• Skip to main content
  • Skip to header right navigation
  • Skip to site footer
Isa Dan Islam

Isa Dan Islam

Dialog Agama - Isa dan Islam

  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
Pernikahan

Jalan Keluar bagi Masalah Pernikahan yang Tidak Harmonis

Isa Dan Islam > Artikel > Etika Islam dan Nasrani > Pernikahan > Jalan Keluar bagi Masalah Pernikahan yang Tidak Harmonis
7 Maret 2011 | 37 Komentar

PernikahanSebuah surat kabar utama, New York Times, memuat salah satu judul artikelnya: “Apakah Menikah itu Baik untuk Kesehatan?” Sebuah riset baru-baru ini juga mengatakan bahwa menikah dapat mempengaruhi kesehatan. Ini tergantung apakah pernikahannya bahagia atau tidak. Ulasan dibawa ini secara singkat menjelaskan dampak pernikahan yang tidak harmonis, berdasarkan fakta dan masukan dari ajaran Kitab Suci tentang pernikahan.

Dampak dari Pernikahan tidak Harmonis

Para ilmuwan telah mengetahui bahwa orang yang menikah cenderung lebih sehat dan berumur panjang dibanding yang tidak menikah, Pneumonia, kanker, dan serangan jantung lebih jarang terjadi pada mereka yang menikah. Namun belakangan ini sebuah riset mengemukakan, faktor yang mendukung umur panjang tersebut ditentukan oleh kwalitas pernikahan. Nah, pernikahan dan hubungan suami istri tidak harmonis ternyata akan berpotensi menimbulkan lebih banyak penyakit.

Menurut hasil riset Psikologis Timothy W. Smith dari University of Utah, di antara pasangan yang rata-rata sudah menikah selama 36 tahun, jikalau argumentasi yang dikemukakan ketika berkomunikasi berisi kata-kata yang tidak baik, itu akan mempertinggi resiko penyakit jantung.

Artikel surat kabar Times menyelidiki riset kontemporer tentang hubungan suami isteri dan kesehatan tubuh, dan ternyata hubungan suami-isteri erat kaitannya dengan kesehatan tubuh. Pneumonia, kanker, dan serangan jantung lebih jarang terjadi pada mereka yang menikah. “Kunci keharmonisan berada pada hubungan itu sendiri, bukan pernikahannya.” kata sejarawan Stephanie Coontz.

Pertengkaran Dalam Pernikahan

Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam setiap pernikahan pasti akan terjadi pertengkaran. Baik pertengkaran kecil maupun besar. Pertengkaran antara suami isteri bisa secara negatif mempengaruhi pernikahan dan kesehatan tubuh.

“Berusahalah lebih keras lagi agar hubungan suami isteri menjadi lebih baik,” nasihat sosiologis Linda J. Waite dari University of Chicago. “Jika Anda belajar bagaimana mengatur pertengkaran sejak awal, maka Anda dapat menghindari masalah dalam pernikahan karena interaksi yang negatif” lanjutnya.

Penyelesaian konflik secara baik akan meningkatkan keharmonisan keluarga, dan dengan demikian akan memberi pengaruh yang positif pada kesehatan.

Kwalitas Hubungan Pernikahan Islam Dan Kesehatan

Salah satu ayat Al-Quran berbunyi, “Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka” (Qs 4:34).

Hadits lain mengutip Asma, anak perempuan Abu Bakar, seperti dalam Hadits Shahih Bukhari: “Akulah isteri keempat dari Al-Zabayar (satu dari dua belas kawan yang dijanjikan Firdaus oleh Muhammad). Bila Al-Zabayar marah dengan salah satu dari kami, kami dipukul sampai pukulannya patah.”

Melalui media televisi masyarakat dapat melihat berbagai macam bentuk penganiayaan yang terjadi dalam keluarga, khususnya antara suami dan isteri. Berbagai faktor penyebab terjadinya pertengkaran tersebut. Mungkinkah ayat di atas telah mendorong para suami untuk memukul isteri mereka jika terjadi pertengkaran? Jelas, pernikahan seperti ini bukanlah pernikahan yang harmonis. Kwalitas pernikahan tidak harmonis berpotensi menimbulkan berbagai macam penyakit.

Bagaimana Seharusnya Hubungan Suami Isteri?

