Pada zaman kuno, selama berabad-abad umat Yahudi mempersembahkan domba setiap pagi dan sore. Inilah perintah Allah. Allah juga mempersiapkan seekor domba bagi Ibrahim, untuk menebus anaknya. Apakah Qurban ini sama dengan maksud Qurban Idul Adha dalam Islam?
Di Idul Adha kaum Muslim sedunia mengingat kembali kejadian itu. Ada penyembelihan hewan yang merupakan salah satu bagian acara Idul Adha. Namun, apa maksud Qurban Idul Adha yang dirayakan Mukmin setiap tahun? Bukankah hal ini baik bila dipahami dengan benar oleh kaum Muslim?
Dalam Qs 27:102-107 kita hanya membaca bahwa Ibrahim mempersembahkan “seekor sembelihan yang besar.” Namun kebanyakan pakar Islam merasa yang dimaksudkan adalah “domba jantan.” Kitab Taurat juga mengidentifikasikan sembelihan sebagai “domba jantan” (Taurat, Kitab Kejadian 22:13).
Mengapa Allah Memilih ‘Domba Jantan’ untuk Ibrahim?
Apa maksud Qurban domba jantan? Bukankah ada binatang lain yang cocok? Misalnya unta atau kuda? Bagaimana lembu atau burung? Ada beberapa kemungkinan, bukan? Mengapa jantan? Mengapa tidak betina?
Menjawab pertanyaan ini menurut terang Firman Allah menolong kita tahu maksud qurban Idul Adha, dengan demikian akan lebih khidmat merayakan Idul Adha. Jawaban terlihat dalam ayat-ayat suci lain dalam Kitab Allah.
Masukan dari Nabi Besar Yesaya
Untunglah kita mempunyai naskah Kitab Nabi Yesaya yang disalin 100 tahun sebelum Masehi. (Sewaktu-waktu ada pakar Islam yang berpikir umat Kristen kuno merekayasa ayat-ayat suci. Ingat, naskah ini disalin 100 tahun sebelum Masehi, sebelum ada orang Kristen!)
Perhatikan wahyu Allah kepada Nabi Besar Yesaya dalam naskah kuno ini, “. . . Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian . . .” (Kitab Nabi Besar Yesaya 53:7).
Wahyu Allah ini bukan mengenai domba, tetapi mengenai seorang yang dikorbankan seperti domba, bukan?
Apakah Wahyu Allah ini mengarahkan pikiran kita kembali kepada pengorbanan domba jantan yang menebus anak Ibrahim? (Qs 27:102-107).
Masukan dari Nabi Besar Yahya Pembaptis
Nabi ini mengerti ada penyembelihan domba jantan untuk menyelamatkan anak Ibrahim. Ia juga pasti tahu, orang Yahudi berabad-abad mengorbankan domba setiap pagi dan sore. Lagi, Nabi Yahya tahu dan pernah membaca wahyu Nabi Besar Yesaya dalam Kitab Yesaya 53:7. Ia mengerti peranan ‘domba’ dalam keagamaan Yahudi.
Nabi Besar Yahya satu hari mendapat wahyu juga. Ia melihat seseorang datang kepadanya. Ia menunjuk kepadanya dan berkata, “Lihatlah Anak domba Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:29).
Menjawab Lima Pertanyaan Kalau Mau Merayakan Idul Adha dengan Berkhidmat
Nabi Yahya menunjukkan kepada siapa? Mengapa ia memakai istilah “anak domba Allah” untuk seorang? Bukankah Allah mengatur domba jantan sebagai penebus anak Ibrahim? Siapakah domba sembelihan yang Nabi Yesaya kemukakan? Apakah makna domba sembelihan ini dengan nasib kekal saya?
Kalau Anda dapat menjawab semua pertanyaan ini dengan betul, Anda akan mengerti apa maksud Qurban Idul Adha. Sehingga Anda dapat merayakan Hari Raya Idul Adha sebagaimana semestinya.
