Hari demi hari kita telah melakukan banyak dosa. Semua pelanggaran pasti akan ada hukumannya.
Kita kadang hidup seolah tidak ada akhirat. Bukankah Allah akan menuntut balas atas semua dosa kita?
Saya sendiri pernah mengalami peristiwa hampir meninggal. Yang mengingatkan untuk taubat sebelum terlambat.
Saya juga memiliki saudara yang sakit parah. Saya sangat cemas dengan keadaannya di akhirat. Karena ia telah berbuat banyak dosa.
Mari simak pencarian saya akan jalan keselamatan. Kita akan melihat apakah manusia bisa mendapat jaminan surga.
Pengalaman Saya Hampir Meninggal
Saya pernah naik pesawat terbang yang menakutkan karena diterjang badai besar. Dan rupanya ada kerusakan kecil di mesin pesawat.
Kami mengalami goncangan yang kuat. Hal ini terjadi berkali-kali. Tali oksigen sudah keluar dari atas tempat kami duduk.
Saat itu banyak orang ketakutan. Ada yang berteriak, ada yang menangis. Dan banyak yang baca doa.
Saya sendiri mengalami ketakutan luar biasa. Saya berpikir tidak akan selamat. Namun untungnya pesawat bisa melakukan pendaratan darurat. Dan kami semua akhirnya sampai dengan aman di bandara.
Pandangan Agama Mengenai Taubat Sebelum Terlambat
Pengalaman ini mengingatkan saya untuk taubat sebelum terlambat. Saya jadi mulai rajin beribadah. Saya juga lebih menghargai kehidupan.
Saat belajar dari ulama saya mendapatkan beberapa hal. Misalnya Allah Maha Kasih. Karena itu kita perlu datang kepadanya untuk taubat.
Namun demikian ada beberapa peringatan yang Mukmin perlu ketahui.
- Setiap pelanggaran pasti ada hukumannya (Qs 14:51)!
- Tidak bisa bertobat saat menjelang ajal.
“Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: ‘Sesungguhnya saya bertobat sekarang’” (Qs 4:18). - Sia-sia berdoa untuk orang kafir.
“(Orang-orang munafik) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang Mukmin . . . untuk mereka azab yang pedih . . . Kendati pun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampun kepada mereka . . .” (Qs 9:79-80).
Semua hal ini membuat saya menjadi takut. Saya berusaha untuk beribadah lebih baik lagi.
Terutama poin nomor dua menjadi peringatan. Agar saya taubat sebelum terlambat. Yaitu berusaha hidup benar sebelum dekat dengan ajal.
Kegelisahan yang Saya Alami
Saya memiliki kecemasan. Karena memiliki paman yang sakit paru-paru parah di rumah sakit.
Latar belakang paman sangat kelam. Ia telah berbuat banyak kejahatan. Ia percaya perdukunan. Ia juga pernah menyakiti banyak orang.
Namun sekarang keadaannya kritis. Ia sering tidak sadarkan diri karena obat. Keadaan tubuhnya sangat lemah.
Dalam kondisi seperti ini saya gelisah. Tidak tahu apa yang perlu saya lakukan.
Dari pelajaran yang saya ketahui, kita tidak bisa berdoa untuk orang kafir. Selanjutnya manusia tidak bisa taubat menjelang ajal.
Terlebih lagi saya juga pernah mendapat informasi. Bahwa Nabi Islam sering bertaubat. Karena ia tahu manusia banyak salah.
Ada Hadits yang menyatakan dalam sehari ia taubat 70 kali (Shahih Bukhari 5832). Atau Hadits lainnya mencatat ia bertaubat sampai 100 kali (Shahih Muslim 4871).
Walaupun demikian menjelang ajalnya ia masih tetap berdoa minta ampun. “Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, dan sertakanlah dengan orang yang mempunyai kedudukan yang tinggi” (Musnad Ahmad 24757).
Melihat keadaan ini membuat saya hilang harapan. Mukmin yang beribadah saja tidak ada jaminan selamat. Jika demikian bagaimana harapan untuk paman saya?
Perkataan yang Memberi Pengharapan
Sambil menunggu paman di rumah sakit, saya melihat Sosial Media. Ada kisah orang yang menemukan damai menjelang kematiannya. Hal ini diceritakan oleh keluarga yang ditinggalkan.
