Apakah ada rahasia ilahi kurban Idul adha yang perlu kita ketahui?
Idul Adha merupakan hari raya kedua bagi umat Muslim setelah Idul Fitri. Idul Adha, atau disebut juga Hari Raya Kurban, tidak dirayakan semeriah Hari Raya Idul Fitri.
Ketika Idul Adha tiba, seluruh umat Muslim, terutama bagi mereka yang mampu, akan memberi kurban. Satu orang wajib mempersembahkan satu kambing atau satu sapi untuk tujuh orang. Biasanya, hewan-hewan kurban ini akan dibagi-bagikan kepada fakir miskin, anak yatim, atau mereka yang dianggap berkekurangan secara ekonomi.
Latar Belakang Kurban
Sebelum mengetahui rahasia ilahi kurban Idul Adha, penting untuk kita mempelajari latar belakang kurban. Umat Muslim percaya, perayaan kurban adalah bentuk teladan pada ketaatan Nabi Ibrahim ketika Allah memerintahkan dia untuk mengorbankan anaknya yang tunggal. Sayangnya, Al-Quran tidak menjelaskan dengan pasti siapakah anak Nabi Ibrahim tersebut. Ismail-kah seperti yang dipercaya umat Muslim, ataukah Ishak?
Namun Taurat berkata dengan jelas, anak yang dikorbankan Nabi Ibrahim adalah Ishak. “Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu” (Taurat, Kitab Kejadian 22:2).
Umat Muslim percaya, berkurban ketika Idul Adha merupakan amalan yang paling dicintai Allah, sebagaimana yang dikatakan Muhammad. “Tidak ada suatu amal anak Adam pada hari raya kurban yang lebih dicintai Allah selain menyembelih kurban” (HR. Tirmidzi).
Bila kurban Idul Adha adalah amalan yang paling dicintai Allah, lalu bagaimana nasib pahala mereka yang tidak mampu berkurban?
Kurban Pertama Dalam Sejarah Manusia
“Kurban” bukanlah hal yang baru ditemukan setelah Islam ada. Sejak awal keberadaan manusia, “kurban” sudah ada. “Dan Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka” (Taurat, Kitab Kejadian 3:21). Inilah peristiwa “kurban” pertama dalam kehidupan manusia. Allah harus “mengorbankan” seekor binatang untuk menutupi dosa ketelanjangan Adam dan Hawa kala itu.
Kurban lainnya ialah ketika Allah ingin membawa keluar bangsa Israel dari perbudakan bangsa Mesir. Allah memberi mandat kepada Musa, agar bangsa Israel memberi tanda pada pintu-pintu rumah mereka, untuk membedakan rumah bangsa Israel dengan Mesir. Supaya bangsa Israel luput dari tulah yang akan Allah turunkan bagi bangsa Mesir.
“Kemudian kamu harus mengambil seikat hisop [tumbuhan Timur Tengah] dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam sebuah pasu [bokor], dan darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu; seorangpun dari kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai pagi” (Taurat, Kitab Keluaran 12:22).
Dua peristiwa di atas menjelaskan, bagaimana manusia “terbebas” karena bantuan dari seekor kurban. Adam dan Hawa terbebas dari rasa malu karena telanjang. Bangsa Israel terbebas dari tulah Allah.
Kekurangan Kurban Masa Taurat
Bila kita membaca Alkitab secara keseluruhan, khususnya Taurat dan Kitab Para Nabi, kita dapat melihat bagaimana manusia sangat tergantung pada kurban persembahan. Dalam Kitab Imamat (di Taurat) kita dapat melihat ada lima jenis kurban yang harus dipersembahkan imam kepada Allah: Kurban Bakaran, Kurban Sajian, Kurban Keselamatan, Kurban Penghapusan Dosa, dan Kurban Penebusan Salah.
