• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Artikel > Alkitab > Kemurnian Alkitab > Apakah Ada Bukti Injil Telah Diubah?

Apakah Ada Bukti Injil Telah Diubah?

28 Desember 2010 oleh Web Administrator 843 Komentar

pensil warna dan Kitab Injil, simbol menyelidiki bukti kitab injil diubah

Ada sebagian orang yang meragukan keaslian isi Injil. Al-Quran menyatakan bahwa Injil adalah firman Allah dengan jelas.

“Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat …” (Qs 5:46).

Kenapa Kitab Injil diubah? Adakah bukti Injil telah diubah? Bagaimana kita bisa yakin mendapatkan kebenaran yang asli?

Jika Injilnya masih murni, sangat penting membaca Injil karena di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya Allah. Mari kita lihat penjelasan berikut ini.

Bukti Keotentikan Injil

Pernyataan isi Injil palsu sering terlontar dari umat Muslim. Beberapa orang ragu keabsahan isi Injil. Sebagian menyatakan ada bukti Injil telah diubah.

Saat ini terdapat lebih dari 5,300 naskah kuno Injil dalam bahasa Yunani. Naskah yang paling tua adalah naskah yang paling penting, yaitu uncials dan papyri.

Banyaknya kopian naskah menolong untuk menjaga keotentikan isi Injil. Karena jika ada satu kopian yang berbeda, dengan mudahnya dapat dibandingkan dengan banyak naskah lainnya.

KitabSalah satu naskah kuno yang lengkap memuat seluruh Kitab Injil ialah Codex Sinaiticus. Codex ini berasal dari tahun 350 M (hampir tiga ratus tahun sebelum Muhammad lahir). Codex adalah buku kuno hasil tulisan tangan sebelum penemuan mesin cetak.

Berikut adalah beberapa naskah tertua, uncials yang diakui keasliannya. Naskah ini menjadi dasar terjemahan Injil pada masa kini.

  • Codex Vaticanus (325 – 350 M). Sekarang berada di London, Inggris.
  • Codex Sinaiticus (350 M). Sekarang berada di London, Inggris.
  • Codex Alexandrinus (400 M). Sekarang berada di London, Inggris.
  • Codex Ephraimi (400 M). Sekarang berada di Paris, Prancis.
  • Codex Bezae (450 M). Sekarang berada di Cambridge, Inggris.

Naskah-naskah ini memberikan bukti bahwa Injil yang ada sekarang sama dengan Injil yang ada pada masa Muhammad. Bahkan sama dengan Injil dari beberapa abad sebelumnya.  Jadi, umat Nasrani sekarang ini memiliki Injil yang sama seperti yang diedarkan di tanah Arab pada masa perkembangan Islam. Ini adalah Injil yang Muhammad ketahui.

Benarkah Injil Tidak Asli Karena Terdapat Dalam Berbagai Bahasa?

Salah satu keberatan umat Muslim mengenai injil adalah karena terdapat dalam berbagai bahasa. Namun, apakah ini bisa menjadi bukti Injil telah diubah?

Orang nasrani sangat ingin mengerti wahyu Allah. Tentu tidak semua orang bisa bahasa asli Injil, yaitu Ibrani dan Yunani. Karena itu maka isi Injil diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.

Seperti halnya dokumen internasional (contoh dokumen PBB) diterjemahkan ke berbagai bahasa. Tidak ada yang mencurigai keabsahannya karena diterjemahkan. Seandainya ada yang meragukan, dengan mudah dapat melakukan pengecekan ke bahasa aslinya.

Penerjemah Injil adalah orang yang ahli di bidangnya. Mereka melakukan dengan hati-hati dan teliti. Semua berdasar pada naskah orisinil yang berbahasa Ibrani dan Yunani. Karena itu hasil terjemahan dapat diterima dan dipercaya.

Al-Quran juga diterjemahkan ke berbagai bahasa. Memang banyak orang membaca dalam bahasa Arab. Namun banyak juga yang tidak mengerti artinya. Karena itu Al-Quran juga melalui proses penerjemahan. Tidak ada yang mempertanyakan keabsahan Al-Quran hasil terjemahan.

Jadi, jelas diterjemahkan bukan berarti bukti Injil telah diubah! Hal ini tidak menentukan keabsahannya. Anda bisa yakin isi injil bahasa Indonesia sama dengan bahasa aslinya. 

Apakah Kita Bisa Percaya Keabsahan Injil?

tangan dan kaca pembesar yang sedang menyeliki iapakah bukti injil telah diubahAl-Quran mengatakan: “Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikit pun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil …” (Qs 5:68). Rupanya Mukmin perlu menaati isi Injil. Jika demikian, mana mungkin isinya dapat diubah manusia?

Jelas Injil adalah Firman Allah. Isa Al-Masih memberitahukan demikian. Isa Al-Masih merupakan Kalimat Allah (Kalimatullah) yang menjelma menjadi manusia. Ia membawa kebenaran. “Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar…” (Qs 19:34).

Isa menyatakan Injil, yaitu Kabar Baik melalui murid-murid-Nya. Ia juga meneguhkan Kitab-Kitab terdahulu dalam ajaran-Nya. Ajaran Isa penuh kuasa dan mukjizat dari Allah. Semua ini meneguhkan keabsahan isi Injil sebagai Firman Allah.

Tidak Ada yang Dapat Mengubah Firman Allah!

Kita bisa yakin keaslian isi Injil. Allah pasti akan menjaga firman-Nya. “Tak ada seorang pun yang dapat merubah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah” (Qs 6:34).

Bagaimana bisa seseorang berpandangan bahwa kalimat Allah dapat diubah oleh manusia?  Dialah orang yang kurang percaya Kemahakuasaan Allah.

Injil meneguhkan bahwa firman Allah terpercaya. “Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia” (Injil, Galatia 1:8).

Demikianlah Injil adalah firman Allah. Injil bersifat kekal. Tidak ada bukti Injil telah diubah. Memang tidak ada yang sanggup mengubah Firman Allah. Isi Injil yang ada sekarang adalah Injil yang sama diberitakan 600 tahun sebelum lahirnya agama Islam.

Setiap Manusia Perlu Mengetahui Isi Injil

Kami berharap penjelasan ini dapat menjawab keraguan beberapa orang. Karena setiap orang berhak menerima kabar baik. Arti kata “Injil” sendiri adalah Kabar baik!  Kabar baik yaitu keselamatan manusia dari dosa. 

Di dalam Injil ada “petunjuk dan cahaya” Allah bagi keselamatan manusia. Ini adalah surat cinta dari Allah yaitu keselamatan kekal melalui Isa Al-Masih. “…Berita ini [Injil] adalah cara Allah yang penuh kuasa untuk membawa semua orang percaya [kepada Isa] ke surga” (Injil, Roma 1:16, FAYH).