Ia menemukan damai karena mengimani Isa Al-Masih. Rupanya ia mendapatkan jaminan surga.
Lalu ada ayat yang menyertai kisah ini. “Percayalah, kata Yesus [Isa Al-Masih] kepadanya. Hari ini engkau akan bersama Aku di Firdaus [surga]“ (Injil, Lukas 23:43 BIS).
Ayat ini berasal dari perkataan Isa saat Ia tersalib. Lalu di sebelahnya ada kriminal yang tersalib bersama-Nya. Kriminal ini rupanya mau taubat menjelang ajal.
Membaca kisah ini mengejutkan saya. Pertama karena menyatakan Allah menerima taubat menjelang ajal.
Namun selanjutnya lebih menarik. Karena Isa Al-Masih mampu menjamin surga.
Hal ini memang berbeda dari kepercayaan saya selama ini. Namun memberikan harapan dalam masalah yang saya hadapi.
Jalan Keselamatan melalui Isa Al-Masih
Saya menjadi tertarik untuk mengerti lebih lagi. Selain itu juga termotivasi karena melihat keadaan paman saya.
Akhirnya saya menghubungi teman untuk minta dikenalkan dengan pendeta. Awalnya ia terkejut. Namun setelah saya menceritakan semuanya, ia menyetujui.
Saat bertemu pendeta saya langsung bertanya. “Siapakah Isa dan benarkah Ia dapat menjamin surga?”
Pak pendeta mulai menjelaskan. Bahwa Isa Al-Masih adalah pernyataan kasih Allah. Ia menjadi manusia untuk menunjukkan jalan keselamatan.
Peristiwa penyaliban-Nya menyatakan bahwa hukuman dosa Ia tanggung. Sehingga Isa mampu menjamin surga.
Caranya adalah dengan mengimani dan menjadi pengikut Isa Al-Masih. Maka Allah akan memberikan kasih-Nya untuk keselamatan kita.
Selagi kita masih bernafas, masih belum terlambat. Allah pasti akan menerima taubat kita.
“Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu . . . Tetapi Allah yang kaya dengan Rahmat . . . telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus [Isa Al-Masih] . . . oleh kasih karunia kamu diselamatkan” (Injil, Surat Efesus 2:1,4-5).
Memang bukan berarti kita menunggu menjelang ajal. Jauh lebih baik jika ada kesadaran dari sekarang. Namun hal ini menyatakan kasih Allah. Bahwa Ia tetap memberikan kesempatan manusia bisa selamat.
Mengalami Damai karena Keselamatan Allah
Saya sangat terkesan dengan penjelasan pak pendeta. Saya meminta tolong untuk dia datang ke rumah sakit dan mendoakan paman saya. Saat itu keluarga juga sudah menyetujui.
Kebetulan paman tersadar. Sehingga pak pendeta bisa menjelaskan dengan singkat lalu mengajak berdoa. Yaitu untuk mengimani Isa Al-Masih.
Paman mengucapkan doa sederhana. Namun setelahnya saya melihat perubahan yang terjadi. Muka paman penuh ketenangan, ia bahkan sudah bisa tersenyum.
Paman sempat mengatakan ia mengalami damai. Karena merasakan kasih dan penerimaan Ilahi. Bahwa Allah mau mengampuni dosa.
Pak pendeta kemudian meneguhkan dan membacakan ayat. “Dan Aku [Isa Al-Masih] memberikan hidup yang kekal kepada mereka. Dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya” (Injil, Yohanes 10:28).
Maukah Anda mendapatkan jaminan selamat? Mari taubat sebelum terlambat. Dengan cara mengimani dan menjadi pengikut Isa Al-Masih.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Inilah Cara Taubat Sebelum Terlambat Yang Pasti Allah Terima” Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- 4 Hal Penting Bagaimana Cara Selamat di Dunia dan Akhirat
- Akankah Allah r-raḥmāni r-raḥīm Menghukum Manusia Yang Berdosa?
- Mengapa Tidak Ada Dosa Nabi Isa Menurut Islam dan Nasrani?
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Saudara mengapa ada ayat yang menyatakan tidak bisa taubat saat mendewkati ajal?
- Menurut Saudara mengapa Nabi Islam masih memohon rahmat Allah menjelang ajalnya?
- Menurut Saudara mengapa Isa mampu memberi jaminan selamat bagi orang yang tersalib di sebelah-Nya?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].