Apakah ada rahasia ilahi Qurban Idul Adha yang perlu kita ketahui?
Idul Adha merupakan hari raya kedua bagi umat Muslim setelah Idul Fitri. Idul Adha, atau disebut juga Hari Raya Kurban, tidak dirayakan semeriah Hari Raya Idul Fitri.
Ketika Idul Adha tiba, seluruh umat Muslim, terutama bagi mereka yang mampu, akan memberi kurban. Satu orang wajib mempersembahkan satu kambing atau satu sapi untuk tujuh orang. Biasanya, hewan-hewan kurban ini akan dibagi-bagikan kepada fakir miskin, anak yatim, atau mereka yang dianggap berkekurangan secara ekonomi.
Rahasia Qurban Idul Adha “Latar Belakang Qurban”
Sebelum mengetahui rahasia ilahi Qurban Idul Adha, penting untuk kita mempelajari latar belakang kurban. Umat Muslim percaya, perayaan kurban adalah bentuk teladan pada ketaatan Nabi Ibrahim ketika Allah memerintahkan dia untuk mengorbankan anaknya yang tunggal. Sayangnya, Al-Quran tidak menjelaskan dengan pasti siapakah anak Nabi Ibrahim tersebut. Ismail-kah seperti yang dipercaya umat Muslim, ataukah Ishak?
Namun Taurat berkata dengan jelas, anak yang dikorbankan Nabi Ibrahim adalah Ishak. “Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu” (Taurat, Kitab Kejadian 22:2).
Umat Muslim percaya, berkurban ketika Idul Adha merupakan amalan yang paling dicintai Allah, sebagaimana yang dikatakan Muhammad. “Tidak ada suatu amal anak Adam pada hari raya kurban yang lebih dicintai Allah selain menyembelih kurban” (HR. Tirmidzi).
Bila Qurban Idul Adha adalah amalan yang paling dicintai Allah, lalu bagaimana nasib pahala mereka yang tidak mampu berkurban?
Kurban Pertama Dalam Sejarah Manusia
“Kurban” bukanlah hal yang baru ditemukan setelah Islam ada. Sejak awal keberadaan manusia, “kurban” sudah ada. “Dan Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka” (Taurat, Kitab Kejadian 3:21). Inilah peristiwa “Qurban” pertama dalam kehidupan manusia. Allah harus “mengorbankan” seekor binatang untuk menutupi dosa ketelanjangan Adam dan Hawa kala itu.
Qurban lainnya ialah ketika Allah ingin membawa keluar bangsa Israel dari perbudakan bangsa Mesir. Allah memberi mandat kepada Musa, agar bangsa Israel memberi tanda pada pintu-pintu rumah mereka, untuk membedakan rumah bangsa Israel dengan Mesir. Supaya bangsa Israel luput dari tulah yang akan Allah turunkan bagi bangsa Mesir.
“Kemudian kamu harus mengambil seikat hisop [tumbuhan Timur Tengah] dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam sebuah pasu [bokor], dan darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu; seorangpun dari kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai pagi” (Taurat, Kitab Keluaran 12:22).
Dua peristiwa di atas menjelaskan, bagaimana manusia “terbebas” karena bantuan dari seekor kurban. Adam dan Hawa terbebas dari rasa malu karena telanjang. Bangsa Israel terbebas dari tulah Allah.
Kekurangan Kurban Masa Taurat
Bila kita membaca Alkitab secara keseluruhan, khususnya Taurat dan Kitab Para Nabi, kita dapat melihat bagaimana manusia sangat tergantung pada kurban persembahan. Dalam Kitab Imamat (di Taurat) kita dapat melihat ada lima jenis kurban yang harus dipersembahkan imam kepada Allah: Kurban Bakaran, Kurban Sajian, Kurban Keselamatan, Kurban Penghapusan Dosa, dan Kurban Penebusan Salah.
Tapi kita patut bersyukur memiliki Allah yang Maha Tahu dan penuh kasih. Dia berfirman, “. . . tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa” (Injil, Surat Ibrani 10:4). Kurban-kurban pada zaman Taurat hanya merupakan “. . . bayangan saja dari keselamatan yang akan datang” (Injil, Surat Ibrani 10:1). Keselamatan yang dimaksudkan ialah Kalimat-Nya yang datang ke dunia untuk dipersembahkan sebagai “Kurban Agung.”