Jika Anda ingin masuk surga, selamat dari dosa, silakan baca uraian tentang keselamatan pada situs ini.

Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca:  

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut: 

  1. Bagaimana pandangan Saudara setelah membaca penjelasan artikel ini, bahwa Injil yang sekarang itu terbukti keotentikannya? 
  2. Menurut Saudara, adakah yang dapat mengubah Firman Allah yang adalah milik Allah sendiri? 
  3. Di dalam Injil terdapat petunjuk dan cahaya Allah. Apakah Saudara mau mempelajari Injil lebih dalam? Silakan Jelaskan!

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. 

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel ” Apakah ada Bukti Bahwa Injil Telah Diubah?” Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:

  1. Apakah Naskah Injil Sudah Ada di Zaman Islam? 
  2. Mengapa Para Mukmin Wajib Percaya Keaslian Taurat, Zabur dan Injil? 
  3. Wajibkah Orang Islam Membaca Injil? 
  4. Orang Kristen Dan Islam, Serta Naskah Asli Injil dan Al-Quran

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.” 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/SMS ke: 0812-8100-0718

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Alkitab, Kemurnian Alkitab

Subscribe
Beritahulah
843 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
newbia
3 Januari 2011 6:02 am

*
Kenapa ada Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru?

Balas
staff
9 Februari 2011 9:44 am
Balasan ke  newbia

~
Perjanjian Lama terdiri dari Taurat Musa, Kitab Para Nabi Allah SWT, dan Zabur Daud. Semua kitab-kitab ini meramalkan kedatangan Isa Al-Masih. Perjanjian Baru adalah Injil. Perjanjian Baru memuat penggenapan akan ramalan Perjanjian Lama, yang telah digenapi dengan datangnya Isa Al-Masih ke dalam dunia sebagai Juru Selamat.

CA

Balas
staff
26 Juni 2017 10:57 am
Balasan ke  newbia

*
Saudara Newbia,

Pertanyaan yang bagus sekali. Perjanjian Lama adalah penantian kedatangan Isa Al-Masih yang pertama. Sedangkan Perjanjian Baru merupakan penantian kedatangan Isa Al-Masih yang kedua kali. Sebagaimana janji yang telah digenapi Isa Al-Masih pada Perjanjian Lama, maka Isa Al-Masih pun akan menggenapi janji yang telah disampaikan-Nya (Injil, Surat Wahyu 22:20).

Perjanjian Lama telah menubuatkan kedatangan Isa Al-Masih untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Sedangkan Perjanjian Baru menubuatkan kedatangan Isa Al-Masih ke dunia untuk menghakiminya kelak. Kiranya jawaban ini menjawab pertanyaan saudara.
~
Solihin

Balas
newbie
4 Januari 2011 1:37 am

*
Kalau ada 5300 naskah, tetapi lima naskah di atas saja yang diambil acuan (beberapa), bagaimana dengan sisanya? Apakah tidak absolut?

Balas
staff
9 Februari 2011 9:29 am
Balasan ke  newbie

~
Justru 5.300 naskah itu mendukung keaslian naskah yang kemudian dipakai menjadi dasar terjemahan Injil pada masa kini. Oleh sebab itu keasliannya tidak diragukan lagi. Ini adalah sama seperti dalam satu tingkatan kelas di suatu sekolah, ada total 5.300 murid. Murid-murid ini diajar oleh satu guru yang sama, dan semuanya membuat catatan pelajaran.

Seratus tahun kemudian, ketika apa yang diajarkan guru tersebut hendak dijadikan buku pedoman, maka 5.300 catatan siswa ini dikumpulkan. Dan dipilihlah beberapa catatan yang paling lengkap dan ditulis oleh para juara kelas. Dari catatan-catatan ini, kemudian dibuatlah buku pedoman yang berisi pengajaran sang guru tersebut. Buku pedoman ini tidak mungkin salah, karena walaupun dikutip dari beberapa catatan, ia didukung oleh ribuan catatan murid lain yang serupa.

CA

Balas
staff
26 Juni 2017 10:57 am
Balasan ke  newbie

*
Saudara Newbie,

Pertanyaan yang bagus sekali. Naskah yang jumlahnya begitu banyak dapat menjadi alat untuk memeriksa salinan Alkitab saat ini. Alkitab saat ini menggunakan terjemahan dari naskah Wescott & Hort serta Textus Receptus. Walaupun demikian, tidak ditemukan kesalahan, melainkan naskah-naskah yang ada saling melengkapi. Karena itu, Alkitab sangat absolut karena terdiri dari banyak naskah yang tetap terjaga kelestariannya. Kiranya ini dapat menjawab pertanyaan saudara.
~
Solihin

Balas
brother88
4 Januari 2011 3:23 pm

*
Revisi Alkitab bukanlah rahasia umum lagi, semua orang sudah tahu.

Balas
staff
9 Februari 2011 9:39 am
Balasan ke  brother88

~
Revisi dilakukan pada terjemahan Al-Kitab dan bukan pada naskah-naskah tua yang ditemukan. Katakanlah, misalkan revisi dilakukan pada Al-Kitab terjemahan bahasa Indonesia. Maka revisi itu dilakukan bukan dengan tujuan untuk merubah arti. Melainkan untuk membuatnya lebih mendekati makna salinan aslinya. Al-Kitab pada masa kini adalah sama persis dengan Al-Kitab pada zaman nabi Saudara, di mana Saudara selaku umat Muslim diinstruksikan untuk mengimani dan mengamalkannya.

CA

Balas
staff
26 Juni 2017 10:57 am
Balasan ke  brother88

*
Saudara Brother,

Tentu tidak masalah semua orang mengetahui revisi Alkitab. Revisi dilakukan berkenaan dengan perkembangan bahasa yang begitu cepat. Perhatikan perkembangan bahasa dari masa ke masa. Misal, toean menjadi tuan. Walaupun demikian, isi Alkitab tidak pernah direvisi, melainkan tetap terjaga sesuai dengan makna aslinya.

Lebih penting dari itu adalah inti berita yang utama dari Alkitab adalah keselamatan dalam Isa Al-Masih. Berita ini tidak berubah dari waktu ke waktu. Dengan demikian, Alkitab tidak pernah direvisi, kecuali perkembangan bahasanya.
~
Solihin

Balas
irkhamov
8 Januari 2011 3:12 am

*
“Naskah-naskah ini memberikan bukti bahwa Injil yang ada sekarang sama dengan Injil yang ada pada masa Muhammad, dan bahkan beberapa abad sebelumnya”

Adakah yang bisa menjamin bahwa Injil, di jaman nabi Muhammad masih seperti saat diturunkan kepada Isa anak Maryam? Bahkan Rasulullah pernah menegur sahabat Umar bin Khattab karena suatu ketika masih menyimpan lembaran Perjanjian Lama yang diperolehnya sebelum masuk Islam. Jelas sekali bahwa Rasulullah tidak berkenan dengan tindakan Umar itu.

