dan masuk penjara. Ia akhirnya berdosa dan amalan menyumbang beberapa ekor sapi hanyalah bungkus untuk menutupi kejahatan dan dosanya.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
9 Februari 2018 8:59 am
Balasan ke  In the name of God

~
Saudara In The Name,

Motivasi mengasihi Allah merupakan motivasi paling murni dalam mengamalkan seluruh perintah Allah. Tetapi bila mengamalkan perintah Allah karena tujuan untuk mendapatkan sorga, maka hal itu merupakan motivasi yang perlu ditinjau kembali. Kami berharap saudara-saudara di forum ini menyadarinya.
~
Solihin

Balas
Tosto
7 Februari 2018 12:59 am

~
Sebenarnya sama saja seorang ayah akan tetap menghukum anaknya apabila anaknya tidak melakukan kehendak sang ayah. Jadi, mau karena terpaksa supaya mendapat imbalan sang ayah. Keduanya sama-sama berusaha menyenangkan sang ayah dan sama-sama masuk surga. Perbedaannya tidak ada. Sama-sama menjalankan kewajiban guna menyenangkan sang ayah, tapi dari segi kualitas saya rasa sama-sama berkualitasnya apabila melakukan dengan sukarela dan benar-benar ingin menyenangkan orangtua. Semua tetap dapat imbalan masuk surga.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
9 Februari 2018 9:15 am
Balasan ke  Tosto

~
Saudara Tosto,

Jika kita berbicara tentang motivasi, maka ada perbedaan kualitas antara mengamalkan perintah ayah karena terpaksa dengan mengamalkan perintah ayah karena mengasihi. Mengamalkan perintah dengan keterpaksaan tidak melaksanakannya dengan sepenuh hati dan pasti mengeluh. Sedangkan orang yang mengamalkan perintah karena mengasihi akan melaksanakan dengan hati yang bahagia.

Begitu juga dengan amal yang diamalkan karena terpaksa. Amal dilakukan karena ada motivasi untuk mendapatkan sesuatu. Amal jenis ini dapat disebut amal transaksional. Sedangkan mengamalkan perintah Allah karena mengasihi adalah motivasi yang murni. Pertanyaannya, apakah saudara mengamalkan perintah Allah karena terpaksa atau mengasihi-Nya? Mengapa? Mohon penjelasan saudara.
~
Solihin

Balas
Realita
7 Februari 2018 7:18 am

*
3. Bagaimana cara mengukur atau menilai mutu amal yang penganut agama jalankan? Jelaskanlah jawaban Anda.
Jawab:
Amal adalah perbuatan baik yang dilakukan dengan tujuan untuk berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau sesama manusia (memberi derma, mengumpulkan dana untuk membantu korban bencana alam, penyandang cacat, orang jompo, dan sebagainya). Menilai mutu suatu amal adalah bila kita punya pikiran beramal karena Allah telah mengasihi kita melalui Isa Al-Masih, sehingga kita mau mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Bukan motivasi cari untung seperti saat kampanye pemilu. Motivasi terbaik adalah memberi tanpa “kepentingan” tapi karena perintah syariah/hukum kasih Isa Al-Masih.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
9 Februari 2018 9:19 am
Balasan ke  Realita

*
Saudara Realita,

Mutu sebuah amal bila diamalkan karena mempunyai niat atau motivasi terselubung untuk mendapatkan sesuatu, maka mutu amal tersebut tidak bernilai kekal. Sebaliknya, mengamalkan perintah-Nya karena kasih kepada Allah, maka mutunya memiliki dampak yang kekal. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin

Balas
Amorata
7 Februari 2018 11:08 pm

~
Amal lebih baikkah? Apa tujuannya?

