Selama saya tinggal di Indonesia (32 tahun) saya tidak pernah menyaksikan pembakaran gereja atau pembunuhan orang Kristen. Semua tetangga saya, walaupun mayoritas Islam, selalu baik. Memang sewajarnya, agama-agama di Indonesia khususnya Islam menolak kekerasan dalam agama. Betapa indahnya hidup bertetangga dalam damai.
Sayang, hal demikian tidak terjadi di negara lain yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Di awal 2017 sebuah Riset melaporkan, delapan dari sepuluh negara yang paling banyak memakai kekerasan dalam agama, adalah negara yang mayoritas penduduknya Islam: Somalia, Afganistan, Pakistan, Sudan, Suriah, Irak, Iran, Yaman. Dari 2015 s/d Oktober 2016, 76 orang Kristen dibunuh orang Islam di Pakistan, 24 di Suriah, 12 di Somalia, 12 di Mesir dst. Dalam periode yang sama, 600 serangan terhadap orang Kristen terjadi di Pakistan, 11 di Iran, 8 di Irak.
Syukurlah, Indonesia tidak termasuk dalam daftar itu! Tetapi, apakah alasan Islam Indonesia menolak kekerasan dalam agama? Lihat beberapa penjelasan berikut ini:
Pancasila
Sila pertama menekankan kewajiban percaya dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Dan juga untuk saling “Menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.”
Sila Kedua, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” memuat ajaran Nabi Isa sendiri, yaitu “saling mencintai sesama manusia.” Silakan kirim email jika mempunyai input lain bagaimana Pancasila menolak kekerasan dalam agama.
Enam Agama Sah
Negara Indonesia mengakui enam agama sah: Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Kong Hu Cu.
Masak kita boleh bertindak keras kepada agama negara kita mengakui sah?!
Kebudayaan Indonesia Menentang Kekerasan
Satu faktor menarik mengenai budaya Indonesia adalah pentingnya saling menghormati. Orang Indonesia selalu ingin beritikad baik satu sama lain serta menghindari bertindak keras terhadap siapapun.
Jika kita menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang terdapat dalam kebudayaan Indonesia serta hormat-menghormati kita tidak mungkin memakai kekerasaan dalam agama.
Agama Islam Menolak Kekerasan dan Cinta Damai
Umat Islam sedunia berulang kali memamerkan “Agama Islam adalah Agama Damai.” Sayangnya, sampai sekarang saya belum melihat ayat Al-Quran yang mendukung pernyataan ini. Namun inilah konsep yang sangat baik! (Kirimlah email jika tahu ayat Al-Quran yang mengajar, “Agama Islam Agama Damai.”)
Jelas agama yang cinta damai tidak akan membakar tempat ibadah agama lain atau membunuh penganutnya, bukan? Pecinta damai tidak memakai kekerasan.
Ajaran Isa Al-Masih Mengenai “Kekerasan”
Orang Islam menjunjung tinggi serta menghargai Isa Al-Masih. Isa meletakkan dasar hidup berdamai dengan orang dari agama lain. Lihatlah Kitab Suci Injil (Markus 12:31; Matius 5:9, 5:44, 7:12):
(1) Kasihilah sesamamu manusia.
(2) Berbuatlah kepada orang seperti kamu kehendaki mereka perbuat kepadamu.
(3) Kasihilah musuhmu.
(4) Berbahagialah pembawa damai.
Inilah cara hidup Isa Al-Masih. Malahan, karena Ia menjalani hidup seperti ini, Ia mengorbankan diri-Nya di kayu salib buat Anda. Tujuannya, menyelamatkan kita dari dosa dan menolong kita menjadi pembawa damai di Indonesia dan di dunia.
Jason Gilead
[Kami mempersilakan Anda mengemail staff Isa dan Islam untuk mendiskusikan konten artikel ini.”]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Artikel ini memuat lima sebab Islam Indonesia harus menolak kekerasan dalam agama. Apakah Anda dapat menyebutkan sebab-sebab lain?
- Bagaimana pandangan Anda mengenai ajaran kasih yang Isa Al-Masih kemukakan dalam Injil sebagai dasar hidup damai antar pemeluk agama?