Umat Islam hanya wajib percaya akan 4 kitab Allah yang diturunkan pada 4 nabi, tapi cuma wajib mempelajari kitabnya sendiri saja, Al-Quran. Jadi beriman kepada 4 kitabullah ini tidak ada kaitannya dengan klaim keaslian Injil yang dipegang kaum Kristiani hari ini.

Balas
staff
20 Januari 2011 11:49 am
Balasan ke  irkhamov

~
Melalui Muhammad, Allah SWT, dalam Al-Quran menginstruksikan orang-orang Muslim untuk mempelajari Injil. Allah tidak akan memberi instruksi semacam itu jikalau Injil telah dikorup. Karena itu, salinan-salinan Injil pada zaman Nabi Muhammad adalah akurat dan dapat dipercaya.

Dengan membandingkan salinan-salinan Injil yang paling kuno, dengan salinan dari zaman Muhammad, dan salinan dari zaman sesudah Muhammad dapat dilihat dengan jelas bahwa semua salinan Injil adalah konsisten mengenai Isa Al-Masih dan ajaran-Nya. Karena itu kita dapat yakin bahwa pribadi dan ajaran  Isa Al-Masih secara lengkap ditulis dengan akurat dalam Injil, dan Allah menjaga keakuratan Injil.
~
SL

Balas
staff
26 Juni 2017 10:58 am
Balasan ke  irkhamov

*
Saudara Irkhamov,

Injil tidak pernah berubah. Sebab Isa Al-Masih berfirman, “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu” (Injil, Rasul Besar Matius 24:35). Dengan demikian, Injil dari masa ke masa tidak pernah mengalami perubahan.

Menurut kami, kejanggalan pemikiran dan pandangan umat Islam adalah mengimani tetapi tidak mempelajari. Mengimani tanpa mau dan berani mempelajari adalah bentuk pengingkaran terhadap tiga kitab sebelumnya. Dengan kata lain, umat Islam mengingkari keberadaan firman Allah yang telah diberikan-Nya kepada para nabi sebelumnya. Pertanyaan adalah mengapa umat Islam tidak diajarkan untuk mempelajari tiga kitab sebelumnya? Kiranya saudara dapat menjelaskan ini.
~
Solihin

Balas
rosa
8 Januari 2011 9:44 am

*
Injil merupakan catatan orang-orang yang menyaksikan Yesus mulai dari Dia sebelum lahir sampai disalib dan bangkit lagi. Kemudian orang tersebut menceritakannya dari berbagai perspektif dan sudut pandang, makanya ada berbagai versi yang berbeda.

Balas
staff
20 Januari 2011 11:49 am
Balasan ke  rosa

~
Taurat Musa mengatakan bahwa keputusan pengadilan tidak boleh dilandaskan pada kesaksiaan dari satu saksi mata belaka, namun harus ada dua atau tiga saksi (Taurat, Kitab Ulangan 19:15). Demikian halnya dengan saksi mata para penulis Injil. Walaupun mereka memiliki kisah berbeda mengenai pribadi dan pelayanan Isa Al-Masih ketika Dia ada di dunia ini, namun kita dapat menilai ketepatan informasi yang ditulis oleh mereka mengenai Isa Al-Masih.

Kalau saja semua Injil mengandung informasi yang persis sama dengan detil yang disajikan dan ditulis dari perspektif yang sama, hal ini menunjukkan persekongkolan, di mana para penulis berkumpul untuk “menyamakan cerita mereka” untuk membuat tulisan mereka lebih dapat dipercaya. Silahkan membaca artikel pada url ini untuk mengetahui apakah benar para penulis Injil memberikan versi yang berbeda-beda: https://www.isadanislam.org/tanya–jawab/kepercayaan-orang-kristen/149-benarkah-ada-empat-injil
~
SL/SO

Balas
staff
26 Juni 2017 10:58 am
Balasan ke  rosa

*
Saudara Rosa,

Injil ditulis oleh murid-murid Isa Al-Masih yang menjadi saksi atas segala perbuatan, kuasa, dan pekerjaan-Nya untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Murid-murid meriwayatkan Isa Al-Masih sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Sekalipun ada beberapa penulis, tetapi tulisan tersebut saling melengkapi sehingga kita dapat mengetahui gambaran utuh dari riwayat Isa Al-Masih. Bukankah ini hebat?

Tidak ada kitab yang sedemikian hebat yang ditulis dalam rentang waktu, tempat, dan penulis berbeda tetapi memiliki berita yang sama, yaitu keselamatan dalam Isa Al-Masih. Dengan demikian, kita mengetahui bahwa Injil tidak pernah berubah.
~
Solihin

Balas
rosa
8 Januari 2011 9:49 am

*
Naskah-naskah kuno bahasa Yunani dan naskah Injil tertua bahasa Yunani, padahal Yesus orang Israel memakai bahasa Ibrani. Atau waktu Yesus bersabda menggunakan bahasa Yunani?

Balas
staff
20 Januari 2011 11:48 am
Balasan ke  rosa

~
Bahasa asli yang digunakan dalam Alkitab ada tiga, yakni: bahasa Ibrani, bahasa Aram, dan bahasa Yunani. Alkitab ditulis dalam ketiga bahasa tersebut. Bagian-bagian yang paling kuno dari Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani, yang merupakan bahasa sehari-hari bangsa Israel pada zaman itu. Lalu, berabad-abad kemudian, dipakai bahasa Aram. Perbedaan antara bahasa Ibrani dan bahasa Aram dapat digambarkan sebagai perbedaan antara bahasa Melayu Kuno dan Indonesia sekarang.