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
9 Februari 2018 9:21 am
Balasan ke  Amorata

~
Saudara Amorata,

Memang ini perlu dipertanyakan. Menambahkan daftar pertanyaan tersebut adalah apa motivasi beramal? Ini penting direnungkan agar setiap orang menyadari maksud dari pengamalan perintah Allah. Kami berharap saudara-saudara di forum ini merenungkannya.
~
Solihin

Balas
amore
8 Februari 2018 8:11 am

~
Kami adalah Hamba Allah. Segala amalan hamba untuk tuannya adalah turutan dan tidak boleh membantah. Namanya hamba juga tidak ada upah dan gaji diberi. Tetapi atas Ar Rahman dan Ar Rahim nya Allah, diberinya jannah kepada hambanya yang taat dan patuh tanpa sedikit keraguan kepada-Nya. Adapun amalan hanya untuk berterima kasih, kami juga ada amal khusus untuk berterima kasih pada Allah. Sedangkan kalian beramal hanya untuk berterima kasih. Dan ketahuilah, semua amalan yang diperintahkan, pasti memberi kebaikan dan manfaat kepada diri sendiri dan manusia. Wahai Tuhanku, tak layak ke surga-Mu. Namun, Aku tidak sanggup ke neraka-Mu. Seharusnya komen di sini tidak dijawab dengan soalan. Komen sajalah.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
9 Februari 2018 9:53 am
Balasan ke  amore

~
Saudara Amore,

Konsep hamba adalah konsep yang menarik untuk dicermati berkenaan dengan mengamalkan perintah Allah. Konsep hamba berarti suka atau tidak mesti dilakukan. Artinya bisa saja hamba mengeluh terhadap perintah yang diberikan, tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa karena ia adalah hamba. Jelas, ini konsep yang tidak dikehendaki Allah. Tetapi hamba pun bisa merasa senang mendapatkan perintah tergantung apa yang dapat diperolehnya. Pertanyaannya, bagaimana dengan saudara? Apakah saudara mengamalkan perintah Allah selalu senang atau ada kalanya terpaksa? Mengapa?

Isa Al-Masih mengajarkan untuk mengasihi Allah dan manusia, termasuk dalam mengamalkan perintah-Nya (Injil, Rasul Markus 12:30-31). Bila ini menjadi motivasi kita dalam mengamalkan perintah-Nya, maka ini adalah ibadah yang murni. Kami berharap semua orang memahami dan menyadari bahwa ibadah yang murni lahir dari niat yang murni pula.
~
Solihin

Balas
Yoga
8 Februari 2018 5:18 pm

*****
Jawaban:
1. Orang beragama akan beramal tergantung pada lurus tidaknya agama yang dianutnya. Apakah sesuai tuntunan para nabi/rasul? Setidaknya, kami umat Islam tidak mempermasalahkan amalan yang pernah betul-betul diajarkan para nabi sebelumnya termasuk Isa Al-Masih.

2. Sesungguhnya Allah tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaNya. Dan amal tergantung niatnya apabila baik akan niatnya saja berpahala dikarenakan kebaikan berasal dari Allah telah dihantarkan pada hati orang tersebut.

3. Sesungguhnya rukuk, sujud, hidup, dan matiku hanyalah untuk pengabdian pada Allah semata.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
9 Februari 2018 10:25 am
Balasan ke  Yoga

*****
Saudara Yoga,

1. Siapakah yang dapat mengukur atau menilai sebuah agama? Apa tolok ukur tersebut yang dapat dijadikan sebagai penilaian? Kiranya saudara dapat menjelaskannya.

2. Bila melakukan sesuatu mendapatkan amal, termasuk memiliki niat saja, maka itu adalah motivasi yang perlu ditinjau kembali. Mengapa? Karena mengamalkan perintah Allah diperlukan sikap yang tulus untuk mengasihinya, bukan karena ingin mendapatkan sesuatu atau pahala. Bukankah demikian? Mengapa melakukan sesuatu ingin mendapatkan pahala? Bagaimana menurut saudara?

3. Ini baik sekali. Tetapi apakah komitmen ini didasarkan pada sikap mengasihi atau karena ingin mendapatkan sesuatu atau pahala? Bagaimana saudara?
~
Solihin

Balas
Gandhi Waluyan
8 Februari 2018 8:43 pm

~
Dari cerita fiksi di atas yang dimaksudkan untuk membenarkan logika Allah punya anak dan berkorban mengutus anaknya untuk menebus dosa dengan disiksa. Disinilah logikanya tak sampai. Mengapa manusia yang berdosa tapi Tuhan yang harus disiksa?