[Staf Isa dan Islam – Untuk informasi lebih lanjut, silakan mendaftar untuk menerima secara cuma-cuma Buletin Mingguan “Isa dan Al-Fatihah.”]
Lihat artikel ini dalam bentuk video
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa Allah memilih “domba jantan” sebagai binatang untuk menebus anak Nabi Ibrahim?
- Siapakah yang dimaksudkan dalam ramalan Nabi Yesaya dan penjelasan Nabi Yahya? Apakah orang sama?
- Mengapa sebagian pakar agama merasa ada hubungan antara “domba jantan” yang Ibrahim korbankan, domba pembantaian di Kitab Nabi Yesaya dan “anak domba Allah” yang disinggung Nabi Besar Yahya Pembaptis? Jelaskanlah jawaban Anda.
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Maksud Qurban Idul Adha: Bagaimana Pengertian yang Benar?” Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Tujuan Idul Adha, Anak Ibrahim Ditebus Dan Keselamatan
- Rahasia Ilahi Qurban Idul Adha
- Rahasia Berkah Idul Adha
- Pembersihan Hati Yang Kotor Dengan Dosa
- Mendalami Makna Tersirat Dalam Kurban Idul Adha
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Gandhi Waluyan mengatakan
~
Dalam kitab manapun Allah tidak pernah memanggil hambanya dengan nama hewan. Dalam kitab apapun termasuk Injil, Allah tidak pernah minta korban manusia. Memang Allah pernah minta Abraham mengorbankan Ismael. Namun Allah segera menggantinya dengan domba yang besar. Karena apa? Allah bukan monster. Lagipula jika sekali saja ada yang mengorbankan manusia atas nama Allah akan terus diikuti. Makanya Allah segera mengganti Ismael dengan domba. Kaum Muslim melaksanakan kurban lebih ke fungsi sosial. Bukan untuk menebus dosa. Kalaupun bisa menghapus dosa itu karena dinilai Allah sebagai hamba yang bertakwa karena bekorban dengan ikhlas. Dan kurban itu bukan untuk Allah. Silakan baca QS 22:37. Sangat aneh Yesus yang dianggap Tuhan dikurbankan untuk menebus dosa.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Gandhi,
Allah memang tidak pernah meminta manusia menghapus dosanya dengan mengurbankan manusia. Mengapa? Karena semua manusia sudah berdosa dan tidak layak menebus dosa. Pertanyaannya, apakah ada manusia yang tidak berdosa dapat menebus dosa manusia? Tentu tidak ada. Nah, itu sebabnya Isa turun ke dunia dalam wujud manusia untuk menebus dosa manusia. Nabi Yahya berkata: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:29). Isa Al-Masih mengurbankan diri-Nya agar manusia berdosa mendapatkan pengampunan dosa serta mendapat akses ke surga (Injil, Rasul Matius 20:28, 26:28, Rasul Besar Yohanes 10:28).
Oh ya, bolehkah sdr perjelas apa tujuannya umat Islam berkurban? Mengapa? Apakah sejarah berkurban pada saat itu ada maksud sosial? Apakah tertulis dalam Al-Quran?
~
Purnama
Gandhi Waluyan mengatakan
~
Rekan Purnama,
Saya koreksi, sekalipun Yesus tidak pernah mengatakan dia akan mengorbankan diri. Dia malah sangat marah kepada orang yang menyerahkannya hingga keluar kata celakalah. Dia juga sangat ketakutan ketika akan ditangkap dan tetap ketakutan walau dikuatkan malaikat. Ini jelas dia tidak mengorbankan diri. Malah dia tidak rela.