Jadi secara sederhana dapat dikatakan bahwa bahasa Ibrani adalah “Aram kuno,” dan bahasa Aram adalah “Ibrani modern.” Tetapi dalam periode yang lebih kemudian lagi, menjelang dan pada zaman Isa Al-Masih, orang menulis tidak hanya dalam bahasa Aram, tetapi juga dalam bahasa Yunani. Maka dalam Perjanjian Lama bagian terbesar ditulis dalam bahasa Ibrani, sedangkan sebagian kecil dalam bahasa Aram dan juga bahasa Yunani. Sementara Perjanjian Baru (PB) seluruhnya ditulis dalam bahasa Yunani, karena bahasa Yunani merupakan bahasa internasional pada saat itu, sama seperti sekarang bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.
~
SL/SO

Balas
staff
26 Juni 2017 10:58 am
Balasan ke  rosa

*
Saudara Rosa,

Alangkah lebih baik bila saudara mempelajari sejarah pada masa Isa Al-Masih. Pada zaman Isa Al-Masih, masyarakat telah mengenal tiga bahasa, yaitu Ibrani, Latin, dan Yunani (Injil, Rasul Besar Yohanes 19:20). Isa Al-Masih pun menggunakan bahasa Yunani ketika berinteraksi dengan seorang perwira Kapernaum (Injil, Rasul Lukas 7:1-10).

Namun, penulisan Injil dalam bahasa Yunani disebabkan bahasa Yunani telah digunakan hampir di seluruh dunia sama seperti bahasa Inggris saat ini. Dengan maksud agar berita mengenai keselamatan dalam Isa Al-Masih dapat diberitakan kepada bangsa-bangsa lain. Bukankah ini hebat?
~
Solihin

Balas
eva
8 Januari 2011 9:53 am

*
Tahun naskah yang tertua 325M, berarti sekitar 300 tahun setelah Yesus mati. Bagaimana bisa dibilang itu asli? Berarti yang mengarang Injil mengarang kisah Yesus, dan mengarang kisah-kisah lain, serta tidak menyaksikan sendiri waktu Yesus hidup. Pantas saja jadi banyak versi.

Balas
staff
20 Januari 2011 11:46 am
Balasan ke  eva

~
Ada lima penulis otentik Al-Kitab yang menulis kisah kehidupan, pengajaran, kematian, dan kebangkitan Isa Al-Masih, yaitu:

1.  Markus, yang menulis sebelum Injil Lukas dan Injil Matius, ditulis antara tahun 50 – 60M. Markus adalah sekretaris Petrus, murid Isa Al-Masih, saksi mata kehidupan, pengajaran, kematian dan kebangkitan-Nya.

2. Matius, murid Isa Al-Masih, saksi mata, menulis Injil Matius sekitar tahun 60M.

3. Yohanes, saksi mata, termasuk murid terdekat Isa Al-Masih menulis antara tahun 30 – 66M.

4. Lukas, rekan kerja Paulus, memakai sumber yang akurat  dan keterangan saksi mata,  menulis kehidupan yang lengkap Isa Al-Masih dan sejarah gereja mula-mula hingga tahun 60 – 62M.

5. Paulus, yang hidup saat saksi mata tentang kehidupan Isa ketika hidup, menulis lebih dari 10 surat yang ditulis tahun 50 – 60M, yang berisi  pengajaran penting mengenai kehidupan, pengajaran, kematian, dan kebangkitan-Nya.
~
SL

Balas
staff
26 Juni 2017 10:58 am
Balasan ke  eva

*
Saudara Eva,

Injil Markus ditulis sekitar tahun 50. Sedangkan Rasul Besar Yohanes menuliskan Injil, Rasul Besar Yohanes tahun 90, yakni akhir abad pertama. Dengan demikian, Injil telah selesai ditulis akhir abad pertama. Namun, karena bahan yang digunakan adalah papyrus yang mudah rusak, maka naskah-naskah tersebut disalin agar tetap terjaga kemurniannya.

Namun, naskah-naskah tersebut tidak pernah berubah dan tetap terjaga keasliannya. Saudara dapat memeriksa dan mempelajari Alkitab untuk mengetahui kebenarannya. Bukankah itu cara yang terbaik?
~
Solihin

Balas
maria
9 Januari 2011 4:03 am

*
Umat Kristen berkeyakinan bahwa semua Injil yang sah itu ditulis oleh para “murid” dengan wahyu dari Roh Kudus. Namun berdasarkan bukti ilmiah terbukti bahwa keempat Injil yang dikatakan sah dewasa ini, tidak satupun yang ditulis oleh kedua belas murid pilihan Yesus!

Balas
staff
20 Januari 2011 11:41 am
Balasan ke  maria

~
Apakah benar demikian, dapatkah Saudara menunjukkan buktinya ?

Memang tidak semua Injil ditulis oleh murid pilihan Yesus, tetapi ada dua Injil, yaitu Injil Matius dan Injil Yohanes, yang ditulis oleh murid yang dipilih Yesus semasa Dia masih ada di dunia. Walaupun penulis Injil Markus belum menjadi murid Yesus pada saat Yesus masih di dunia, tetapi Markus mendapat keterangan-keterangan tersebut dari Petrus, salah satu murid kesayangan Yesus sewaktu Dia ada di dunia.
~
SO

Balas
staff
26 Juni 2017 10:59 am
Balasan ke  maria

*
Saudara Maria,

Kami sangat senang bila saudara dapat menunjukkan bukti ilmiah tersebut sehingga kita dapat mendiskusikan. Silakan saudara menunjukkan bukti ilmiah itu, maka kami pun akan menunjukkan bukti ilmiah yang ada. Sederhana, bukan? Kami menunggu pembuktian saudara.
~
Solihin

Balas
Maman
9 Januari 2011 6:36 pm

*
Saya sangat setuju, menurut saya pribadi Injil itu banyak merupakan hadist, baik hadist sahih, lemah maupun palsu. Jadi, jika apa yang dikatakan Sdr. Maria di atas adalah benar, yakni jika Injil tidak ditulis satupun oleh murid pilihan Yesus, jelas itu sudah merupakan hadist palsu karena di dalam Injil pun terdapat kata-kata: “nabi palsu”.

Balas
staff
19 Januari 2011 11:12 am
Balasan ke  Maman

~
Injil hanya ada satu, yaitu Isa Al-Masih sendiri sebagai Kabar Baik yang mewartakan jalan keselamatan. Empat kitab yang disebut Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas dan Injil Yohanes merupakan “riwayat Isa Al-Masih” sebagaimana yang dilihat oleh empat pengarang yang diurapi oleh Roh Kudus. Karangan mereka memuat berita mengenai inti “Injil,” yaitu kabar baik tentang keselamatan melalui Isa Al-Masih.

Kami senang Saudara mengatakan, “menurut saya pribadi.” Setiap pribadi boleh mempunyai pandangan. Namun semua cendekiawan yang ahli dalam naskah dan bahasa kuno tidak menganggap Injil sebagai hadist. Hanya orang Islam yang mempunyai hadist. Injil dalam keseluruhannya ditulis oleh murid Isa Al-Masih di bawah pimpinan Roh Allah.

Injil menjelaskan bahwa akan ada nabi palsu yang timbul untuk menyerang pengikut Isa Al-Masih. Namun, dalam ayat-ayat yang selanjutnya, Isa Al-Masih mengatakan, “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan de seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya” (Injil, Rasul Besar Matius 24:11, 14)
~
SO/JG

Balas
staff
26 Juni 2017 10:59 am
Balasan ke  Maman

*
Saudara Maman,

Tanpa ada pembuktian dari saudara Maria, maka pernyataan di atas hanya bersifat asumsi, kalau tidak mau disebut tuduhan. Bukankah lebih baik bila membuat pernyataan dengan menyertakan dalil atau bukti-bukti konkret sehingga setiap orang dapat memeriksa kebenaran pernyataan tersebut. Karena itu, kami berharap setiap orang yang memiliki bukti bahwa Injil telah dipalsukan dapat membuktikan hal itu, bukan sekedar asumsi atau khayalan belaka.
~
Solihin

Balas
Jonatan
25 Februari 2011 7:20 am

*
To: Maman,

Memang betul Alkitab menuliskan kata “nabi palsu”. Yang dimaksud dengan nabi palsu adalah mereka yang mengaku nabi dan muncul sesudah Isa Al-Masih (Yesus). Anda bisa menebak sendiri nabi (atau yang mengaku sebagai nabi) siapa yang muncul sesudah Isa Al-Masih. Isa Al-Masih pernah berfirman, bahwa akan ada pengajaran yang sesat, yang memutar-balikkan pengajaran dari Allah.

Balas
staff
3 Juni 2011 3:56 am
Balasan ke  Jonatan

~
Saudara Jonatan,

Adalah benar kata Saudara bahwa memang ada banyak orang yang mengaku sebagai nabi, namun sesungguhnya mereka adalah nabi dan rasul palsu. Petunjuk dan terang dalam Injil mengungkapkan bahwa Isa Al-Masih adalah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang bisa sampai kepada Allah di sorga kalau tidak melalui Isa Al-Masih (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6). Jika ada yang mengajarkan bahwa keselamatan ada di luar Isa Al-Masih, maka dipastikan itu adalah pengajaran palsu dari nabi/rasul yang palsu.

CA

Balas
staff
26 Juni 2017 10:59 am
Balasan ke  Jonatan

*
Saudara Jonatan,

Banyak nabi palsu yang akan muncul setelah Isa Al-Masih. Nabi-nabi demikian memberitakan hal yang tidak benar mengenai Isa Al-Masih. Walaupun demikian, nabi-nabi palsu tidak akan bertahan sebab firman Allah adalah penguji ajaran para nabi palsu tersebut, yakni Injil. Terimakasih saudara Jonatan untuk tanggapan saudara.
~
Solihin

Balas
Akang
25 Februari 2011 3:32 pm

*
Salam,

Saya heran, mengapa hal-hal seperti ini diperdebatkan. Kalau sudah lahir ke dunia, kita semua membawa “Roh Allah”, dalam diri kita terdapat sifat-sifat Ilahi. Jika anda ingin mengenal Allah, maka kenalilah dirimu sendiri terlebih dahulu.

Balas
staff
3 Juni 2011 4:21 am
Balasan ke  Akang

~
Saudara Akang,

Kami setuju bahwa semua roh pada diri kita adalah berasal dari Allah. Namun ini tidak berarti bahwa kita adalah Roh Allah, bukan? Bandingkanlah dengan Isa Al-Masih yang sangat berbeda dengan kita:

“Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan Kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan Roh dari-Nya” (Qs 4:171). Isa Al-Masih adalah Roh dari Allah. Ini adalah kalimat yang menggambarkan bahwa diri-Nya Isa Al-Masih adalah Allah itu sendiri yang telah menjelma menjadi mahusia.

CA

Balas
staff
26 Juni 2017 10:59 am
Balasan ke  Akang

*
Saudara Akang,

Menarik sekali pernyataan saudara. Kami bertanya kepada saudara. Benarkah orang yang telah lahir ke dunia membawa Roh Allah? Roh Allah diberikan kepada mereka yang telah percaya pada Isa Al-Masih sebagai Tuhan dan Juruselamat (Injil, Surat Efesus 1:13). Karena itu, setiap orang yang telah menerima Isa Al-Masih akan dimeteraikan dengan Roh Kudus. Kami berharap saudara dapat memeriksa Injil sehingga kebenaran semakin nyata bagi saudara.
~
Solihin

Balas
newbia
26 Februari 2011 12:26 am

*
Manusia yang menerima wahyu Allah adalah Rasul Allah. Kami umat Islam mengimani bahwa Taurat diturunkan kepada Musa, Zabur kepada Daud, Injil kepada Isa Al-Masih dan Al-Quran kepada Muhammad. Bukankah hal itu membuktikan dua hal, Isa Al-Masih adalah rasul Allah dan bukan Tuhan. Dan kitab yang paling terakhir turun akan menggenapi dan menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya.

Balas
staff
28 Februari 2011 10:54 am
Balasan ke  newbia

~
Saudara Newbia mengimani Taurat, Zabur, dan Injil. Bagi kami ini adalah sesuatu yang sangat baik, karena dengan demikian maka Saudara telah mengimani keseluruhan Wahyu Allah. Namun apakah Saudara juga telah membaca, mempelajari, dan merenungkan isi Taurat, Zabur, dan Injil yang Saudara imani tersebut?

Banyak orang mengaku beriman kepada kitab-kitab tersebut, tetapi sikap mereka justru bertolak belakang dengan perkataan mereka. Mereka justru telah menghujat Allah dengan mengatakan bahwa kitab-kitab itu telah dirubah dan dipalsukan. Padahal kita mengerti dengan jelas, bahwa tak ada seorang pun yang dapat merubah kalimat-kalimat Allah (Qs 6:34).
~
CA

Balas
staff
26 Juni 2017 11:00 am
Balasan ke  newbia

*
Saudara Newbia,

Membaca sejarah penulisan kitab-kitab akan menolong saudara mengetahui kebenaran sesungguhnya. Allah tidak pernah menurunkan Injil kepada Isa Al-Masih. Sebaliknya, Injil menjelaskan mengenai Isa Al-Masih dengan segala kuasa dan perbuatan-Nya untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Karena itu, amat keliru yang berpikir bahwa Isa Al-Masih menerima Injil.

Bila Injil meriwayatkan seluruh kuasa dan perbuatan Isa Al-Masih, maka sangat jelas bahwa Isa Al-Masih lebih dari sekedar nabi. Bukti-bukti keilahian Isa Al-Masih dapat saudara periksa dan selidiki di link ini http://tinyurl.com/8abrx5t . Terimakasih saudara Newbia untuk tanggapan saudara.
~
Solihin

Balas
Gurobah amin
1 Maret 2011 9:41 am

*
“Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu” (Injil Matius.4:23). Masih adakah Injil yang diberitakan atau yang diajarkan Yesus itu?

