• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Tanya / Jawab
  • Artikel
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Pertanyaan / Jawaban > Etika Islam dan Nasrani > Kedamaian dan Kekerasan > 5 Sebab Muslim Indonesia Harus Menolak Kekerasan Dalam Agama

5 Sebab Muslim Indonesia Harus Menolak Kekerasan Dalam Agama

8 Mei 2017 oleh Web Administrator 162 Komentar

kekerasan-dalam-agama-pembakaran-gedung-gerejaSelama saya tinggal di Indonesia (32 tahun) saya tidak pernah menyaksikan pembakaran gereja atau pembunuhan orang Kristen. Semua tetangga saya, walaupun mayoritas Islam, selalu baik. Memang sewajarnya, Muslim Indonesia harus menolak kekerasan dalam agama. Betapa indahnya hidup bertetangga dalam damai.

Sayang, hal demikian tidak terjadi di negara lain yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Di awal 2017 sebuah Riset melaporkan, delapan dari sepuluh negara yang paling banyak memakai kekerasan dalam agama, adalah negara yang mayoritas penduduknya Islam: Somalia, Afganistan, Pakistan, Sudan, Suriah, Irak, Iran, Yaman. Dari 2015 s/d Oktober 2016, 76 orang Kristen dibunuh orang Islam di Pakistan, 24 di Suriah, 12 di Somalia, 12 di Mesir dst. Dalam periode yang sama, 600 serangan terhadap orang Kristen terjadi di Pakistan, 11 di Iran, 8 di Irak.

Syukurlah, Indonesia tidak termasuk dalam daftar itu! Mengapa Muslim Indonesia harus menolak kekerasan dalam agama semacam ini?

Pancasila 

Sila pertama menekankan kewajiban percaya dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Dan juga untuk saling “Menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.” 

Sila Kedua, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” memuat ajaran Nabi Isa sendiri, yaitu “saling mencintai sesama manusia.” Silakan kirim email jika mempunyai input lain bagaimana Pancasila menolak kekerasan dalam agama.

Enam Agama Sah

Negara Indonesia mengakui enam agama sah: Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Kong Hu Cu.

Masak kita boleh bertindak keras kepada agama negara kita mengakui sah?!

wanita-muslim-indonesia-yang-menolak-kekerasan-dalam-agamaKebudayaan Indonesia

Satu faktor menarik mengenai budaya Indonesia adalah pentingnya saling menghormati. Orang Indonesia selalu ingin beritikad baik satu sama lain serta menghindari bertindak keras terhadap siapapun.

Jika kita menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang terdapat dalam kebudayaan Indonesia serta hormat-menghormati kita tidak mungkin memakai kekerasaan dalam agama.

Agama Islam, Agama yang Cinta Damai

Umat Islam sedunia berulang kali memamerkan “Agama Islam adalah Agama Damai.” Sampai sekarang saya belum melihat ayat Al-Quran yang mendukung pernyataan ini. Namun inilah konsep yang sangat baik! (Kirimlah email jika tahu ayat Al-Quran yang mengajar, “Agama Islam Agama Damai.”)

Jelas agama yang cinta damai tidak akan membakar tempat ibadah agama lain atau membunuh penganutnya, bukan? Pecinta damai tidak memakai kekerasan.

Ajaran Isa Al-Masih Mengenai “Kekerasan”

Orang Islam menjunjung tinggi serta menghargai Isa Al-Masih. Isa meletakkan dasar hidup berdamai dengan orang dari agama lain. Lihatlah Kitab Suci Injil (Markus 12:31; Matius 5:9, 5:44, 7:12):

(1) Kasihilah sesamamu manusia.
(2) Berbuatlah kepada orang seperti kamu kehendaki mereka perbuat kepadamu.
(3) Kasihilah musuhmu.
(4) Berbahagialah pembawa damai.

Inilah cara hidup Isa Al-Masih. Malahan, karena Ia menjalani hidup seperti ini, Ia mengorbankan diri-Nya di kayu salib buat Anda. Tujuannya, menyelamatkan kita dari dosa dan menolong kita menjadi pembawa damai di Indonesia dan di dunia.

Jason Gilead
[Kami mempersilakan Anda mengemail staff Isa dan Islam untuk mendiskusikan konten artikel ini.”]

 


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Artikel ini memuat lima sebab Muslim Indonesia harus menolak kekerasan dalam agama. Apakah Anda dapat menyebutkan sebab-sebab lain?
  2. Bagaimana pandangan Anda mengenai ajaran kasih yang Isa Al-Masih kemukakan dalam Injil sebagai dasar hidup damai antar pemeluk agama?
  3. Menurut pandangan Anda, alasan mana antara lima alasan dalam artikel paling menyakinkan Anda bahwa orang Indonesia harus menolak kekerasan dalam agama?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, dengan sangat menyesal terpaksa kami hapus.