Tapi kita patut bersyukur memiliki Allah yang Maha Tahu dan penuh kasih. Dia berfirman, “. . . tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa” (Injil, Surat Ibrani 10:4). Kurban-kurban pada zaman Taurat hanya merupakan “. . . bayangan saja dari keselamatan yang akan datang” (Injil, Surat Ibrani 10:1). Keselamatan yang dimaksudkan ialah Kalimat-Nya yang datang ke dunia untuk dipersembahkan sebagai “Kurban Agung.”
Identifikasi Kurban Agung yang Dibayangi di Taurat
Kalimat Allah, yaitu Isa Al-Masih, telah mempersembahkan diri-Nya mati di kayu salib. Dia telah menjadi kurban untuk mendamaikan Allah dengan manusia. Darah-Nya yang tertumpah di atas kayu salib telah membebaskan manusia dari hukuman dosa, dan juga membedakan mereka yang telah menerima anugerah keselamatan dengan yang tidak.
Sehingga melalui pengorbanan Kalimat Allah, manusia tidak perlu lagi memberi persembahan-persembahan sebagaimana yang telah ditetapkan pada zaman para nabi. Sebab Kitab Suci berkata, “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya” (Injil, Surat Roma 3:25).
“. . . Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. . . . untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka yang menantikan Dia” (Injil, Surat Ibrani 9:27-28).
Demikianlah Isa Al-Masih telah menjadi Kurban Agung bagi kita. Inilah rahasia ilahi kurban Idul Adha yang perlu saudara terima. Kiranya dapat diingat bahwa Dia dapat memberi anugerah keselamatan bagi Anda, bila Anda mau mempercayai-Nya.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Rahasia Berkah Idul Adha
- Mendalami Makna Tersirat Dalam Kurban Idul Adha
- Apakah Al-Quran Dan Taurat Sepakat Mengenai Qurban Sejati?
- Akankah Amal Baik Melebihi Amal Buruk Seseorang?
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/SMS ke: 0812-8100-0718
Muhammad Yusuf mengatakan
~
Islam menyakini bahwa Nabi Isa AS belum meninggal hingga saat ini, jadi Islam menganggap proses penyaliban bukanlah pengorbanan Nabi Isa AS dan Islam menyakini bahwa yang di salib tsb adalah seseorang “Yang Menyerupai Nabi Isa AS”. Islam juga meyakini bahwa proses Qurban yang diperingati hingga saat ini adalah bentuk penghormatan terhadap Nabi Yang Dimuliakan Allah SWT yaitu Nabi Ibrahim AS yang telah mentaati perintah Allah SWT untuk mengkorbankan putera beliau yaitu Nabi Ismail AS. Keyakinan Islam tentunya memiliki dalil-dalil yang akan sangat panjang apabila dibahas disini. Jadi saya rasa beda keyakinan tidak perlu dibahas lebih lanjut, cukup dipahami sebagai sesuatu perbedaan.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Muhammad Yusuf,
Saudara telah menanggapi tentang kurban Isa Al-Masih, kami pun akan membahasnya walaupun sdr menyatakan beda pendapat dan keyakinan. Al-Quran mencatat bahwa Isa tidak disalib melainkan diserupakan. Pertanyaannya adalah mengapa sdr begitu yakin, apakah Al-Quran menjelaskan secara kronologis bagaimana Isa di serupakan dan tidak disalib? Apakah ada yang menyaksikan saat prosesi penyerupaan? Bagaimana sdr menjelaskan hal itu?
Dalam Taurat, yang dilakukan Ibrahim mengurbankan anaknya adalah gambaran akan datang di mana Isa Al-Masih akan menjadi kurban penebusan dosa bagi manusia (Injil, Surat Ibrani 10:1,4). Apa tujuan saudara berkurban? Mengapa Allah SWT menyuruh sdr berkurban?