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
9 Februari 2018 10:31 am
Balasan ke  Gandhi Waluyan

~
Saudara Gandhi,

Menarik sekali pendapat saudara. Apakah artikel di atas memuat atau menyatakan bahwa Allah mempunyai anak atau berkorban untuk menebus manusia dari dosa. Kami berharap saudara mencermati artikel di atas sehingga saudara memahami dengan tepat maksud artikel tersebut. Artikel di atas menekankan tentang amal dan motivasi yang melandasinya. Tentu ini menjadi bahan pertimbangan dan kajian lebih jauh bagi setiap umat beragama, terutama umat yang menekankan amal sebagai usaha untuk mendapatkan sorga.

Hal ini berbeda dengan pengikut Isa Al-Masih. Pengikut Isa Al-Masih mengamalkan perintah Allah karena kasih kepada Allah. Mengapa? Karena Allah telah menunjukkan kasih-Nya yang besar kepada manusia sehingga Dia rela memberikan nyawa-Nya untuk manusia. Mengapa diberikan? Karena hanya Allah yang dapat menolong manusia bebas dari api neraka. Apakah ada yang dapat menolong saudara dari api neraka? Siapakah dia? Bagaimana saudara?
~
Solihin

Balas
Aku Cinta Yesus
9 Februari 2018 6:53 am

~
Saudara kita umat Muslim berpikir bahwa penebusan Yesus hanya untuk umat Kristen saja, dan mereka tidak. Sebab itu, mereka mengira tidak perlu berterima kasih lantaran merasa “belum” dikasihi, dan berpikir bahwa mereka dapat memperoleh kasih Allah dengan beramal dan berbuat baik. Padahal kita tahu bahwa Allah telah lebih dahulu mengasihi manusia, jauh sebelum manusia berpikir untuk berbuat baik atau beramal bagi Allah, yaitu melalui penebusan Yesus di kayu salib yang dipersembahkannya tidak saja bagi orang Kristen, melainkan juga bagi semua orang, termasuk orang Islam.

Yesus berkata: “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat 11:28). Perhatikan bahwa Yesus memakai kata ‘semua’, menunjukkan bahwa Yesus memang ada untuk semua.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
10 Februari 2018 8:17 am
Balasan ke  Aku Cinta Yesus

~
Saudara Aku,

Memang benar bahwa rahmat keselamatan dari Isa Al-Masih diperuntukkan bagi semua orang, termasuk dari agama manapun. Ini menandakan bahwa kasih Isa Al-Masih kepada semua orang dari golongan apapun. Kami berharap saudara-saudara di forum ini mulai mempertimbangkan rahmat Isa Al-Masih tersebut.
~
Solihin

Balas
syamsul bahri
9 Februari 2018 10:16 am

~
Dalam agama apapun amal itu ada tiga tingkatan, yang mana ketiganya tetap dimuliakan TUHAN.
1. Amalnya hamba sahaya (karena takut)
2. Amal mengharapkan pahala (layaknya amal seorang pedagang)
3. Amal karena mengharapkan ridha-Nya (yang paling mulia) tanpa pamrih. Ingat, agama apapun. Saya ingin mengkaji lebih jauh kuatir tidak cukup kolomnya. Terimakasih.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
10 Februari 2018 8:27 am
Balasan ke  syamsul bahri

~
Saudara Syamsul,

Bila kita cermati tulisan saudara di atas, maka semua jenis amal di atas tetap mengharapkan sesuatu dari Allah SWT. Bila pengamalan ini dilakukan, maka makna yang terkandung di dalamnya adalah ketidaktulusan. Mengapa? Karena segala yang dilakukan mengharapkan imbalan berupa amal. Ini berarti perbuatan baik bersifat transaksional di mana kita sedang menjajakan barang dan mengharapkan uang sebagai kompensasinya. Bukankah demikian?

Pengikut Isa Al-Masih melakukan perbuatan baik karena wujud syukur kepada Isa Al-Masih yang telah memberikan rahmat keselamatan. Ini artinya pengikut Isa Al-Masih tidak pernah mengharapkan pahala dalam melakukan perbuatan baik. Mengapa? Karena pengikut Isa Al-Masih menyadari bahwa mereka tidak sanggup membalas segala pengorbanan Isa Al-Masih. Tentu ini dua hal yang berbeda yang dipahami Muslim dan pengikut Isa Al-Masih di mana Muslim merasa sanggup beramal, sedangkan pengikut Isa Al-Masih menyadari tidak sanggup membalas rahmat-Nya.
~
Solihin

Balas
Realita
9 Februari 2018 12:46 pm

~
Komen Yoga: “Setidaknya, kami umat Islam tidak mempermasalahkan amalan yang pernah betul-betul diajarkan para nabi sebelumnya, termasuk Isa Al-Masih.”

