Umat Islam dan Nasrani setuju dengan pernyataan ini. “Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan.”
Memang ada banyak pertanyaan maupun kesalahpahaman. Umat Islam berpikir bahwa umat Nasrani percaya bahwa Allah diperanakkan.
Saya masih ingat dengan jelas ketika pertama kali mendengar kalimat ini. Kala itu saya sedang duduk di serambi rumah. Kami tinggal di kota kecil di Jawa Timur.
Beberapa anak SMP berjalan kaki pulang dari sekolah. Mereka melihat saya dan langsung berteriak: “Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan!”
Peristiwa ini membuat saya sadar bahwa rupanya banyak orang salah paham. Padahal umat Nasrani setuju sepenuhnya dengan pernyataan pada Qs 112:3. “Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan.”
Mari kita lihat pembahasan istilah ini. Anda akan mengerti kedalaman artinya. Baik bagi umat Islam maupun Nasrani.
Sudut Pandang Dari Akidah Islam
Sebenarnya apakah maksud Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan? Umat Islam percaya Allah adalah pribadi suci. Ia Maha Esa.
Berbeda dengan manusia yang lahir dari proses biologis. Manusia memiliki ayah dan Ibu. Namun Allah bukanlah manusia yang bisa beranak. Karena hal inilah maka umat Islam sulit menerima istilah “Anak Allah”.
Sebenarnya umat Nasrani dalam hal ini memiliki pandangan yang sama. Umat Nasrani juga percaya Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan. Mengapa demikian? Mari kita simak penjelasannya.
Penjelasan Kata Figuratif Dan Harfiah
Mari kita mulai dengan melihat ada banyak frasa yang merupakan bentuk figuratif. Hal ini adalah simbol atau kiasan. Tujuannya menjadi gambaran untuk menyatakan kedalaman arti.
Contohnya istilah “kursi Allah” yang meliputi langit dan bumi pada Qs 2:25. Kita pasti paham Allah adalah dzat rohani. Ia tidak duduk dalam kursi nyata seperti yang manusia ketahui.
Contoh lainnya ungkapan “Muhammad adalah kekasih Allah”. Tentu hubungan “kekasih” ini bukan seperti layaknya hubungan manusia lainnya. Kita mengerti ungkapan tersebut kiasan/figuratif.
Demikian juga istilah “anak”. Secara umum kata ini banyak dipakai sebagai kata figuratif. Contohnya istilah “anak Boyo”. Tentu artinya bukan kota Surabaya melahirkan anak. Melainkan, orang tersebut berasal dari Surabaya.
Ada banyak pemakaian figuratif lainnya. Beberapa contoh adalah istilah: anak kunci, anak tangga, anak kapal, anak kalimat, dan sebagainya.
Demikian juga cara pandang kita saat melihat ayat suci dalam Injil. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal. Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Yohanes 3:16). Frase “Anak-Nya yang tunggal” di ayat tersebut adalah figuratif.
Tidak pernah orang Nasrani berkata Allah memiliki anak secara biologis. Pemakaian istilah ini hanyalah kiasan. Tidak ada yang menyatakan Allah melakukan hubungan biologis dengan Maryam.
Dalam hal ini umat Nasrani sepakat dengan pernyataan pada Surah 4:171. Memang benar Allah tidak memiliki anak secara biologis. Istilah “Anak Allah” adalah kiasan yang memiliki makna penting. Karena itu mari kita lihat pengertiannya.
Kedalaman Arti Dari Istilah “Anak Allah”
Memang benar Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan. Istilah “Anak Allah” memiliki makna yang dalam.
1. Menyatakan satu dzat/esensi dengan Allah.
Sama seperti anak kambing adalah kambing. Anak manusia adalah manusia. Demikian juga “Anak Allah” menyatakan sehakikat dengan Allah (Injil, Yohanes 10:30).
Seperti halnya istilah “Anak Suroboyo” berasal dari Surabaya. Demikian juga istilah “Anak Allah” menyatakan berasal dari Allah. Namun tentu bukan berarti anak biologis Allah.
Istilah Anak Allah menyatakan keilahian Isa Al-Masih. Ia satu esensi dengan Allah. Isa berasal dari Allah dalam kekekalan. Isa bukan diciptakan.
2. Menyatakan kedekatan hubungan dengan Allah.
Kitab Allah menyatakan Allah mengasihi manusia. Walaupun Maha Kuasa, Ia mau dekat dengan manusia.
