• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Artikel > Kesaksian > Penderitaan > Ceritera Inspiratif Yatim Bagi Mukmin dan Nasrani

Ceritera Inspiratif Yatim Bagi Mukmin dan Nasrani

6 Januari 2020 oleh Web Administrator 11 Komentar

gadis-kecil-yang-bersedih-duduk-sambil-menundukkan-kepalaSi Anu, protagonis cerita inspiratif ini, menempatkan enam bayi di depan tamu. Dia gadis yatim Korea berumur delapan tahun. Tugasnya menyiapkan bayi-bayi panti asuhan untuk pemeriksaan calon orang tua yang mungkin akan mengadopsi mereka. Karena latar-belakang dan kondisinya, Si Anu tidak pernah menduga ia sendiri mungkin akan diadopsi.

Pasangan suami-isteri, orang Barat yang sungguh berbadan besar, berdiri di depannya. Si pria mengambil dan menggendong enam bayi berganti-gantian. Akhirnya ia berlutut di depan Si Anu. Dengan lembut ia menaruh tangannya pada pipi Si Anu. Si Anu sekaligus terharu dan terkejut. Tidak tahu bagaimana memberi respon. Dia meludahi pria itu.

Mengapa Si Anu Menjadi Yatim?

Dalam cerita inspiratif ini kami menamakannya “Si Anu” karena sebelum berumur tujuh tahun ia tidak mempunyai nama. Ayahnya tentara asing yang meninggalkan Korea tanpa menikahi ibunya. Jadi Si Anu anak haram, tanpa ayah (bastar) dan tanpa nama. Di Korea nama anak selalu berasal dari ayahnya. (Jika Anda kenal seseorang yang lahir diluar nikah, bagikan kisahnya di email ini.)

Pada umur lima tahun ibunya terpaksa meninggalkan dia sendirian di stasiun rel kereta api jauh dari rumah. Sejak itu, ia tidak pernah melihat ibunya lagi.

Karena ayahnya orang asing, ia menerima panggilan togee. Ini satu ejekan, panggilan paling kasar dan jelek untuk anak Korea blasteran. Inilah satu-satunya namanya selama beberapa tahun.

Cara Si Anu Mencari Makan

Karena baru berumur lima tahun, ia sangat bingung dan terus berusaha mencari ibunya. Ia mengikuti rel kereta api menuju rumahnya, tetapi gagal. Saat itu bulan Mei. Jadi, dia dapat tidur di ladang bersama anak-anak tunawisma yang lain. Dari mereka, ia mulai belajar bagaimana cara mencuri sayur dari kebun petani untuk dimakan. Kadang-kadang ia juga makan berbagai macam rumput.

Ia juga belajar makan belalang dan tikus. Suatu malam ia mendekati tempat penyembelihan ternak. Di sana ia menemukan ekor babi dan beberapa tulang lembu dan ia makan.

Sesekali seorang petani meminta ia membantu menanam padi. Sore harinya dia mendapat upah semangkok sup hangat.

gua-batu-di-hutanTempat Tidurnya

Pada musim panas Si Anu tidur di ladang. Pada dua musim dingin ia mencari lubang rubah yang cukup besar. Ia memasukkan rumput ke dalamnya dan tidur di sana. Bila terlalu dingin ia mencari pintu dapur rumah yang tidak terkunci. Malam hari tidur di sana. (Di desa Korea, dapur terpisah dari rumah.)

Penderitaan dari Tangan Masyarakat

Karena ia togee (darah campuran) dan juga sering mencuri dari petani, masyarakat sangat membenci dia. Walau umurnya hanya lima-enam tahun, mereka memukul dia dengan bambu serta mengusir dia dari kampung.

Satu waktu mereka mengikat dia pada kincir air yang berputar. Di lain waktu, melemparkannya ke dalam sumur.  Untung dua kali orang datang secara rahasia, menyelamatkan dia serta menyuruh dia segera meninggalkan desa.

Selama tinggal sendirian ia tidak pernah berpikir mengenai adopsi atau panti asuhan. Ia tidak tahu dua kata atau konsep itu. Ia hanya berfokus pada satu hal, mencari makanan.

Si Anu Masuk Kota

Sesudah dua tahun di pedesaan, ia tiba di kota Daejeon.  Sekelompok anak-anak yatim mengundang dia untuk tinggal bersama di bawah kolong jembatan.

