Jika Anda percaya kehidupan setelah kematian, penting untuk mendapatkan jalan menuju surga Allah, bukan?
Hadits menganjurkan Mukmin untuk banyak mengingat akhirat. “Orang Mukmin yang bagaimanakah yang paling bijak? Beliau menjawab: Orang yang paling banyak mengingat kematian, dan yang paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah orang-orang yang bijak” (Sunan Ibnu Majah 4249). Tujuannya agar bisa mendapatkan surga.
Namun, ada banyak pandangan dan ajaran tentang jalan menuju surga Allah. Ada banyak agama di bumi ini. Masing-masing memiliki pandangannya sendiri.
Agama yang ada di Indonesia saja memiliki banyak perbedaan pandangan.
Mari kita lihat pandangan berbagai agama untuk menemukan jalan lurus. Anda akan mendapatkan keteguhan hati untuk berjalan dalam jalan lurus menuju surga Allah.
Jalan Ke Surga Menurut Agama Bahai
Agama Bahai berasal dari Iran sekitar tahun 1844. Pemeluk Bahai percaya satu Allah. Namun, setiap manusia memiliki sudut pandang sendiri untuk memahami-Nya. Prinsip utama adalah kesatuan esensial semua agama dan umat manusia.
Ajaran Bahai menyatakan tidak ada surga atau neraka, yang ada hanya perjalanan abadi jiwa menuju kesempurnaan. Kebenaran terlihat dari perbuatan baik manusia.
Surga atau neraka hanya simbolik kedekatan dengan Tuhan. Jika manusia penuh kebajikan, inilah surga sejati. Sebaliknya, jika manusia penuh maksiat inilah hukuman terbesar yang sesungguhnya.
Jalan ke Surga Menurut Agama Hindu dan Budha
Agama Hindu dan Budha memang dua agama berbeda. Namun, memiliki kemiripan mengenai pandangan kehidupan setelah kematian.
Kedua agama mengajarkan kehidupan manusia adalah proses penyempurnaan individu. Perbuatan baik manusia selama hidup sangat berpengaruh.
Manusia akan terus reinkarnasi sesuai karma kehidupan. Siklus akan terus berlangsung sampai manusia mampu mencapai kesempurnaan.
Menurut agama Budha manusia yang mencapai kesempurnaan akan masuk ke Nirvana. Sedangkan menurut agama Hindu, atman (ruh manusia) akan menyatu dengan Brahmana.
Jalan Menuju Surga Allah Menurut Agama Yahudi
Agama Yahudi percaya satu Allah. Mereka juga percaya ada surga dan neraka. Untuk bisa masuk ke surga umat Yahudi perlu mentaati seluruh hukum yang berlaku.
Selanjutnya ajaran Yahudi juga percaya Mesias. Yahudi ortodoks mengajarkan kedatangan seorang yang akan membawa kejayaan bagi agama dan bangsa. Namun, ajaran modern menggambarkan sebagai “Zaman Mesias.” Yaitu masa saat agama dan kebudayaan Yahudi berkembang.
Perilaku manusia sangat berpengaruh. Akan menentukan apakah mendapat upah atau hukuman. Baik nanti untuk masuk surga/ neraka, maupun saat kedatangan Mesias.
Jalan ke Surga Menurut Agama Islam
Umat Islam percaya akhirat. Ada kehidupan setelah kematian. Kerinduan Mukmin adalah untuk mendapat jalan lurus ke surga Allah. “Tunjukilah kami jalan yang lurus” (Qs 1:6).
Untuk mencapai surga Allah ada berbagai pintunya. Islam mengajarkan untuk melakukan berbagai kewajiban dasar. Contohnya adalah menjalankan sholat, zakat, puasa, dan juga ibadah haji. Manusia perlu berusaha melakukan kebaikan dan menghindari dosa.
Namun, sebagai manusia tidak tahu bagaimana nanti penilaian Allah. Mukmin berserah pada putusan-Nya. “Janganlah Anda tertipu dengan banyaknya amal ibadah yang telah Anda lakukan, karena sesungguhnya Anda tidak mengetahui apakah Allah menerima amalan Anda atau tidak” (Hasan al-Bashri).
Banyak orang takut neraka karena manusia penuh dosa dan khilaf. Terlebih lagi ada ayat yang menyatakan: “Dan tidak ada seorang pun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan” (Qs 19:71).
Sebagian ahli agama menyatakan neraka di sini adalah neraka yang sesungguhnya. Namun, sebagian lain percaya ini maksudnya melewati jembatan Shirath.