- Menurut pandangan Anda, alasan mana antara lima alasan dalam artikel paling menyakinkan Anda bahwa orang Indonesia harus menolak kekerasan dalam agama?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, dengan sangat menyesal terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Perkembangan Kristen, Islam Dalam 100 Tahun Pertama Sejarahnya
- Apakah Islam Adalah Agama Yang Paling Mengajarkan Toleransi?
- 3 Alasan Mengapa Orang Islam Menjadi Kristen
- Aktifis Islam: Berdakwalah Dengan Cara Damai
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang menurut kami adalah komentar terbaik dan paling menolong untuk memahami artikel di atas. Bila anda bersedia, silakan mendaftar untuk mendapatkan buletin mingguan dari kami, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
*****
1. Dalam konsep adil, kekerasan dibolehkan untuk menentang kezaliman. Contoh: Penyamum datang menceroboh rumah seorang pengikut gereja, kemudian penyamun itu merogol semua ahli wanita di dalamnya dan mencuri semua harta yang ada.
2. Ajaran Yesus tidak ada masalah untuk Muslim, yang ada masalahnya ialah ajaran Paulus dan penulis kitab (Matius, Markus, Yohanes dan Lukas). Karena Kitab Injil sebenar bukan menurut mereka semua melainkan menurut Yesus. Injil sudah wujud pada zaman Yesus.
3. Indonesia tolak kekerasan tiada masalah, tapi adakah sejarah kewujudan tentera salib adalah bukti pendamaian?
*****
Saudara Ahli Fikir,
1. Tanggapan saudara tidak menjawab pertanyaan kami. Kiranya saudara dapat fokus dengan topik di atas. Apakah saudara dapat menyebutkan sebab-sebab lain Indonesia harus menolak kekerasan dalam agama? Apa saja itu?
2. Apa yang salah dengan Injil, Rasul Besar Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes? Bukankah mereka mencatat ajaran Isa Al-Masih untuk mengasihi musuh yang merupakan dasar untuk hidup damai antarpemeluk agama? Bagaimana saudara?
3. Tanggapan dan pertanyaan saudara tidak menjawab pertanyaan kami. Mohon kiranya saudara menyimak artikel di atas dengan cermat sehingga saudara tidak melenceng dari topik yang ada.
~
Solihin
*****
1. Yang harus ditanyakan adalah orang Islam yang menggunakan kitab tafsir mana yang dimaksud? Islam sangat bergantung dengan tafsir. Karena ajaran asli Islam (asli dari Muhammad/tanpa tafsir) sangat tidak cocok dengan zaman yang beradab.
2. Hati saya selalu bergetar setiap membaca khotbah Yesus di atas bukit (Matius 5-7) terkhusus ayat ini: “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Matius 5:44).
3. Saya bersyukur terlahir dan tinggal di Indonesia. Saya bersyukur kepada Soekarno dan Hatta yang telah merumuskan Pancasila sebagai Dasar Negara. Walaupun Indonesia negara mayoritas Muslim, tapi Pancasila yang membuat negara ini aman, tentram, dan damai, bukan karena Muslimnya. Lihatlah negara-negara yang berlandaskan syariat Islam (memusuhi kafir Amerika dan laknat Yahudi) semua hancur lebur. Islam adalah wabah bagi dunia.
*****
Saudara Nabi,
Kita patut bersyukur kepada Allah sebab budaya dan moralitas Indonesia menjunjung toleransi beragama, sehingga menolak adanya kekerasan. Kekerasan bukan watak dan sifat warga negara Indonesia. Ajaran Isa Al-Masih sangat sesuai dijadikan dasar hidup damai antarpemeluk agama. Terimakasih untuk jawaban-jawaban saudara.
~
Solihin
*****
1. Pertanyaannya adalah orang Islamnya harus menolak kekerasan dalam agama, saya setuju itu harus dihentikan. Sebab itu melanggar ajaran agama Islam.
2. Bagus.
3. Kita harus menghormati antaragama.
*****
Saudara Rizal,
1. Kami senang membaca tanggapan saudara kali ini. Sebab saudara mengedepankan rasio yang baik. Kekerasan patut dihentikan. Namun, adakah alasan lain orang Islam Indonesia menolak kekerasan dalam agama? Bagaimana saudara?
