Para Mukmin yakin akan kelebihan amal Islam. Malahan mereka juga yakin, mereka menjalankan jauh lebih banyak amal dari orang Nasrani. Benarkah? Silakan mengemail pandangan Anda! Juga, apakah jumlah amal atau motivasi orang yang beramal lebih penting? Mungkinkah motivasi beramal lebih penting dari pada jumlah amal?
Analogi yang Menolong Orang Islam Mengerti Amal Nasrani
Ada seorang ayah mempunyai dua anak. Ia sangat mencintai kedua anaknya. Ia bekerja keras dan berkorban untuk anaknya. Ia tidak membeli baju buat dirinya agar anak-anaknya mempunyai seragam sekolah. Ia memakai sandal supaya anak-anaknya mempunyai sepatu.
Setelah anak-anaknya SMU, si ayah semakin rajin bekerja siang dan malam demi membiayai sekolah anaknya. Hal itu membuatnya semakin kurus. Mungkin Anda mempunyai ayah yang mengasihi Anda seperti ini!?
Bagaimana Anak Indonesia Membalas Kasih pada Ayah yang Baik?
Setelah kedua anaknya berhasil, mereka meminta si ayah untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Sekarang mereka yang merawat dan menjaga ayah mereka, serta memenuhi semua kebutuhannya. Mereka memperlakukan ayah mereka dengan penuh rasa hormat.
Mereka melayani bukan bertujuan agar menerima sesuatu atau karena paksaan. Mereka mengasihi ayahnya dan berbuat baik, karena mereka sungguh mengasihi sang ayah.
Motivasi Orang Nasrani Beramal
Menurut Kitab Allah, Bapa di sorga berkorban dengan mengutus Kalimat-Nya [Isa Al-Masih] ke dunia untuk menderita di salib bagi manusia. Karena pengorbanan-Nya, pengikut Isa Al-Masih menghindari neraka dan terjamin hidup kekal di sorga. Akibatnya, orang Nasrani, sama seperti kedua anak di atas, berbuat amal sebagai cara membalas kasih kepada Allah.
- Orang Nasrani sangat menghargai pengorbanan Allah bagi mereka.
- Orang Nasrani terdorong beramal terus-menerus sebagai tanda terimakasih.
- Orang Nasrani sadar, mustahil membalas kebaikan Allah.
Isa Al-Masih berkata; “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (Kitab Allah, Rasul Besar Yohanes 14:15). Orang Nasrani menaati Allah dengan berbuat amal sebagai tanda kasih!
Mengapa Anda, Umat Muslim, Beramal?
Para ulama menasihati melakukan amal shaleh. Seperti shalat, puasa, zakat, dan sebagainya agar menghindari neraka.
“Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan” (Qs. Al-Jathiyah [45]:28).
Mungkin Anda yakin akan kelebihan amal Islam, dan beramal untuk meraih pahala guna menghindari api neraka. Jika demikian, apakah motivasi dasar amal-amal Anda?
Apakah anak yang melayani ayah untuk mendapat sesuatu darinya, lebih baik dari anak yang melayani ayahnya karena kasih tanpa mengharapkan apa-apa? Apakah amal yang dimotivasikan kasih lebih berkualitas dari amal yang dikerjakan dengan harapan mendapat pahala? Silakan mengemail pandangan anda.
Bila Anda menikmati keselamatan dari Isa Al-Masih, Anda akan terdorong berbuat banyak amal sebagai tanda kasih. Yaitu tanda terimakasih atas keselamatan dari neraka yang Anda nikmati!
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Lihat artikel ini dalam bentuk video
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Pada umumnya, mengapa orang beragama menjalankan amal? Jelaskanlah jawaban Anda.
- Menurut Anda, motivasi berbuat amal manakah yang unggul? Motivasi mana yang paling berkenan kepada Allah?
- Bagaimana cara mengukur atau menilai mutu amal yang penganut agama jalankan? Jelaskanlah jawaban Anda.
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Mukmin Tidak Perlu Beramal Untuk Masuk Surga?
- Akankah Amal Baik Melebihi Amal Buruk Seseorang?
- Dapatkah Amal Ibadah Menyelamatkan Orang Islam?
- Ternyata Amalan Tidak Menyelamatkan Manusia Dari Hukuman Allah!
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Ditulis oleh Jason
Wong jowo mengatakan
~
Bagaimana Allah nuzul ke dunia? Tunjukkan kepada semua umat biar yang diskusi di sini bisa percaya.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Wong,
Kami berterimakasih untuk pertanyaan saudara. Tetapi saudara belum menjawab pertanyaan kami yang diajukan beberapa waktu lalu. Hingga saat ini saudara tidak menjawab pertanyaan kami. Mengapa? Apakah pertanyaan kami terlalu sulit? Kami sangat senang menerima pertanyaan saudara, tetapi kami berharap saudara pun dapat menjawab pertanyaan kami terlebih dulu. Bagaimana saudara?