Identifikasi Kurban Agung yang Dibayangi di Taurat
Kalimat Allah, yaitu Isa Al-Masih, telah mempersembahkan diri-Nya mati di kayu salib. Dia telah menjadi kurban untuk mendamaikan Allah dengan manusia. Darah-Nya yang tertumpah di atas kayu salib telah membebaskan manusia dari hukuman dosa, dan juga membedakan mereka yang telah menerima anugerah keselamatan dengan yang tidak.
Sehingga melalui pengorbanan Kalimat Allah, manusia tidak perlu lagi memberi persembahan-persembahan sebagaimana yang telah ditetapkan pada zaman para nabi. Sebab Kitab Suci berkata, “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya” (Injil, Surat Roma 3:25).
“. . . Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. . . . untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka yang menantikan Dia” (Injil, Surat Ibrani 9:27-28).
Demikianlah Isa Al-Masih telah menjadi Kurban Agung bagi kita. Inilah rahasia ilahi qurban Idul Adha yang perlu saudara terima. Kiranya dapat diingat bahwa Dia dapat memberi anugerah keselamatan bagi Anda, bila Anda mau mempercayai-Nya.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Rahasia Dibalik Qurban Idul Adha yang Mukmin Harus Tahu“ Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Rahasia Berkah Idul Adha
- Mendalami Makna Tersirat Dalam Kurban Idul Adha
- Apakah Al-Quran Dan Taurat Sepakat Mengenai Qurban Sejati?
- Akankah Amal Baik Melebihi Amal Buruk Seseorang?
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/SMS ke: 0812-8100-0718
*
Aku begitu senang dengan situs ini. Sebagai pengikut Kristus imanku semakin hari semakin kuat dengan membaca situs ini.
Terpujilah Tuhan karena telah membuka hati para staf IDI. Sukses selalu. GBU
*
Staf Isa,
“Bila kurban Idul Adha adalah amalan yang paling dicintai Allah, lalu bagaimana nasib pahala mereka yang tidak mampu berkurban?”.
Harap diketahui bahwa berkurban hanya diwajibkan bagi mereka yang mampu saja.
Rasulullah bersabda: “Siapa yang memiliki kelapangan dan tidak berqurban, maka jangan dekati tempat shalat kami” (HR Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim).
~
Saudara Johan,
Penjelasan dan kutipan hadist yang saudara berikan tidak menjawab pertanyaan pada artikel di atas.
Dikatakan: “Tidak ada suatu amal anak Adam pada hari raya qurban yang lebih dicintai Allah selain menyembelih qurban” (HR. Tirmidzi). Dalam bahasa sederhana hadist di atas maksudnya: Tidak ada yang lebih dicintai Allah, selain qurban pada hari raya qurban.
Bila memang demikian keadaanya, berarti orang-orang yang tidak berkurban, tidak mempunyai kesempatan untuk mendapatkan cinta Allah karena mereka tidak mempunyai qurban untuk dicintai Allah. Bukankah demikian?
~
SO
*
(Sayangnya, Al-Quran tidak menjelaskan dengan pasti siapakah anak Nabi Ibrahim tersebut. Ismail-kah seperti yang dipercaya umat Muslim, ataukah Ishak?)
Menurut saya jika salah satu dari anak Ibrahim dituliskan dengan jelas, kemungkinan akan terlalu sulit bagi para Ahli Al-Quran untuk mencari ayat perbandingan atau penegasan ditinjau dari sisi sejarah dan korelasi antara Ibrahim, Ismail dan Ishak. Sehingga Al-Quran memilih untuk tidak menyebutkan nama siapa yang dikurbankan.
Jika itu Ismail bagaimana Al-Quran menjelaskannya? Jika Itu Ishak saya pikir staf menjelaskannya.
Love.
*
Jika anda umat Nasrani ingin mengetahui misteri Ibadah Haji dalam Alkitab, ketahuilah, Ibadah haji bukan ritual bangsa pagan seperti yang diinformasikan secara sesat oleh orang-orang yang alergi terhadap Islam.
Secara syariat, mula haji dilakukan oleh Nabi Ibrahim pada sekitar 2000 tahun SM. Ketika itu, Ibrahim dan putranya, diperintahkan membangun Ka’bah. Ritual ini terjadi pada bulan ke dua belas terdiri dari pejalanan ke Mekkah, melakukan beberapa ritual yang berpuncak pada ritual korban dan mencukur rambut.
~
Alkitab tidak pernah memberi penjelasan tentang ibadah Haji. Baik tersurat maupun tersirat. Ibadah Haji adalah ajaran Islam yang diadopsi Muhammad dari ajaran bangsa Pagan. Bukan ajaran Nabi Ibrahim/Alkitab!
Saudara Paulus Sintink, dalam sebuah persidangan, umumnya kesaksian yang dapat dibenarkan adalah pernyataan yang didukung oleh bukti-bukti. Kesaksian yang tidak didukung oleh bukti, jelas kebenarannya diragukan.
Demikian halnya dengan pernyataan saudara di atas. Dapatkah saudara mengutip ayat dari Alkitab yang menjelaskan tentang ibadah Haji yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim seperti yang saudara jelaskan pada komentar di atas?
~
SO
*
To: Paulus Sintink
(Pada sekitar 2000 tahun SM. Ketika itu, Ibrahim dan putranya, diperintahkan membangun Ka’bah. )
Bolehkah saya bertanya, dimanakah Sara istri sah Nabi Ibrahim dan Ishak anaknya pada waktu itu?
Ibrahim adalah nabi yang taat pada perintah Allah, bagaimana mungkin dia akan meninggalkan anak dan istrinya yang sah, dan yang kepadanya telah dijanjikan menjadi suatu bangsa yang besar.
Adalah suatu hal diluar sifat nabi yang taat, jika untuk waktu yang lama meninggalkan anak istrinya untuk membangun Ka’bah dan melakukan ritual tersebut.
*
To Love,
Emang di Al-Quran tidak ditulis siapa nama anak Ibrahim (Abraham) yang mau dikurbankannya? Sayang sekali ya, katanya Kitab Penyempurna.
Padahal di Alkitab (Taurat) ada kog di Kejadian 22:2. “Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu,yang engkau kasihi,yakni Ishak,pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu”.
*
Apapun yang akan dimuat di situs ini sama sekali tidak akan pernah menggoyahkan iman saya. Terimakasih untuk setiap postingan dan email yang dikirim karena menambah pengetahuan saya tentang agama yang saya yakini.
~
Saudara Tiwi,
Tujuan situs ini adalah untuk menyampaikan Kebenaran sejati dari Allah. Bahwa Dia adalah Allah Maha Pengasih yang tidak ingin manusia ciptaan-Nya mati binasa. Bila setelah membaca Kebenaran tersebut iman saudara menjadi goyah, maka perlu dipertanyakan, apakah saudara telah menemukan Kebenaran dari Allah?
Kitab Suci menuliskan, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Injil, Surat Efesus 2:8-9)
Sebagai bukti Kasih Allah, Dia memberi anugerah keselamatan bagi manusia. Siapakah manusia sehingga begitu sombongnya dia berkata, bahwa dia mampu mengusahakan sendiri keselamatannya? Apakah Allah adalah Allah yang dapat disogok dengan amal perbuatan, agar Dia mau mengampuni dosa-dosa saudara?
~
SO
*
Saudara Charlez Ucok Hsb,
Nama Ishak dalam Kejadian 22:2 yang disebut sebagai “anak tunggal Abraham” itu patut dipertanyakan. Karena fakta-fakta dalam Alkitab menyebutkan bahwa Ismael dalam Alkitab berusia lebih tua 14 tahun dibandingkan adiknya, Ishak. Karena Ismael dilahirkan ketika Abraham berusia 86 tahun (Kejadian 16:16) dan Ishak dilahirkan ketika Abraham berusia 100 tahun (Kejadian 21:5).
Secara otomatis, Ismael pernah jadi anak tunggal Abraham selama 14 tahun. Sedangkan Ishak tidak pernah jadi anak tunggal Abraham, karena sampai akhir hayat Abraham, Ismael dan Ishak sama-sama masih hidup. Jika faktanya Ismael pernah jadi anak tunggal Abraham selama 14 tahun, sedangkan Ishak tidak pernah menjadi anak tunggal Abraham, kenapa ada ayat yang menyebut Ishak sebagai anak tunggal Abraham?
~
Saudara Johan,
Tidak ada yang perlu dipertanyakan dari ayat tersebut. Karena sejarah mengatakan bahwa anak kandung Nabi Abraham hanya ada satu. Yaitu Ishak. Sedangkan Ismail bukan anak kandung dari isteri sah Nabi Abraham. Itulah sebabnya dikatakan “Ishak sebagai anak tunggal” Nabi Abraham.
