Ayat keenam Al-Fatihah memuat permohonan kepada Allah yang terpenting. Setiap Muslim berulang kali mengucapkan permohonan ini: “tunjukan kami jalan yang lurus”. Sebenarnya, apa yang dimaksud jalan lurus yang tersebut dalam surat Al-Fatihah?
Semestinya semua umat manusia mengucapkan permohonan tersebut juga. Siapa dapat memanjatkan permintaan kepada Allah yang lebih penting daripada permintaan untuk tahu tentang jalan yang lurus?
Kita dapat mengerti apa yang dimaksud Jalan Lurus, ketika membaca penjelasan berikut ini.
Pengalaman Pengarang dengan Al-Fatihah
Saya mencintai Al-Fatihah dan sudah mengarang 106 artikel berdasarkan sura kesayangan ini. Saya juga hafal Al-Fatihah dalam bahasa Arab, Indonesia, dan Inggris. Juga, saya sudah membaca dengan teliti tafsiran Al-Fatihah di Tafsir Al-Mishbah, karangan M. Quraish Shihab, mantan Menteri Agama Indonesia dan pakar agama Islam.
Walau saya belum tahu bahasa Arab, saya sudah membaca Al-Fatihah dalam delapan terjemahan bahasa Inggris (Sahih International, Pickthall, Yusuf Ali, Shakir, Muhammad Sarwar, Mohsin Khan, Arberry).
Penafsiran Al-Fatihah 1:6 yang Sulit Diterima
Hampir semua pakar Islam mengajarkan bahwa apa yang dimaksud jalan lurus, adalah jalan amal dan perbuatan yang dikemukakan Al-Quran dan Hadith. Kita perlu mempertimbangkan tafsiran mereka.
Pertama, melakukan “amal dan perbuatan” sesuai dengan ajaran agama Islam tidak menjamin Mukmin masuk sorga. Sebaliknya Al-Quran mengajarkan bahwa setiap Mukmin akan masuk neraka. “Dan tidak ada seorang pun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan” (Qs 19:71). Mungkinkah Allah memimpin kita ke salah satu “jalan lurus” yang menuju neraka?
Kedua, bila “jalan lurus” terdapat dalam Al-Quran, lebih baik ayat enam berbunyi, “Tolonglah kami menjalankan perintah-perintah dalam Al-Quran dan Hadith.” Tetapi permohonan dalam ayat enam memberi kesan bahwa pendoa tidak tahu dimana harus mencari “jalan lurus.”
Semestinya “Jalan yang Lurus” Memimpin ke Surga
Ada satu setengah milyar Mukmin di dunia. Sebagian mengucapkan dalam bentuk permohonan Al-Fatihah sampai 17 kali sehari. Kebanyakan mereka serius, penuh iman dan tulus. Mereka sungguh ingin tahu “jalan yang lurus.”
Berulang kali saya bertanya pada teman Muslim, yakinkah mereka masuk surga setelah meninggal. Saya belum pernah mendengar Mukmin menjawab, “Saya pasti ke surga sesudah mati.” Apa yang saya dengar? Biasanya, “Mudah-mudahan ke surga.”
Jadi kelihatan Allah tidak membalas doa, “Tunjukilah kami jalan yang lurus.”
Mungkinkah Artikel Ini, yang Anda Baca, Balasan Doa Anda?
Isa Al-Masih adalah Nabi yang dihargai para Mukmin, Ia berkata, “Akulah Jalan . . .” Isa tidak mengatakan Ia tahu jalan ke surga. Ia tidak mengatakan Ia akan menunjukkan jalan ke surga. Tapi dengan berani Ia berkata “Aku inilah Jalan.” Jadi, apa yang dimaksud jalan yang lurus, maka jawabannya adalah Isa Al-Masih.
Isa Al-Masih menekankan bahwa orang yang menerima Dia sebagai “Jalan” ke surga pasti tidak akan binasa. Mereka akan hidup selama-lamanya. Jadi orang yang menerima Dia sebagai “Jalan” bukan “mudah-mudahan selamat” tetapi “pasti selamat.”
Klik di sini jika Anda rindu menjadi pasti selamat!
[Staf Isa dan Islam – Untuk informasi lebih lanjut, silakan mendaftar untuk menerima secara cuma-cuma Buletin Mingguan “Isa dan Al-Fatihah.”]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mungkinkah Allah ingin kita menjadi pasti tentang keselamatan sesudah kita mati? Mengapa Anda merasa demikian?
- Tatkala Anda mengucapkan Al-Fatihah, apakah Anda tulus mohon pertolongan Allah untuk menunjukkan maksud jalan yang lurus? Atau apakah Al-Fatihah 1:6 hanya merupakan permintaan yang diucapkan tanpa iman yang sungguh-sunguh? Jelaskanlah pengalaman Anda.
- Mengapa Isa Al-Masih berani mengatakan, “Aku inilah Jalan . . .” daripada mengatakan, “Aku menunjukkan jalan . . . ?” Berikanlah pandangan Anda.
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Apa Yang Dimaksud Jalan Yang Lurus Dalam Surah Al-Fatihah?” Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- 4 Kelebihan Utama Al-Fatihah
- Semua Agama ‘Jalan’ Menuju Allah?
- Al-Fatihah – Surat Permohonan “Jalan” Kepada Allah
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].