Konflik dalam pernikahan memang tidak bisa dihindari, tetapi bertengkarlah dengan penuh kasih guna mencari solusi terbaik dan bukan mengutamakan ego masing-masing. Hal itu akan lebih baik bagi hubungan dan kesehatan tubuh. Juga, jika bertengkar dengan kasih, saat suami isteri berbaikan kembali, hubungan mereka akan menjadi tambah erat.

Menyelesaikan sebuah pertengkaran adalah lebih baik daripada harus menundanya berhari-hari. Injil, Surat Efesus 4:26 berkata, “Janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.”

Saling mendengar dan menghargai argumen dari pasangan masing-masing adalah salah satu cara bertengkar dengan penuh kasih. Dengan mendengarkan, maka pasangan akan merasa dihargai. “Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.” (Injil, Surat Yakobus 1:19-20)

Demikianlah, sebuah pernikahan yang mempunyai kwalitas baik dapat meningkatkan kesehatan kedua pasangan, kemungkinan berumur lebih panjang, dan terhindari dari berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh pernikahan yang tidak baik.

 

[Staff Isa dan Islam – Langkah pertama untuk menemukan pernikahan bahagia adalah mengalami keselamatan yang disediakan Isa Al-Masih. Selidikilah halaman ini untuk keterangan lebih lagi mengenai keselamatan.]

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel: “Jalan Keluar bagi Masalah Pernikahan yang Tidak Harmonis“, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/SMS ke: 0812-8100-0718

 

Kategori: Etika Islam dan Nasrani, Pernikahan

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Subscribe
Beritahulah

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

37 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
al jihad
25 Maret 2011 7:38 am

*
Sekali lagi, saya sarankan kepada anda untuk mengetahui ajaran Islam yang sebenarnya.

Konklusi anda terlalu dangkal dalam menyelesaikan masalah dan membuat justifikasi dalam melihat masalah ini.

Maka kami menawarkan untuk berdebat tentang masalah agama, karena artikel anda sudah benar-benar melecehkan.

Jika tidak ada niat baik, maka kami berkesimpulan anda hanya akan merusak keharmonisan beragama di Indonesia.

Anda tidak berusaha menjadi bagian dari solusi namun justru memperkeruh suasana.

Apakah memang ini tujuan artikel-artikel ini?

Kami sangat menunggu jawaban anda mengenai kapan kita bisa berdebat masalah agama di depan khalayak sebagai klarifikasi dari kami penganut Islam.

Saya tidak mau ada kekerasan yang memang tidak pernah diajarkan nabi kami, tapi nabi kami berperang karena diserang terlebih dahulu.

Balas
staff
5 April 2011 9:40 am
Balasan ke  al jihad

~
Salam Saudara Al-Jihad.

Tujuan kami melalui situs ini adalah untuk mengedepankan dialog agama.

Jika Saudara merasa ada sesuatu dari penyampaian kami yang salah atau tidak benar, sudilah kiranya Saudara memberikan tanggapan di dalam website ini.

Kami tidak memandang bahwa debat adalah sesuatu yang baik. Justru dialog dari hati ke hati adalah lebih baik.
Tidak akan pernah, suatu perdebatan menghasilkan sesuatu yang positif jika tujuannya hanyalah debat semata.

Bukankah peribahasa mengatakan: “Menang jadi arang, kalah jadi abu”?

Kami mengajak Saudara untuk boleh berdiskusi di website ini, dengan memakai kalimat yang sopan dan berwibawa.

Juga kami hendak mengatakan bahwa adalah tidak benar, bahwa nabi Saudara berperang karena diserang terlebih dahulu.

Saudara kami undang untuk mempelajari sejarah, bahwa peperangan justru dimulai ketika terjadi penyerangan terhadap kalifah-kalifah Arab (pedagang Arab) untuk menguasai harta mereka.

Namun adalah bukan tujuan kami membahas hal ini. Artikel di atas membahas tentang hubungan kesehatan dengan pernikahan yang berbahagia. Apakah Saudara setuju akan apa yang kami kemukakan di atas?
~
CA

Balas
gathot
14 April 2011 9:47 am

*
Kristen mengharamkan poligami dan perceraian, tetapi setiap hari banyak terjadi perceraian dan seks bebas di kalangan Kristiani?

Balas
staff
25 April 2011 5:12 am
Balasan ke  gathot

~
Saudara Gathot,

Kekristenan sangat tidak menyetujui perceraian dan poligami.