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas.  Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:

  1. Perkembangan Kristen, Islam Dalam 100 Tahun Pertama Sejarahnya
  2. Apakah Islam Adalah Agama Yang Paling Mengajarkan Toleransi?
  3. 3 Alasan Mengapa Orang Islam Menjadi Kristen
  4. Aktifis Islam: Berdakwalah Dengan Cara Damai

Video:

  1. Muslim Dan Nasrani: Kekerasan Dalam Agama, Boleh Atau Tidak?

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang menurut kami adalah komentar terbaik dan paling menolong untuk memahami artikel di atas. Bila anda bersedia, silakan mendaftar untuk mendapatkan buletin mingguan dari kami, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Lima Sebab Muslim Indonesia Harus Menolak Kekerasan Dalam Agama”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Etika Islam dan Nasrani, Kedamaian dan Kekerasan

Reader Interactions

Comments

  1. Realita mengatakan

    24 Mei 2017 pada 11:09 pm

    ~
    Ahong,

    Ko Ahong kalau mau mengerti tentang isi Kitab Taurat, Ulangan 13:8-9 bacalah seluruh pasal 13. Dan supaya nggak salah menafsir sendiri, nggak baik sebelum membaca dari berikut kitab penafsiran Alkitab, bisa di download dari play store.

    Balas
    • staff mengatakan

      29 Mei 2017 pada 10:33 am

      ~
      Saudara Realita,

      Mengutip ayat tersebut tanpa memberikan pendapat berarti saudara Ahong tidak mengetahui dengan pasti yang dikutipnya. Kami setuju dengan saudara bahwa membaca Taurat perlu menyeluruh sehingga mengerti konteksnya dengan benar. Kami berharap saudara Ahong berani membaca Taurat secara menyeluruh dan berani membandingkannya dengan Al-Quran.
      ~
      Solihin

  2. AkuAja mengatakan

    8 Juli 2017 pada 9:23 am

    *****
    1. Allah SWT/Allah Bapa/Allah Maha Esa menentang kekerasan, memerintahkan seluruh manusia untuk hidup damai, apapun agamanya.

    2. Isa Al-Masih saja yang merupakan wujud nuzul Khalimatullah, Nabi, Guru, pengajar, yang tidak bersalah, merelakan jiwa raganya untuk berkorban bagi manusia, walaupun Beliau sendiri tidak bersalah, mengajarkan suri teladan tentang memaafkan sesama, walaupun anda sampai menderita dianiaya sekalipun.

    3. Pancasila, untuk mewujudkan Pancasila, para pejuang kita yang berasal dari beragam agama, suku dan daerah, rela bersama sama berkorban jiwa dan raga, untuk mewujudkannya.

    Balas
    • staff mengatakan

      12 Juli 2017 pada 2:16 am

      *****
      Saudara AkuAja,

      Membunuh bertentangan dengan hukum Allah yang disampaikan kepada Nabi Besar Musa. Dan hukum ini diterima sebagai kebenaran umum. Bila ada ajaran yang mengajarkan membunuh, maka ajaran itu tidak sesuai dengan firman Allah (Taurat, Keluaran 20:13). Namun, kami bersyukur bahwa Muslim Indonesia adalah Muslim yang mengedepankan hati nurani sehingga Muslim Indonesia menjaga nilai-nilai moral yang telah digariskan nenek moyang bangsa ini.
      ~
      Solihin

Baca komentar lainnya:

« 1 … 7 8 9

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • 5 Mukjizat Isa Al-Masih di Al-Quran
  • Cerita Nyata: Perjalanan Mukmin Mendapatkan Kepastian Surga
  • Solusi Dua Ancaman Di Masa Pandemi Bagi Umat Manusia
  • Mengapa Banyak Muslim Bermimpi Mengenai Isa Al-Masih
  • Lima Alasan Isa Al-Masih Tidak Perlu “Shalawat Nabi”

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Adakah Harapan bagi Umat Beragama di Tengah Musibah
  • Keaslian Kitab, Naskah-Naskah Kuno Al-Quran dan Alkitab
  • Bukti Utama Allah Mencintai Mukmin Miskin
  • Lima Alasan Isa Al-Masih Tidak Perlu “Shalawat Nabi”
  • Isa Tidak Pernah Katakan, “Akulah Allah!”

Artikel Yang Terhubung

  • Penghina Agama, Dibunuh Atau Dikasihi? Sikap Orang…
  • Agama Islam Dan Perbudakan Masa Kini
  • Penyebaran Agama Islam Dan Kristen Mula-mula
  • Bagaimana Hidup Berdamai dalam Islam?
  • Doa Cari Jodoh Buat Pria Dan Wanita Muslim

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2021 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami