• Skip to main content
  • Skip to header right navigation
  • Skip to site footer
Isa Dan Islam

Isa Dan Islam

Dialog Agama - Isa dan Islam

  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami

Pantaskah Sebutan Kafir Bagi Mereka yang Non Muslim?

Isa Dan Islam > Artikel > Kepercayaan Orang Islam > Perspektif Islam? > Pantaskah Sebutan Kafir Bagi Mereka yang Non Muslim?
1 April 2019 | 182 Komentar

dua orang muslim sedang berjabat tangan sepakat sebutan kafir bagi non muslim dihapusOrang Muslim, Nasrani, dan semua orang ingin dihargai. Kita ingin penghormatan sederajat dengan orang lain. Salah satunya dengan sebutan yang tidak merendahkan.

Bagaimanakah hukum mengkafirkan orang non Muslim? Baikkah sebutan kafir bagi non Muslim dan Muslim? 

Apa Hukumnya “Sebutan Kafir Bagi Non Muslim”?

Apa itu kafir? Kafir adalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah ataupun orang-orang yang tidak memiliki Tuhan. Namun menurut Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj, istilah kafir tidak ada dalam sistem kewarganegaraan dalam negara dan bangsa. Maka setiap warga negara memiliki hak yang sama di mata konstitusi. Maka yang ada adalah noo Muslim, bukan kafir.

Nampaknya sebagian pakar Islam tidak setuju penghapusan sebutan kafir bagi non Muslim. “Selain Islam adalah kafir. Ini prinsip akidah yang mesti dipahami oleh setiap Muslim,” terang Muhammad Abduh Tausikal. Salah satu ayat rujukan dia ialah, “Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik . . .” (Qs 98:1).

Kedua pendapat di atas pasti menimbulkan dampak yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia. Pendapat yang kedua di atas akan menimbulkan banyak kebencian dan perendahan kepada kaum non-Muslim, bukan?

Maukah Muslim Disebut Kafir?

Sebutan kafir bagi non Muslim, bukan saja melakukan pembedaan antara Muslim dan non-Muslim. Penyebutan itu penuh kebencian dan menyakiti. Sebutan itu seolah-olah menganggap Muslim lebih tinggi derajatnya dibanding non-Muslim. 

Maukah kaum Muslim disebut kafir oleh orang non-Muslim? Jika mereka sendiri merasa sakit hati dan tidak mau, maka penyebutan itu tidak baik, bukan? Jelaskan pendapatmu di sini.

hiasan-dari-kayu-dengan-tulisan-loveWahyu Allah Soal Penyebutan Kafir

Injil Allah mengajarkan, “. . . siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama   . . .” (Injil, Rasul Besar Matius 5:22).  Allah mengajarkan bahwa orang yang mengatakan kafir kepada sesamanya layak dihukum. Sebab mereka tidak mengasihi sesamanya.

Sebaliknya, Injil Allah mengajarkan hukum emas: “Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka” (Injil, Lukas 6:31). Jika kita tidak ingin dipanggil kafir oleh orang lain, maka janganlah kita memanggil mereka kafir. Jika kita tidak mau disakiti orang lain janganlah kita menyakiti mereka.

Sebaliknya kita wajib mengasihi mereka seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Itulah ajaran kitab Taurat dan Injil.

orang-non-muslim-bukan-kafir-sedang-menyembah-merenungkan-pengorbanan-isa-melalui-penyalibanKasih Kekal bagi Umat Manusia

Jadi, menyebut sesama manusia kafir adalah salah satu dosa. Tuhan melarang kebencian seperti itu. Sebaliknya kita wajib mengasihi sesama seperti diri kita sendiri. Salah satunya dengan tidak menyebut mereka kafir.

Umat Nasrani wajib mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri karena Isa Al-Masih telah mengasihi mereka.

Isa Al-Masih telah menyelamatkan mereka dari siksa api neraka melalui kematian-Nya di kayu salib. Ia menjamin setiap orang yang beriman kepada-Nya bebas dari hukuman kekal di neraka dan masuk surga-Nya.

Maka percayalah kepada-Nya demi keselamatan jiwamu! Bagaimana caranya? Anda dapat bertanya di sini.

[Staf  Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]

 


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Menurut Anda sebagai Muslim, apakah sebutan kafir bagi non Muslim itu terbaik atau tidak? Beri alasannya! 
  2. Mengapa Wahyu Allah melarang menyebut kafir kepada sesama yang berbeda agama?
  3. Apakah alasan rohani umat Isa Al-Masih wajib mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri dan tidak memanggil orang lain kafir?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Pantaskah Sebutan Kafir Bagi Mereka yang Non Muslim?” Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:

  1. Al-Quran Tidak Setuju Orang Kristen Disebut Kafir
  2. Kebencian Ataukah Kasih Yang Umat Beragama Butuhkan?
  3. Islam, Kristen Membutuhkan Terang Kasih Allah
  4. Islam, Kafir, dan Kristen – Bukti Utama Allah Ar-Rahman dan Ar-Rahim
  5. Islam: Ajaran Kasih Isa Itu Lemah, Allah Maha Pengasih dan Penyayang

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718

 

Kategori: Kepercayaan Orang Islam, Perspektif Islam?

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Subscribe
Beritahulah

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

182 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
Pradjanto, SH. MSi
1 April 2019 12:09 pm

~
Buat Staff IDI,

(1) Dalam bahasa Arab, ”Kafir” berarti ”menolak/mengingkari/menghapus”. Al-Quran adalah dalam bahasa Arab dan menggunakan kata ”Kafir” bagi orang yang menolak Al-Quran. Siapakah orang yang menolak Al-Quran itu? Qs 98: 1 menyebutkan bahwa ada 2 golongan manusia yang ”menolak/kafir” terhadap Al-Quran, yaitu manusia dari kalangan Ahli Kitab/Yahudi/Nasrani dan manusia dari kalangan musyrikin/penyembah berhala”.
(2) Kata ”Kafir” ini terasa kasar di telinga orang non Islam hanyalah karena mereka tidak mengerti arti kata ”Kafir” yang sebenarnya dalam dalam bahasa Arab. Perhatikanlah bahwa kata ”Kafir” ini tidaklah berarti kasar dalam Qs 2: 271.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
7 April 2019 3:38 pm
Balasan ke  Pradjanto, SH. MSi

~
Saudara Pradjanto,

Bagaimana perasaan saudara jika saudara disebut kafir oleh umat Nasrani?Apakah saudara akan merasa senang atau sama sekali tidak terganggu? Sebagai seorang yang memiliki agama, tentu saudara tidak ingin disebut kafir. Karena sebutan kafir hanya pantas bagi mereka yang tidak mempercayai adanya Tuhan atau bagi mereka yang tidak memiliki agama. Namun sebenarnya kita pun seharusnya tidak perlu memberikan label “kafir” pada mereka tersebut. Sebab semua manusia memiliki hak untuk memilih jalan hidupnya sendiri.
~
Noni

Balas
salib lapuk
2 April 2019 12:30 pm

~
2. Di Injil memang ada larangan menyebut orang kafir (Matius 5:22), tapi kalian sebut Muslim domba tersesat.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
3 April 2019 1:12 pm
Balasan ke  salib lapuk

~
Saudara Salib,

Kami senang karena nampaknya saudara membaca Injil, Rasul Besar Matius 5:22. Benarkah ini? Kami senang bila hal ini benar. Sebab membaca Injil akan menolong saudara mengetahui kebenaran sesungguhnya. Namun, kami belum sepakat dengan saudara bahwa kami menyebut Muslim adalah domba tersesat.

Bila saudara tidak keberatan, dapatkah saudara menunjukkan pernyataan kami yang menyatakan bahwa Muslim adalah domba tersesat? Kami menanyakan hal ini agar kita tidak terjebak dengan fitnah atau asumsi yang tidak berdasar. Oh ya, kami membaca Injil yang menyatakan bahwa Isa Al-Masih adalah kebenaran (Al-Haq). Isa Al-Masih berfirman, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6). Jika Isa Al-Masih adalah kebenaran, maka kami tidak ingin menyatakan hal yang tidak benar.
~
Solihin

Balas
Kiki S Marzuki HR
2 April 2019 2:24 pm

~
Kata kafir menurut saya adalah seseorang (baik yang beragama Islam, Kristen, Buddha, Hindu, Kong Hu Cu dll) yang tidak mempercayai adanya Allah SWT sebagai satu satu nya Tuhan yang Maha Esa yang tidak beranak dan tidak diperanakan dan tidak menyerupai sesuatu apapun yang ada dilangit dan di bumi dan mengakui nabi Muhammad SAW adalah rasul utusan Nya penutup para nabi.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
2 April 2019 3:27 pm
Balasan ke  Kiki S Marzuki HR

