Aneh! Saya berdiri sendirian di ruang tamu tetangga Nasrani dengan Alkitabnya di tanganku. Saya tidak pernah menyangka akan menjamah Kitab Nasrani! Bagaimana saya, anak ulama yang terkenal, yang siap membunuh Nasrani, berani menjamah apalagi tertarik membaca Kitabnya?
Sebagai Mukmin taat, saya fokus pada satu Kitab saja, yaitu Al-Quran. Apa saja isi Al-Quran sebenarnya? Inilah pertanyaan saya sebagai Mukmin taat.
Sebagai Mukmin dari keluarga religius, saya rindu kebenaran. Namun tidak pernah menyangka bahwa perjalanan mencari kebenaran membawa saya membaca Injil.
Padahal saya pernah menjadi orang yang tidak suka agama lain. Namun ini terjadi dalam proses mencari Allah.
Berikut ini adalah kisah saya mendalami Al-Quran untuk menemukan kebenaran.
Latar Belakang Agama yang Sangat Kuat
Saya tumbuh dalam keluarga yang sangat taat beragama. Kakek saya adalah pemuka agama terkemuka di Indonesia Barat.
Kakek juga memimpin kelompok ormas agama yang besar. Tujuannya menegakkan hukum agama pada masyarakat. Dalam organisasi ini saya dipersiapkan menjadi penerus kakek.
Bahkan dari sejak muda saya telah memimpin salah satu cabang ormas. Saya sering menekan kepercayaan lain yang berbeda.
Penemuan Ayat Al-Quran yang Menggelisahkan
Saya sangat termotivasi mengetahui lebih lagi tentang agama. Karena itu saya sangat tekun mendalami Al-Quran.
Sampai saya menemukan beberapa ayat yang menggelisahkan. Contohnya: “Allah akan mengangkat Isa kepada-Nya” (Qs 4:158). Juga ayat lainnya: “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan mengangkat kamu kepada-Ku” (Qs 3:55).
Mengapa Isa begitu istimewa? Apakah arti Allah mengangkat Isa kepada-Nya?
Saya belajar dan banyak bertanya kepada para pemimpin agama. Namun belum mendapat jawaban yang jelas. Mengapa Isa Al-Masih begitu istimewa di dalam Al-Quran?
Keberanian untuk Mencari Kebenaran
Saya terus mencari jawaban. Sampai menemukan ayat yang menjadi petunjuk. “Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan . . . tanyakanlah kepada orang-orang (Nasrani/ pengikut Isa) yang membaca kitab sebelum kamu” (Qs 10:94).
Karena itu saya memberanikan diri untuk pergi ke rumah tetangga yang adalah pengikut Isa. Saat datang, saya tidak bertemu dengan siapapun. Namun, saya melihat ada buku biru di atas meja. “Mungkin saja ini kitab suci pengikut Isa,” pikir saya.
Saya masuk rumah, mengambil Kitab Sucinya dengan meninggalkan catatan: “Saya tidak bermaksud buruk. Saya hanya meminjam untuk membacanya. Setelah selesai akan saya kembalikan.”
Proses Menemukan Kehidupan Sejati
Saat membaca kitab Allah, ayat pertama yang saya baca sangat mengagetkan. “Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya [Isa Al-Masih]. Barangsiapa memiliki Anak [mengimani Isa], ia memiliki hidup” (Injil, 1 Yohanes 5:11-12).
Makin membaca Kitab Allah saya makin penasaran untuk mengenal Isa Al-Masih. Karena Kitab Allah menyatakan di dalam Dia ada hidup.
Karena itu saya mengunjungi lagi tetangga itu untuk bertanya mengenai Isa. Awalnya dia kaget dan takut karena saya anak pemuka agama. Namun akhirnya ia mau menjelaskan.
Proses ini meneguhkan saya untuk menjadi pengikut Isa. Karena jelas bahwa Isa Al-Masih adalah jalan lurus. Manusia berdosa mendapatkan hidup sesungguhnya melalui Isa. Yaitu kemurahan Allah di bumi dan jaminan surga.
Setelah mengimani Isa, saya merasakan hal yang sangat berbeda. Ada damai Allah yang luar biasa. Saya sangat berbahagia. Karena itu saya tidak bisa menahan diri untuk menceritakan pengalaman ini kepada teman-teman.
Tantangan Kesetiaan Menjadi Pengikut Isa
Beberapa orang tidak suka perubahan hidup saya. Mereka menjebak dengan tuduhan palsu. Akhirnya saya tertangkap dengan tuduhan menanam ganja. Ancaman penjara seumur hidup.
Menghadapi tantangan ini saya tetap setia kepada Isa. Malah menjadi bersemangat untuk menceritakan kisah hidup saya di penjara.
Mukjizatpun terjadi. Saat naik banding, pengadilan mempelajari ulang kasusnya. Hukuman berubah menjadi 9 tahun penjara. Malahan akhirnya saya hanya menjalani 6 tahun kurungan. Keluar lebih cepat karena kelakuan baik.
Sekarang hidup saya penuh ucapan syukur. Saya lebih semangat lagi menceritakan kasih Allah melalui Isa Al-Masih kepada teman-teman.
Jangan Takut Mengambil Pilihan Yang Benar
Jika Anda ada dalam masa keraguan, mari berani memilih kebenaran. Isa Al-Masih adalah jalan rahmat Allah bagi kehidupan kita.
Jangan takut akan tantangan dan resiko. Kitab Allah menyatakan: “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus [Isa Al-Masih]? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? . . . Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia [Allah yang penuh rahmat] yang telah mengasihi kita [melalui Isa Al-Masih]” (Injil, Surat Roma 8:35, 37).
Mari mengimani Isa! Mari berani untuk mengambil pilihan yang benar!
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Bagaimana pendapat Saudara mengenai keistimewaan Isa dalam Al-Quran? Mengapa Allah mengangkat Isa ke sisi-Nya?
- Apa saja keragu-raguan Saudara mengenai isi Al-Quran? Maukah Saudara menanyakannya kepada pengikut Isa? Jelaskan jawaban Saudara.
- Bagaimana pendapat Saudara mengenai Isa Al-Masih yang menjadi jalan manusia mendapatkan kehidupan sejati?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini dua link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Cerita Nyata: Perjalanan Mukmin Mendapatkan Kepastian Surga
- Kesaksian Penganut Islam Radikal Bertemu Isa Sang Jalan Lurus
- Kyai Islam Menerima Injil Berbahasa Arab
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].