Karena itu, kami mengulang kembali pertanyaannya. Apakah Allah dapat disogok dengan amal sehingga amal menjadi tolok ukur seseorang diselamatkan? Mengapa? Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin
Panji mengatakan
~
Tentang pertanyaan itu mestinya kalian lebih tahu. Sebab pengetahuan kalian tentunya sudah tidak dapat diukur dengan apapun. Kalian tahu tentang semua itu. Untuk membuka ruang diskusi kalau takut menjawab. Toh amal itu hanya sebuah nama. Apakah kalian bisa menunjuk amal itu dimana?
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Panji,
Amal bersifat abstrak, bukan konkret. Bila saudara meminta kami menunjukkan dimana amal, maka saudara sedang berpikir bahwa amal berbentuk konkret dan dapat dilihat. Tentu pemikiran demikian adalah keliru dan salah. Maaf, kami berterus terang mengenai hal itu.
Karena itu, kami menerima dengan senang hati pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Tetapi kami pun berharap saudara dan saudara-saudara lain di forum ini berkenan menjawab pertanyaan yang diajukan. Sebab seringkali pertanyaan kami tidak dijawab. Padahal pertanyaan yang diajukan sangat sederhana. Bagaimana saudara?
~
Solihin
Penuhdosa mengatakan
*****
Tanggapan:
1. Kasihanilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, kasihanilah sesamamu seperti engkau mengasihi dirimu sendiri. Itulah ajaran Allah yang utama. Berbuat kasih tanpa pandang bulu. Kasih bisa berupa bantuan finance maupun non finance.
2. Motivasi Amal harus dilakukan tanpa pamrih (iklas 100%). Berbuat Amal tidak perlu menunggu kaya dulu
3. Amal termulia adalah memberikan dari kekurangan kita, bukan dari kelebihan kita.
Salam
Staff Isa dan Islam mengatakan
*****
Saudara Penuh,
Motivasi amal yang mengharapkan sesuatu dari Tuhan merupakan motivasi yang tidak murni dan tidak ikhlas. Tentu Allah mengetahui hati manusia dan motivasi yang terkandung dalam perbuatan amal. Kami berharap saudara-saudara di forum ini memikirkan hal ini lebih jauh.
~
Solihin
Paoklus mengatakan
~
Sok baik kau Solihin. Tidak usah kau banding-bandingkan Solihin.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Paoklus,
Tidak ada yang baik, termasuk kami. Hanya Allah saja yang baik. Mengapa demikian? Karena kami adalah manusia berdosa, sama seperti saudara. Karena itu, kami menyadari bahwa keberdosaan kami tidak mungkin dapat dihapuskan dengan amal. Hanya Isa Al-Masih yang dapat menolong kami dari api neraka. Itu sebabnya, kami melakukan amal atas dasar kasih sayang kepada Allah, bukan karena mengharapkan sorga.
Nah, bagaimana dengan saudara? Apakah saudara melakukan amal karena mengharapkan bisa masuk sorga? Mengapa? Dapatkah saudara menjelaskan kepada kami?
~
Solihin
Amorata mengatakan
~
Dosa setiap hari tidak terkira jumlahnya, mana mungkin amal saudara menutupi dosa dunia? Belajar perlu, pengadilan dunia akhirat tidak ada amal di sana, yang ada duluan kalian ketemu adalah malaikat penjaga neraka. Karena kalian tidak percaya Yesus adalah Tuhan, maka itu yang kalian ketemu adalah malaikat penjaga neraka. Tapi yang berbahagia adalah orang orang yang percaya Yesus, dan Islam umat nabi Muhammad tidak ada di Sorga.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Amorata,
Amal tidak akan dapat menolong manusia lepas dari api neraka. Sebab bila tidak demikian, maka keselamatan bukan karena rahmat, tetapi karena amal seseorang. Lagi pula, amal yang dilakukan tetapi mengharapkan imbalan sorga, maka amal demikian merupakan amal transaksional. Kami berharap saudara-saudara di forum ini tidak memiliki niat demikian. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
tirta mengatakan
~
Saya akan menjawab pertanyaanya menurut pandangan Islam:
“Sesungguhnya kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. Dan Sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus” (Al-Kahfi 7-8).
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya” (At-Tiin 4-6). “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (Al-Ash’r).
Masih banyak ayat-ayat yang lain menjelaskan tentang amal sholeh. Jelas bahwa manusia harus berbuat amal sholeh karena itu adalah ujian bagi kita. Manusia diciptakan Allah untuk menjadi “khalifah” atau menejer di bumi ini, beda dengan umat Nasrani. Manusia diusir dari surga karena berbuat dosa.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Tirta,
Kami menghargai ayat-ayat Al-Quran yang dikutip saudara. Tetapi ayat-ayat Al-Quran di atas tidak memberikan kepastian masuk sorga. Sebaliknya, Al-Quran memberikan kepastian masuk neraka. “Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan” (Qs 19:71). Ini menandakan satu-satunya jaminan pasti di akhirat hanya neraka. Bukankah demikian, saudara?