Kedekatan ini tergambar sebagai hubungan antara bapa dan anak. “Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia” (Zabur 103:13).
Istilah Isa adalah anak Allah menyatakan kedekatan hubungan-Nya dengan Allah. Juga menjadi teladan agar manusia yang mengimani-Nya bisa mendekat pada Allah.
3. Merupakan pernyataan Allah bagi manusia.
Karena Isa satu esensi dengan Allah, maka Isa menjadi pernyataan sempurna bagi manusia (Kalimatullah). “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah. Tetapi Anak Tunggal Allah [Isa Al-Masih], yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya” (Injil, Yohanes 1:18).
Isa adalah Kalimatullah (Qs 4:171). Allah dan Firman-Nya adalah satu. Inilah tauhid yang sebenarnya. Karena tidak mungkin Allah terpisah dari perkataan-Nya.
Karena Itu Isa dapat menyatakan kebenaran Allah bagi manusia. Menjadi petunjuk jalan lurus untuk mendekat pada Allah.
Jadi jelas istilah Isa “Anak Allah” adalah figuratif. Bukan berarti Allah mempunyai anak dari Maryam secara biologis.
Allah Maha Kuasa Sanggup Menjelma Menjadi Manusia
Saya pernah tukar pikiran dengan teman-teman Muslim. Saya bertanya: “Allah Maha Kuasa. Dapatkah Ia masuk Stadion Surabaya?” mereka menjawab: “Allah Maha Kuasa. Tentu dapat masuk ke mana Ia berkehendak.”
Saya bertanya lagi. “Apakah Allah dapat masuk rumah kami?” Jawabannya sama. Demikian juga “Apakah Allah dapat masuk ke ruang tamu dimana kita duduk?” jawabannya sama lagi.
Saya melanjutkan. “Jika demikian sanggupkah Allah masuk ke dalam rahim wanita muda? Sanggupkah Ia menjelma menjadi manusia?” Akhirnya mereka menjawab: “Jika Ia berkehendak, tentu saja bisa.”
Isa Al-Masih adalah Kalimat Allah (Kalimatullah) yang Maha Kuasa. Ia masuk ke dalam rahim Siti Maryam. “… Dia [Isa Al-Masih, Allah] yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia …” (Injil, 1 Timotius 3:16)
Istilah “Anak Allah” menyatakan Allah menjelma menjadi manusia. Ia yang adalah Ruh menjelma untuk menjadi pernyataan Allah (kalimatullah) bagi manusia.
Tujuan Kalimat Allah (Kalimatullah) Menjelma Menjadi Manusia
Isa datang ke dalam dunia untuk menyatakan kasih Allah. Dosa memisahkan manusia dari Allah. Ia memberikan jalan agar manusia berdosa bisa mendekat kepada Allah.
“Pada zaman dahulu banyak kali Allah berbicara kepada nenek moyang kita melalui nabi-nabi. … Tetapi pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya [Isa Al-Masih]. … Dialah gambar yang nyata dari diri Allah sendiri. … Ia memungkinkan manusia untuk dibebaskan dari dosa-dosa mereka …” (Injil, Ibrani 1:1-3 BIS).
Jika Anda mengimani Isa maka Anda akan menerima kalimat Allah yang menjadi petunjuk hidup manusia. Anda akan mendapat pengampunan dosa. Juga mendapat kebenaran untuk menuntun kehidupan.
Bukan hanya itu saja, melalui Isa bahkan manusia bisa “mendekatkan diri” kepada Allah yang Maha Kudus. Kita diangkat menjadi “anak-anak-Nya” juga. “Lihatlah betapa Allah mengasihi kita. Sehingga kita diakui sebagai anak-anak-Nya …” (Injil, 1 Yohanes 3:1 BIS).
Sangat indah untuk bisa beribadah dekat dengan Allah. Maukah Anda menerima pernyataan kasih Allah (Kalimatullah) bagi manusia ini? Mari mengimani Isa!
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staf Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Bagaimana pandangan Saudara tentang makna “Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan?”
- Mengapa seharusnya kita menginterpretasikan frasa “anak Allah” secara figuratif, bukan harfiah?