Respon:
Syariah Isa Al-Masih adalah syariah/hukum kasih. Adanya hukum kasih maka pengikut Isa beramal. Sementara Nabi Islam mengajarkan kontra/lawan hukum kasih. Jadi, ajaran Isa Al-Masih ditentang Nabi Islam. Jelas dikatakan jangan membunuh, tapi nabi Islam membunuh. Jangan mengingini milik sesamamu, tapi nabi Islam mengingini istri Zaid, anak angkatnya. Yang punya akal budi, tidak akan mencari-cari alasan pembenaran yang salah. Orang yang mengasihi Allah dan mengasihi sesama tidak akan melakukan hal-hal bertentangan dengan akal budi, pikiran sehatnya.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
10 Februari 2018 8:29 am
Balasan ke  Realita

~
Saudara Realita,

Sesungguhnya kasih merupakan dasar dalam relasi dengan Allah. Jika kita mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh, maka segala sesuatu yang dilakukan karena dan untuk Allah, bukan untuk mendapatkan sesuatu. Tetapi bila mencermati amal yang dipahami Muslim, maka segala tindakan yang dilakukan mengharapkan sesuatu. Tentu ini berbeda, bukan? Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin

Balas
الملك|ᴮᴵᴬᴺᴳᴷᴬᴸᴬ|كالا
9 Februari 2018 7:43 pm

~
Janjinya Qs 5:9. Ilαh Arαb menjαnjikαn kepαdα orαng yαng berimαn dαn berαmαl shαleh pαhαlα yαng besαr. Qs 19:83, “Kαmi…mengirim syαitαn…kepαdα orαng-orαng kαƒir, untuk menghαsut merekα membuαt mαksiαt…” Tapi kenyataannya: Dαri Ibnu Abbαs rα, Umαr bin Khαttαb berkαtα: “Ilαh kitα mengirim syαitαn kepαdα orαng kαyα yαng berimαn dαn berαmαl shαleh untuk menghαsutnyα membuαt mαksiαt hinggα αkhirnyα orαng kαyα yαng berimαn dαn berαmαl shαleh itu-pun berbuαt mαksiαt dαn kehilαngαn pαhαlαnyα” (HR.Bukhαri,4174 – Tαƒsir Ibnu Kαtsir, I/280-Qs 2:266). Janji tinggal janji. Ada juga ingkar janji. Cocok sama Qs 4:120, “Syαitαn…memberikαn jαnji…αngαn-αngαn kosong…”

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
10 Februari 2018 9:18 am
Balasan ke  الملك|ᴮᴵᴬᴺᴳᴷᴬᴸᴬ|كالا

~
Saudara Biangkala,

Jika kita mencermati Qs 19:83 secara teliti dan mendalam, maka ini sebuah kejanggalan. Bagaimana mungkin Allah mengirimkan setan kepada manusia agar berbuat maksiat? Tentu ini bertentangan dengan sifat mahasuci-Nya. Karena itu, bila Allah SWT mengirimkan setan, maka jelas Allah melakukan diskriminasi kepada orang kafir. Bagaimana orang kafir dapat memperoleh amal jika kepada mereka dikirimkan setan? Kiranya ini menjadi bahan pertimbangan bagi saudara-saudara di forum ini.
~
Solihin

Balas
Ridho
9 Februari 2018 11:34 pm

*****
To: Staff,

1. Dalam agama ada perintah yang harus dipatuhi dan larangan yang harus dijauhi. Kalau beragama tanpa amal untuk apa? Hanya ucapan saja, sama seperti “ingin menolong orang jatuh di lobang tapi tidak mengulurkan tangan”, kapan keluarnya? Jadi wujud iman adalah amal, hasil amal berkah dan cinta dari Tuhan yang kuasa.

2. Motivasi yang unggul adalah mencari ridho Allah SWT dengan ikhlash berbuah kasih sayang pada sesama dan dicintai Allah SWT.