~
Saudara Kiki S Marzuki HR,

Terimakasih atas komentarnya. Arti yang Anda usulkan masih sama dengan yang dipahami oleh kelompok tertentu pada umumnya. Isa Al-Masih Hakim yang adil dan penuh kasih mengajarkan, “ …siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama…(Injil, Rasul Besar Matius 5:22). Isa Al-Masih berkata demikian karena kehidupan agama yang legalistik pada masa itu. Maka kita tidak perlu mengkafirkan siapa pun melainkan mengasihi sebagaiman ajaran Isa Al-Masih.
~
Noni

Balas
Fuad
4 April 2019 10:16 am

~
Jelas di ayat QS Al-Baqarah – 39, “Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat kami, mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.” Jelas di ayat tersebut bahwa Allah SWT menyebutkan bahwa siapa saja yang mendustakan Al-Quran termasuk kafir. Dan umat Muslim tidak boleh lemah dengan berdalih tolerasi, dimana hukum Allah SWT harus di tegakan. Bila di Al-Quran menyebut “kafir” maka tetap namanya kafir.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
5 April 2019 1:22 pm
Balasan ke  Fuad

~
Saudara Fuad,

Memang benar bahwa Al-Quran menyatakan demikian. Mencermati ayat di atas, maka kita perlu mengkaji sungguh-sungguh ayat tersebut. Benarkah Allah SWT yang berkata-kata di sana? Apa indikasi bahwa Allah SWT yang berkata-kata di sana? Bukankah tidak ada subyek yang menyatakan pada ayat tersebut? Dari mana kita tahu bahwa ayat itu adalah perkataan Allah SWT?

Lagi pula, tulisan saudara di atas menunjukkan bahwa Allah SWT bersikap diskriminatif karena umat beragama lain disebut kafir. Bukankah Allah adalah mahakasih? Mengapa Allah SWT memberikan label pada manusia dengan sebutan kafir? Bagaimana saudara?
~

Solihin

Balas
Ners irfan
4 April 2019 12:57 pm

~
01. Saya pilih non Muslim karena kata kafir menyakiti sebagian kelompok non-Muslim yang dianggap mengandung unsur kekerasan teologis. Ya logika saja biar mudah, misal ada orang mukanya jelek terus anda menyebut “hey muka jelek” pada orang itu. Ada kemungkinan besar dia sakit hati, walaupun itu jujur, baik, dan benar tapi kalau menyakiti perasaan, dosa juga.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
5 April 2019 1:25 pm
Balasan ke  Ners irfan

~
Saudara Ners,

Saudara memberikan komentar yang baik sekali. Kami senang dengan cara berpikir saudara. Mencermati pemikiran saudara, maka nampaknya saudara memiliki keluasan mengenai nilai-nilai kemanusiaan sehingga tidak mudah memberikan label ‘kafir’ kepada sesama. Kami teringat dengan sifat Allah saat membaca tulisan saudara di atas.

Allah adalah mahakasih. Bagaimana mungkin Allah mahakasih sedemikian benci dan diskriminatif dengan memberikan label ‘kafir’? Tentu tidak mungkin, bukan? Itu sebabnya, Isa Al-Masih pun melarang menggunakan label ‘kafir’ kepada siapapun. Berharap ini menjadi perenungan bersama saudara-saudara di forum ini.
~
Solihin

Balas
ian
5 April 2019 9:56 am

~
Secara bahasa kata kafir berarti orang yang ingkar. Kafir berasal dari kata kufr, yang berarti menyembunyikan atau ingkar. Dalam terminologi Islam, kafir berarti orang yang menyembunyikan atau mengingkari kebenaran Islam dan orang yang menolak Islam. Orang Arab saja saat turun surat Al-kafirun tidak marah, karna mereka mengakui bukan Islam. Ini orang Arab bukan, Bahasa Arab tidak mengerti disebut kafir marah? Ayat itu ada di Injil, tentu saja berlaku untuk sesama pengikut Isa, bukan Islam.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
5 April 2019 1:30 pm
Balasan ke  ian

~
Saudara Ian,

Kami menghargai terminologi Islam tersebut. Perlu dipikirkan juga saat agama lain menggunakan terminologinya dengan menyebut agama Islam kafir. Apakah saudara dapat menerima ini? Bukankah manusia adalah makhluk yang istimewa di hadapan Allah? Mengapa sesama ciptaan Allah saling memberikan label ‘kafir’? Bukankah Allah mahakasih?