- Jika Allah Maha Kuasa, mengapa Allah tidak bisa menjadi manusia? Mengapa Isa menjadi manusia?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Allah Tidak Beranak Dan Tidak Diperanakkan” Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
*
Kalau ada yang bilang “Atas nama Bapa, Putra dan Roh Kudus” itu salah ya berarti harusnya Atas nama Bapa, kalimat dan Roh Kudus”? Begitu maksud admin?
Lagipula ayat mengenai Allah tidak beranak dan diperanakkan bukanlah mengenai ajaran anda, namun mengenai ajaran-ajaran agama penyembah berhala yang masih banyak berkembang di sana. Dan harusnya tak perlu terlalu ge-er untuk selalu menghubungkan Islam dengan ajaran Kristen.
~
Saudara Bagas,
Kalimat “Atas nama Bapa, Putra dan Roh Kudus” dengan kalimat “Atas nama Bapa, kalimat dan Roh Kudus” sama saja. Karena Kalimat Allah disebut juga sebagai Anak/Putra Allah.
Mungkin saudara Bagas berpendapat demikian, bahwa kalimat dalam Al-Quran yang mengatakan Allah beranak bukan orang Kristen yang dimaksud. Tetapi kenyataanya hampir seluruh umat Muslim percaya bahwa Tuhan yang disembah oleh orang Kristen adalah Tuhan yang mempunyai anak, yaitu Isa Al-Masih.
Bahkan Al-Quran dengan keji mengutuk orang yang mengatakan bahwa Isa Al-Masih adalah Anak Allah. Pada hal saudara Bagas sendiri tahu, bahwa Kekristenan tidak pernah mengajarkan Allah mempunyai anak biologis.
~
SO
*
Saya setuju dgn Sdr. Bagas, seharusnya disebut atas nama “Bapa, Kalimat dan Roh Kudus,” karena kalau “Putera” artinya punya Bunda (Ibu) dan tidak adil kalau tidak disebutkan. Yesus sebagai “Putera” kan tidak langsung nongol begitu saja tanpa punya Ibu.
Jadi seharusnya Tuhannya Kristen itu bukan 3 dalam 1 (Trinitas), tapi 4 dalam 1 (Quadnitas?) yaitu “Bapa, Bunda (Maria), Putera (Yesus) dan Roh Kudus” Itu baru adil karena lengkap “gender”nya.
~
Saudara Mitra,
Silakan membaca penjelasan kami untuk komentar saudara Bagas di atas.
Perlu saudara ketahui, bahwa kami tidak pernah menyembah tiga atau empat Tuhan. Kami menyembah Tuhan yang Maha Esa. Silakan saudara membaca baik-baik penjelasan tentang makna Tritunggal dan “Anak Allah” pada artikel di atas. Dan kiranya saudara tidak membuat persepsi sendiri.
Terimakasih!
~
SO
*
Tidak benar jika Isa Al-Masih adalah seorang Tuhan yang masuk ke dalam rahim Maryam. Alangkah terhinanya seorang Tuhan harus dilahirkan melalui rahim seorang wanita. Bukankah Tuhan di atas segala-galanya.
Tuhan tidak diperanakan. Tuhan hanyalah Allah, dan Isa Al-Masih utusan-Nya khusus untuk umat Israel. Ajarannya tidak berlaku bagi seluruh umat manusia.
~
Saudara Abdullah,
Mengenai kebenaran ketuhanan Isa Al-Masih, sepertinya kami sudah beberapa kali menjelaskan kepada saudara. Silakan saudara membaca kembali penjelasan dari kami juga artikel-artikel yang kami berikan.
Secara logika manusia, memang mustahil Tuhan dilahirkan oleh seorang manusia. Tetapi saudara juga harus ingat, bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Tuhan bisa datang kemanapun dan dengan cara apapun sesuai yang Dia inginkan.
Menurut saudara apa yang dilakukan Allah begitu terhina. Tapi kami melihat hal ini adalah bukti kasih Allah kepada manusia. Salah satu ayat kitab suci mengatakan, “Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya” (Taurat, Kitab Ulangan 32:10).
Lihatlah betapa berharganya manusia di mata Tuhan, sampai-sampai Dia menjadi umat-Nya seperti menjaga biji mata-Nya sendiri.
Masihkah saudara akan membatasi Allah dengan logika manusia?
~
SO
*
Kalamulah atau Kalimat Allah adalah firman Allah atau wahyu Allah dengan perkataan malaikat Jibril.
“Lalu Kami mengutus ruh Kami (Jibril) kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna”(Qs 19:17).