3. Mutu amal dilihat dari perilakunya sehari-hari bila dia baik dan sholeh bermutu/berkualitaslah imannya.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
10 Februari 2018 10:33 am
Balasan ke  Ridho

*****
Saudara Ridho,

1. Menarik sekali pendapat bahwa yang menyatakan dan mempertanyakan jika tidak ada amal, untuk apa beragama. Bila kita mencermati pemikiran ini, maka pemikiran ini mengandung makna transaksional. Kita melakukan sesuatu karena ada untungnya buat kita. Bila tidak ada untungnya, untuk apa dilakukan. Demikian yang terkandung dari pernyataan tersebut. Pertanyaannya, bila tidak ada amal, apakah saudara akan tetap beragama? Mengapa? Bagaimana saudara?

2. Apa tujuan mencari ridho Allah? Apakah ingin mendapatkan sesuatu berupa pahala? Bagaimana saudara?

3. Baik sekali jawaban saudara. Terimakasih untuk itu. Kami berpikir apakah orang yang baik dan dianggap saleh tidak mengharapkan sesuatu dari perbuatannya itu? Misal, untuk mendapatkan sorga. Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin

Balas
Amorata
11 Februari 2018 3:18 pm

~
Amal bukanlah bekal untuk kehidupan setelah kita mati. Karena ada satu buku kehidupan yang akan mencatat perilaku semua kita selama di dunia. Untuk itu bukan amal, amal itu sangat kecil, bila dibandingkan dengan dosa yang kita perbuat setiap saat terjadi. Sedangkan amal, tidak dilakukan setiap hari. Cara Tuhan banyak, walaupun manusia mau mengatur Tuhan, hanya dengan beramal, lalu masuk sorga? Apakah sorga mengalami krisis?

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
13 Februari 2018 8:58 am
Balasan ke  Amorata

~
Saudara Amorata,

Memang benar bahwa amal tidak dapat menolong seseorang bebas dari api neraka. Bila kita berbuat baik sebagai bentuk amal, maka kita sedang melakukan transaksi dengan Allah. Jenis perbuatan ini tidak memiliki dampak besar bagi kekekalan, kecuali dipandang sebagai orang baik di dunia ini. Kami berharap saudara-saudara di forum ini memahami makna amal sesungguhnya.
~
Solihin

Balas
Templar
12 Februari 2018 7:32 am

*
Bagaimana cara mengukur atau menilai mutu amal yang penganut agama jalankan?

Maaf tapi ini adalah sebuah pertayaan bodoh yang mendasar. Logikanya yang memberi nilai guru bukan sesama murid. Anda pahamkah hal itu? Bukannya kami merasa amal kami lebih baik tapi yang kami pahami amal kalian sia-sia selama kalian mempersekutukan yang maha esa. Kalian mempersekutukan Allah dan menganggap Isa Anaknya Allah. Itu sudah mengugurkan amal kalian.

Adanya hukum kasih maka pengikut Isa beramal. Sementara Nabi Islam mengajarkan kontra/lawan hukum kasih
Benarkah? Kalian menyebut kami agama teror. Apa dasar kalian apa pembuktian kalian tunjukan? Apakah Muslim yang mengobarkan perang salib atau apakah Muslim yang membantai suku asli Indian?

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
13 Februari 2018 9:03 am
Balasan ke  Templar

~
Saudara Templar,

Pernyataan saudara di atas bukankah sudah memberikan penilaian terhadap mutu amal yang dilakukan umat agama lain? Apa tolok ukur yang saudara gunakan untuk menilai mutu amal umat agama lain? Kami berharap saudara dapat menjelaskannya kepada kami sehingga kita sama-sama dapat memeriksanya.

Berbeda dengan kami. Kami belum memberikan penilaian apapun terhadap nilai mutu amal saudara, melainkan masih bertanya. Bagaimana cara mengukur atau menilai mutu amal yang penganut agama jalankan? Bukankah ini masih bentuk bertanya? Jika saudara merasa keberatan dengan pertanyaan tersebut, maka saudara dapat menyampaikan keberatan dengan alasan logis, bukan membuat penilaian terhadap pemeluk agama lain. Bukankah demikian? Kami berharap saudara dapat menjawab pertanyaan kami.
~
Solihin

Balas
Rizal
12 Februari 2018 9:38 am

~
Solihin,

Topik kali ini mengingatkan saya ada orang Kristen bertanya kepada saya:

