Kita hidup di dunia yang penuh keragaman. Namun mengapa terjadi banyak rasisme? Apa penyebab rasisme?
Rasisme bisa terjadi antara suku atau golongan tertentu. Namun bisa juga terjadi dalam kelompok agama.
Saya berasal dari agama mayoritas. Namun saya mengalami rasisme dari teman-teman sendiri.
Hal ini membuat saya kecewa. Mengapa dalam satu agama saja terjadi perbedaan.
Mari kita simak apa saja penyebab rasisme. Dan bagaimana kita sebagai umat beragama perlu menyikapinya. Agar kita bisa mendapat ketenangan di dunia ini.
Rasisme yang Saya Alami
Saya berasal dari pulau kecil. Sejak Sekolah Dasar saya merasakan ada perbedaan.
Teman-teman yang berasal dari Jawa dan Sumatra dianggap lebih paham agama. Mereka mendapat banyak kepercayaan mengurus kegiatan rohani Islam di sekolah.
Terlebih lagi saya sering mendapat ejekan. Mereka mengatakan saya kurang paham agama, bahkan beberapa teman meragukan keislaman saya.
Pengalaman ini membuat saya sedih, bahkan terbawa hingga dewasa. Sehingga saya termotivasi melihat masalah rasisme di dunia.
Pengertian dan Penyebab Rasisme
Saya menemukan bahwa rasisme adalah perbedaan kesetaraan atau perlakuan. Yaitu berdasarkan warna kulit, ras, suku, agama dan lainnya yang menganggap golongan tertentu berhak mendapatkan kelebihan. Sehingga bahkan bisa menindas golongan lainnya
Penyebab rasisme adalah adanya ideologi atau pandangan dalam masyarakat, yang memberikan alasan atau pembenaran untuk merendahkan pihak lain.
Rasisme di Timur Tengah
Saya juga berkenalan dengan teman kantor dari Timur Tengah (Bilal). Ia menceritakan tantangannya hidup di sana.
Bilal menyatakan banyak ketidakadilan sosial terjadi. Baik antara suku maupun golongan tertentu.
Contohnya ada aliran Ba’athist di Irak. Saat partai Ba’ath berkuasa, 200.000 suku Feyli Kurdi terusir dari Irak.
Seorang cendekiawan Muslim menulis hal mengejutkan, bahwa partai Ba’ath bertanggung-jawab atas genosida orang Kurdi dan orang Arab Syiah (Arabs’ Dream of Pan-Arabism).
Contoh lainnya beberapa penganiayaan terhadap orang Sudan di Mesir. Pernah ada satu peristiwa dimana lebih dari 5.000 orang menjadi korban, bahkan beberapa wanita dan anak kecil meninggal.
Seorang jurnalis sampai menuliskan pertanyaan penting. “Mengapa kita sangat peduli perlakuan terhadap minoritas Muslim di negara lain? Namun bagaimana dengan minoritas di negara-negara Muslim sendiri? (Racism: The Arab World’s Dirty Secret).”
Bilal lalu menyatakan semua ini hanya sebagian kecil dari yang terjadi. Inilah alasan utama ia dan keluarga pindah ke Indonesia. Karena merasa mendapat perlakuan lebih baik di sini.
Saya sangat gelisah mendengar informasi ini. Karena itu saya mencari jawabannya. Saya berpikir apakah ada dasar pemahaman yang mungkin disalahartikan, sehingga rasisme marak di masyarakat.
Beberapa Pemahaman dari Agama
Saya mengetahui, agama mengajarkan kesetaraan, bahwa Allah yang menciptakan semua manusia (Qs 49:13).
Namun saya membaca artikel dan buku yang menarik. Membahas tentang berbagai dalil lain yang bisa menyebabkan kesalahpahaman masyarakat.
-
Keunggulan bangsa dan bahasa Arab.
Saya menemukan ada banyak sekali dalil keunggulan bangsa Arab. Sebagai contoh tertulis sebagai kaum yang terbaik (Qs 3:110).
Umat Muslim percaya Al-Quran turun dalam bahasa Arab (Qs 12:2). Sehingga setiap umat di berbagai negara perlu menghafal dan melafalkan menggunakan bahasa Arab. - Perlakuan terhadap suku Arab minoritas.
Ada banyak ayat yang membahas mengenai suku Badui. Mereka pada awalnya belum memeluk Islam.
Banyak dalil yang membedakan mereka. Misalnya tertulis mereka sangat kafir dan munafik (Qs 9:97).
Atau ada hadits yang sangat tegas. “. . . Rasulullah bersabda: ‘Ya Allah berkahi kami di Syam kami! Ya Allah berkahi kami di Yaman kami.’ Mereka berkata: ‘Dan di Najd kami . . . Dia berkata: ‘Gempa bumi ada di sana, dan . . . tanduk setan berasal dari sana.’” (Jami at-Tirmidhi 6:46:3953). - Perlakuan terhadap budak.
Mengapa ada perbedaan dalam memperlakukan budak? Pertimbangannya hanya berdasarkan suku.
“. . . ada seorang tawanan perempuan dari Bani Tamim . . . Rasulullah bersabda: ‘Hai Aisyah, bebaskanlah ia! Karena ia adalah keturunan Ismail . . . kemudian datanglah budak tawanan dari Yaman . . . Tapi, Nabi melarangku (membebaskannya) . . .” (Shahih Bukhari 4018 dan Musnad Ahmad 25066). - Pandangan Terhadap Orang Berkulit Hitam.