Bila ada ilah yang mengajarkan sikap diskriminatif dengan memberikan label ‘kafir’ pada pemeluk agama lain, maka nampaknya hal itu perlu dikaji kembali. Tetapi semua itu bergantung pada keputusan masing-masing. Namun, kita perlu melihat pada keseluruhan sifat Allah mahakasih yang tidak mungkin melabelkan manusia dengan sebutan ‘kafir’.
~
Solihin

Balas
apalah apalah
5 April 2019 1:28 pm

~
Menurut saya umat Kristen tidak kafir karena mereka percaya kepada kebaradaan Tuhan, malaikat, nabi-nabi, kitab-kitab, hari kiamat, dan takdir. Yang kafir adalah orang yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan seperti komunis dan tidak mempercayai sesuatu yang abstrak seperti materialis. Lebih baik Kristen disebut non Muslim saja.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
9 April 2019 1:32 pm
Balasan ke  apalah apalah

~
Saudara Apalah apalah,

Terima kasih, tanggapan sdr sangat baik sekali. Dalam bermasyarakat sikap santun dan saling menghargai adalah hal yang utama. Memang banyak perbedaan sikap dan kepercayaan tetapi dengan memiliki rasa menghargai dan mengasihi maka kedamaian dan kenyaman hidup akan terus terjaga dan tercipta.

Ingat, menyebut sesama manusia kafir adalah salah satu dosa. Tuhan tidak suka umat ciptaan-Nya saling membenci, sebaliknya kita wajib mengasihi sesama seperti diri kita sendiri. Allah sudah membuktikan kasih-Nya bagi semua orang. Perhatikan yang Injil Allah sampaikan: “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita” (Injil, Surat 1 Yohanes 4:10). Terima kasih.
~
Purnama

Balas
Fuad
5 April 2019 2:15 pm

~
Mohon maaf admin Solihin, bukannya saya lari dari forum ini. Saya sangat ingin menegakan kebenaran di bawah bendera Islam. Namun saya terkendala fitur dari situs IDI ini, seperti recaptha yg eror tidak bisa posting bahkan saya di komputer saya di Blok tidak diperbolehkan komentar selama satu hari dan saya juga banyak kesibukan.

Sebisanya kita berdiskusi agar anda dan staff IDI bisa sadar bahwa Al-Quran adalah firman Allah SWT, dan Alkitab sekarang merupakan Hadis Nabi Isa yang anda imani sebagai Injil dan menganggap Nabi Isa adalah Tuhan. Untuk pertanyaan yang anda ajukan, akan saya jawab di artikel yang bersangkutan bukan di sini. Terima kasih.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
10 April 2019 4:09 pm
Balasan ke  Fuad

~
Saudara Fuad,

Kami senang saudara ingin menegakkan kebenaran Islam. Pertanyaan kami masih relevan dengan topik artikel. Lagi pula, kami mencoba masuk ke hal yang lebih mendasar dari ayat Al-Quran yang dikutip saudara. Benarkah Allah SWT yang berkata-kata di sana? Apa indikasi bahwa Allah SWT yang berkata-kata di sana? Bukankah tidak ada subyek yang menyatakan pada ayat tersebut? Dari mana kita tahu bahwa ayat itu adalah perkataan Allah SWT? Mengapa Allah SWT memberikan label pada manusia dengan sebutan kafir? Bagaimana saudara? Berharap saudara tidak lari seperti pernyataan saudara di atas.
~
Solihin

Balas
Percaya
5 April 2019 3:29 pm

~
Sdr. Kiki,

Menurut iman kami tentunya tidak seperti yang disalahpahami seolah Allah mempunyai istri dan dari hubungan biologis mempunyai anak, tidaklah demikian. Seperti halnya dalam Islam tentunya ada kiasan Muhammad kekasih Allah SWT, apakah memang Allah SWT itu mempunyai kekasih dengan Muhammad, kapan mereka dating/kencan? Kan pemahamannya tidak demikian, bukan?

Kalau Anda menganggap Allah yang diimani umat Kristen bahwa Allah mempunyai Anak dalam arti secara biologis tentunya sudah gagal paham, dan jika masih beranggapan demikian berarti surah Maryam 90-91 tidak menjadi kenyataan karena dari dulu sampai saat ini, langit pecah, bumi terbelah, gunung-gunung runtuh hanya gara-gara ucapan Allah mempunyai anak.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
9 April 2019 1:57 pm
Balasan ke  Percaya

~
Saudara Percaya,

Terima kasih untuk tanggapan sdr. Semoga penjelasan sdr dapat memberikan pencerahan kepada semua teman-teman yang ada di forum ini. Memang sulit memahami Allah sejati dalam Alkitab bila kaum Muslim masih menggunakan standart Al-Quran sebagai tolak ukurnya. Begitu juga tentang kafir, Isa Al-Masih tidak pernah mengajarkan untuk mendiskriminasi suatu kelompok dengan sebutan yang membuat kelompok tersebut hidup tidak nyaman. Isa mengajarkan: “Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka” (Injil, Lukas 6:31). Bersyukur kita mempunyai teladan yang baik yang memperlengkapi pengikut-Nya untuk hidup saling mengasihi dan menghargai sesama seperti diri sendiri.
~
Purnama