2. Terimakasih untuk jawaban saudara. Memang ajaran Isa Al-Masih bagus dijadikan sebagai pedoman dalam hidup damai antar pemeluk agama. Kami berharap pengunjung situs menjadikan ajaran Isa Al-Masih sebagai dasar dalam berinteraksi dan berelasi.
3. Kami berharap sikap dan pandangan saudara merupakan pandangan semua Muslim Indonesia. Sebab Indonesia memiliki keunikan tersendiri dibandingkan negara-negara berbasiskan Islam, yaitu Pancasila.
~
Solihin
**
2. Pandangan saya mengenai ajaran kasih Isa Al-Masih sebagai dasar hidup damai antar umat manusia adalah karena ajaran kasih bersumber dari Sang Pencipta manusia itu sendiri, yang tentunya tidak mau ciptaan-Nya dirusak siapapun, dengan alasan apapun. Sama seperti manusia tidak akan mau robot, mobil, rumah atau apapun buatannya dirusak siapapun.
Isa Al-Masih mengetahui segala sesuatu termasuk bagaimana caranya manusia harus hidup terhadap sesamanya manusia sehingga Dia yang adalah Kalimatullah, firman Allah datang menjelma manusia sempurna untuk memberi ajaran kasih.
**
Saudara Realita,
Injil menjelaskan bahwa Allah adalah kasih (Injil, Surat 1 Yohanes 4:8). Isa Al-Masih pun mengajarkan untuk mengasihi sesama (Injil, Rasul Besar Yohanes 13:34-35). Karena itu, kami setuju bila ajaran Isa Al-Masih dijadikan sebagai pedoman dalam hidup damai dengan pemeluk agama lain. Terimakasih saudara Realita.
~
Solihin
*****
1. Kekerasan dalam ajaran Kristen harus dihapuskan seperti penistaan agama, baik itu dalam agama Kristen Protestan, Islam, Budha, Hindu, Kristen Khatolik.
2. Bila dipandang dari ajaran kasih dalam Yesus Kristus tiada bandingan terhadap agama lain, karena “Kasih Yesus Kristus Agape”, seperti kalamnya: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal, supaya setiap orang yang percaya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
3. Ajaran Yesus Kristus, karena Yesus Kristus itulah kasih. Tidak terdapat dalam ajaran agama manapun yang dapat dibandingkan dengan Yesus Kristus [Allah]. Amin.
*****
Saudara Jhon,
Allah tidak menghendaki kekerasan. Bila ada ajaran agama yang mengajarkan kekerasan, maka agama tersebut patut dipertanyakan. Sebagaimana saudara pernyataan saudara bahwa Isa Al-Masih adalah kasih. Demikian juga Allah adalah kasih. Kami berharap slogan Allah pengasih dan penyayang dapat diejawantahkan dalam hidup setiap hari. Terimakasih saudara Jhon untuk jawaban-jawaban saudara.
~
Solihin
~
Ajaran Isa Al-Masih untuk mengasihi musuh? Perlu diingat bahwasanya musuh manusia adalah bangsa Iblis yang berjanji menyesatkan keturunan Adam. Berikutnya adalah setan dari golongan jin dan manusia. Apakah mereka juga termasuk pantas dikasihi?
~
Saudara Yoga,
Saudara perlu membaca Injil secara menyeluruh agar mengerti konteks pembicaraan yang dilakukan di forum ini. Setidaknya, saudara perlu membaca artikel sehingga saudara tidak hanya memikirkan jin dan setan belaka. Isa Al-Masih mengajarkan untuk mengasihi musuh, yaitu orang yang melukai hati dan membenci kita (Injil, Rasul Besar Matius 5:44).
Kami senang dengan sikap masyarakat Indonesia yang mengedepankan sikap menghormati sesama. Tentu sikap ini berasal dari budaya Indonesia yang ditanamkan para leluhur. Bukan berasal dari ajaran agama Islam di mana mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Pertanyaannya adalah mengapa klaim agama damai tidak ada referensi dalam Al-Quran? Bagaimana saudara?
