Banyak keluarga punya masalah keuangan dalam rumah tangga. Bagaimana mengatasi masalah itu?
Saya memiliki tetangga yaitu Ibu Utami. Satu kali ia datang dengan sangat gelisah.
Ibu Utami menceritakan bahwa ia memiliki masalah keuangan keluarga. Hal ini juga yang menimbulkan konflik besar dengan suaminya.
Mari simak percapakan saya dengan Ibu Utami. Kami berusaha menemukan solusi atas masalah keuangan dalam rumah tangga.
Krisis Keuangan Menyebabkan Konflik Rumah Tangga
Keluarga Ibu Utami adalah keluarga sederhana. Suaminya seorang karyawan swasta di perusahaan tekstil.
Mereka sadar manusia perlu rajin bekerja. Dan berharap mendapat rezeki dari Allah. Tentu dengan tidak lupa membayar zakat.
“Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. . .” (Qs 29:62).
Namun walau demikian dalam hidup tetap ada cobaan. Saat pandemi, perusahaan tekstil mengalami krisis sehingga perlu melakukan pengurangan karyawan. Suami Ibu Utami menjadi salah satu yang mendapat PHK.
Karena inilah terjadi ketegangan dalam keluarga. Mereka mengalami kesulitan keuangan. Juga khawatir akan kehidupan selanjutnya karena memiliki dua anak yang masih kecil.
Sang suami memarahi Ibu Utami karena merasa tidak bisa berhemat. Ia dianggap terlalu boros berbelanja.
Sedangkan Ibu Utami juga memiliki kekesalan sendiri. Ia melihat suaminya malas mencari pekerjaan baru.
Sedangkan adalah kewajiban suami untuk menafkahi keluarga. “. . . mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka [untuk istri] . . .” (Qs 4:34).
Dalam keadaan seperti ini, Ibu Utami khawatir. Ia bertanya: “Apakah kamu tahu bagaimana mengatasi masalah keuangan dalam rumah tangga?”
Tips Mengatasi Masalah Keuangan dalam Rumah Tangga
Saya menjawab, memang ada beberapa tips sederhana. Berlaku untuk semua keluarga dari berbagai strata ekonomi. Yaitu:
- Membuat rencana keuangan bersama.Perlu ada komunikasi yang baik antara suami dan istri. Lalu membuat persetujuan keuangan bersama.
Suami dan istri perlu prioritaskan kebutuhan pokok per-bulannya. Untuk makanan, listrik, bensin, dsb.
Jika ada lebih, utamakan untuk tabungan. Baru setelah itu boleh disisihkan untuk hiburan.
- Melihat dan mengembangkan kemampuan yang ada.Suami dan istri perlu melihat adakah keterampilan yang bisa dikembangkan untuk membantu ekonomi keluarga.
Misalnya, apakah suami bisa memperbaiki kendaraan bermotor. Untuk membuka bengkel. Atau istri bisa memasak makanan. Untuk membuka warung atau menjual kue.
Tentu dalam keadaan krisis kita terbuka terhadap setiap kesempatan. Jangan menjadi terlalu pemilih.
Ambil dahulu kesempatan kerja yang ada walau tidak ideal. Sambil mencari kesempatan baru.
Dalam semua ini tentu suami istri jangan membanding-bandingkan. Bisa saja penghasilan istri lebih besar dari suami. Namun jika itu jalannya, maka satu keluarga perlu saling mendukung.
- Usahakan jangan memiliki hutang.Jika memungkinkan mulai usaha dari keuangan yang ada terlebih dahulu. Dengan modal minimal.
Namun jika memang perlu, bisa cari pinjaman terpercaya. Dengan bunga terukur. Agar bisa membuat perencanaan pelunasannya dengan baik. Jangan malah memberatkan keuangan keluarga.
Tantangan Komunikasi Saat Krisis
Ibu Utami setuju dengan semua masukan ini. Namun ia juga menceritakan masalah komunikasinya dengan suami.
Ia menyatakan mereka sering beda pendapat. Yaitu dalam hal pembelanjaan keuangan.
Saat bertengkar, beberapa kali suami memukulnya. Suaminya berkata ayat yang sama yang menyatakan suami menafkahi istri. Juga menyatakan boleh mendisiplinkan istri (Qs 4:34).
Semua hal inilah yang membuat Ibu Utami depresi. Ia kemudian bertanya: “Bagaimana kamu memandang semua ini? Adakah jalan keluarnya?”
Kasih Allah Menjadi Dasar Rumah Tangga!