Balas
staff
4 Maret 2011 9:15 am
Balasan ke  Gurobah amin

~
Injil berasal dari bahasa Yunani: ευαγγέλιον (baca: euangelion), yang berarti ‘kabar baik’. Injil adalah kabar baik tentang kedatangan Juru Selamat, yakni Isa Al-Masih ke dalam dunia, sebagai penggenapan akan janji Allah yang tercantum di dalam sepanjang Kitab Taurat, Kitab Nabi-Nabi, dan Zabur.

Injil mencatat peristiwa kelahiran Isa Al-Masih, kehidupan-Nya, pengajaran-Nya, mujizat-mujizat yang dilakukan oleh-Nya sebagai tanda bahwa Dia adalah Mesias (Masih = Juru Selamat) yang dijanjikan Allah, kematian-Nya, kebangkitan-Nya, hingga kenaikan-Nya ke sorga, dan nubuatan akan Isa Al-Masih yang akan datang lagi nanti pada hari kiamat, untuk menghakimi semua umat manusia.
~
CA

Balas
staff
28 Juni 2017 11:53 am
Balasan ke  Gurobah amin

*
Saudara Gurobah,

Perlu dipahami definisi Injil agar saudara mengerti maksud Injil Kerajaan Allah. Injil artinya kabar baik yang berasal dari bahasa Yunani, euanggelion. Ini berarti Isa Al-Masih memberitakan kabar baik Kerajaan Allah kepada banyak orang. Siapakah kabar baik itu? Dia adalah Isa Al-Masih. Sebab Isa Al-Masih yang menyelamatkan manusia dari dosa.

Injil ini masih ada hingga kini dan tidak pernah berubah. Itu sebabnya, inti berita Injil adalah Isa Al-Masih, yaitu keselamatan dalam Isa Al-Masih. Pertanyaannya adalah maukah saudara menerima kabar baik yang disampaikan Injil?Mengapa?
~
Solihin

Balas
Maseko
1 Maret 2011 9:54 am

*
Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah kami beri Alkitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui (Qs 2:146).

Balas
staff
4 Maret 2011 9:30 am
Balasan ke  Maseko

~
Saudara Maseko,

Apakah ayat ini mengatakan bahwa semua orang Yahudi dan Kristiani menyembunyikan kebenaran? Tidak, bukan? Ayat ini mengatakan bahwa ada sebahagian orang yang menyembunyikan kebenaran. Sebaliknya apakah semua orang Islam melakukan kebenaran, dan tidak ada satu pun lagi umat Muslim yang berbuat dosa? Sesungguhnya, amat banyak umat beragama yang masih berdosa.

Agama dan perbuatan baik tidaklah bisa menyelamatkan kita. Kita butuh Tuhan sendiri yang menolong kita. Jikalau Saudara merindukan untuk mengetahui dan mengenal jalan keselamatan yang hendak kami bagikan, silahkan untuk halaman berikut: [hide][url]isadanislam.org/jalan-keselamatan[/url][/hide].
~
CA

Balas
staff
28 Juni 2017 11:53 am
Balasan ke  Maseko

*
Saudara Maseko,

Menarik sekali ayat Al-Quran yang dikutip saudara. Kalau boleh jujur, kami meragukan ayat tersebut. Sebab ayat tersebut tidak jelas dan ambigu. Apa maksud mengenal? Mengenal dalam konteks apa? Apa yang disembunyikan? Ayat ini tidak jelas. Kami berharap saudara dapat menjelaskan pertanyaan kami.

Berbeda dengan Injil yang begitu jelas, akurat, sistematis, dan kronologis sehingga kita mengetahui konteks dan alur kisah yang dimaksud. Oleh karena itu, Injil tidak dapat diubah karena saling berkaitan satu dengan yang lain.
~
Solihin

Balas
atar
12 Juni 2011 12:07 pm

*
Sangat tidak mungkin Injil dipalsukan. Sesuatu yang dipalsukan biasanya adalah bertujuan negatif. Tetapi hal tersebut berbeda pada kenyataan. Injil adalah kabar baik. Coba kita bandingkan dengan Al-Quran yang di dalamnya mengatur mengenai harta rampasan perang. Apakah mungkin firman Allah mengatur tentang harta rampasan perang?

Balas
staff
15 Juni 2011 11:15 am
Balasan ke  atar

~
Saudara Atar,

Adalah benar bahwa Injil tidaklah mungkin bisa dipalsukan. Firman Allah tidak mungkin bisa dipalsukan oleh manusia walau dengan alasan apapun. Semua Saudara-Saudari kita dari umat Islam biasanya hanya bisa melemparkan tuduhan kosong. Namun mereka tidak bisa memberikan data tentang terjadinya pemalsuan.

Kami sudah sering menanyakan tentang kira-kira kapan dan kira-kira bagaimana caranya Injil bisa dipalsukan, kepada Saudara-Saudari yang telah melemparkan tuduhan ini. Tetapi mereka sama-sekali tidak mampu menjawab.

Walau mereka tidak mampu menjawab pertanyaan ini, mereka masih tetap berkeras kepala dan tetap menyatakan bahwa Al-Kitab telah dipalsukan. Sungguh bukan sikap yang patut diteladani karena jelas-jelas tidak mampu mempertahankan tuduhan mereka, namun tuduhan tetap dilanjutkan. Inilah yang dinamakan sikap yang tidak mau tunduk kepada kebenaran dari Tuhan. Kepada orang yang tidak mau tunduk pada kebenaran, Allah tentu saja tidak akan membukakan hidayah-Nya yang sejati.

CA

Balas
staff
28 Juni 2017 11:53 am
Balasan ke  atar

*
Saudara Atar,

Injil adalah firman Allah yang terjaga kemurniannya. Injil tidak pernah berubah. Karena itu, inti berita Injil hanya satu yaitu Isa Al-Masih. Hal ini dapat diselidiki dan dicermati dengan membaca Injil secara menyeluruh. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin

Balas
mikha
12 Juni 2011 4:33 pm

*
To: Atar,

Justru Tuhan harus mengatur tentang hukum rampasan perang, agar umat manusia tidak sesat, serakah atau melampaui batas. Saya sarankan anda untuk lebih banyak membaca Injil, karena di dalam Injil banyak memuat ayat-ayat yang sangat sadis bertolak belakang dengan ajaran kasihnya.