~
Solihin
~
Dalam Al-Quran banyak sekali dalil yang mengajarkan perdamaian (jika kamu berpikir). Satu contoh saja kalimat “Untukmu agamamu, dan Untukkulah, agamaku”. Dalam dalil yang menerangkan bahwa rasulullah adalah suri tauladan juga mengartikan tentang pesan kedamaian. Dimana kita harus mencontoh perilaku rasul yang mencintai kedamaian?
~
Saudara Denier,
Kami senang karena saudara menyatakan bahwa Al-Quran banyak mengajarkan perdamaian. Namun, saudara tidak menyebutkan sumber Al-Quran tersebut sekalipun saudara mengklaim banyak ayat Al-Quran yang mengajarkan perdamaian. Kalimat ‘untukmu agamamu, dan untukku agamaku’ bukan ajaran perdamaian, tetapi pilihan. Jelas, ini berbeda konteks.
Pertanyaannya adalah tertulis dimanakah dalam Al-Quran bahwa nabi Islam mengajarkan perdamaian? Adakah referensi dari pernyataan Islam adalah agama damai? Tertulis dimanakah itu dalam Al-Quran?
~
Solihin
*****
1. Menurut saya sebab-sebab yang lain adalah hidup berinteraksi, bersama dalam bermasyarakat, membangun bangsa Indonesia sehingga perlu saling toleransi beragama. Tanpa toleransi menimbulkan kekacauan yang menghambat pembangunan bangsa dan masyarakat yang adil dan makmur.
2. Allah sendiri menolak kekerasan. Dia yang mencipta alam semesta penuh keharmonisan. Bumi, bulan, dan benda-benda angkasa secara teratur dan harmonis berputar dan beredar mengelilingi matahari tanpa tubrukan kekerasan, sehingga kita manusia di bumi dapat hidup aman dan tenteram.
****
Saudara Realita,
Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki masyarakat yang ramah. Sikap tersebut merupakan cerminan budaya asli Indonesia. Sebagaimana keramahan yang ditunjukkan masyarakat Indonesia, Allah sungguh menghendaki manusia hidup dalam kedamaian, bukan kekerasan. Sebab sifat Allah yang terutama adalah kasih (Injil, Surat 1 Yohanes 4:8). Kiranya pendapat saudara menggugah nilai-nilai kebangsaan pada masyarakat Indonesia.
~
Solihin
~
To: Usil,
Kalau PD1 dan PD2, dan sebelumnya ada Perang Salib oleh Nasrani, jangan salah itu bukan dari Tuhan, karena Allah Bapa tidak mencobai siapapun tapi manusia sendiri yang ingin mencobai dirinya sendiri. Bisa lihat di Yakobus 1:13-18. Di Perjanjian Baru Allah Bapa kita menyampaikan pesan-Nya melalui Yesus agar kita diselamatkan. Karena Yesus adalah Terang Dunia dan melalui darah-Nya dosa kita dihapuskan di atas kayu salib.
~
Saudara Handy,
Perang Dunia 1 dan 2 serta Perang Salib merupakan perang antarnegara yang memiliki kepentingan politis. Sejak semula Allah menghendaki manusia hidup dalam perdamaian sehingga tercipta kedamaian.
Muslim Indonesia adalah Muslim yang mencintai damai. Terbukti bahwa umat Islam dapat hidup berdampingan dengan umat beragama lain. Walaupun ada kalangan-kalangan tertentu dari umat Islam yang mencoba memprovokasi umat Islam dengan menimbulkan sentimen agama. Oleh sebab itu, sebutan Islam adalah agama damai perlu dibuktikan dengan sikap damai dari pemeluknya. Terimakasih saudara Handy untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Handy Jayadi,
Bukankah artikel di atas mengatakan kita harus menjauhi kekerasan antaragama. Kalau ajaran Kristen mentoleransi beragama lalu kenapa dalam Sam 15:3 orang yang menyembah patung harus ditumpas? Bukankah itu bertentangan dengan ajaran Yesus yang katanya “sayangi musuhmu”?