Ia merasa senang sekali, karena untuk kali pertama ia mempunyai keluarga walau hanya anak-anak yatim lain. Sayang, sesudah beberapa bulan terjadi wabah menular. Akibatnya semua anak-anak yatim itu meninggalkan kolong jembatan.

Pada waktu pergi Si Anu mencuri semangka dari kereta petani. Beberapa petani menangkap dia dan melemparkannya ke tempat sampah yang ditempati banyak tikus besar dan ganas.

Perawat Menjadi Penyelamat

Pada waktu yang bersamaan, seorang perawat dari Swedia lewat. Ia mendengar tangisan dan teriakan Si Anu. Ia berhenti, terpaku. Dalam hatinya ia mendengar suara Allah, “Anak itu punya Saya” (“She is mine!”).

Perawat itu langsung berpaling, naik ke tempat sampah, mendekati Si Anu dan membawanya pulang ke klinik. Sesudah sembuh dari penyakit menular, mereka memasukkannya ke panti asuhan.

Ketakutan karena Meludahi Tamu

Karena tindakan kasar meludahi pria asing, Si Anu yakin pimpinan akan mengeluarkan dia dari panti asuhan. Jelas ia menjadi sangat takut dan sedih.

Besoknya pimpinan memanggil Si Anu ke kantor. Ia pergi dengan gemetar. Ternyata pria yang diludahinya bersama isterinya duduk di sana. Pemimpin panti asuhan berkata, Si Anu akan pergi bersama mereka.

Isteri pria itu mengantar Si Anu ke kamar lain dan mendandaninya dengan baju baru yang bagus. Mereka memegang tangannya dan membawanya pulang ke rumah mereka.

seorang-wanita-mengepel-lantaiPembantu di Rumah Orang Asing

Sering anak seumur Si Anu menjadi pembantu rumah tangga.

Si Anu tidak keberatan menjadi pembantu di rumah orang asing. Lebih baik dari pada tidur di gua rubah di desa, di kolong jembatan atau bahkan tinggal di panti asuhan.

Malam Pertama di Rumah Orang Asing

Sore itu Si Anu duduk di meja makan dengan mereka. Selesai makan, isterinya memandikan Si Anu dengan air hangat. Ia menunjukkan tempat tidurnya di kamar yang sama dengan mereka. Mereka juga memberi dia nama baru, Stephanie.

Si Anu terus bingung mengapa ia belum menerima penjelasan mengenai tugasnya sebagai pembantu. Ia sungguh takut mereka akan mengembalikannya ke panti asuhan bila ia tidak menjalankan tugas-tugas pembantu seperti semestinya.

Si Anu (Stephanie) Mendapat Informasi yang Membingungkan

Beberapa hari kemudian Stephanie main di luar rumah dan bertemu dengan tetangga. Ia menjelaskan bahwa ia sudah tinggal beberapa hari dengan keluarga barunya. Ia mengatakan bingung karena, sebagai pembantu, ia masih belum menerima penjelasan tugasnya.

Tetangganya terharu. “Stephanie, kamu bukan pembantu mereka! Mereka sudah mengadopsi kamu! Mereka menjadi orang-tuamu, ayah dan ibu kamu!”

Reaksinya pada Berita Aneh

Stephanie terkejut! Tambah bingung! Ia berlari pulang ke rumah.

Terharu dan penuh emosi ia mengatakan pada dirinya, “Sungguhkah saya anak mereka? Sungguhkah saya mempunyai orang-tua?”

Itulah sebabnya mereka memberi saya rok baru! Itulah sebabnya mereka memberi saya nama baru! Itulah sebabnya saya duduk di meja makan dengan mereka! Itulah sebabnya ibu memandikan saya! Itulah sebabnya saya tidur sekamar dengan mereka! Itulah sebabnya mereka tidak memperlakukan saya sebagai pembantu!

Ini luar biasa! Saya seorang togee, bastar, pencuri yang meludahi mereka. Saya yang kotor, kurus, jelek sekali tapi mereka mengingini saya bukan sebagai pembantu tetapi sebagai anaknya sendiri!!!

Apa yang Melepaskan Stephanie dari Ketakutan?

Selama Si Anu menganggap dirinya pembantu, ia mempunyai hubungan bisnis dengan keluarga barunya. Ia hidup cemas dan gelisah. Ia takut mereka akan mengeluarkan dia dari rumah jika tidak mengerjakan tugasnya.