Jadi, walaupun usia Ismail lebih tua 14 tahun dibanding Ishak, bukan berarti dia anak tunggal Nabi Abraham. Perhatikanlah ayat ini:
“Dan Abraham berkata kepada Allah: “Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!” Tetapi Allah berfirman: “Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya” (Taurat, Kitab Kejadian 17:18-19).
Sebelum Ishak lahir, Nabi Abraham telah meminta kepada Allah agar Ismael diperkenankan hidup di hadapan Allah, namun Allah menolaknya. Dan menyatakan bahwa yang menjadi anak perjanjian bukan Ismael, melainkan Ishak.
~
SO
*
Jadi menurut staf IDI bagaimana kedudukan Ismail dalam Alkitab? Apakah dia anak yang sah atau bukan?
~
Perhatikanlah ayat ini, “Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya” (Taurat, Kitab Kejadian 16:1). Hagar adalah budak dari Sarai.
“Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram dan Abram menamai anak yang dilahirkan Hagar itu Ismael” (Taurat, Kitab Kejadian 16:15) Ismael adalah anak yang dilahir Hagar, budah dari Sarai
Menurut Alkitab, Ismael lahir lebih dahulu dibanding Ishak. Namun, setelah Ishak lahir, maka Ishak-lah yang menempati posisi garis keturunan kedua dari Abraham. Sebab dia adalah anak Abraham yang lahir dari isteri sahnya, yaitu Sarai.
Itulah sebabnya Ishak disebut dalam Alkitab sebagai anak tunggal Abraham. Sedangkan Ismael, Alkitab tidak pernah menuliskan silsilahnya hingga sampai Muhammad. Hanya sebatas anak-anaknya Ismael.
Dengan demikian, Ismael bukanlah anak Abraham yang dilahirkan oleh isteri sahnya, melainkan anaknya yang dilahirkan oleh seorang budak.
~
SO
*
Staf Isa,
Kalau memang demikian, tentu Abraham telah melakukan perzinahan. Karena Ismael bukan anak dari isteri yang sah. Selain itu tidak ada satu ayat dalam Alkitab yang menyebut Ismael sebagai anak yang tidak sah. Faktanya, keduanya sama-sama diakui sebagai putra sah Abraham. “Anak-anak Abraham ialah Ishak dan Ismael” (I Tawarikh 1:28).
“Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena ia pun anakmu” (Kejadian 21:13).
Jadi jelaslah bahwa Ismael anak Abraham. Bila anda menuduh Ismael sebagai anak yang tidak sah dari Abraham, otomatis anda menghina Abraham sebagai nabi yang pernah mengalami kecelakaan iman sehingga menurunkan anak yang tidak sah.
~
Alkitab hanya menuliskan Ismael sampai keturunan kedua. Yaitu anak-anaknya. Setelah itu, Alkitab tidak pernah membahas lebih lanjut keturunan Ismael. Berbeda dengan Ishak, Injil mencatat dengan jelas silsilahnya hingga sampai pada Yesus.
Ismael memang diberkati juga oleh Allah atas permohonan Abraham. Perhatikanlah ayat ini (Taurat, Kitab Kejadian 17:18-21)
Ayat 18: “Dan Abraham berkata kepada Allah: “Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!” Abraham memohon pada Allah, agar Ismael yang dipilih Allah sebagai anak yang berkenan di hadapan-Nya.
Ayat 19: “Tetapi Allah berfirman: “Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.” Allah menolak permohonan Abraham, dan kembali meyakinkan Abraham bahwa Sarah akan melahirkan seorang anak baginya.
Ayat 20: “Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar.” Atas permintaan Abraham, Allah memberkati Ismael
Ayat 21: “Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga.” Allah kembali menegaskan, walau Ismael telah diberkati, tetapi Ishak tetap akan dijadikan Allah sebagai anak perjanjian antara Allah dengan manusia.
Dari ayat di atas, sudah dapat dipastikan bahwa anak yang dikurban Abraham adalah Ishak!
~
SO
*
[quote name=”Johan”]
“Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena ia pun anakmu” (Kejadian 21:13).