Balas
Bapa is esa
5 April 2019 5:09 pm

~
Admin katakan dikomentar membaca Injil akan membawa ke jalan benar, tidak. Jika benar kenapa Tuhan nabi Isa satu dalam ulangan 6 sekarang jadi trinita dan trinitas tidak pernah dilakukan oleh umat nabi Isa 300 tahun awal. Kafir adalah sebutan yang selembut lembutnya dalam bahasa Arab. Orang non Muslim pun punya sebutan untuk penganut lain.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
9 April 2019 2:13 pm
Balasan ke  Bapa is esa

~
Saudara Bapa is esa,

Jika hati saudara mau mendapatkan jawaban tentang hidup yang kekal, maka jawaban satu-satunya adalah membaca Injil. Mengapa? Karena hanya dalam Injillah sdr akan tahu bahwa yang menjamin ke surga adalah Isa Al-Masih. Lihat firman Isa ini: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup…” Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8: 12, 51). Al-Quran menyatakan dalam Injil ada cahaya bagi orang bertakwa (Qs 5:46).

Selembut-lembutnya kata kafir, kata kafir tidak seharusnya ditujukan pada satu kelompok, karena kata tersebut justru akan merusak hubungan antar bangsa dan sesama kelompok masyarakat. Karena itu baiklah semua agama mengikuti ajaran mulia Isa Al-Masih yaitu hidup untuk saling mengasih (Injil, Rasul Lukas 6:27, Rasul Matius 7:12).
~
Purnama

Balas
Kesimpulan
5 April 2019 8:11 pm

~
Buat Kiki, Fuad, Ian,

Coba saudara jelaskan ayat Al-Quran ini biar saya lebih paham Al-Quran mu, jawab dan jelaskan apa maksud ayat ini menurut terminologi Islam. Qs 3:55, “(Ingatlah), ketika Allah berfirman: “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya”. Siapakah kafir yang dimaksud ayat tersebut. Bagaimana?

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
5 April 2019 8:51 pm
Balasan ke  Kesimpulan

~
Saudara Kesimpulan,

Dengan kata lain mengkafirkan para pengikut Isa Al-Masih adalah sebuah kesalahan. Isa Al-Masih telah berkorban mati dan bangkit supaya manusia dibaharui, dari manusia yang berdosa (“kafir”) menjadi mulia di mata Allah. “…Isa Al-Masih hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang…” (Injil, Surat Ibrani 9:28).
~
Noni

Balas
Aram
5 April 2019 9:22 pm

~
Menurut aku. Kafir adalah orang yang mengaku beragama bahkan orang beriman, tetapi kelakuan dan perbuatannya tidak mencerminkan agama dan iman kepercayaannya. Ya itulah kafir.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
9 April 2019 2:48 pm
Balasan ke  Aram

~
Saudara Aram,

Terima kasih untuk komentarnya. Artinya, orang-orang yang demikian hanya menggunakan agama sebagai status sehingga walaupun mengetahui kebenaran, hati mereka mengabaikan untuk mengaplikasikan kebenaran. Mungkin saja secara individu sdr bisa mengartikan demikian. Tetapi untuk menyebutkan orang lain kafir, kami kira hal itu tidak baik. Bagaimanapun, kita harus tetap menghargai setiap orang bukan saja agamanya tetapi pribadinya.

Kami percaya Allah adalah Tuhan yang adil dan maha kasih. Sehingga walau pun seseorang melanggar hukum-Nya, Ia tetap mengasihinya. Karena Allah adalah sumber dari segala kasih. Baiklah kita yang mengerti bersikap untuk mengasihi sebagaimana teladan Isa Al-Masih untuk hidup mengasihi sesama seperti diri sendiri.
~
Purnama

Balas
Fuad
6 April 2019 8:16 am

~
Untuk Kesimpulan,

Maksud dari ayat tersebut yaitu (Ali Imran 55) sudah sangat jelas di ayat tersebut bahwa Nabi Isa akan dibershikan namanya oleh Allah SWT akibat kalian kaum Nasrani menganggap beliau Tuhan. Lalu pengikut Nabi Isa AS yang masih mengutamakan ajaran Tauhid maka akan diselamatkan oleh Allah SWT. Dan Allah SWT merupakan pemberi keputusan yang terbaik untuk umatnya karena nanti kelak Nabi Isa AS akan kembali turun ke dunia menjelang kiamat dan menjelaskan Hukum syariat Allah SWT dan melawan Dajal. Itulah sebab kenapa ayat tersebut (Ali Imran 55), menjelaskan bahwa Kata Kafir adalah diperuntunkan untuk orang yang menganggap Nabi Isa AS adalah tuhan.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
9 April 2019 3:08 pm
Balasan ke  Fuad