Sesudah ia sadar bahwa ia anak mereka, kegelisahan dan ketakutan hilang!!

keluarga-sedang-berjalan-bergandenganAplikasi Cerita Inspiratif ini Bagi Para Mukmin

Jika kita bersandar pada amal sebagai jalan berkenan pada Allah, kita seperti Si Anu saat menganggap dirinya pembantu rumah tangga. Kita akan sering ragu-ragu, apakah amal cukup. Apakah Allah akan mengijinkan kita masuk surga?

Si Anu hidup gelisah karena yakin bila tidak bekerja, tidak menjadi pembantu yang baik, ia akan dikeluarkan dari rumah. Kegelisahannya hilang, sesudah ia tahu dirinya anak angkat.

Apabila kita menjadi “anak” Allah, kita tidak hidup gelisah lagi mengenai nasib kekal kita. Kita tidak takut lagi apakah Allah akan menolak kita. (Jika Anda merasa tidak yakin akan masuk sorga, email kami.)

Cara Menjadi “Anak Angkat” Allah

Dengan percaya pada Isa Al-Masih sebagai Juruselamat kita menjadi “anak” Allah. Akibat janji suci ini menjadi pegangan kita: “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya” (Injil, Rasul Besar Yohanes, 10:28).

Anda dapat menjadi Anak Allah hari ini, sehingga pasti masuk surga!

(Stephanie dengan keluarga pindah ke Amerika dimana ia dibesarkan. Sesudah dewasa dan menikah namanya menjadi Stephanie Fast.  Cerita inspiratif ini diambil dari buku “She is Mine,” karangan Stephanie Fast. Di YouTube kita dapat mendengarkan beberapa ceramahnya dalam Bahasa Inggris mengenai hidupnya dan pekerjaannya menolong anak yatim piatu.)

[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]

 


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Apakah cerita inspiratif ini mengingatkan Saudara akan seorang anak yatim kenalan saudara yang diangkat menjadi anak sah satu keluarga? Bagikan secara singkat bagaimana perasaannya!
  2. Menurut Saudara apakah keuntungan-keuntungan menjadi anak angkat daripada hanya menjadi pembantu di rumah seseorang?
  3. Mengapa menjadi anak Allah daripada menjadi budak (pembantu) Allah lebih memuliakan kasih dan kebaikan Allah pada manusia?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:

  1. Budak Allah atau Anak Allah, Mana yang Lebih Baik?
  2. Lebih Baik Hidup Sebagai Anak atau Hamba Allah?
  3. Keselamatan dalam Al-Quran dan Injil
  4. Dapatkah Amal Ibadah Menyelamatkan Orang Islam?

Video:

  1. Berapa Banyak Pahala Diperlukan Mukmin Guna Menghapus Dosa?

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS/WA ke: 0812-8100-0718

 

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Kesaksian, Penderitaan

Subscribe
Beritahulah
11 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
Alex
6 Januari 2020 12:57 pm

~
Dengan adanya musibah bencana alam kesenjangan jurang kaya dan miskin sebagian manusia bernasib malang dan mujur, calon penghuni surga dan neraka yang sudah ditentukan penghuninya. Agama-agama yang merasa paling benar dan mengklaim di luar kalangannya di neraka. Agama-agama yang menjual surga. Peperangan. Diskriminasi minoritas. Mayoritas manusia penghuni neraka.

Maka Tuhan:
A. Tidak ada
B. Tidak adil tidak benar dan jahat
C. Baik benar dan adil
D. Diskiriminatif dan pilih kasih
E. Berbuat apa yang dikehendakiNya
F. Menguji hamba-hambaNya
G. Semua benar
H. Salah semua
I. Ada jawaban lainnya:……..
J. Tak perlu pikirkan Tuhan dan perbuatannya yang penting kita bahagia.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
13 Januari 2020 8:57 am
Balasan ke  Alex

~
Saudara Alex,

Menarik sekali pendapat saudara. Agama-agama bisa saja mengklaim dirinya yang paling benar, tetapi hal itu perlu diuji kebenarannya. Kisah insipiratif di atas merupakan realitas yang bisa saja ada di tengah-tengah kita. Fakta ini menolong kita memahami kedalaman makna kasih sayang Allah kepada manusia. Bila manusia saja mau menerima orang lain apa adanya tanpa memerhatikan latar belakang, apalagi Allah.