~
Saudara Rizal,
Membaca Kitab 1 Samuel 15:3 perlu menyeluruh sehingga saudara mengetahui latar belakang ayat tersebut dengan benar. Kitab 1 Samuel 15:3 bukan berbicara tentang agama – seolah-olah bangsa Amalek diperangi karena agamanya – , melainkan karena peperangan antarbangsa. Saudara dapat membaca latar belakang secara lengkapnya pada Taurat, Keluaran 17:8-14 dan Ulangan 25:17-19.
Kami senang dengan ajaran Isa Al-Masih yang mengajarkan untuk mengasihi musuh (Injil, Rasul Besar Matius 5:44). Ajaran demikian yang selalu dipegang oleh pengikut Isa Al-Masih. Kami berharap setiap orang memerhatikan dan melakukan ajaran Isa Al-Masih sebagaimana klaim umat Islam bahwa Islam adalah agama damai. Agama damai perlu dibuktikan oleh tingkah laku pengikutnya, bukan? Pertanyaannya adalah mengapa tidak ada ayat Al-Quran yang mendukung pernyataan Islam adalah agama damai? Mohon penjelasan saudara.
~
Solihin
~
To: Rizal,
1 Sam 15:3 itu Perjanjian Lama. Karena saat itu ada 10 hukum Allah dalam dua loh batu. Allah menyampaikan firman-Nya melalui para nabi. Bisa lihat kuasa Allah pada jaman Nebukatnezar. Bisa lihat di Ibrani 1:1-4. Dalam Perjanjian Baru. Allah Bapa ingin kita semua orang mengenal-Nya melalui Firman Allah yang menjadi manusia yaitu Yesus agar mereka selamat dan bertobat agar tidak lagi menyembah berhala. Sepuluh hukum Allah masih berlaku sampai akhir zaman bisa lihat dalam Kitab Wahyu.
Kalau dikatakan ampunilah musuhmu, itu lebih tepatnya seperti teman dekat, saudara, dll. Jadi, bukan orang yang menyembah patung. Kita harus menganpuni agar dalam hati kita tak ada sakit hati/dendam (1 Yoh. 4:20-21).
~
Saudara Handy,
Kami perlu meluruskan pemahaman saudara mengenai Kitab 1 Samuel 15:3. Ayat itu bukan perintah atau ajaran, melainkan peristiwa peperangan antarbangsa, yakni bangsa Israel dan bangsa Amalek. Ini tidak ada hubungannya dengan penyembahan. Allah Perjanjian Lama adalah Allah yang sama pada Perjanjian Baru yang mengasihi manusia.
Namun, peperangan tersebut diijinkan Allah karena bangsa Amalek menyerang bangsa Israel ketika mereka tidak dalam kondisi perang. Silakan saudara membaca Taurat, Keluaran 17:8-14 dan Ulangan 25:17-19 sebagaimana telah ditulis pada saudara Rizal. Terimakasih saudara Handy.
~
Solihin
~
Rizal,
Rizieq: Haram memilih pemimpin kafir.
Gus Dur: Itu ayat turun ada saat perang dan banyak Nasrani dan Yahudi yang mau membunuh rasul. Indonesia tidak sedang perang.
Nabi Al Kelamin: Bagaimana ini? Mana yang benar?
~
Saudara Nabi,
Sebutan Islam adalah agama damai seyogianya dapat merangkul semua agama demi perdamaian dan kedamaian di tanah air. Mencermati sikap-sikap Islam radikal di negeri ini tidak mencerminkan slogan bahwa Islam adalah agama damai. Kami kira Muslim Indonesia perlu kritis dengan slogan tersebut. Adakah ayat Al-Quran yang mendukung slogan Islam adalah agama cinta damai? Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Hukum kasih mengatasi segala hukum, tetapi masih banyak orang Kristen sendiri yang tidak mengerti betapa luasnya jangkauan hukum ini. Hukum Islam jelas hadir menjadi penentang hukum kasih alias agama buatan Muhammad aslinya agama yang anti Kristus.