~
Purnama
Gandhi Waluyan mengatakan
~
Staff Admin,
Perlu diluruskan dan dipahami bahwa Yesus di salib bukan atas kehendaknya sendiri untuk bekorban. Ada sejarah yang tertera jelas di Alkitab bahwa penyaliban itu adalah atas rencana iblis yang membisikkan rencana itu kedalam hati Yudas. Nah begitu Yesus tahu bahwa diakan dikorbankan (diserahkan) oleh Yudas dia sangat marah malah mengeluarkan kata kasar: Celakalah. Malah dia berharap yang bekorban (Yudas) itu tidak dilahirkan agar tidak ada yang mngorbankan dia. Coba baca Matius 26. Kemaren saya menyerahkan kambing kepada imam masjid untuk dikorbankan. Saya disebut yang bekorban. Bukan kambingnya. Dalam peristiwa Yesus, Yudas menyerahkan Yesus kepada imam Yahudi, artinya yang bekorban adalah Yudas, bukan Yesus.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Gandhi Waluyan,
Yang saudara kutip sama sekali tidak lengkap. Ibarat, jika sdr membaca berita namun hanya sepenggal, maka pengertian sdr bisa jadi sangat salah. Kami harap sdr dapat jujur membaca keseluruhan Injil agar tidak salah paham.
Perhatikan Isa berfirman: “Karena Anak Manusia [Isa Al-Masih) juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Markus 10:45).
~
Purnama
Muhammad Yusuf mengatakan
~
Sdr. Purnama, ini keyakinan saya, firman Allah: “Karena ucapan mereka, ‘sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,’ padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka. Mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Allah maha perkasa lagi maha bijaksana.” (QS. An-Nisa [4]: 157-158.
Pertanyaan lain seperti ”Apa tujuan saudara berkurban? Mengapa Allah SWT menyuruh sdr berkurban?” Sudah saya jawab dalam tulisan awal saya. Terima kasih
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Muhammad,
Sdr menempatkan keyakinan sdr di atas ayat yang dimana adalah ucapan orang-orang yang berselisih paham dan ragu-ragu serta yang mengikuti prasangka mereka. Jika sdr teliti, ayat tersebut sama sekali tidak menyatakan kronologis bagaimana Isa disalibkan, Isa dibunuh serta diserupakan. Tidak lah bijak bila sdr percaya pada ayat tersebut sementara ayat lain Al-Quran mengatakan Isa mati (Qs 3:55, 19:33). Manakah yang benar? Lagi, kapan ayat itu diturunkan? Adakah orang-orang pada saat itu hidup sejaman dengan Isa Al-Masih? Mohon pencerahannya.
Jika tujuan sdr berkurban untuk menghormati nabi Ibrahim, apakah dengan melakukan hal itu maka sdr mendapatkan jaminan keselamatan di surga? Dan, Apakah Allah SWT berkurban bagi sdr agar sdr dapat ke surganya?
~
Purnama
hakkullah mengatakan
~
Lagi, bagaimana pendapat sdr mengenai pernyataan Al-Quran, “… Kami tebusi anaknya itu sembelihan yang besar (seekor kambing / domba)” (QS 37:107)? Mengapa anak Ibrahim harus ditebus?
Respon: Ini salah satu contoh, Nabi Ibrahim as tidak bertanya, kenapa anaknya dikurbankan? Yang ada dalam fikirannya; ini adalah perintah Allah tidak pernah berfikir bakalan ditebus dengan domba, tapi yang ada fikiran, anaknya dipotong lehernya dan sedih terpisah sudah lama, alhasil, apa yang terjadi? Ibrahim tidak bertanya, buat apa?. Kenapa anda bertanya-tanya?. Karena anda ragu, bahwa yang kami percayai adalah Allah yang Maha Pencipta, saya tidak bisa jawab, tetap yakin.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Hakkullah,
Nampaknya sdr hanya sekedar yakin tanpa mengetahui tujuannya. Silakan sdr pertimbangkan. Kami harap sdr tidak seperti seorang yang berjalan jauh tapi tidak tahu tujuannya. Bukankah hal itu sia-sia.
Silakan sdr jawab pertanyaan kami dan sertakan dalilnya. Mengapa Allah memerintahkan supaya umat Muslim berkurban? Jika sdr percaya bahwa perintah Allah berkurban semenjak nabi Adam, tujuannya untuk apa? Lagi, bagaimana pendapat sdr mengenai pernyataan Al-Quran, “… Kami tebusi anaknya itu sembelihan yang besar (seekor kambing / domba)” (QS 37:107)? Mengapa anak ibrahim harus ditebus?