~
Saudara Fuad,

Dari ayat tersebut tidak ada kata menyebutkan Nasrani. Sebaliknya jika sdr cermat maka Isa Al-Masih dibersihkan dari orang-orang kafir, ini bisa diartikan adalah mereka yang menolak kebenaran Isa Al-Masih. Mengapa? Karena kaum Nasrani adalah sebutan bagi mereka yang mengikuti Isa Al-Masih. Dan jelas dari ayat tersebut, pengikut Isa ditempatkan pada tempat yang istimewa jauh di atas orang-orang kafir hingga hari kiamat. Enam ratus tahun sebelum ada Al-Quran, Isa berfirman kepada pengikut-pengikut-Nya: “Dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:28).

Jelas, ayat tersebut mengatakan pengikut Isa atau dikenal sebagai Nasrani bukan orang kafir. Kami senang Al-Quran mengakui pengikut Isa mendapat tempat mulia di atas orang-orang kafir. Karena memanglah demikian. Doa kami, agar sdr dapat mengerti dan memahami kebenaran dalam Isa Al-Masih.
~
Purnama

Balas
Percaya
6 April 2019 8:57 am

~
Alquran yang diyakini umat Muslim mencatat dalam Ali Imran 55-56 bahwa umat Almasih (Kristus) bukanlah orang kafir. Kenapa ada yang menyebut umat Kristen itu ‘kafir’? Apa dalilnya? (Surah Almaidah 72-73) Jadi, alasan kenapa umat Kristen disebut orang-orang kafir oleh umat Muslim sehingga Ali Imran 55 bukanlah umat Kristen saat ini adalah karena:
1. Umat Kristen ‘MENUHANKAN’ Isa Al-Masih.
2. Umat Kristen menyembah tiga Tuhan.

Tapi, kalau dilihat secara teliti lagi apakah Almaidah 72-73 sedang berbicara tentang ajaran Kristen yang kita imani? Faktanya, Almaidah 72-73 bukanlah tentang ajaran Kristen yang lurus tapi ajaran antikristus yaitu ajaran yang telah menyeleweng dan tercampur dengan konsep politheisme dan paganisme.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
9 April 2019 3:18 pm
Balasan ke  Percaya

~
Saudara Percaya,

Terima kasih untuk tanggapan sdr. Kami berharap apa yang sdr sampaikan dapat menantang kaum Muslim berpikir dan berani untuk mempelajari ajaran Allah dalam Kitab Suci-Nya Taurat, Zabur dan Injil. Karena sesungguhnya ketidaktahuan mengenai kebenaran Isa Al-Masih itulah yang menyebabkan salah paham dari pihak Islam. Doa kami teman-teman Muslim dapat mempelajari Isa Al-Masih berdasarkan Alkitab. Terima kasih.
~
Purnama

Balas
Anonym
6 April 2019 9:00 am

~
Kafir ya Kafir, tak mau dipanggil kafir ya masuk Islam dan bersyahadat. Percaya kepada Allah dan nabi Muhammad utusan Allah. Beribadah dan menyembah Allah bukan yang lain.

Admin agamanya apa?
Kalau Islam ya pakai Alquran untuk mengkaji, tapi kalo non Muslim jangan ikut campur! Terima kasih.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
9 April 2019 3:47 pm
Balasan ke  Anonym

~
Saudara Anonym,

Berpendapat demikian sesungguhnya membuktikan bahwa Islam adalah agama yang mendiskriminasi suatu kelompok. Jauh dari klaim selama ini bahwa Islam adalah agama damai dan menghargai kepercayaan orang lain. Kami kira sdr harus meninggalkan dan berhenti membuat pernyataan demikian, karena hal itu adalah dosa. Allah adalah Mahakasih, tidak pernah menyatakan ciptaan-Nya sebagai kafir.

Nah, kami adalah pengikut Isa Al-Masih yang percaya pada Allah. Menerima Al-Quran dan nabi sdr perlu dipertimbangkan. Mengapa? Karena ajaran Al-Quran dan nabi sdr banyak hal yang tidak sejalan dengan kebenaran Isa Al-Masih dalam Injil. Silakan sdr lihat penjelasannya lebih lanjut di sini https://tinyurl.com/y8vnzu6j. Terima kasih
~
Purnama

Balas
hamba
6 April 2019 5:50 pm

~
Kesimpulan,
Qs 3:55, “(Ingatlah), ketika Allah berfirman: “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya”. Siapakah kafir yang dimaksud ayat tersebut. Bagaimana?