Kami bertanya kepada saudara. Mengapa menjadi anak Allah daripada menjadi budak (pembantu) Allah lebih memuliakan kasih dan kebaikan Allah pada manusia? Bagaimana saudara?
~
Solihin

Balas
JesusNotDead
7 Januari 2020 11:23 am

*****
Jawapan Soalan 1: Perasaan sang anak adalah luar biasa gembira dan bahagia bertemu keluarga baru.

Jawapan Soalan 2: Keuntungan menjadi anak angkat adalah dilayan dan diberikan hak seperti anak kandung sendiri. Sedangkan jika sebagai pembantu rumah, namanya juga pekerja, dilayan seperti pekerjalah. Diberi gaji. Persamaan keduanya adalah orang asing bagi keluarga tersebut.

Jawapan Soalan 3: Hanya orang Kristien dapat menjawab soalan ini kerana dalam Islam tidak ada namanya anak Allah. Allah tidak berkeluarga, tidak beranak dan tidak mempunyai anak.

Cerita di atas tidak membawa makna apapun kepada umat Muslim. Bagi kami ia cuma cerita biasa. Tiada makna tersirat.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
13 Januari 2020 9:02 am
Balasan ke  JesusNotDead

*****
Saudara NotDead,

1. Itu pasti. Setiap orang yang diangkat menjadi anak akan memiliki rasa terima kasih yang amat besar karena menyadari latar belakang hidupnya yang suram. Pernahkah saudara menemukan kisah serupa hal ini?

2. Betul sekali. Itu perbedaan menjadi anak dengan menjadi pembantu. Menjadi anak, ia memiliki hak sebagai seorang anak. Menjadi pembantu, ia tidak memiliki hak apapun, kecuali gaji.

3. Kami berpendapat bahwa ini bukan soal agama. Bukankah saudara pun mengakui bahwa Allah pengasih dan penyayang? Apa perbedaan menerima kasih dari Allah sebagai anak daripada sebagai pembantu? Bukankah menjadi anak akan lebih menghargai kasih Allah dan sesama? Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin

Balas
Yoga
12 Januari 2020 2:02 pm

*****
1. Anak yatim piatu tetaplah tidak bisa dikatakan berbapak dan beribu lagi. Sedangkan apabila dia nantinya dipertemukan orang baik yang berjasa sebagaimana orang tua mereka. Tetap saja dia belum sepenuhnya berhak atas warisan menurut aturan yang berlaku.

2. Sayapun anak angkat paman tapi secara hati nurani tidak bisa memaksakan kewajiban paman untuk menafkahi, mewariskan dll seperti ayah melainkan saya merasa membebani saudara dan berutangbudi pada paman.

3. Allah swt berbeda dengan makhlukNya maka dari itu sekalipun Adam dan Hawa yang ada tanpa orangtua tidak dapat diklaim sebagai anak Allah. Mereka berduapun hanyalah makhluk ciptaanNya.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
13 Januari 2020 9:06 am
Balasan ke  Yoga

*****
Saudara Yoga,

1. Menarik sekali. Benarkah bahwa anak adopsi tidak memiliki hak yang sama dengan anak kandung. Dapatkah saudara menjelaskan aturan tersebut dalam undang-undang? Bukankah bila saudara adalah anak adopsi akan mengalami kesedihan bila tidak diakui sepenuhnya dalam keluarga yang telah mengadopsi saudara?

2. Ada perbedaan menjadi anak angkat dengan anak yang diasuh oleh saudara (paman). Anak angkat memiliki dokumen sah dari pengadilan sehingga ia memiliki hak waris yang sama dengan anak kandung. Dimanakah posisi saudara saat ini?

3. Tepat sekali bahwa Adam dan Hawa adalah mahluk ciptaan. Namun, bukan itu inti pertanyaan di atas. Pertanyaannya adalah mengapa menjadi anak Allah daripada menjadi budak (pembantu) Allah lebih memuliakan kasih dan kebaikan Allah pada manusia?
~
Solihin

Balas
JesusNotDead
13 Januari 2020 1:46 pm

~
Solihin: “Kami berpendapat bahwa ini bukan soal agama. Bukankah saudara pun mengakui bahwa Allah pengasih dan penyayang? Apa perbedaan menerima kasih dari Allah sebagai anak daripada sebagai pembantu? Bukankah menjadi anak akan lebih menghargai kasih Allah dan sesama? Bagaimana menurut saudara?”