~
Saudara Agur,
Ajaran Isa Al-Masih telah dikenal luas masyarakat dunia untuk mengasihi sesama. Ada tokoh-tokoh dunia yang terinspirasi dengan ajaran Isa Al-Masih. Misal, Bunda Theresa, Mahatma Gandhi, Nelson Mandela, dan sebagainya. Karena itu, Muslim perlu menolak kekerasan karena kekerasan bukan berasal dari Tuhan, melainkan dari setan. Kami berharap artikel di atas memberikan pencerahan.
~
Solihin
~
Handy Jayadi,
Saya koreksi sedikit. Zaman Muhammad itu belum disebut agama Hindu tapi Zoroaster. Zoroaster, Yahudi dan Nasrani itu hidup berdampingan semasa Muhammad. Bahkan Kabah itu adalah bekas kuil Hindu dan dongeng Isra Miraj itu diambil dari cerita Zoroaster.
~
Saudara Nabi,
Masyarakat di tanah Arab dapat hidup berdampingan sekalipun terdiri dari banyak agama pada saat Islam belum muncul dan sebelum Muhammad hijrah ke Medinah. Namun, sikap dan tindakan umat Islam berbeda ketika Muhammad telah memiliki pasukan besar dengan menyerang Mekah serta menguasainya. Karakteristik ini berbeda dengan karakter Muslim Indonesia.
Muslim Indonesia memiliki akar budaya yang tenggang rasa dan saling menghormati. Kami berharap Muslim Indonesia tetap mengedepankan nilai budaya dan bukan ajaran agama Islam. Sebab pernyataan Islam adalah agama damai tidak ada dasar dalam Al-Quran. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” “Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad), kecuali untuk menjadi rahmat bagi semesta alam”. Anda mengerti Rahmat kan? “Untukmu agamu dan untukku agamaku” memang betul itu pilihan, tapi jika dicermati lagi disana seorang muslim tidak boleh memaksakan kehendak (contoh : kekerasan) agar orang lain menjadi muslim. Saya katakan lagi “bagi orang yang berfikir”.
Sepertinya anda tidak mengerti. Al-Quran adalah Kalamullah, bukan Kata-kata Rosulullah. Jika anda ingin menemukan rosul mengajarkan tentang kedamaian, jumlahnya sangat banyak dalam Al-hadits.
~
Saudara Denier,
Kami berharap apa yang saudara sampaikan benar adanya. Sebab kami menemukan sebaliknya. Al-Quran menyatakan, “Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa” (Qs 9:123). Saudara pun dapat membandingkan dengan Qs 8:12.
Demikian juga dengan hadits. Nabi saudara berkata, “Siapapun yang mengganti agama Islamnya, maka bunuhlah dia” (Hadith as-Bukhari, Vol.9, Bk.84, No. 57). Dengan kata lain, Islam tidak pernah memberikan kebebasan pada pengikutnya untuk memilih, melainkan memaksakan kehendak. Pertanyaannya adalah agama damai mengajarkan untuk kekerasan dan membunuh? Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin
~
1. Dalam Islam kita harus menjaga kedamaian. Kaum Muslim boleh berdamai dengan agama lain, kecuali kalau agama lain dahulu yang memulai perkara baru para Muslim bereaksi. Bukannya kita di dunia ini diajarkan jangan menjadi pengecut? Kita harus membela yang benar.
To: Nabi,
“1. Islam sangat bergantung dengan tafsir. Karena ajaran asli Islam (asli dari Muhammad/tanpa tafsir) sangat tidak cocok dengan zaman yang beradab.”
Terus pikir saja sendiri. Al-Quran dan Hadist itu dasar pondasi agama Islam yang terdiri dari pokok-pokok ajaran. Islam memperbolehkan tafsir asalkan tidak melenceng jauh dari Islam. Alkitab juga membutuhkan tafsir juga toh? Toh kadangkala tafsirannya melenceng dari Alkitabnya sendiri dan bahkan make cara “cocoklogi.
*
Saudara Tobat,
Kami berharap saudara jujur pada diri sendiri ketika menyaksikan situasi dunia akhir-akhir ini atau setidaknya mengamati situasi Indonesia saat ini. Bila Islam mengajarkan kedamaian, maka reaksi umat Islam tidak akan berlebihan dalam menyikapi sebuah masalah. Mengapa terjadi aksi-aksi bela agama?