[/quote]
Jelas sekali dari ayat ini tertulis (hambamu) Allah tidak mengatakan (istrimu) Allah pun memperhatikan dan mengadakan perjanjian dengan Hagar bahwa Ismael akan menjadi bangsa yang besar.
Ayat lain yang mempertegas status hagar adalah: Kejadian 21:12 “Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: “Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak.”
*
Saudara Love,
Yang saya ingin tekankan di sini ialah bahwa Ismael maupun Ishak sama-sama anak Abraham (I Tawarikh 1:28). Bukan begitu? Dan entah mengapa dalam kejadian 22:2 Ishak disebut sebagai anak tunggal Abraham, bukankah usia Ismael lebih tua 14 tahun dari Ishak?
Dan ketika saya membaca kitab Kejadian 21:8-14, saya merasa ada yang janggal. Apakah anda merasakannya juga?
~
Saudara Johan,
Silakan saudara membaca tanggapan kami untuk komentar saudara di atas, pada jawaban kami untuk komentar-komentar sebelumnya. Di sana kami telah menjelaskan tentang ayat dari I Tawarikh 1:28 yang saudara tanyakan, juga mengapa Ishak disebut sebagai anak tunggal Abraham.
Namun sebenarnya dari jawaban saudara Love, saudara sudah dapat menyimpulkan mengapa Ishak disebut anak tunggal Abraham. Saya kutip lagi ayatnya, Kejadian 21:12 “Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: “Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak.”
Menurut ayat di atas, yang disebut keturunan Abraham ialah yang berasal dari Ishak. Bukan dari Ishak dan Ismael. Atau yang berasal dari Ismael.
Kami tidak menemukan kejanggal dari ayat Kejadian 21:8-14.
~
SO
*
Sesama umat manusia harus saling bertoleransi. Aku sungguh bahagia menjadi Muslim.
Hal apa saja yang boleh dikurbankan selain hewan?
~
Saudara Syafii,
Kami setuju dengan komentar saudara, bahwa sebagai umat manusia sudah seharusnya saling bertoleransi.
Bila tidak keberatan untuk menjawab, apakah yang membuat saudara bahagia menjadi Muslim?
Tentang hal apa saja yang dapat dikurbankan, setahu kami, dalam ajaran Islam, ketika Idul Adha yang dapat dikurbankan hanya hewan. Yaitu domba atau sapi. Islam tidak mengajarkan bahwa kedua hewan tersebut dapat diganti dengan hal lain.
~
SO
*
Jika saja semua umat memahami arti pengorbanan itu, maka tentunya tidak akan ada korban-korban sembelihan setiap tahunnya. Namun hanya satu kali di dalam iman akan Kristus Yesus untuk selamanya.
Tuhan Memberkati.
*
Ibrahim hanya mempunyai dua orang anak, yaitu Ismail dan Ishaq. Ishaq bisa disebut sebagai anak tunggal bila Ismail sebagai anak pertama telah meninggal, tetapi kenyataannya Ismail belum meninggal. Ismail bisa disebut sebagai anak tunggal bila Ishaq belum lahir, keadaan yang kedua inilah yang paling mungkin.
“Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishaq” (Kejadian 22:2).
Setelah dikaji, kalimat “ yakni Ishaq” dalam ayat tersebut mempunyai kejanggalan yang teramat serius, alasannya:
Pertama: Kalimat “yakni Ishaq” pada susunan tersebut adalah mubazir, karena kalimat tersebut telah sempurna justru bila tanpa “yakni Ishaq”.
Karena ketika itu, Ismail telah lebih dahulu lahir sebagai anak nabi Ibrahim, penyebutan Ishaq sebagai anak tunggal dalam ayat tersebut tidak sesuai dengan sejarah dan itu berarti mengingkari Ismail sebagai anak sah Ibrahim.
~
Saudara Sampara,
Ayat di atas adalah wahyu dari Allah. Bukan sebuah karangan. Allah dalam menyampaikan firman-Nya tidak pernah mubajir. Tulisan manusia bisa saja salah atau mubajir, namun tidak halnya dengan Allah.
Kata “yakni Ishaq” pada ayat tersebut tujuannya untuk menegaskan kepada Abraham, bahwa anak yang dimaksud adalah Ishaq.
Abraham tentu mengasihi Ismael, karena bagaimana pun Ismael adalah anaknya sendiri walaupun lahir bukan dari isterinya, melainkan dari seorang budak. Sebagai bukti kasih Abraham kepada Ismael, sampai-sampai dia berkata kepada Allah: “Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!” (Taurat, Kitab Kejadian 17:18).