Respon,
Pengikut Isa yang benar adalah seorang Muslim yang mengakui Isa hanya lah manusia biasa karena Isa akan mati diambil ajalnya oleh Allah sedangkan Allah akan tetap hidup tak pernah mati ada bisa baca ayat itu.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
9 April 2019 4:02 pm
Balasan ke  hamba

~
Saudara Hamba,

Kami berharap pengakuan sdr pengikut Isa yang benar adalah seorang Muslim, benar adanya. Tetapi kosekuensinya Muslim harus percaya kepada Isa sebagai Juruselamat, penebus dosa. Isa berkata: “Karena Anak Manusia [Isa Al-Masih) juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Markus 10:45). Apakah sdr percaya bahwa Isa menebus dosa sdr?

Isa Al-Masih kekal, karena Dia adalah Kalimat Allah sendiri. Isa sudah di surga, itu sebabnya Dia dapat menjamin surga bagi saya dan sdr. Pengikut Isa jelas bukan orang kafir!
~
Purnama

Balas
Wahyu Kurniawan
7 April 2019 11:07 am

~
“Sebutan itu seolah-olah menganggap Muslim lebih tinggi derajatnya dibanding non-Muslim.”
Bukan “seolah-olah” tapi memang bener derajat Muslim lebih tinggi daripada Kafir. Orang Muslim itu sebaik-baik makhluk yang Allah ciptakan. Sedangkan orang kafir itu seburuk-buruk alias sehina-hinanya makhluk yang Allah ciptakan. Jadi, bukan “seolah-olah” tapi meang benar Muslim itu derajatnya tinggi di mata Allah (QS 98:6-7).

“Maukah kaum Muslim disebut kafir oleh orang non-Muslim?”
Kalau ada orang kafir mengatai Muslim itu kafir, misalnya “woy Kafir!” Kita Muslim tidak marah, tapi justru malah akan ketawa cekikikan. Karena kita pasti akan berkata “makhluk tolol apa itu, manggil dirinya sendiri”.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
9 April 2019 4:29 pm
Balasan ke  Wahyu Kurniawan

~
Saudara Wahyu,

Menurut Al-Quran dan agama Islam berpendapat bahwa Muslim adalah agama terbaik, derajatnya melebihi dari umat ciptaan Allah yang lain. Perlu sdr kaji kembali apakah benar pernyataan tersebut dari Allah sejati? Karena Allah sejati tidak pernah mendikriminasi umat ciptaan-Nya. Sifat Allah yang Mahaadil dan pengasih, tidak mungkin menyatakan demikian.

Dari jawaban sdr. Membuktikan bahwa Muslim tidak senang disebut kafir. Realita manusia bermoral, pasti tahu bagaimana hidup saling menghargai dan menghormati. Tepatlah Isa Al-Masih berkata: “Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka” (Injil, Lukas 6:31).
~
Purnama

Balas
Wahyu Kurniawan
7 April 2019 11:15 am

~
“Manakah yang terbaik menyebut non-Muslim kafir atau tidak? Beri alasannya!”
Soalnya salah tuh, dalam Islam kita tidak mengenal istilah “penyebutan terbaik Non Muslim”.
tapi yang ada “penyebutan terburuk Non Muslim” Karena Allah menghinakan kaum kafir, sehingga tidak ada “penyebutan terbaik” yang ada “penyebutan terburuk”.

Terus dalam Islam juga gak ada istilah “Non Muslim”. Non Muslim itu istilah yang diciptakan oleh orang kafir untuk memperhalus panggilan penghinaan terhadap dirinya. Sehingga Islam tidak mengenal istilah itu. Dalam Islam kita hanya mengenal orang kafir atau orang tidak beriman, hanya dua ini aja. Intinya adalah, anda sama keluarga anda itu kami sebutnya kaum kafir yang hina.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
7 April 2019 5:38 pm
Balasan ke  Wahyu Kurniawan

~
Saudara Wahyu Kurniawan,

Mohon maaf sebelumnya, kami menangkap dua hal dari tanggapan Anda. Pertama, Anda adalah golongan yang mulia sebab Allah di dalam Islam menyatakan demikian. Kedua, Anda menyatakan kami golongan kafir yang hina karena alasan Allah dan keislaman Anda yang menyatakan demikian. Tetapi pemahaman seperti itu kontradiksi dengan sifat Sang Pencipta yang rahman dan rahimi. Justru sifat itu ada di dalam Isa Al-Masih yang mengasihi setiap orang.
~
Noni