Jawapan: Soalnya Allah tidak memiliki anak. Kita semua cuma hamba-Nya. Perbandingan anda hanya untuk penganut yang menggelar diri mereka anak Allah. Allah kami tidak beranak dan tidak diperanakkan, apalagi beribu berbapa dan tidak menyerupai makhlukNya. Allah hidup sendiri. Semoga Allah memberi anda hidayah.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
16 Januari 2020 6:13 pm
Balasan ke  JesusNotDead

~
Saudara NotDead,

Kami pun tidak memiliki pandangan bahwa Allah memiliki anak secara biologis. Pemikiran bahwa Allah memiliki anak secara biologis hanya dimiliki oleh Al-Quran. Al-Quran menyatakan, “Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu. pernah mengaku” (Qs 6:101). Bukankah ini kekeliruan pemikiran nabi saudara?

Itu sebabnya, kami bertanya kepada saudara dan saudara tidak mampu menjawabnya. Apa perbedaan menerima kasih dari Allah sebagai anak daripada sebagai pembantu? Bukankah menjadi anak akan lebih menghargai kasih Allah dan sesama? Bagaimana menurut saudara? Berharap saudara mampu menjawabnya.
~
Solihin

Balas
JesusNotDead
17 Januari 2020 9:01 am

~
Solihin: “Kami pun tidak memiliki pandangan bahwa Allah memiliki anak secara biologis.”
Semua umat mengakui Isa lahir dari rahim Maryam secara normal. Ini kelahiran tidak biologis? Yang penting pemikiran Tuhan mempunyai anak itu adalah salah samada anak biologis atau bukan. Oh ya, anaknya berapa ramai?

Solihin: “Apa perbedaan menerima kasih dari Allah sebagai anak daripada sebagai pembantu? Bukankah menjadi anak akan lebih menghargai kasih Allah dan sesama? Bagaimana menurut saudara? Berharap saudara mampu menjawabnya.”
Yang mampu menjawab hanya saudara yang menganggap Tuhan itu ada anak. Saya tidak mungkin bisa menjawab kerana saya tidak yakin dan percaya Tuhan itu ada anak.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
21 Januari 2020 9:13 am
Balasan ke  JesusNotDead

~
Saudara NotDead,

Kami setuju bahwa Isa Al-Masih lahir secara fisik, tetapi Isa Al-Masih lahir bukan karena persetubuhan laki-laki dan perempuan atau antara Allah dengan Maria. Ini adalah konsep yang sesat dan menyesatkan. Itu sebabnya, kami menyatakan bahwa Isa Al-Masih adalah Anak Allah bukan dalam arti biologis, melainkan adikodrati.

Mengapa saudara tidak dapat menjawabnya? Apakah saudara memiliki anak? Apakah pembantu akan mendapatkan perlakuan yang sama dengan anak? Mengapa? Bagaimana saudara?
~
Solihin

Balas
JesusNotDead
30 Januari 2020 9:27 am

~
Masakan lahir dari rahim manusia itu bukan manusia?

Kalau ditanya pilih menjadi pembantu atau anak memang jawaban saya adalah anak. Tapi kalau ditanya pembantu Allah atau anak Allah, saya tidak punya jawaban karena saya tidak percaya Allah memiliki anak. Allah itu Satu.

Pertanyaan saya, apakah Solihin anak Allah?

Balas

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Isa Al-Masih Memberi Pengetahuan Tentang Hari Kiamat
  • Kisah Mukmin menemukan Surga Melalui Mimpi Baik Dari Allah
  • Cara Bertaubat Dari Dosa Zina Yang Pasti Allah Terima!
  • Kisah Mukmin Saudi Mengalami Keajaiban Sembuh dari Kanker!
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?
  • 4 Fakta Penting Tentang Isa Al-Masih dari Surah Al-Baqarah
  • 5 Mukjizat Nabi Isa Dalam Al-Quran yang Paling Besar!
  • 8 Alasan Utama Orang Beragama Pindah Masuk Kristen

Artikel Yang Terhubung

  • Rencana Allah yang Baik bagi Seorang Muslim
  • Cerita Nyata: Perjalanan Mukmin Mendapatkan Kepastian Surga
  • Kisah Mukmin Saudi Mengalami Keajaiban Sembuh dari Kanker!
  • Kisah Mukmin Mendalami Al-Quran, Menemukan Kehidupan Sejati
  • Kisah Mukmin menemukan Surga Melalui Mimpi Baik Dari Allah

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2023 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami

wpDiscuz