Saya menjelaskan kepercayaan saya. Yang menjadi dasar dalam rumah tangga. Yaitu kasih Allah melalui Isa Al-Masih. Melalui-Nya Allah memberikan panduan untuk kehidupan rumah tangga.
“Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu [suami dan istri]! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus [Isa Al-Masih]” (Injil, Surat Galatia 6:2).
Contohnya, ajaran Isa menyatakan kesetaraan suami dan istri. Sehingga dalam rumah tangga perlu ada komunikasi yang baik. Yaitu sebagai dua pribadi yang setara.
Selanjutnya dalam kasih, suami dan istri tidak berbicara kasar. Apalagi suami jangan memukul pasangannya.
Yakinlah Akan Pertolongan Allah!
Dalam kasih Allah juga ada berkah. Allah pasti memelihara umat-Nya. Karena itu kita tidak perlu khawatir.
Ibu Utami tiba-tiba memotong. Ia bertanya: “Secara umum saya juga percaya hal ini. Namun bukankah berkah keputusan Allah? Kita hanya perlu tabah menerima nasib?”
Saya menegaskan ada janji firman Allah untuk hal ini. “Tuhan Yang Mahakaya dan Mahamulia akan memenuhi segala kebutuhan Saudara, karena yang telah dilakukan Kristus Yesus [Isa Al-Masih] bagi kita” (Injil, Surat Filipi 4:19, FAYH).
Tentu saja pemeliharaan Allah bukan berarti kita akan malas. Kita pasti perlu bekerja. Dan hidup bijaksana mempergunakan keuangan.
“Orang malas akan jatuh miskin. Orang yang rajin akan menjadi kaya” (Zabur, Amsal 10:4, BIS).
Saya melanjutkan: “Jadi ibu bisa melihat inilah kekuatan saya. Dalam kasih ada komunikasi yang baik dengan suami. Dan juga keyakinan pertolongan Allah.”
Saya menceritakan bahwa keluarga saya juga sempat mengalami krisis keuangan, karena ada anggota keluarga yang sakit. Sehingga membutuhkan biaya pengobatan besar.
Namun kami mengimani dan berdoa dalam nama Isa Al-Masih. Kami melihat pertolongan Allah memberikan jalan keluar.
Suami saya mendapat proyek baru. Sehingga ada pemasukan tambahan. Selain itu saya juga menjual kue untuk membantu ekonomi keluarga. Akhirnya kami dapat melewati masa kritis itu dengan baik.
Bahkan Berkah Utama: Jaminan Surga di Akhirat!
Saya juga menambahkan untuk menguatkan Ibu Utami. Dalam kasih, Allah mau menolong kehidupan manusia. Bahkan Allah juga memberikan jaminan surga.
Jika kita mengimani dan menjadi pengikut Isa, Allah akan menolong. Ia akan mengampuni dosa dan membimbing hidup kita.
“Saudara tahu betapa Tuhan kita, Yesus Kristus [Isa Al-Masih], penuh dengan kasih dan kebaikan. Walaupun Ia sangat kaya, namun supaya dapat menolong Saudara Ia menjadi sangat miskin. Sehingga dengan menjadi miskin itu, Ia dapat menjadikan Saudara kaya raya” (Injil, 2 Korintus 8:9, FAYH).
Inilah pernyataan kasih Allah yang terutama. Bahwa Isa sebagai Kalimatullah di surga sebenarnya sangat “kaya.”
Namun Ia rela menjelma menjadi manusia. Sehingga saat kita mengimani-Nya ada berkah Allah bagi kehidupan. Bahkan jaminan surga di akhirat. Inilah kekayaan kita yang sejati
Semua hal ini membuat Ibu Utami sangat terkesan. Ia melihat bahwa Allah mau peduli dengan kehidupannya, karena Ia mengasihi manusia.
Jangan putus asa! Apabila Anda mengalami masalah keuangan dalam rumah tangga. Ada kasih Allah tersedia untuk menolong Anda.
Maukah Anda menerima pertolongannya-Nya? Mari mengimani dan menjadi pengikut Isa.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- 7 Hal Penting Agar Tahu Allah Mencukupi Kebutuhan Kita
- Muslimah Menemukan Kasih Allah Saat Merasa Tidak Dicintai
- 5 Kunci Mengatasi Kemiskinan Untuk Para Mukmin
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apakah Saudara percaya berkah Allah sudah ditentukan dalam nasib? Bagaimana Saudara memandang hal ini?
- Bagaimana cara suami dan istri berkomunikasi untuk mengatasi masalah keuangan dalam rumah tangga?
- Bagaimana pendapat Saudara bahwa ada keyakinan berkah dan pertolongan Allah melalui Isa Al-Masih?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].