Apa jawaban Allah? “Tetapi Allah berfirman: “Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya” (Taurat, Kitab Kejadian 17:19).
Sejak semula, jauh sebelum Ismael dan Ishaq lahir, Allah telah membuat satu perjanjian dengan Abraham. Bahwa Allah akan mengadakan perjanjian dengan anak yang akan dilahirkan Sara. Yaitu Ishaq.
Bila benar yang dikurban itu adalah Ismael, mungkinkah Allah mengingkari janji-Nya kepada Abraham dan terutama kepada Sara?
~
SO
*
Staf Isa,
Sudah saya katakan bahwa yang ingin saya tekankan di sini adalah bahwa anak Abraham adalah Ishak dan Ismael.
Saya tidak mempermasalahkan mengenai Ishak disebut-sebut sebagai ‘anak perjanjian’. Karena yang jelas-jelas tertulis di kitab kejadian 22:2 adalah ‘anak tunggal’ bukan ‘anak perjanjian’. Jikalau Ishak disebut ‘anak tunggal Abraham’ tentu saja Ismael bukanlah anak Abraham bukan?
Tetapi di lain ayat mengatakan bahwa anak Abraham ialah Ishak dan Ismael (I Tawarikh 1:28). Bagaimana ini? di satu ayat hanya mengakui Ishaklah anak tunggal Abraham, di ayat lainnya mengakui Ismael juga termasuk anak Abraham.
~
Saudara Johan,
Kami tidak menyangkal bahwa Ismael juga adalah adalah anak Abraham. Tetapi saudara juga harus ingat, Ismael bukan anak yang dilahirkan Sara. Ishaq disebut anak tunggal, karena dialah satu-satunya anak yang lahir dari perkawinan Sarah dan Abraham.
Sehingga, secara yuridis dan hukum orang Yahudi saat itu, Ishaq adalah anak tunggal.
Perhatikan ayat ini: “Berkatalah Sarai kepada Abram: “Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak.” Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai” (Taurat, Kitab Kejadian 16:2). Awalnya Sara-lah yang meminta Abraham untuk mengawini Hagar, dengan maksud agar anak yang dilahirkan Hagar diberikan kepada Sara.
Namun apa yang terjadi? “Ketika Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya itu” (Taurat, Kitab Kejadian 16:4).
Hukum budak yang berlaku bagi bangsa Yahudi saat itu, Sara berhak atas Hagar dan anak yang akan dilahirkannya. Karena Hagar adalah budak Sara.
~
SO
*
“Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?” (Injil, Surat Yakobus 2:21)
Kita ketahui bahwa umat Muslim beranggapan bahwa Kitab Suci telah ‘diselewengkan’ (terutama oleh Rasul Paulus) sehingga yang harusnya Ismael, kemudian dituliskan sebagai Ishak. Namun anggapan ini tidak benar, sebab jika kita membaca Kitab Suci, bahkan dari Perjanjian Lama itu sendiri kita ketahui bahwa anak perjanjian itu adalah Ishak:
1. Ishak-lah yang menjadi anak satu- satunya yang dijanjikan Allah, sebab Allah berjanji bahwa anak perjanjian itu akan lahir dari Sarah- bukan wanita yang lain (Kejadian 17:15-21). Hal ini juga tercantum dalam Al-Quran (Surah 11:69-73, 37:112-113, 51:24-30). Ismael tidak pernah disebut sebagai anak perjanjian.
2. Ishak dikandung secara mukjizat atas ibu yang sudah tua dan mandul dan ayah yang juga sudah tua, dan inipun disebut dalam kitab Al-Quran (Kejadian 17:15-17, 18:9-15, 21:1-7; Galatia 4:28-29; Surah 11:69-73, 51:24-30). Ismael dikandung tanpa melibatkan mukjizat dari Tuhan.
3. Tuhan berjanji bahwa keturunan Ishaklah yang akan mewarisi tanah yang dijanjikan kepada Abraham ( Kejadian 13:14-18; 15:18-21; 28:13-14). Ismael tidak mempunyai bagian di dalam tanah perjanjian yang dijanjikan kepada Abraham.