Kristen: Rizal, apa motivasi Anda beribadah kepada Allah?
Saya: Saya mau surganya Allah
Kristen: Kalau begitu, ibadah Anda tidak tulus, karena ibadah Anda hanya mau surga
Saya: Saya balik bertanya kepada orang Kristen. Apa untungnya bagi Allah kalau saya ibadah dan apa ruginya bagi Allah kalau saya tidak ibadah. Bagi Allah tidak ada untung dan rugi sedikitpun dari ibadah saya, karena Allah tidak tergantung kepada mahluknya. Jadi, saya ibadah kepada Allah karena saya butuh kepada Allah, dan Allah menjanjikan surga bagi siapa saja yang mau mengikuti perintah Allah, dan Allah tidak mungkin ingkari janjinya.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
13 Februari 2018 9:08 am
Balasan ke  Rizal

~
Saudara Rizal,

Benarkah saudara butuh kepada Allah? Nampaknya tidak. Jika saudara butuh kepada Allah, maka saudara tidak mengharapkan sorganya. Pernyataan saudara tidak konsisten. Di awal saudara menyatakan bahwa saudara beribadah karena mau sorga Allah. Artinya saudara mengharapkan imbalan dari ibadah tersebut. Tetapi kemudian saudara menyatakan bahwa saudara butuh Allah. Bukankah ini tidak konsisten? Bila saudara butuh Allah, maka mengapa saudara butuh Allah? Apakah karena mau sorganya? Berarti yang saudara harapkan adalah sorga, bukan Allah. Karena itu, kami bertanya kepada saudara. Mengapa saudara hanya mengharapkan sorga, bukan Allah? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin

Balas
Tosto
12 Februari 2018 4:30 pm

~
Betul juga kalau melakukan kehendak orang tuanya karena kasih sudah pasti kualitas lebih bagus dari pada yang terpaksa. Cuma persamaannya, yang terpaksa melakukan dengan gigih dan berhasil. Hasilnya akan sama saja. Sama-sama masuk surga. Jadi, yang membedakan cuma kualitas. Tapi hasil akhirnya tetap sama. Di surga sendiri kehendak bebas masih berlaku. Mungkinkah setiap orang yang masuk surga karena melakukan dengan terpaksa kualitas jadi kurang bagus. Dan akhirnya ia akan memberi tak kepada Allah dan menjadi Iblis juga seperti maka pemberontak yang lain? Surga ternyata seperti kerajaan di dunia. Masih ada nafsu berkuasa sehingga memberontak kepada Tuhan.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
13 Februari 2018 9:15 am
Balasan ke  Tosto

~
Saudara Tosto,

Menarik mencermati pernyataan saudara di atas. Tetapi pernyataan saudara tidak konsisten. Saudara menyatakan bahwa kualitas melakukan kehendak orangtua karena kasih lebih bagus dari pada terpaksa. Tetapi kemudian saudara menyatakan persamaannya dan hasilnya akan sama saja. Artinya kualitasnya sama. Dengan demikian, orang yang melakukan kehendak orangtua karena kasih dan terpaksa sama saja, tidak memiliki kualitan lebih bagus. Benarkah ini? Manakah yang benar? Mohon tanggapan saudara.
~
Solihin

Balas
Rizal
13 Februari 2018 10:25 am

~
Solihin,

Pertanyaan Anda persis seperti orang Kristen yang bertanya kepada saya. Anda berkata kalau saya butuh Allah berarti saya tidak akan mengharapkan surganya Allah dan kalau saya butuh surga Allah berarti saya tidak butuh Allah. Saya itu butuh kepada Allah karena yang bisa memberikan surga itu adalah Allah, dan Allah punya syarat kalau mau surganya Allah kita harus mematuhi perintah Allah.

Anda berkata lagi kalau begitu saya butuh kepada Aallah hanya mau surganya saja. Anda benar. Saya butuh kepada Allah karena saya mau surganya Aallah, karena bagi Allah Dia (Allah) tidak butuh saya. Allah tidak butuh ibadah saya. Semua yang saya lakukan bagi Allah hanya untuk kebaikan diri saya sendiri bukan untuk kebaikan Allah karena Allah tidak tergantung kepada mahluknya.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
14 Februari 2018 8:27 pm
Balasan ke  Rizal