~
Purnama
hakkullah mengatakan
~
“Nampaknya sdr hanya sekedar yakin tanpa mengetahui tujuannya”
Respon: Tujuannya Allah. Tujuan kita jelas, untuk akhirat yang akan kita tempuh. Yakin bahwa Allah itu Tuhan, itu namanya tujuan. Kenapa kita shalat? Karena perintah Allah. Ibrahim tidak bertanya kenapa anaknya dikurbankan? Yakin tanpa tujuan? Saya kira tidak. Semua hidup ada tujuan. Kenapa kamu dagang? Tujuannya uang. Semua kebaikan akan dibalas Allah, itu namanya tujuan. Itu dulu dipahami. Anda bahas dulu, kenapa Ibrahim tidak bertanya, untuk apa anaknya dikurbankan? Perhatikan kucing, kenapa kucing diberikan kumis dan dimana posisinya? Apakah ada yang salah? Apakah Allah menciptakan tanpa tujuan?
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Hakkulah,
Kami mengajukan pertanyaan tersebut sebab pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan mendasar. Silakan sdr jawab pertanyaan kami dan sertakan dalilnya. Mengapa Allah memerintahkan supaya umat Muslim berkurban? Jika sdr percaya bahwa perintah Allah berkurban semenjak nabi Adam, tujuannya untuk apa? Lagi, bagaimana pendapat sdr mengenai pernyataan Al-Quran, “… Kami tebusi anaknya itu sembelihan yang besar (seekor kambing / domba)” (QS 37:107)? Mengapa anak ibrahim harus ditebus? Kami berharap saudara mampu menjawabnya. Kami menunggu jawaban saudara. Bila saudara tidak mampu menjawabnya, tolong informasikan kepada kami dengan jujur.
~
Solihin
hakkullah mengatakan
~
Kita jujur dibilang tidak jujur. Kita bohong dibilang jujur. Kenapa Allah perintahkan berkurban? Siapa yang bisa menjawabnya? Kenapa Ibrahim tidak bertanya, diperintahkan untuk dikurbanin nyawa Ismail? Kenapa babi itu diharamkan? Siapa yang bisa menjawabnya? Pertanyaan seperti itu (di atas pertanyaanmu) tidak mengenal Tuhannya. Kenali Tuhanmu yang menciptakanmu. Makanya diperhatikan dirinya, lalu apa kesimpulannya: “siapa yang menciptakan aku”. Pergi ke bulan dan perhatikan, lalu bertanya pada dirinya sendiri “siapa yang menciptakan bulan?”. Kalianlah yang akan ditanyakan, bukan Allah yang ditanyakan apa yang diperbuat.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Hakkulah,
Kami menghargai ketidakmampuan saudara menjawab pertanyaan kami. Padahal pertanyaan kami amat sederhana. Bila saudara tidak mampu menjawabnya, alangkah lebih baik bersikap jujur dengan menyatakan, “Saya tidak tahu jawabannya.” Itu lebih baik. Alih-alih menjawab dengan lugas dan jelas, saudara berdalih di balik pernyataan “tidak mengenal Tuhannya”. Jelas, itu menunjukkan ketidakmampuan saudara.
Mengapa Allah memerintahkan supaya umat Muslim berkurban? Jika sdr percaya bahwa perintah Allah berkurban semenjak nabi Adam, tujuannya untuk apa? Lagi, bagaimana pendapat sdr mengenai pernyataan Al-Quran, “… Kami tebusi anaknya itu sembelihan yang besar (seekor kambing / domba)” (QS 37:107)? Mengapa anak ibrahim harus ditebus? Kami berharap saudara mampu menjawabnya. Kami menunggu jawaban saudara. Bila saudara tidak mampu menjawabnya, tolong informasikan kepada kami dengan jujur.
~
Solihin