Para pengikut Isa Al-Masih yang sejati akan berusaha sedaya upaya menjauhkan diri dari perceraian dan poligami. Poligami adalah suatu dosa buat pengikut Isa Al-Masih yang sejati.

Namun kami menyadari bahwa seringkali sebagian dari orang-orang yang mengaku beragama, seringkali tidak mengindahkan ajaran agamanya. Bahkan kami percaya bahwa orang yang menganut agama yang sama dengan Saudara juga banyak yang memperaktekkan seks bebas, dan apalagi perceraian.

Kami melihat bahwa dari agama Saudara, yang menganggap diri mereka sebagai guru agama juga semena-mena di dalam pergaulan rumah tangganya. Bukankah begitu?

Kami mengajak Saudara untuk boleh merenungkan jalan keselamatan dunia akhirat yang sesungguhnya, dalam: [url]isadanislam.org/jalan-keselamatan[/url].

Kiranya Allah yang sejati berkenan memberikan berkah-Nya atas Saudara.
~
CA

Balas
joko
26 April 2011 7:44 am

*
Setiap ayat al-Quran ada sebab-musababnya diturunkan dan salah mengutip dalil.

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)” (Qs 4:34).

Balas
staff
26 April 2011 9:46 am
Balasan ke  joko

~
Saudara Joko, kami menyetujui bahwasanya kaum laki-laki adalah pemimpin dalam keluarga.

Namun menjadi pemimpin juga berarti bahwa ia harus melayani seisi keluarga dan menjadi contoh teladan bagi segenap anggota keluarga.

Pemimpin sejati tidak usah melakukan tindakan otoriter dengan tujuan agar anggotanya menaruh hormat kepadanya. Tetapi biarlah segenap tindakannya dilakukan dengan benar di hadapan Allah dan manusia, serta segenap kelakuannya dapat menjadi suri tauladan, maka segala hormat dan respek dari seisi anggota keluarga akan ada dan tumbuh dengan sendirinya.

Isa Al-Masih mengajarkan bahwa barangsiapa yang ingin menjadi yang “Terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan” (Injil, Rasul Besar Matius 23:11-12).
~
CA

Balas
yatno
26 April 2011 7:47 am

*
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)” (Qs 4:34).

Balas
staff
26 April 2011 9:55 am
Balasan ke  yatno

~
Apakah Saudara Yatno setuju dengan perintah kitab Saudara untuk melakukan tindakan pemukulan terhadap istri?

Injil mengajarkan yang sebaliknya. Marilah kita melihat beberapa ayat tentang apa yang diajarkan oleh Injil mengenai kasih dan hubungan antara suami-istri.

Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya. (Injil, Surat Efesus 5:33).

Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. (Injil, Surat Kolose 3:19).

Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. (Injil, Surat Pertama Rasul Petrus 4:8).

Kasihilah istrimu seperti pada dirimu sendiri, janganlah berbuat kasar, dan dengan mengasihi secara sungguh-sungguh, kita akan mengampuni banyak sekali kesalahan dan dosa pasangan kita.
~
CA

Balas
obi
7 Mei 2011 11:32 am

*
“Laki-laki itu pelindung bagi perempuan karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain dan karena mereka telah memberikan nafkah dan hartanya. Maka, perempuan perempuan yang saleh adalah yang taat dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga. Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz yaitu meninggalkan kewajiban selaku istri seperti meninggalkan rumah tanpa izin suami, hendaklah kamu beri nasehat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur, dan pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari cari alasan untuk menyusahkannya” (Qs 4:34)

Balas
staff
19 Mei 2011 9:50 am
Balasan ke  obi

~
Saudara Obi, apakah tidak ada jalan lain selain jalan kekerasan? Apakah menurut Saudara Obi, kekerasan akan bisa menuai hasil yang baik bagi keluarga dan anak-anak?

Isa Al-Masih justru selalu menekankan pentingnya kelembutan dan kasih di dalam menghadapi setiap masalah, terlebih masalah dalam rumah tangga.

Injil menegaskan bahwa isteri harus dikasihi sama seperti kita mengasihi diri sendiri (Injil, Surat Efesus 5:33).

Bagaimana diri kita bersikap terhadap diri sendiri, begitu pulalah kita harus menyayangi sang isteri.
~
CA

Balas
obi
7 Mei 2011 11:41 am

*
Apakah di Injil ada ayat yang mengatur tentang pernikahan?