Untuk alasan-alasan inilah Ishak disebut sebagai anak tunggal Abraham sebab Allah menganggap Ishak sebagai anak satu-satunya yang dijanjikan Allah kepada Abraham.
*
Qs 99:111 dikisahkan tahap ujian Ibrahim menyembelih anaknya. Memang penyembelihan itu tidak disebutkan secara tekstual siapa nama anak yang dikurbankan. Tapi jangan terburu menyimpulkan anak yang disembelih bukan Ismail. Keliru pula anda menyimpulkan bahwa anak Ibrahim yang dikurbankan itu Ishaq. Bukankah ayat-ayat tersebut tidak terdapat nama Ishaq? Teruskan hingga ayat 112. Setelah proses pengorbanan, Qs 99:112 memberitakan kelahiran Nabi Ishaq.
Jika Nabi Ishaq lahir setelah terjadinya penyembelihan, maka secara otomatis anak shalih yang hendak dikurbankan Ibrahim itu pastilah Nabi Ismail. Mustahil Nabi Ibrahim mengorbankan Ishaq.
~
Alkitab yang sudah dipercayai oleh umat Yahudi dan Kristen selama ribuan tahun menyatakan bahwa bahwa Ishak adalah anak Ibrahim yang dikorbankan pada mezbah. “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran…” (Taurat, Kitab Kejadian 22:2).
Kalaupun Al-Quran yang baru muncul pada abad 7 Masehi mengklaim bahwa Ismail lah yang dikorbankan oleh Ibrahim, bagi umat Kristen itu tidak menjadi masalah. Justu yang paling penting adalah makna pengobanan anak yang tunggal itu.
Ayat di atas mengingatkan kita akan kesamaan antara Isa Al-Masih dan anak tunggal Ibrahim. Mereka sama-sama direlakan oleh bapanya untuk dikorbankan. Mereka sama-sama taat kepada bapanya. Anak tunggal Ibrahim adalah gambaran ilahi dari Isa Al-Masih, sedangkan Ibrahim adalah gambaran dari Allah.
Karena kerelaan Ibrahim untuk menyerahkan putra tunggalnya maka melalui keturunan Ibrahim yaitu Isa Al-Masih, ‘semua bangsa di bumi akan mendapat berkat.’ Isa Al-Masih itulah berkat dari Allah untuk seluruh bangsa.
~
SL
*
Sebenarnya teramat sulit bagi Abraham untuk memberikan Ismail (anak dari Hagar, budak Abraham yang diperisteri karena diijinkan Sarah/bukan rencana Allah) kepada Allah.
Namun akan terasa lebih berat lagi kalau yang dipersembahkan adalah Ishak anak dari Sarah yang harus menunggu puluhan tahun. Namun karena begitu besar ketaatan Abraham kepada Allah maka dengan berat hati ia merelakan anaknya tersebut.
Anda dapat memahami hal tersebut? Jadi anda tidak perlu lihat referensi lain-lain, Allah akan memberikan ujian yang terberat bukan termudah.
*
To Andres,
Logika anda sangat sempit dengan menganggap Ibrahim lebih menyayangi Ishaq. Seorang nabi tidak pilih kasih terhadap anaka-naknya. Sudah dijelaskan di komentar sebelumnya bahwa ayat Injil tentang kurban Nabi Ibrahim tidak relevan dengan fakta sejarah.
~
Saudara Bali,
Nabi tetaplah seorang manusia yang mempunyai perasaan. Nabi bukan Tuhan yang dapat melakukan setiap hal dengan sempurna.
Bila saudara bicara tentang logika, justru apa yang disampaikan oleh saudara Andres di atas sangat masuk logika. Bagaimana tidak, anak yang dinanti-nanti kelahirannya sekian puluh tahun, dan ketika melihat anak tersebut lahir, pasti ada satu kebahagiaan. Apa lagi anak tersebut adalah buah cinta dia dengan isteri yang sangat dikasihinya. Isteri yang dinikahi secara sah dihadapan Allah, bukan dari rahim seorang budak. Jadi wajar bukan bila Nabi Ibrahim lebih mengasihi Ishaq daripada Ismael? Ditambah lagi, Ishaq adalah anak yang dijanjikan Allah bagi Nabi Ibrahim, jauh sebelum Sara mengandungnya.
Fakta sejarah manakah menurut saudara yang tidak relevan dengan ayat Injil tentang kurban nabi Ibrahim?
~
SO