Dia adalah malaikat yang berkata, “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Rabbmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci” (Qs 19:19).
~
Terimakasih untuk penjelasannya Pak Ustad. Dari ayat yang Pak Ustad kutip di atas, dikatakan bahwa Isa adalah seorang anak laki-laki yang suci. Bahkan Al-Quran tidak pernah mencatat bahwa semasa hidup-Nya, Isa Al-Masih pernah berdosa. Dengan kata lain, Isa Al-Masih tetap suci dari lahir hingga Dia diangkat naik ke sorga.
Pertanyaan kami untuk Pak Ustad, selain Allah, adakah manusia yang suci? Karena setahu kami, Al-Quran sendiri mencatat bahwa Muhammad adalah orang berdosa.
Kiranya Pak Ustad tidak keberatan untuk membantu menjelaskan. Terimakasih!
~
SO
*
Yang dimaksud dengan tauhid (keesaan) Allah adalah, bahwa Allah Esa. Kesan pertama tentang Allah pada orang Muslim adalah, kesan bahwa Dia berdikari. Dia adalah Wujud yang tidak bergantung pada apa dan siapa pun dalam bentuk apa pun. Dalam bahasa Al-Quran, Dia adalah Ghani (Absolut). Segala sesuatu bergantung pada-Nya dan membutuhkan pertolongan-Nya.
Kaum filosof menggambarkan Allah sebagai eksis sendiri, atau sebagai wujud yang eksistensi-Nya wajib. Kesan kedua tentang Allah pada setiap orang adalah, bahwa Allah adalah Pencipta. Dialah Pencipta dan sumber final dari segala yang ada. Segala sesuatu adalah “dari-Nya”. Dia bukan dari apa pun dan bukan dari siapa pun. Menurut bahasa filsafat, Dia adalah “Sebab Pertama”
Setiap orang berpikir tentang Allah. Dan ketika berpikir tentang Allah, dalam benaknya ada konsepsi ini. Kemudian dia melihat apakah sebenarnya ada suatu kebenaran, kebenaran yang tidak bergantung pada kebenaran lain, dan yang menjadi sumber dari segala kebenaran. Arti dari Tauhid Zat Allah adalah bahwa kebenaran ini hanya satu, dan tak ada yang menyerupai-Nya.
*
“Allah Tidak Beranak Dan Tidak Diperanakkan” Apa Yesus “tidak diperanakkan” ?
~
Saudara Sayaku,
Kami dan umat Kristen lainnya setuju bahwa Allah tidak pernah mempunyai anak biologis dan juga Allah tidak diperanakkan.
Mengenai Isa Al-Masih, tujuan Dia datang ke dunia adalah untuk menyelamat manusia. Untuk memenuhi misinya tersebut, Dia harus menjadi manusia agar Dia dapat menyampaikan tujuan kedatangan-Nya kepada manusia. Sebagai seorang manusia, menurut saudara dengan cara apakah Isa datang ke dunia? Apakah ada cara lain bagi seseorang hadir ke dunia ini selain melalui proses kelahiran?
Perhatikan ayat ini, “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Injil, Rasul Lukas 2:11). Berita kelahiran-Nya saja sudah diberitakan oleh malaikat Allah, masih banyak orang yang meragukan Dia, termasuk saudara Sayaku, apalagi bila Dia tiba-tiba muncul?
Saudara Sayaku, Allah memang Maha Kuasa. Karena Dia Maha Kuasa, maka saudara tidak dapat membatasi Allah untuk melakukan segala hal yang ingin Dia lakukan. Termasuk menjadi manusia!
~
SO
*
Roh Kudus adalah Malaikat Jibril. Malaikat Jibril berkata kepada Maryam bahwa Allah akan memberinya anak.
Penciptaan Isa sama seperti penciptaan adam “sesungguhnya akumenciptakan manusia (Adam) dari tanah, maka apabila telah sempurna maka aku tiupkan roh (ciptaanku) kepaapdanya” (38: 71-72)
~
Roh Kudus dan Malaikat Jibril berbeda. Roh Kudus adalah bagian dari Tri-Tunggal Allah yang akan tinggal dalam diri setiap orang percaya. Silakan membaca artikel pada link ini: http://tinyurl.com/d6tfsdu.