Balas
staff
19 Mei 2011 9:56 am
Balasan ke  obi

~
Saudara Obi, kami mencoba untuk memberikan 2 bagian pengajaran Injil akan pernikahan:

1. Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. (Injil, Surat Kolose 3:18-19).

2. Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Al-Masih adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Al-MAsih, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Al-Masih telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya. (Injil, Surat Efesus 5:22-25).
~
CA

Balas
Sudaryanto
8 Mei 2011 4:09 am

*
Islam membolehkan laki-laki yang mampu untuk menikahi lebih dari satu istri. Di Injil tidak ada poligami, tapi pelaku pornografi, ayah tiduri anak, anak tiduri ibu.

Balas
staff
27 Juli 2011 6:47 am
Balasan ke  Sudaryanto

~
Saudara Sudaryanto, antara poligami dan pornografi adalah dua hal yang berbeda. Tidak mengizinkan poligami bukan berarti menyetujui pornografi.

Dalam Kitab Suci umat Kristiani sesungguhnya juga tidak ada pornografi. Adalah benar dalam Kitab Suci ada dituliskan tentang dosa beberapa orang di dalam masalah seksual, tetapi itu sama sekali tidak berarti Kitab Suci mengumbar pornografi.

Sama sekali tidak ada kalimat yang membangkitkan nafsu seksual dalam Kitab Suci. Oleh karena itu, pencatatan hal tersebut jelas tidak tergolong pornografi.
~
CA

Balas
jay wilson
7 Desember 2011 5:04 pm

*
Apakah di injil ada ajaran mengenai aurat?

Balas
staff
14 Desember 2011 4:41 am
Balasan ke  jay wilson

~

Saudara Jay,

Saya tidak paham maksud pertanyaan Saudara. Tentulah hal itu diajarkan dalam Injil. Injil menjelaskan bagaimana kesucian dan kesalehan hidup yang berkenan bagi Allah.

Dijelaskan dalam Alkitab “Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu–seperti yang telah kubuat dahulu–bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Barangsiapa menjadi milik Isa Al-Masih, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya” (Injil, Surat Galatia 5:20-24)

Semoga penjelasan kami adalah jawaban dari pertanyaan yang Saudara maksud.
~
NN

Balas
Putra
8 Mei 2013 2:43 pm

*
To: Hakkualla,

Sungguh sadis, menikah karena cinta, setelah menikah karena suatu masalah istri dipukul hingga patah tulang, lalu ditinggalkan (biasanya kawin lagi) setelah itu hartanya diambil lagi. Benar-benar singkat lengkap dan tidak ada dalam agama lain.

Membina rumah tangga yang baik dalam perkawinan memang sulit, bukankah di awal pernikahan sudah ada komitmen untuk selalu selamanya. Menurut saya justru ketika ada masalah dalam keluarga, itulah kita akan menemukan jalan bagaimana kita bisa mencari jalan keluarnya bersama dengan cinta kasih.

Saya punya saudara yang telah menikah, istrinya selingkuh dan ketahuan suaminya, tetapi ada hal yang saya kagumi. Saudara saya tidak langsung memukuli istri, melainkan pergi menenangkan hati dan kembali mengasihi istrinya dan sang istri sadar bahwa sangat sabarnya sang suami. Hingga kini mereka berdua tetap menjadi satu keluarga, karena bagaimanapun juga tidak sempurnanya sang istri atau suami, dia tetap pasangan hidup kita.

Balas
ahmad
7 Oktober 2013 4:34 am

*
Kalian umat Kristen memang tidak nyambung. Yang dibahas kekerasannya. Tapi tahapan mendidik istri dilupakan. Kalian sengaja membesar-besarkan masalah pukulan isteri. Sengaja mengesampingkan perintah Allah untuk menasehatinya. Jadi seolah-olah yang paling utama dilakukan suami adalah memukul istri.

Anda ini sengaja ingin menyesatkan. Memangnya anda menjamin umat anda yang penuh iman tidak memukul istri kalau ketahuan berzinah di depan matanya? Ingat memukul itu jalan terakhir bung.

Balas
staff
22 Oktober 2013 3:50 am
Balasan ke  ahmad

~
Saudara Ahmad,

Maaf bila komentar saudara sebagian kami hapus.