Balas
staff
15 Juni 2011 11:20 am
Balasan ke  mikha

~
Saudara Mikha,

Bolehkah Saudara menunjukkan kepada kami kira-kira kapan dan bagaimana caranya Injil sebagai Firman Allah bisa dipalsukan oleh manusia? Apakah hingga pada zaman Muhammad, Al-Kitab sudah dipalsukan? Pada saat itu, Al-Kitab sudah beredar hingga ke seluruh dunia. Bagaimana cara mengumpulkan semua dan melenyapkannya serta mengganti dengan edisi yang sudah dipalsukan? Biarlah Saudara Mikha menjawab pertanyaan ini dahulu, sebelum kita membahas hal-hal yang lain.

CA

Balas
staff
28 Juni 2017 11:54 am
Balasan ke  mikha

*
Saudara Mikha,

Menyatakan bahwa dalam Injil banyak ayat-ayat sadis adalah mudah. Namun, saudara perlu menunjukkan bukti tersebut agar hal ini bukan sekedar asumsi, apalagi tuduhan yang tidak memiliki dasar. Sebab Isa Al-Masih telah berfirman bahwa pengikut Isa Al-Masih harus mengasihi sesama, termasuk mengasihi musuh (Injil, Rasul Besar Matius 5:44).

Dengan demikian, Isa Al-Masih tidak berkenan dengan segala bentuk sadisme. Itu sebabnya, Injil tidak pernah berubah hingga kini. Berita Injil tetap sama yaitu keselamatan dalam Isa Al-Masih.
~
Solihin

Balas
atar
13 Juni 2011 11:35 am

*
Menanggapi Saudaraku Mikha. Kami sudah membaca keseluruhan Al-Kitab, tapi kami tidak menemukan ayat-ayat sadis, bolehkah Saudara menujukan kepada kami ayat-ayat yang dimaksud?

Balas
staff
15 Juni 2011 11:27 am
Balasan ke  atar

~
Saudara Atar,

Kami sudah mengirimkan pertanyaan kepada Saudara-Saudari di sini, perihal kira-kira kapan dan bagaimana Al-Kitab sebagai Firman Allah bisa dipalsukan oleh manusia. Kami sendiri meyakini bahwa Firman Allah tidak mungkin bisa dipalsukan oleh manusia. Namun seorang manusia bisa saja memakai nama Allah dan menyebut perkataannya sendiri sebagai Firman Allah.

Firman Allah jika dikatakan sebagai yang datang terkemudian, maka dipastikan tidak mungkin bertentangan dengan Firman Allah yang sebelumnya. Dan jikalau bertentangan, maka “firman” yang datang terkemudian pastilah bukan Firman Allah. Itu pastilah firman manusia belaka. Biarlah Saudara-Saudari kita menjawab pertanyaan yang satu ini dahulu barulah kita beranjak ke hal-hal yang lain.

CA

Balas
staff
28 Juni 2017 11:54 am
Balasan ke  atar

*
Saudara Atar,

Tepat sekali bahwa Alkitab tidak mencantumkan perintah yang mengarah ke tindakan sadisme. Sangat jelas bahwa Isa Al-Masih mengajarkan untuk mengasihi sesama, termasuk mengasihi musuh (Injil, Rasul Besar Matius 5:44). Kami berharap saudara Mikha dapat membuktikan pernyataannya. Terimakasih saudara Atar untuk tanggapan saudara.
~
Solihin

Balas
HambaAllah
13 Juni 2011 11:59 pm

*
I Samuel 15:2–3, “Beginilah firman Tuhan semesta alam: ‘Aku akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalangi mereka, ketika orang Israel pergi dari Mesir. Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai.”

Ulangan 20:12–16, “Tetapi apabila kota itu tidak mau berdamai dengan engkau, melainkan mengadakan pertempuran melawan engkau, maka haruslah engkau mengepungnya; dan setelah Tuhan, Allahmu, menyerahkannya ke dalam tanganmu, maka haruslah engkau membunuh seluruh penduduknya yang laki-laki dengan mata pedang. Hanya perempuan, anak-anak, hewan dan segala yang ada di kota itu, yakni seluruh jarahan itu, boleh kau rampas bagimu sendiri, dan jarahan yang dari musuhmu ini, yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu, boleh kau pergunakan. Demikianlah harus kau lakukan terhadap segala kota yang sangat jauh letaknya dari tempatmu, yang tidak termasuk kota-kota bangsa-bangsa di sini. Tetapi dari kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, janganlah kau biarkan hidup apa pun yang bernafas.”

Bandingkan dengan ayat AlQur’an: “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (Qs 2:190).

“Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berakhir. Demikianlah apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka” (Qs 47:4).

Balas
staff
15 Juni 2011 12:30 pm
Balasan ke  HambaAllah

~
Saudara HambaAllah,

Pada zaman dahulu, yang disebut sebagai umat Allah adalah kaum bani Israil. Walaupun bani Israil adalah umat yang bandel dan keras kepala, namun Allah tetap mengasihi mereka. Hal ini terbukti bahwa sebagian besar nabi adalah dari dan bagi bangsa Israil. Umat Israil sebagai umat yang berdosa adalah sesungguhnya melambangkan manusia yang sering tidak mau taat kepada Allah.

Kita mengetahui bahwa umat Israil terjajah selama empat ratus tahunan lebih di bawah penindasan Fir’aun. Namun akhirnya Allah dengan mujizat-mujizat-Nya pun membebaskan mereka. Di bawah kepemimpinan Musa, umat Israil pun menempuh perjalanan mereka kembali ke tanah air mereka. Namun di sepanjang jalan, mereka terus mengalami halangan dan hambatan karena banyak bangsa yang tidak menginginkan agar mereka boleh pulang. Maka Allah pun selalu menyatakan pertolongan-Nya, ketika mereka terpaksa harus berperang karena untuk sampai ke tanah air, mereka harus melewati tanah bangsa-bangsa lain.

Apalagi terhadap bangsa-bangsa yang tak mau mengenal Tuhan dan yang sering hendak membinasakan bangsa Israil (silahkan perhatikan bahwa kami menebalkan beberapa bagian dari ayat yang Saudara kutip), Tuhan bertindak tepat dengan selalu bertindak membela umat-Nya dan menyatakan juga perang atas mereka.

Adalah sangat berbeda perbandingan yang Saudara kemukakan. Allah selalu menyerukan umat Israil untuk mengumumkan perdamaian terlebih dahulu. Kalau sudah diserang atau pihak lawan tidak mau diajak damai, maka mereka baru mempertahankan diri atau balas menyerang. Namun terbalik dengan umat Islam. Sejarah mencatat bahwa umat Islam selalu memulai peperangan terlebih dahulu. Saya mendengar hal ini dari umat Muslim sendiri. Apakah hal ini benar?