Saya mengerti bahwa warna hitam bisa melambangkan kegelapan atau kejahatan. Namun hal ini berbeda jika dalam konteks warna kulit.
Saya melihat ada beberapa gambaran dalam Al-Quran dan hadits yang sensitif. Karena mudah disalahartikan menjadi kebencian akan ras atau warna kulit tertentu.
Contohnya orang yang berdusta mukanya menjadi hitam (Qs 39:60). Atau wanita berkulit hitam melambangkan akan terjadi wabah (Shahih Bukhari 6517). Dan mahkluk yang paling dibenci memiliki tangan hitam (Shahih Muslim 1774). - Pandangan terhadap orang Yahudi.
Salah satu yang terutama adalah mengenai orang Yahudi. Contohnya hukuman Allah terhadap mereka lebih buruk dari terhadap orang fasik. Mereka mendapat kutukan menjadi kera dan babi (Qs 2:65, 5:60).
Dan ada Hadits yang menyatakan mereka adalah alat penebus dari dosa. “. . . pada hari kiamat kelak, Allah akan menyerahkan seorang Yahudi . . . inilah penebusmu dari siksa api neraka” (Shahih Muslim 4969).
Kebenaran yang Membuka Mata
Semua ini membuat saya mencari apakah ada panduan terbaik kehidupan, untuk menjadi jawaban dari masalah rasisme di dunia ini.
Sampai akhirnya saya membaca kutipan menarik saat melihat sosial media.
“Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia . . . supaya mereka mencari Dia . . . walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing” (Injil, Surat Kisah Para Rasul 17:26-27).
Rupanya kutipan ini berasal dari Kitab Injil. Saya terkesan karena menegaskan kesetaraan semua bangsa. Juga menyatakan Allah tidak jauh dari kita.
Inilah awal mula saya tertarik untuk mengetahui mengenai ajaran Isa Al-Masih. Mungkinkah ini bisa menjadi jawaban dari masalah rasisme?
Ajaran Kasih Isa Al-Masih
Saya melewati perjalanan panjang untuk memahami ajaran Isa. Memang awalnya sulit karena berbeda dari kepercayaan saya sebelumnya.
Saya menemukan bahwa Allah menciptakan semua manusia sama (Taurat, Kejadian 1:27). Sehingga ajaran Isa meneguhkan hal ini.
“Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Injil, Matius 22:39).
Prinsip kasih menjadi panduan terbaik hidup manusia. Melaluinya kita bisa terhindar dari semua masalah rasisme. Beberapa contoh penerapannya:
- Dalam kasih semua manusia setara.
Kita memang memiliki berbagai perbedaan. Misalnya suku, warna kulit, bahasa, dan sebagainya.
Namun di hadapan Allah kita semua setara. Tidak ada satu suku atau bahasa yang lebih baik dari yang lain.
- Dalam kasih akan memperlakukan sesama dengan baik.
Tidak ada suku yang satu boleh menindas suku lainnya.
Atau pihak yang kaya mengambil keuntungan dari yang miskin.
Dalam kasih justru kita mau menolong sesama. Kita akan rela membantu pihak yang lemah.
- Hukum kasih menyelesaikan banyak konflik.
Karena dalam kasih ada pengampunan. Sehingga pihak yang berseteru bisa menjadi damai.
Isa sangat jelas mengajarkan pengampunan. “Tetapi Aku [Isa Al-Masih] berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Injil, Matius 5:44).
Inilah yang menjadi solusi untuk manusia. Agar bisa hidup dalam damai dan ketenangan, karena saling menghargai satu sama lainnya.
Menerima Kasih Allah Bagi Kita
Memang di seluruh dunia ada banyak rasisme terjadi. Manusia dari berbagai latar-belakang menindas sesamanya manusia.
Namun pengikut Isa yang baik akan berbeda. Karena akan menerapkan hukum kasih dalam kehidupannya.
Selanjutnya dalam kasih, Allah juga mau menyelamatkan manusia. Karena itu Isa sebagai perwujudan kasih Allah datang ke dalam dunia.
Jika kita mau mengimani dan menjadi pengikut Isa, tersedia keselamatan Allah. Yang akan mengampuni dan memberikan jaminan surga.
Hal ini berlaku untuk semua orang dari berbagai suku, bangsa dan bahasa. Allah akan menerima tanpa terkecuali.
“Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus [Isa Al-Masih] . . . dan (semuanya) berhak menerima janji Allah [barokah & surga]” (Injil, Surat Galatia 3:28-29).
Mari menerima kasih Allah untuk Anda dengan mengimani dan menjadi pengikut Isa.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Bagaimana Ajaran Kasih Dalam Islam Dan Injil?
- Cara Terbaik Saling Menghargai Sesama Manusia Menurut Al-Fatihah 5
- Apakah Muhammad atau Nabi Isa Pembawa Damai dan Keselamatan?
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Saudara mengapa ada penekanan kuat keunggulan bangsa Arab dan suku Quraisy dari suku lainnya?
- Mengapa ada begitu banyak pernyataan tegas terhadap suku Badui dan orang Yahudi dalam Al-Quran dan Hadits?
- Bagaimana pendapat Saudara mengenai ajaran kasih Isa Al-Masih sebagai panduan hidup manusia?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].