Intinya, seorang suami wajib mengasihi isterinya baik dalam kondisi apapun. Suami memang wajib mendidik isterinya, tetapi cara satu-satunya mendidik bukanlah dengan cara kekerasan. Juga, memukul isteri bukan jalan keluar terbaik dari sebuah masalah rumah tangga. Seekor hewan pun bila selalu dipukul, akan menjadi bebal.

Kita tahu bahwa di Indonesia ada hukum yang melarang KDRT. Bila hukum negara saja melarang memukul isteri, bagaimana mungkin Allah mengeluarkan hukum yang memperbolehkan memukul isteri?

Kami berharap Sdr. Ahmad bukan type suami yang suka memukul isteri. Karena isteri yang diberikan oleh Allah bagi suami, berfungsi sebagai penolong.

Kiranya saudara dapat merenungkan ayat ini, “Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia” (Injil, Surat Kolose 3:19).
~
SO

Balas
Teguh
16 Oktober 2013 4:21 pm

*
Saudara Ahmad,

Anda menganggap bahwa pukulan adalah jalan terakhir, menurut saya ini bukanlah solusi yang tepat, justru akan menambah masalah. Bagaimana jika mengalami luka serius?

“Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia” (Injil, Surat Kolose 3:19).

Balas
hamba
5 November 2013 11:20 pm

~
Coba perhatikan:

(11) “Apabila dua orang berkelahi dan isteri yang seorang datang mendekat untuk menolong suaminya dari tangan orang yang memukulnya, dan perempuan itu mengulurkan tangannya dan menangkap kemaluan orang itu,

(12) maka haruslah kaupotong tangan perempuan itu; janganlah engkau merasa sayang kepadanya”(Taurat, Kitab Ulangan 25:11-12)

Bisa anda bayangkan seorang istri yang berusaha menolong suaminya, tetapi tidak sengaja memegang kemaluan lawan suaminya, tangannya malah harus dipotong.

Balas
staff
7 November 2013 2:34 pm
Balasan ke  hamba

~
Saudara Hamba,

Pada zaman para nabi dahulu, manusia masih hidup di bawah hukum yaitu hukum Taurat. Ayat yang saudara kutip tidak ada tertulis bahwa perempuan tersebut melakukannya dengan “tidak sengaja”. Karena hukuman tersebut berlaku bagi perempuan/istri yang melakukannya dengan sadar dan sengaja.

Inilah hukum Allah yang harus ditaati pada zaman itu, karena manusia masih hidup di bawah hukum Taurat. Itulah yang disebut dengan Perjanjian Lama.

Namun dalam Perjanjian Baru, yaitu setelah kedatangan Isa Al-Masih, kita tidak lagi hidup dibawah hukum Taurat yang mengikat kita. Hukum Taurat hanyalah penuntun kepada Isa Al-Masih. Karena Isa Al-Masih telah menggenapi seluruh hukum tersebut dengan kedatangan-Nya yang memberikan anugerah keselamatan bagi manusia. Itulah kasih karunia Allah

“ Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia” (Injil, Surat Roma 6:14).
~
Noni

Balas
shacidiva
21 Februari 2014 10:47 am

~
Pernikahan yang bermasalah itu sangat banyak terjadi pada pernikahan umat Islam. Karena mereka diijinkan untuk bercerai dan kawin lagi seberapa kalipun tidak ada masalah, sehingga laki-laki punya banyak kesempatan untuk cerai dan ganti pasangan. Di sorga Islam pun sudah disediakan bidadari-bidadari bermata jeli yang bebas dipakai dan tetap perawan dan tetap muda. Jadi, soal mengumbar hawa nafsu islamlah tempatnya.

Balas
mike
22 Februari 2014 2:28 pm

~
Seorang suami merupakan ketua keluarga dan pelindung. Suami ibarat cermin kepada isteri dan anak-anaknya. Seorang suami seharusnya menunjuk contoh yang baik. Walau apa alasannya memukul isteri bukanlah jalan terbaik malah akan menimbulkan masalah yang lain pula. Bayangkan jika isteri terjatuh semasa dipukul lalu meninggal. Apakah ini tidak dikira dosa? Yesus mengatakan kasihilah sesama manusia karena itu adalah hukum yang terpenting selain kasihilah Allah. Kedua hukum ini merupakan terpenting dari segala hukum. Semaikanlah sifat kasih itu agar kasih itu mekar dalam hati dan kita akan mendapat hasilnya.

Balas
belajar agama
12 Maret 2014 4:13 am

~
Awalnya saya bersimpati dengan website ini karena saling mengemukakan pendapat dengan bahasa yang sopan, tidak seperti di situs lain yang berdebat dengan saling mencaci dengan bahasa yang kasar. Tapi semakin saya menyimak artikel dan komentar-komentar dalam website ini, semakin saya merasa Al-Quran itu benar adanya dan situs ini hanya ingin memfitnah Islam saja. Yang saya lihat artikel atau komentar yang ditulis staf IDI ini banyak yang menuliskan ayat Al-Quran dengan sepotong – sepotong. Seperti saat anda mengutip Qs 4:34, anda tidak menuliskan isi ayatnya dengan benar.

Yang ingin saya tanyakan, apa sebenarnya tujuan anda melakukan hal demikian?

Balas
staff
12 Maret 2014 6:31 am
Balasan ke  belajar agama

~
Saudara Belajar Agama,

Kami senang dengan bahasa yang sopan dan santun. Karena kami ingin menghargai semua kalangan. Dan ini yang diajarkan Isa Al-Masih untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Walaupun ada dan terjadi perbedaan pendapat.

Dan tujuan kami adalah memberitakan Isa Al-Masih secara benar baik tindakan, karya, dan ajaran-Nya. Dan karena nama Isa Al-Masih disebutkan di sini, maka kami tertarik untuk memberikan pemahaman yang benar tentang pernikahan sesuai ajaran Isa Al-Masih.

Nah, kalau boleh tahu, bagaimana tanggapan saudara atas Qs 4:34? Apakah itu baik dilakukan terhadap seorang istri?
~
Salma

Balas
staff
21 Juni 2014 4:43 am

~
Salam Sdr. Shacidiva dan Sdr. Mike,

Kami menyampaikan terimakasih untuk pemaparan saudara.

Pernikahan adalah sebuah anugrah indah dari Allah. Ketika Allah memberkati sebuah pernikahan tentu Dia memiliki satu tujuan yakni agar pasangan dapat saling mengasihi satu dengan yang lain. Seperti apa yang tertulis dalam Injil, surat Kolose 3:19 mengatakan: “Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia”.

Inilah sebuah ajaran yang sangat baik diterapkan oleh semua manusia dan pasangan yang ada di dunia ini.
~
Salma

Balas
ari
26 September 2014 12:19 pm

~
To IDI

Anda muter-muter ketika menanggapi pernyataan sdr. Belajar agama. Saya heran dengan staf semua. Apa tidak ada seorangpun yang mampu menangkap maksud dari peryataan orang lain. Dan untuk menanggapi sdr. Belajar agama, seharusnya anda menjawab. “Dan kiranya bagaimanakah bunyi dari ayat yang anda anggap saya cuma memotong-motongnya?”

Masak gitu aja harus diajarin.

Balas
staff
2 Oktober 2014 2:37 am
Balasan ke  ari

~
Salam Sdr. Ari,

Jika kita mempelajari ayat-ayat dalam Al-Quran, ada banyak ayat yang tidak berkesinambungan satu dengan yang lain. Ayat itu dapat berdiri sendiri tanpa dilihat konteks dan teks yang ada. Apakah saudara pernah mempelajarinya?

Dan lagi, jika ayatnya dipotong-potong, lantas apakah ayat itu bukan seutuhnya ayat dalam Al-Quran? Bagaimana menurut saudara?
~
Salma

Balas
Pengamat
21 Oktober 2014 6:39 am

~
Manusia diciptakan Tuhan hidup berpasang-pasangan. Muaranya adalah pernikahan, karena dari pernikahanlah manusia akan memperoleh kesempurnaan hidup dalam Tuhan. Yesus tidak menikah, bagaimana anda akan mengatakan bahwa Yesus adalah kesempurnaan? Anda akan mengatakan bahwa Yesus tidak menikah karena dia Tuhan. Kalau dia Tuhan, mengapa dia harus berjenis kelamin pria? Bisakah kalian umat Kristen menjawab?

Balas
staff
22 Oktober 2014 3:46 am
Balasan ke  Pengamat

~
Saudara Pengamat,

Terimakasih untuk komentar saudara. Kami tertarik dengan pernyataan saudara bahwa pernikahan manusia akan memperoleh kesempurnaan hidup dalam Tuhan. Pertanyaannya adalah benarkah menikah membuat manusia sempurna? Tertulis dimanakah hal ini? Boleh kami tahu? Bagaimana saudara?
~
Solihin

Balas
imam
16 Januari 2015 2:12 pm

~
Kalian umat Kristen intinya cuma mau enaknya saja, tidak mau banyak aturan ini dan itu. Saya sudah tiga tahun belajar Alkitab. Mau selamat tapi tidak mau usaha, cuma mengandalkan iman saja. Sebenarnya kalian tidak ingin lepas dari zona nyaman kalian.

Balas
staff
17 Juli 2015 1:34 pm
Balasan ke  imam

~
Saudara Imam,

Kami sungguh kagum akan niat dan usaha saudara mempelajari Alkitab selama tiga tahun. Semoga Tuhan Sang Pencipta melihat niat dan usaha saudara tersebut. Sehingga Dia berkenan menyatakan diri-Nya kepada saudara. Hingga akhirnya saudara dapat melihat dan menerima kebenaran yang dari Allah.

Sdr. Imam, bila benar saudara sudah tiga tahun mempelajari Alkitab, seharusnnya saudara sudah tahu apa arti “keselamatan” yang diberikan oleh Isa Al-Masih/Yesus Kristus. Dan seharusnnya saudarapun sudah tahu, bahwa tidak benar orang Kristen cuma mau enaknya saja karena dosanya sudah ditanggung oleh Yesus di kayu salib.

Selama tiga tahun mempelajari Alkitab, pernah saudara membaca ayat ini: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Injil, Surat Efesus 2:8-9)?

Dapatkah saudara menjelajaskan apa maksud dari ayat tersebut?
~
Saodah

Balas
kecil
28 Agustus 2015 7:53 am

~
Suami boleh pukul istri supaya tunduk pada suami. Pelajaran yang dipetik suami istri dan anak-anak yang menyaksikan dan diajari dengan ajaran itu, orang yang status sosialnya lebih kecil boleh dibuat tunduk dengan kekerasan supaya tidak berani melawan. Jadilah ketika TKW pergi ke Arab Saudi dihajar supaya tunduk.

Balas
staff
1 September 2015 2:20 am
Balasan ke  kecil

~
Saudara Kecil,

Kami setuju dengan saudara bahwa perilaku demikian akan memberikan contoh kurang baik terhadap anak-anak. Anak-anak akan belajar kekerasan sebab sejak kecil telah menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga. Ajaran ini sangat bertentangan dengan ajaran Isa Al-Masih yang menghendaki suami istri saling mengasihi dan menyayangi. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin

Balas

Sidebar

Artikel Terbaru

  • Kisah Kematian Nabi Isa: Ini 4 Buktinya Isa Mati di Salib
  • Cara Agar Dapat Kembali Fitrah dan Berkenan Kepada Allah
  • Mencari Rahmat Allah: Mempelajari Puasa Islam Dan Kristen
  • Inilah Cara Manjur Mukmin Mengatasi Kecemasan Berlebihan!
  • Kisah Mukmin Mendapat Pesan Allah Kepada Manusia Secara Langsung

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • 4 Fakta Penting Tentang Isa Al-Masih dari Surah Al-Baqarah
  • Kisah Mukmin menemukan Surga Melalui Mimpi Baik Dari Allah
  • Kisah Mukmin Mendapat Pesan Allah Kepada Manusia Secara Langsung
  • Allah Peduli! Masalah Keuangan Dalam Rumah Tangga Mukmin
  • Mengapa Siti Maryam Menjadi Wanita Utama Dalam Al-Quran? 

Artikel Yang Terhubung

  • Allah Peduli! Masalah Keuangan Dalam Rumah Tangga Mukmin
  • Apakah Dampak Negatif dari Pernikahan Usia Dini? 
  • Bagaimana Ajaran Pernikahan dan Perceraian Dalam Al-Quran…
  • Apakah Doa Cari Jodoh yang Terbaik bagi Muslim dan Muslimah?
  • Apakah Al-Taqiyya Beda dengan Larangan Tidak Boleh…

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube

Hak Cipta © 2009–2023 | Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi | Kebijakan Dalam Membalas Email | Hubungi Kami

wpDiscuz