Mukmin percaya setiap manusia untuk mencapai surga perlu melewati jembatan ini. “Tempat yang licin yang dapat menggelincirkan, di sana terdapat besi-besi pencakar, besi-besi pengait dan duri besi . . . Maka orang Muslim akan ada yang selamat, ada yang tercabik-cabik tertunda dan ada yang terlempar ke dalam neraka jahannam” (Shahih Muslim 269).
Tidak ada manusia sanggup sempurna. Apakah Anda yakin bisa melewati jembatan Shirath? Sungguh sulit mempertimbangkan amal dan kebaikan manusia karena banyak juga kesalahannya.
Jalan ke Surga Menurut Praktek Sebagian Umat Kristen Tradisional
Agama Kristen Tradisional selalu percaya akan surga dan neraka. Jalan menuju surga Allah adalah dengan percaya kepada Allah melalui Isa Al-Masih (Yesus). Sayang kepercayaan mereka mengenai jalan ke sorga tidak selalu semata-mata didasarkan pada Kitab Injil.
Sewaktu-waktu mereka mengemukakan banyak peraturan yang perlu diikuti. Misalnya umat perlu mengikuti serangkaian upacara ibadah, mentaati berbagai hukum. Dan juga perlu berbuat baik dan beramal.
Dalam hal ini sewaktu-waktu mereka kemiripan dengan beberapa agama di atas. Semua itu akan menentukan apakah masuk surga atau neraka. Bagi umat Katolik ada juga purgatory. Ini adalah tempat pemurnian bagi jiwa berdosa yang masih terampuni. Jiwa berdosa perlu masuk purgatory sebelum bisa masuk surga.
Jalan Lurus Menuju Surga Allah Melalui Isa Al-Masih!
Umat Nasrani percaya bahwa Allah menyadari manusia penuh dengan dosa. Tidak mungkin manusia berdosa mendekat pada Allah Yang Maha Kudus.
Dalam rahmat-Nya Allah menyediakan jalan lurus ke surga Allah. Jalan ini adalah melalui Isa Al-Masih.
Isa menyatakan Ia adalah jalan yang benar (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6). Karena banyak sekali jalan-jalan lainnya yang membingungkan. “Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut” (Zabur, Amsal 16:25).
Memang manusia membutuhkan rahmat (anugerah) Allah untuk masuk surga. “Allah mengasihi kalian, itu sebabnya Ia menyelamatkan kalian karena kalian percaya kepada Yesus [Isa Al-Masih]. Keselamatan kalian itu bukanlah hasil usahamu sendiri. Itu adalah anugerah Allah” (Injil, Surat Efesus 2:8 BIS).
Allah memberikan rahmat-Nya karena mengetahui manusia pasti tidak akan mampu hidup sempurna. Banyak orang berusaha hidup benar, namun pasti berbuat salah juga.
Orang yang percaya kepada Isa pasti akan selamat, karena itu akan berusaha hidup benar. Bukan untuk mendapatkan surga melainkan karena bersyukur atas rahmat Allah.
Isa Al-Masih adalah pernyataan rahmat Allah bagi manusia. Melalui Isa manusia mendapat pengampunan dosa. Isa menjadi jalan lurus ke surga Allah.
Mungkin Anda dengan setia berdoa, “Tunjukilah kami jalan yang lurus” (Qs 1:6). Isa adalah jalan lurus yang Anda cari. Anda akan bisa tenang mendapatkan kepastian surga! Mari mengimani Isa sekarang!
Untuk memperdalam isi artikel ini dan keselamatan kekal melalui Injil, Anda dipersilakan mempertimbangkan tiga tawaran di bawah ini:
- Membaca Kitab Allah dengan mengunduh Taurat, Zabur, Injil (TZI) dengan klik link ini.
- Menyelidiki Kisah Isa Al-Masih dalam kursus gratis, klik disini.
- Mengimani Isa Al-Masih sebagai Juruselamat. Untuk penjelasan tambahan klik disini.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Banyak Agama, Namun Manakah Jalan Menuju Surga Allah?” Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Peristiwa Besar Kelahiran Nabi Menyatakan Jalan Lurus Mukmin
- Temukan “Jalan Lurus” ke Surga Melalui Doa Surah Al-Fatihah!
- Kesaksian Penganut Islam Radikal Bertemu Isa Sang Jalan Lurus
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Saudara, manakah jalan lurus menuju surga Allah yang memberi kedamaian hati? Jelaskan!
- Mampukah manusia hidup suci untuk bisa masuk surga menghadap Allah yang kudus? Jelaskan jawaban Saudara!
- Bagaimana pendapat Saudara bahwa Isa-Al-Masih adalah jalan lurus untuk mendapatkan rahmat Allah?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikelini,silakan menghubungi kami dengan caraklik link ini.atau SMS ke: 0812-8100-0718
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].