Saudara salah, penciptaan Isa Al-Masih dan Adam jauh berbeda. Dari ayat yang saudara kutip sudah jelas dikatakan bahwa Adam diciptakan dari tanah oleh Allah. Bagaimana dengan Isa Al-Masih? Perhatikan ayat ini: “Ingatlah, ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)” (Qs 3:45)
Malaikat Jibril mengatakan kepada Maryam, bahwa Allah akan memberikan Kalimat-Nya, yaitu Isa Al-Masih. Dalam Al-Quran kami tidak pernah menemukan ayat yang mengatakan bahwa Isa Al-Masih diciptakan dari tanah sebagaimana Adam diciptakan Allah dari tanah.
~
SO
*
Yesus adalah Tuhan yang menjadi manusia. Hanya terkadang manusia terlalu mengandalkan logikanya. Akibatnya tidak mungkin bisa menyelami maksud Tuhan itu sendiri. Banyak bukti zaman kini yang bisa kita peroleh yang membuktikan kebenaran Alkitab.
~
Kepada saudara Joe Andrew,
Maaf sebelumnya bila komentar saudara kami hapus. Menurut kami komentar saudara melanggar aturan yang sudah kami tetapkan, karena menurut kami isi komentar saudara dapat menyinggung orang lain yang membacanya.
Untuk itu, kami terpaksa menghapus komentar saudara.
Kiranya saudara dapat maklum.
~
SO
*
Allah dalam Kristen,
Katekismus Singkat Westminster mendefinisikan Allah sebagai roh, yang tidak terbatas, kekal, dan tidak berubah, dalam pengetahuan-Nya, dalam kebijaksanaan-Nya, dalam kekuasaan-Nya, dalam kekudusan-Nya, dalam keadilan-Nya, dalam kebaikan-Nya, dan dalam kebenaran-Nya.
Dalam konsep terdapat 5 eksistensi mutlak Allah:
Allah Kekal. Tidak berawal dan tidak berakhir (Keluaran 3:14, Ibrani 7:3, Wahyu 1:8, Wahyu 22:13)
Allah Esa (Ulangan 6:4, Yesaya 45:5,21, ;1 Timotius 1:17)
Allah tidak berubah-ubah (Maleakhi 3:6, Yakobus 1:17)
Allah tidak ada persamaannya (Mazmur 86:8, Yesaya 40:25, II Samuel 7:22)
Allah Maha Kuasa. Khalik (Pencipta) langit dan bumi serta segala isinya yang kelihatan maupun tidak (Kejadian 1:1-31).
Tiga Kodrat Allah Dalam Iman Kristiani: Menurut iman Kristiani, Allah sebagai oknum/pribadi memiliki dalam diri-Nya 3 (tiga); kodrat kuasa-Nya atau kodrat Ketuhanan-Nya, yaitu:
1. Mencipta: Kuasa Mencipta ini dalam Injil disebut oleh Yesus dengan predikat BAPA (Matius 11:25, lukas 10:21)
2. Berfirman: Kuasa berfirman (dan bertindak) ini dalam Injil disebut oleh Yesus dengan predikat ANAK (Yohanes 1:14, Yohanes 1:18, Matius 16:16)
3. Roh Allah: Roh Allah yang berkuasa memelihara, mengayomi, membimbing dan menolong ini dalam Injil oleh Yesus disebut dengan Roh Kudus (Yohanes 14:16-17, Yohanes 14:26, 15:26).
*
Saudara Bagas,
Doktrin Kristen dari dulu sampai sekarang sememangnya adalah Bapa, Putra dan Roh Kudus.
Mengherankan mengapa Tuhan Islam tidak tahu tentang kepercayaan umat Kristen. Di mana Tuhan Islam mengatakan dalam Al-Quran bahwa umat Kristen menyembah tiga Tuhan. Yaitu Allah Bapa, Anak Allah (Isa Al-Masih Putra Maryam), dan Isteri Allah yaitu Ibu Isa Al-Masih.
Umat Kristen ketika itu memuja Maria bukan kerana Maria adalah Tuhan. Tidak pernah umat Kristen menganggap Maria Tuhan dalam Rritunggal.
Mengherankan bagaimana Tuhan Islam salah mengenai Maria, sehinggakan Tuhan Islam menurunkan wahyunya dan mengatakan umat Nasrani ketika itu kafir kerana menyekutukan Maria selain Putranya dengan Tuhan yang esa.