Kalaupun mau dikatakan berkorban, yang bekorban itu adalah Yudas. Dialah yang menyerahkan Yesus kepada imam Yahudi. Seperti saya yang menyerahkan kambing kepada imam masjid untuk korban pada hari raya korban kemaren. Yang berkorban adalah saya, bukan kambing. Kurban dalam Islam untuk menjadikan manusia bertaqwa. Bukan untuk menebus dosa. Islam adalah ajaran sosial dan membagikan daging kurban diatur Qs 22:28
Jesus Park mengatakan
~
Gandhi,
Apakah allah islam monster? Ya, menurut saudara sendiri, loh. Mengapa allah islam memanggil manusia dengan binatang ternak (Qs 7:179)? Karena ia adalah monster. Mengapa allah “menyelamatkan setiap muslim dengan mengorbankan seorang Yahudi atau Kristen sebagai korban pengganti di neraka jahanam” (HR. Muslim, 2767 a)? Karena ia adalah monster.
Jadi tujuan allah islam melakukan pengorbanan yang besar untuk apa? “Dan Kami tebus anak itu, dengan dengan seekor sembelihan (pengorbanan) yang besar” (QS 37:107)? Bagaimana sosial yang dilakukan muslim? Mengikuti teladan nabi islam, “Janganlah kalian memberi salam kepada orang-orang Yahudi dan Kristen” (HR. Muslim, 2167 a).
Kang Erry mengatakan
~
Yahudi berusaha mengedit kitab Kejadian agar Ishak menjadi orang yang dikurbankan, supaya masuk akal lalu dibuat cerita bahwa ketika Hagar diusir Ishak sudah lahir bahkan sudah disapih (umur 2 tahunan). Sebab dalam Alkitab ada ayat yang menerangkan bahwa sehabis Ishak dikurbankan tinggal di Bersyeba tempat Hagar dan Ismael hidup pasca diusir, tapi diedit. Ia lupa mengedit ketika Hagar diusir, Ismael masih sangat kecil, yang berarti Ishak belum lahir.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Erry,
Menarik sekali pendapat saudara di atas. Mungkinkah Alkitab dapat diedit? Bukankah mereka yang berani mengubahnya akan mendatangkan murka Allah? Bagaimana mungkin ada orang yang berani mengedit hal itu? Jika saudara menyatakan bahwa Alkitab telah diedit oleh orang Yahudi, maka dapatkah saudara membuktikan hal itu? Kapan pengeditan itu terjadi? Dimana? Bagaimana narasi dari kitab Kejadian yang belum diedit? Mohon pencerahan.
~
Solihin
andhika mengatakan
~
Data AlKitab:
“Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya” (Kejadian 16:16). “Adapun Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya, lahir baginya” (Kejadian 21:5). “Anak-anak Abraham ialah Ishak dan Ismael” (1 Tawarekh 1:28).
Apakah mau dikatakan bahwa Hagar itu bukan istri Abraham? Abraham berzina dengan Hagar dan Ismail disebut anak zinah? Jika ada ayatnya, tolong tampilkan. Dari info ini, maka yang berkesempatan disebut anak tunggal adalah Ismail sebelum Ishaq lahir. Setelah Ishaq lahir maka sebutannya berubah lagi yakni Ismail sebagai anak sulung dan Ishaq sebagai anak bungsu.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Andhika,
Memang benar pada awalnya Ismael mendapatkan kesempatan menjadi anak tunggal. Tetapi apakah saudara tidak membaca riwayat selanjutnya di mana Abraham mengusir Hagar dan Ismael? Tentu ini tidak mudah diterima oleh saudara. Sebab yang menjadi anak tunggal seumur hidup adalah Ishak, bukan Ismael. Itu sebabnya, menyatakan bahwa Ismael yang dikurbankan merupakan pernyataan yang tidak bijaksana. Sebab tidak ada bukti mengenai hal ini. Bahkan Allah SWT pun tidak sanggup membuktikan hal ini.
Kalau boleh tahu, tertulis dimanakah dalam Al-Quran bahwa nama Ismael disebutkan sebagai anak yang dikurbankan? Mohon pencerahan.
~
Solihin