~
Saudara Rizal,

Kami berterimakasih untuk tanggapan saudara. Namun, tanggapan itu tidak menjawab pertanyaan kami. Bukankah pertanyaan kami sederhana? Mengapa saudara mengharapkan sorga, bukan Allah? Silakan saudara menjawabnya. Kami berharap jawaban saudara akan memberikan pencerahan kepada saudara-saudara di forum ini. Terimakasih.
~
Solihin

Balas
Tosto
13 Februari 2018 1:45 pm

~
Ya, hasilnya tetap sama saja masuk ke surga. Biarpun yang satu berharap amalnya karena imbalan. Sedang yang satu berharap karena kasih. Dan kasih ini terjadi karena sudah diberi imbalan dahulu. Coba Allah tidak memberi sorga kepada umat Kristen, hasilnya juga sama. Manusia akan mencari surga imbalan lagi seperti Taurat.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
14 Februari 2018 8:31 pm
Balasan ke  Tosto

~
Saudara Tosto,

Terdapat perbedaan yang mencolok pada tulisan saudara sebelumnya. Saudara menyatakan bahwa lebih berkualitas orang yang kasih kepada orangtuanya dari pada yang terpaksa. Tetapi kalimat selanjutnya saudara menyatakan bahwa persamaan dan hasilnya sama saja. Tentu ini tidak konsisten, bukan? Kami bertanya kepada saudara. Manakah yang benar? Mengapa? Mohon saudara menjelaskannya. Pertanyaan ini belum terjawab pada komentar di atas. Terimakasih.
~
Solihin

Balas
Alif
13 Februari 2018 4:42 pm

~
Sudah lama tidak masuk situs ini, masih tetap saja belum ada kemajuan. Solihin selalu mencari pembenaran. Kalau ingin benar sendiri harusnya buat pertanyaan sendiri, buat jawaban sendiri, biar puas sendiri. Dari dulu anda tidak pernah menghargai pendapat orang lain. Kalaupun ditunjukan bukti selalu membantahnya, makanya mending jawab sendiri.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
14 Februari 2018 8:39 pm
Balasan ke  Alif

~
Saudara Alif,

Kami selalu berusaha menghargai pendapat orang lain. Namun, bila pendapat itu belum menjawab pertanyaan kami, tidakkah kami boleh mempertanyakan ulang? Bukankah kita mengharapkan kebenaran terungkap di forum ini? Karena itu, kami berharap saudara tidak kecewa.

Nah, mencermati artikel di atas, maka terdapat perbedaan mendasar antara amal yang dikerjakan karena mengharapkan sesuatu dengan amal yang dikerjakan karena kasih kepada Allah. Tentu kualitas amal yang dikerjakan karena kasih kepada Allah lebih bernilai dibandingkan kualitas amal yang dikerjakan karena mengharapkan sesuatu. Bukankah demikian?
~
Solihin

Balas

Sidebar

Artikel Terbaru

  • Kasih Sayang Allah Dalam Al-Quran dan Injil
  • Manifestasi dari Allah: Petunjuk dan Cahaya Bagi Mukmin
  • Apa Jalan Keluar Dari Syirik dan Dosa Tersembunyi Mukmin?
  • Mampukah Agama Menjadi Kunci Selamat Dunia Akhirat?
  • Mengapa Umat Nasrani Mengakui Ketuhanan Isa Al-Masih?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Mengapa Umat Nasrani Mengakui Ketuhanan Isa Al-Masih?
  • 5 Alasan Mengapa Manusia Berbuat Dosa Dan Solusinya
  • Mampukah Agama Menjadi Kunci Selamat Dunia Akhirat?
  • Siapakah Nabi Yang Paling Mulia? Ini 6 Petunjuknya!
  • Apa Jalan Keluar Dari Syirik dan Dosa Tersembunyi Mukmin?

Artikel Yang Terhubung

  • Apakah Tujuan Nabi Isa Turun ke Bumi?
  • Muslim: Benarkah Nabi Isa Sudah Wafat? Apa Tujuan-Nya?
  • Mengapa Umat Nasrani Menyembah dan Mengakui Ketuhanan Isa…
  • Benarkah Nabi Isa Hanya Diutus Untuk Umat Nasrani Saja? 
  • Terjawab! Pertanyaan Umat Muslim: Apakah Yesus Itu Nabi Isa?

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube

Hak Cipta © 2009–2023 | Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi | Kebijakan Dalam Membalas Email | Hubungi Kami

wpDiscuz