Tambahan juga bahwa yang mengatakan Maria adalah satu daripada Tritunggal sudah lama sebelum Al-Quran seperti Nestorian. Mungkin juga Nabi Islam ketika itu pernah masuk di gereja-gereja dan melihat gambar Maria, lalu menganggap Maria adalah juga Tuhan. Lalu mengatakan umat Kristen adalah kafir.
*
Saudara Ustad,
Bilakah Tuhan menyampaikan Isa Al-Masihi kepada akhir ajal-Nya dan mengangkat Isa kepada-Nya yakni ke surga?
Setujukah ustad bahwa menurut Al-Quran, Tuhan Islam telah mengangkat Isa kepada-Nya terlebih dahulu sebelum Isa disalibkan yakni dibunuh atau dimatikan? Artinya sangkalan bahwa Yesus tidak mati disalib bukanlah Al-Quran yang terdahulu, sudah ada teks-teks yang awal yang menyangkal bahwa Yesus tidak mati disalib.
Malangnya semua teks tersebutlah yang membuat cerita tidak benar, kerana kejadian penyaliban Yesus ada tercatat dalam sejarah kerajaan Roma sehingga hari ini. Hal ini bolehlah disamakan seorang ibu yang diberitahu bahwa anaknya sudah mati akibat lemas di laut tetapi ibu tersebut tetap tidak percaya dan mengatakan anaknya masih hidup.
Entah bagaimana Tuhan Islam menurunkan wahyunya di Gua Hira turut mengikuti kepercayaan para kafiriun selama itu.
*
To: Abdullah,
Alasan saudara di atas menandakan bahwa saudara tidak terlalu memahami agama sendiri. Saya sarankan agar saudara mengerti terlebih dahulu apa arti Isa Al-Masih, apakah sebuah anama ataukah sebuah gelar. Dan kata utusan diubah menjadi anak, apakah Isa hanya sebagai utusan? Kalau Anda Islam, Anda bisa bs perdalam keberadaan Isa di dalam Islam.
Kata Allah diubah menjadi Bapa, karena orang yang percaya ingin memiliki hubungan yang sangat dekat dan juga mengharapkan warisan Kerajaan Surga, bagi yang tidak mau mengaku Allah sebagai Bapanya, tentu tidak mungkin mendapatkan warisan tersebut, dan kata Nasrani dan Kristen tidaklah berbeda karena adalah 1 percaya akan Isa Al-Masih. Banyak kenyataan yang harus Anda saksikan akan kebenaran Isa atau Yesus.
*
Apa mungkin Pencipta sama dengan yang diciptakan-Nya? Jadi apa beda manusia dengan pencipta-Nya? Allah tidak berubah-ubah dan tidak ada persamaannya? Jadi kenapa Yesus disebut Tuhan?
Yesus kan alfa dan omega, artinya punya awal dan akhir. Saat Kalimat Tuhan menjelma jadi manusia (Yesus), bagaimana dengan keberadaan Bapa dan Roh Kudus? Kenapa Yesus masih berseru untuk menyembah Bapa, bukan dirinya sendiri?
~
Saudara Askar,
Ketika Kalimatullah datang ke dunia, Dia ingin menyatakan secara langsung diri-Nya kepada manusia. Agar Dia dapat bercakap-cakap dengan manusia, Dia harus menggunakan bahasa manusia. Caranya? Satu-satunya adalah menjadi manusia.
Apakah Tuhan bisa menjadi manusia? Mengapa tidak? Lalu apa beda Pencipta dengan manusia? Ketika Dia di dunia, wujudnya sama dengan manusia. Tetapi, yang membedakan Dia dengan manusia adalah keilahian-Nya.
Lihatlah, walau Kalimatullah dibungkus daging manusia dalam diri Yesus, tetapi Dia dapat melakukan hal-hal yang hanya dapat dilakukan Allah saja. Seperti: Mengampuni dosa seseorang dan menghidupkan kembali orang yang sudah mati. Dimana hal tersebut hanya dapat dilakukan oleh Tuhan saja. Dan lagi, selama Yesus di dunia, Dia tetap suci. Dimana suci adalah salah satu sifat dari Allah.
Saudara Askar, “Alfa dan Omega” itu artinya bukan “punya awal dan akhir.” Tetapi “kekal.” Perhatikan ayat ini: “Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir” (Injil, Kitab Wahyu 22:13).