Sama seperti kalau kita dalam kesusahan dan kesedihan, kita percaya bahwa Allah akan menuntun kita keluar dari kesusahan tersebut. Isa Al-Masih berkata: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Injil, Rasul Matius 11:28). Sebagai yang terkemuka di sorga (Qs 3:45), Isa Al-Masih menjanjikan sorga yang nyaman bagi kita semua yang merasakan kepenatan selama kita berkelana di dunia ini. Maukah Saudara kembali pada Allah? Kami mengajak Saudra merenungkan: [url]isadanislam.org/jalan-keselamatan[/url].

CA

Balas
staff
28 Juni 2017 11:54 am
Balasan ke  HambaAllah

*
Saudara Hamba,

Menarik sekali ayat Taurat dan 1 Samuel tersebut. Ayat-ayat itu berkenaan dengan peperangan antarbangsa, bukan dalam hubungan/relasi pribadi. Peperangan antara bangsa Israel dan bangsa Amalek terjadi hanya pada waktu itu dan dalam konteks itu saja. Alkitab menggambarkan dan meriwayatkan peristiwa itu sebagai bagian dari sejarah bangsa Israel, tetapi Alkitab tidak pernah mengajarkan untuk membunuh.

Berbeda dengan ayat Al-Quran yang dikutip saudara. Ayat-ayat tersebut merupakan pengajaran yang dilakukan nabi saudara untuk membunuh orang-orang kafir. Ayat ini menegaskan tentang perang agama yang diajarkan nabi saudara. Bukankah ini mengerikan dan sadis? Silakan saudara melanjutkan diskusi mengenai ini di link berikut: http://tinyurl.com/d8jhjfv . Terimakasih.
~
Solihin

Balas
HambaAllah
14 Juni 2011 3:57 am

*
Kejadian 6:5–7, “Ketika dilihat Tuhan, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah Tuhan, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. Tuhan kok bisa menyesal? Sampai-sampai bisa memilukan hati-Nya.

Kejadian 18:20–21, “Sesudah itu berfirmanlah Tuhan: “Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya. Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluah kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak.” Tuhan kok tidak tahu? Kalau harus dicek kembali satu per satu kebenarannya oleh Tuhan dengan turun ke dunia ini, kapan urusan Tuhan akan selesai? Kalau begitu di mana letak kemahakuasaan Tuhan itu sendiri?

Kejadian 18:17, “Berpikirlah Tuhan: ‘Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini?'” Masak untuk mengatakan kepada seorang saja, lantas Tuhan berpikir dulu. Tuhan tidak mungkin punya sifat lemah yang digambarkan oleh penulis Alkitab pada ayat-ayat tersebut.

Balas
staff
15 Juni 2011 12:46 pm
Balasan ke  HambaAllah

~
Ketiga ayat yang Saudara sertakan di atas adalah kisah persis sebelum banjir Nuh, kisah bani Sodom pada zaman Luth, dan kisah Allah ketika hendak mengutarakan janji-Nya pada Ibrahim bahwa Ibrahim akan menjadi bangsa yang besar dan yang akan menurunkan berkat serta iman yang sejati pada keturunannya dan juga bangsa-bangsa lain. Kami percaya bahwa Saudara sebagai umat Islam juga beriman kepada ketiga kisah di atas.

Pada ketiga ayat tersebut, gaya bahasa yang dipakai adalah gaya bahasa personifikasi. Yakni dengan seolah-olah bahwa Allah juga memiliki sifat dan kegiatan seperti manusia. Gaya bahasa ini dipakai agar manusia bisa memahami Allah yang sesungguhnya jauh daripada bisa diselami dan dimengerti oleh umat manusia.

CA

Balas
HambaAllah
14 Juni 2011 4:15 am

*
Menurut Alkitab, bumi dan langit ditopang oleh tiang. Ayub 9:5–6, “Dialah yang memindahkan gunung-gunung dengan tidak diketahui orang, yang membongkar-bangkirkannya dalam murka-Nya; yang menggeserkan bumi dari tempatnya, sehingga tiangnya bergoyang-goyang.” Ayub 26:11, “Tiang-tiang langit bergoyang-goyang, tercenang-cengang oleh hardik-Nya.”mMazmur 75:3–4, “Apabila Aku menetapkan waktunya, Aku sendiri akan menghakimi dengan kebenaran. Bumi hancur dan semua penduduknya; tetapi Akulah yang mengokohkan tiang-tiangnya.”

Perbandingannya dengan ayat Al-Quran: Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik” (Qs 31:10).

Balas
staff
15 Juni 2011 5:11 pm
Balasan ke  HambaAllah

~
Saudara Hamba Allah,

Kata ‘tiang’ tentunya tidak berarti harus satu tonggak yang menjulang tinggi ke langit. Ini semua hanyalah semata gaya bahasa tertentu dari pencatatan atau pengkalimatan sebuah kitab. Semua kitab juga memiliki gaya bahasa seperti ini. Al-Quran adalah contoh kitab yang sangat banyak menggunakan gaya bahasa seperti ini.

Dalam sastra, ada terdapat banyak gaya bahasa dalam penulisannya. Gaya bahasa – gaya bahasa seperti ini dinamakan majas. Saudara, kami persilahkan untuk boleh mempelajari tentang tata bahasa dan kesusasteraan. Adalah terlalu berlebihan untuk menganggap bahwa pemakaian gaya bahasa juga tak diperbolehkan dalam Kitab Suci.

CA

Balas

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Kisah Mukmin menemukan Surga Melalui Mimpi Baik Dari Allah
  • Cara Bertaubat Dari Dosa Zina Yang Pasti Allah Terima!
  • Kisah Mukmin Saudi Mengalami Keajaiban Sembuh dari Kanker!
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?
  • Benarkah Natal Bagi Umat Islam dan Nasrani Membawa Kedamaian?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah
  • 4 Fakta Penting Tentang Isa Al-Masih dari Surah Al-Baqarah
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?
  • 5 Mukjizat Nabi Isa Dalam Al-Quran Yang Muslim Wajib Ketahui
  • 5 Fakta Menarik Dari Kisah Kelahiran Nabi Islam dan Isa Al-Masih

Artikel Yang Terhubung

  • Apakah Sejarah Mencatat Alkitab Telah Diubah?
  • Apakah Ada Perubahan dalam Injil?
  • Adakah Bukti bahwa Alkitab sudah Dipalsukan?
  • Apakah Benar Taurat Dan Injil Yang Sekarang Tidak Murni?
  • Bagaimana cara Muslim Membedakan Antara Injil Palsu dan…

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2023 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami

wpDiscuz