Bila Islam adalah agama damai, seyogianya pelopor kedamaian adalah Islam. Pertanyaannya adalah mengapa Islam yang mengklaim sebagai agama damai tidak mempelopori kedamaian justru memperkeruh suasana? Bagaimana saudara?
~
Solihin
*
3. Alasan yang paling meyakinkan bahwa kita harus menolak kekerasan dalam beragama adalah Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Yang menolak Pancasila silahkan tinggalkan Indonesia.
*
Saudara Realita,
Kita patut bersyukur bahwa pendiri bangsa ini meletakkan dasar negara yang tepat dengan keragamaan budaya, suku, dan agama. Tentu merumuskan dasar negara tersebut tidak singkat dan melalui proses panjang. Itu sebabnya, kita perlu menghargai perjuangan pendiri bangsa ini. Karena itu, kita perlu menolak kekerasan yang mengatasnamakan agama. Sungguh ironis bila agama dijadikan sebagai alat untuk melegitimasi kekerasan. Terimakasih saudara Realita untuk jawaban yang diberikan.
~
Solihin
~
Muslim itu bergantung kepada pilihan mau pakai ayat makiah atau madaniah. Hal ini seperti yang kita liat saat ini ada yang toleran dan tidak , masing-masing punya dalil, masalahnya dua-duanya benar, tidak ada yang bisa saling menyalahkan karena yang tau persis hanya Allah dan Muhammad. Dan lagi semua tergantung tafsir. Ini yang membuat kami meragukan Islam berasal dari Tuhan.
~
Saudara Ismail,
Hendaknya Muslim mempelajari kembali Al-Quran secara sungguh-sungguh tidak sekedar menerima ajaran ulama begitu saja. Sebab Muslim perlu mengembangkan dan berani berpikir kritis agar tidak disesatkan orang yang memiliki kepentingan dengan mengatasnamakan agama. Rekan-rekan Muslim menyebut agamanya adalah agama damai. Seyogianya umat Islam adalah pelopor perdamaian dan kedamaian di bumi ini. Namun, fakta membuktikan sebaliknya. Terimakasih saudara Ismail untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Solihin,
Adakah ayat Al-Quran yang mendukung slogan Islam adalah agama cinta damai?
–
Tentu ada, Qs 49:13 “Allah menciptakan manusia dari seorang laki-laki dan wanita dan menciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal satu sama lain (bukan saling membenci) dan yang paling mulia dan hadapan Allah adalah orang-orang yang takwa”. Ini adalah bentuk toleransi antara manusia, suku dan negara.
Qs 6:108 “Dan jangan lah memaki sesembahan mereka..” Ini adalah perintah bertoleransi dalam keragaman agama. Jadi jangankan membunuh, merusak dll menghina saja agama orang lain itu dilarang. Gimana sudah jelas?
~
Saudara Rizal,
Membaca jawaban dan tanggapan saudara terkesan memaksakan dan maaf — memperkosa — ayat Al-Quran agar pengunjung situs memandang bahwa Islam adalah agama damai. Ayat Al-Quran yang saudara kutip tidak menjelaskan bahwa Islam adalah agama damai. Kami mengutip terjemahan Depag agar lebih tepat.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Qs 49:13).
Ayat ini tidak berbicara tentang agama Islam adalah agama damai. Lagi pula tidak ada tanda kurung pada ayat tersebut. Mengapa saudara menambahkan tanda kurung pada ayat tersebut? Kami mempersilakan mencari ayat yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan kami.
~
Solihin
~
Rizal,
Maaf mohon penalaran antara orang yang membawa agas nama ajaran agamanya dengan tidak membawa ajaran agama KTP nya. Berpikirlah yang benar dan tepat. Ajaran Muhammad yang berisi ayat-ayat teror, kamu mau abaikan? Maaf, jangan tersinggung kalau ada kenyataannya.
~
Saudara Realita,
Usaha untuk menampilkan Islam adalah agama damai patut dihargai sekalipun tidak mudah membuktikan bahwa Islam adalah agama damai. Kami berharap saudara Rizal sungguh-sungguh memikirkan hal ini dan jujur terhadap diri sendiri.
~
Solihin