Ada satu artikel yang sangat bagus yang dapat saudara baca untuk mendapatkan lebih detail atas pertanyaan saudara di atas. Silakan membaca artikel ini: http://tinyurl.com/9wz6fz9.
~
SO
*
Allah memberi karunia akal, pikiran dan logika yang tidak melebihi kemampuan batas manusia untuk mengenal sang Maha Pencipta.
Pemahaman tentang Trinitas tentu saja sangat membingungkan dan menyesatkan. Kalau Allah Maha Esa, pastinya hanya ada Bapa saja karena Yesus dalam Injil selalu berseru untuk menyembah hanya kepada Allah (Bapa) saja. Kalau memang Yesus itu Tuhan berarti saat berada didunia, tak lepas dari predikat Trinitas. Artinya, bukan hanya Yesus, tapi Bapa dan Roh Kudus juga ada bersama Yesus saat Yesus berada di dunia.
Tapi kenyataannya, dalam Injil-pun menyebutkan kalau Yesus selalu menyebut dan bahkan berseru untuk menyembah Bapa. Kalau kemudian Yesus disebut juga sebagai Tuhan, bukankah sudah ada lebih dari satu Tuhan selain Bapa dan Roh Kudus?
Cobalah dipahami dengan akal dan pikiran terbuka, jangan hanya menelan mentah-mentah dogma gereja yang sudah ribuan tahun dicangkok oleh Paulus.
Terimakasih.
~
Saudara Sayaku,
Kami lebih setuju dengan pernyataan “Allah tidak dapat dimengerti hanya dengan mengandalkan akal, pikiran, dan logika. Allah perlu dimengerti dengan iman!” Bila saudara mengandalkan logika dan pikiran saudara untuk mengenal kebesaran Allah, maka saudara akan mengatakan bahwa kebesaran Allah yang diimani oleh orang Kristen adalah menyesatkan. Tetapi bila saudara mengenal Dia dengan iman saudara, maka saudara akan mengaminkan firman yang berakta, “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil” (Injil, Rasul Lukas 1:37).
Kata “Tritunggal” mengacu kepada kepercayaan bahwa Allah berwujud sebagai kesatuan dari tiga pribadi yang berbeda: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Dimana masing-masing memiliki sifat-sifat yang hanya Allah saja bisa miliki. Perhatikan ayat ini, “Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (Injil, Rasul Besar Matius 3:16-17)
Untuk mengerti Tritunggal Allah memang bukanlah hal yang mudah. Namun, bukan berarti kepercayaan ini menyesatkan. Tapi, inilah bukti kebesaran Allah, yang hanya dapat kita mengerti dengan pertolongan dan hikmat dari Allah itu sendiri. Bukan dengan akal, pikiran, dan logika manusia yang terbatas.
~
SO
*
Saudara staf Isa dan Islam,
Perhatikan ayat ini: “Ingatlah, ketika Malaikat berkata:”Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)”
Artinya: Melahirkan utusan Allah, nabi Allah.
~
Pak Ustad,
Kami sudah membaca ayat di atas, dan kami tidak menemukan kesalahan dalam kami menjelaskannya. Atau mungkin, adakah yang ingin ustad jelaskan dari ayat tersebut?
~
SO
*
Mengapa harus melalui Yesus? Bukankah Allah dekat dengan kita, bahkan lebih dekat dari urat leher
Jika ada orang dianiaya, pasti dibalas oleh Tuhan walaupun Tuhan itu tidak menjelma sebagai manusia. Dan satu lagi, berarti setiap orang yang berkata bijak adalah Tuhan?
~
Saudara Alex,
Tujuan Yesus datang ke dunia bukan untuk membalas orang yang salah. Atau menghukum orang berdosa. Coba saudara pikirkan, jika setiap orang berdosa dihukum oleh Tuhan, menurut saudara apakah masih ada orang yang layak masuk sorga? Tidak akan ada, bahkan Muhammad pun tidak!
Menurut saudara, bila Tuhan datang ke dunia dalam wujud-Nya yang sebenarnya, apakah Dia dapat berbicara dengan manusia secara langsung? Adakah manusia yang dapat melihatnya? Jelas tidak!