Balas
simson
7 April 2019 4:28 pm

~
@Noni to Pradjanto,

Bagaimana perasaan saudara jika saudara disebut kafir oleh umat Nasrani? Apakah saudara akan merasa senang atau sama sekali tidak terganggu? Sebagai seorang yang memiliki agama, tentu saudara tidak ingin disebut kafir.
Res: Anda bisa menyebut saya kafir. Saya tidak marah dan tidak sesekali terganggu. Sememangnya saya ingkar/kafir kepada keilahian Yesus alias tidak mengimaninya. Kafir bermaksud ingkar/tidak-percaya/disbelieve. Jadi, apa yang sensitifnya! Takkan dengan menyebut ingkar/kafir pun harus dihadapkan ke Mahkamah Agama (Mat 5:22). Mana logikalnya? Yang menjadi sensitif adalah manusia yang tidak mengerti maksud kafir/ingkar. Yang salah adalah mereka bukan Al-Quran!

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
7 April 2019 5:14 pm
Balasan ke  simson

~
Saudara Simson,

Terimakasih atas respon Anda, tetapi kami kurang paham apa maksud Anda terutama “takkan menyebut ingkar/kafir pun harus dihadapkan ke Mahkamah Agama” jadi mohon penjelasannya supaya kami dapat memberikan respon yang tepat
~
Noni

Balas
simson
7 April 2019 6:15 pm

~
@Noni
Tetapi kami kurang paham apa maksud Anda terutama “takkan menyebut ingkar/kafir pun harus dihadapkan ke Mahkamah Agama” jadi mohon penjelasannya supaya kami dapat memberikan respon yang tepat.

Res: Jika saya berkata kepada Anda, Anda kafir/ingkar/disbelieve kepada Alquran. Apakah ianya bisa menimbulkan kemarahan Anda? Bagi saya tentulah tidak karena itu adalah ungkapan yang tepat/betul. Oleh itu mengapa saya harus dihadapkan ke Mahkamah Agama apabila mengeluarkan perkataan sebegitu. Tolong jelaskan rasionalnya! Bagi saya perkataan kafir (perkataan Arab) tidak akan menimbulkan apa-apa polemik jika penduduk nusantara mengerti maksud kafir sebenarnya yaitu “ingkar/disbelieve”. TK.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
9 April 2019 5:03 pm
Balasan ke  simson

~
Saudara Simson,

Menurut sdr, apa yang terjadi jika semua agama berpendapat bahwa orang yang tidak mengikuti kepercayaan atau alirannya disebut kafir? Bayangkan semua saling mengklaim demikian. Bukankah kehadiran agama seharus membawa dan menciptakan damai diantara sesama? Karena itu alasannya Isa Al-Masih menyatakan hal ini: “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama…” (Injil, Rasul Matius 5:22).
~
Purnama

Balas

Sidebar

Artikel Terbaru

  • Cara Agar Dapat Kembali Fitrah dan Berkenan Kepada Allah
  • Mencari Rahmat Allah: Mempelajari Puasa Islam Dan Kristen
  • Inilah Cara Manjur Mukmin Mengatasi Kecemasan Berlebihan!
  • Kisah Mukmin Mendapat Pesan Allah Kepada Manusia Secara Langsung
  • Mengapa Siti Maryam Menjadi Wanita Utama Dalam Al-Quran? 

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • 4 Fakta Penting Tentang Isa Al-Masih dari Surah Al-Baqarah
  • Allah Peduli! Masalah Keuangan Dalam Rumah Tangga Mukmin
  • Kisah Mukmin menemukan Surga Melalui Mimpi Baik Dari Allah
  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah
  • Inilah Hidayah Terutama: Kita Pendosa Yang Dicintai Allah

Artikel Yang Terhubung

  • Ustatz: "Di Salib Ada Jin Kafir!" Benarkah Demikian?
  • Apakah Allah Itu Dekat atau Jauh Bagi Muslim?
  • Apakah Hal Terpenting dan Terutama Bagi Muslim Saat Ramadan?
  • Apakah Qurban Terbaik bagi Muslim Saat Idul Adha?
  • Apakah Tanda Dicintai Allah bagi Mukmin yang Penuh…

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube

Hak Cipta © 2009–2023 | Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi | Kebijakan Dalam Membalas Email | Hubungi Kami

wpDiscuz