Kami bertanya kepada saudara. Apakah amal saudara akan lebih banyak dibandingkan dosa saudara? Mengapa amal dijadikan sebagai alat untuk memperoleh sorga? Benarkah ini? Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin
tirta mengatakan
~
Padahal ayat di atas sudah jelas, Al-Qur an menjamin surga kepada orang yang beriman kepada Allah, mengerjakan amal sholeh, dan saling menasehati dalam berbuat kebaikan. Kalau amal bukan dijadikan alat untuk masuk surga, untuk apa kita diciptakan Allah dan diperintahkan menjadi khalifah di bumi ini (Qs 2:30)?
Kalau semua umat Isa masuk surga untuk apa lagi kita hidup di bumi? Apa tujuan kita di bumi? Untuk apa kita harus hidup di bumi? Bagusnya setiap bayi lahir kita bunuh saja biar ia masuk surga. Lebih enak di surga dari pada di bumi, bukan?
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Tirta,
Menarik sekali tanggapan saudara. Bagian mana dari Qs 19:71 yang menjelaskan bahwa Al-Quran menjamin sorga kepada orang yang beriman kepada Allah? Kami berharap saudara jujur dalam membaca teks. Lagi pula, kami tidak menemukan jawaban saudara dari pertanyaan kami. Apakah amal saudara akan lebih banyak dibandingkan dosa saudara? Mengapa amal dijadikan sebagai alat untuk memperoleh sorga? Benarkah ini? Bagaimana menurut saudara?
Menikmati rahmat Allah berupa masuk sorga, bukan berarti kita mesti mengakhiri hidup di dunia ini. Sebab kita memiliki tanggung jawab terhadap alam, sesama, dan kepada Tuhan. Terhadap alam, setiap orang yang telah menerima rahmat mengelola dan merawat alam dengan baik. Terhadap sesama, memberitakan rahmat keselamatan kepada semua orang, termasuk kepada saudara. Kepada Allah, menyayangi Allah dengan mengikuti perintah-Nya. Tentu pemahaman saudara dengan pemahaman kami berbeda, bukan?
~
Solihin
Realita mengatakan
~
Almahdi: “Mengukur dan menilai amal sangat mudah. Pertama harus ikhlas, kedua sesuai tuntunan dari Muhammad berdasarkan riwayat sohih. Di luar ketentuan itu semua amal tertolak. Termasuk amal orang Kristen.”
Respon:
Kalau diikuti logika berpikir sdr, hal itu mendekati berikut bahwa mengikuti Muhammad adalah mengikuti Alloh swt, mengikuti Alloh swt harus mengikuti Muhammad. Maka kesimpulannya Muhammad adalah Alloh swt dan Alloh swt adalah Muhammad. Apa mungkin manusia berdosa setara dengan Allah?
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Realita,
Saudara memberikan pemikiran yang baik sekali. Memang benar logika yang disampaikan saudara. Tentu ini perlu dipikirkan lebih jauh. Benarkah yang diikuti Muslim adalah Allah SWT atau nabi Islam? Terimakasih untuk hal ini.
~
Solihin
Yahya mengatakan
~
Umat Islam meyakini diakherat kelak kita akan melewati titian/ jembatan Shirotol Mustaqim. Tidak ada yang bisa lolos. Bagi yang baik amalnya akan lulus sampai ke surga. Itu yang dimaksud dengan umat Islam pasti lewat dan belum tentu masuk neraka. Maaf itu pelajaran agama Islam tingkat dasar saja.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Yahya,
Terimakasih atas pelajaran agama Islam yang saudara berikan. Kami senang bisa bertukar pandangan dengan saudara. Kami sangat menghargai apa yang saudara yakini. Jadi semua Muslim pasti harus melewati jembatan tersebut dan tidak ada yang tahu siapa yang bisa lolos melewati jembatan tersebut, bukan? Artinya manusia berusaha dengan usahanya sendiri, melakukan amal dan perbuatan baik untuk bisa masuk surga.
Namun tahukah saudara bahwa dosa yang ada dalam diri manusia akan selalu membuat kita gagal untuk bisa melakukan hal yang berkenan bagi Allah? JIka melihat dosa yang setiap hari kita lakukan, yang jauh lebih banyak dibanding amal dan perbuatan baik kita, maka mustahil manusia bisa lolos melewati jembatan tersebut.
Bagaimana menurut saudara, apakah saudara yakin bisa lolos melewati jembatan Shiratul Mustaqim?
~
Noni