Agar Tuhan dapat secara langsung menyatakan diri-Nya kepada manusia, maka keilahian-Nya harus terlebih dahulu dibungkus dengan daging. Itulah sebabnya Dia datang dalam wujud Yesus/Isa Al-Masih. Sebab, hanya dengan cara demikianlah Dia dapat langsung menyatakan diri-Nya dan kasih-Nya kepada manusia, lewat perkataan serta perbuatan-Nya.
Maaf, kami kurang mengerti dengan kalimat saudara: “berarti setiap orang yang berkata bijak adalah Tuhan?”
~
SO
*
Roh atau roh ( Ibrani רוח baca: ru-ach ) adalah unsur ketiga yang membentuk kehidupan manusia. Paulus menyebutkan bahwa manusia terdiri dari tiga unsur: roh, jiwa dan tubuh (1 Tes 5:23). Unsur tubuh jasmani adalah wadag yang dapat kita raba, jiwa disebut juga nyawa ada di dalam darah, sedangkan unsur ketiga yaitu roh adalah yang memberi manusia kesadaran. Tubuh jasmani dapat binasa, tetapi roh manusia bersifat kekal.
5:23 Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.
Allah adalah Roh Kepercayaan Kristen mengakui bahwa Allah adalah Roh (Yohanes 4:24). Yesus Kristus menyebut Allah sebagai bapa Bapa sehingga dalam pemahaman Kristen, maka Bapa juga adalah Roh (Yohanes 4:24) Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”
Roh Kudus adalah Roh Allah sendiri, atau Roh TUHAN itu sendiri. Roh Kudus tidak diciptakan, melainkan keluar dari Bapa (Yohanes 15:26). Roh Kudus hanya satu, namun dapat sekaligus memenuhi sejumlah besar manusia dan memberikan rupa-rupa karunia Roh (1 Korintus 12:4)
(Yohanes 15:26) Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.
*
Arwah adalah roh manusia yang sudah meninggal dunia. Kristen mempercayai bahwa setiap arwah orang benar, ketika mereka meninggal, arwahnya ditempatkan oleh Malaikat Tuhan ke Firdaus Allah yaitu ke pangkuan Abraham (Lukas 16:23), sedangkan orang yang tidak benar maka arwahnya akan ditempatkan di Hades.
Roh-roh jahat Iblis disebut juga Satan dipercayai Kristen sebagai seorang pribadi roh (tunggal, bukan jamak) yang berasal dari penghulu malaikat yang memberontak kepada Allah, lalu diusir dari Sorga.
Setan-setan yang juga disebut roh-roh jahat bermakna banyak, adalah sepertiga jumlah malaikat yang terpengaruh Iblis, ikut memberontak, dan lalu diusir dari Sorga, dan dijatuhkan ke Bumi. Baik Iblis maupun roh-roh jahat mempunyai kecenderungan menggoda umat manusia supaya berbuat dosa agar kelak mendapat hukuman Tuhan di Neraka setelah Hari Penghakiman.
*
Saudara Steve,
Sekali lagi saya tanya, adakah Al-Quran mengatakan Tritunggal? Bagaimana anda menyimpulkan bahwa ayat itu mengenai Tritunggal?
Saya beri penjelasan. Tau Nestorian? ya, Nestorian menganggap Maria adalah Tuhan. Ingat Nestorian juga salah satu denom Kristen.
Jadi ketika Al-Quran menyebut Yesus dan Maria adalah Tuhan selain Allah, benar sekali, karena memang Maria adalah Tuhan bagi denom Kristen setempat.
Itu yang harus anda pahami.
~
Saudara Bagas,
Walaupun Nestorian atau denominasi Kristen lain mengakui Maria adalah Tuhan, tetapi kami sebagai pengikut Isa Al-Masih hanya berpegang pada kebenaran firman Allah. Kitab Suci mengatakan bahwa Maria hanyalah seorang wanita sholehah yang dipilih Allah untuk melahirkan Kalimatullah, yaitu Isa Al-Masih ke dunia.
“Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” –yang berarti: Allah menyertai kita” (Injil, Rasul Besar Matius 1:23)
Walaupun Maria dilebihkan di antara wanita lain, tapi peran dia hanya sampai di situs, tidak lebih. Injil tidak pernah mengajarkan kepada orang percaya untuk mengimani Maria sebagai Tuhan.
Dan lagi, apakah Tuhan yang mewahyukan Al-Quran tidak maha tahu? Bagaimana mungkin dia tidak tahu bahwa orang Kristen tidak mengimani Maria sebagai Allah?
~
SO