• Skip to main content
  • Skip to header right navigation
  • Skip to site footer
Isa Dan Islam

Isa Dan Islam

Dialog Agama - Isa dan Islam

  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami

Hukum Arah Kiblat: Apakah Menentukan Ibadah Muslim Diterima? 

Isa Dan Islam > Artikel > Kepercayaan Orang Islam > Sholat > Hukum Arah Kiblat: Apakah Menentukan Ibadah Muslim Diterima? 
29 Agustus 2022 | 4 Komentar

kabah di mekkah sebagai patokan hukum arah kiblat saat muslim sholat Sebagai orang beragama, kita perlu datang beribadah kepada Allah. Baik Islam, Nasrani, dan agama lainnya. Kita beribadah untuk mengenal Allah dan menyatakan syukur kepada Allah. 

Oleh sebab itu, kita semua ingin agar Allah menerima semua ibadah dan doa yang kita panjatkan. Jika Allah tidak menerima ibadah kita, sia-sialah ibadah yang kita lakukan dan kita akan jauh dari Allah. 

Hukum arah kiblat dalam Islam adalah penting bagi umat Muslim. Para Ulama Islam sepakat bahwa Muslim diwajibkan menghadap arah Ka’bah. Yang terletak di Makkah, Arab Saudi, saat melaksanakan ibadah sholat.  

Menurut ajaran Islam, salah satu syarat agar ibadah diterima Allah adalah dengan beribadah mengikuti arah kiblat. Apakah benar dengan mengikuti hukum arah kiblat, maka ibadah Mukmin terjamin akan diterima Allah? 

Mari kita melihat bagaimana cara Allah akan menerima ibadah kita supaya bisa dekat dengan Allah. 

Sejarah Hukum Arah Kiblat 

”Apabila kamu melakukan sholat, maka sempurnakanlah wudhumu, kemudian menghadaplah ke kiblat dan bertakbirlah” (HR Bukhari). Kiblat adalah arah bagi setiap Muslim untuk beribadah. Kiblat umat Muslim adalah Ka’bah di Mekah.

Sebenarnya, kiblat pertama umat Muslim mengarah ke Petra. Setelah sekitar 16 bulan di sana, Nabi Islam mengatakan ia mendapat perintah Allah SWT untuk mengubah arah kiblat ke Ka’bah di Mekah. Pada akhirnya, Mukmin mengikuti arah kiblat yang berubah karena kiblat sholat merupakan ajaran penting untuk beribadah dalam ajaran Islam.

Yang menjadi pertanyaan saat ini, alasannya apa dan mengapa arah kiblat Islam berubah? Apa hubungan kiblat dan sholat sebagai patokan sehingga Allah mau menerima ibadah seseorang? 

Kiblat: Perintah Allah agar Ibadah Berkenan bagi Allah

seseorang yang sedang berdoa“Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya” (Qs 2:144).

Makna dari kiblat itu sendiri adalah arah ibadah yang dapat Allah terima. Nabi Islam mengatakan bahwa mengikuti hukum arah kiblat yang ditentukan merupakan perintah Allah. Mukmin perlu beribadah mengikuti kiblat sholat agar Allah dapat menerima ibadahnya.

Rumah Allah berada sesuai dengan arah kiblat sehingga Mukmin meyakini bahwa ibadah yang dapat Allah terima pun harus menghadap ke sana.

Apakah Anda sudah yakin Allah akan menerima ibadah Anda? Apakah Anda langsung mendapatkan ketenangan ketika beribadah mengikuti kiblat sholat? Bagaimana kalau ada dosa di hati?  

Kiblat dalam Injil

Kiblat bukanlah syarat untuk beribadah dalam Injil. Umat Nasrani bisa datang kapan saja dengan arah yang nyaman untuk berdoa atau beribadah kepada Allah. Mengapa?

Rumah Allah tidak terbatas pada suatu tempat. Dia hadir di mana saja karena Allah Maha Wujud. “Langit adalah takhta-Ku, dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku” (Injil, Kitab Para Rasul 7:49).

Dalam keadaan sehat, kita bisa berdiri atau duduk di berbagai arah untuk datang menyembah kepada Allah. Dalam keadaan sakit pun, kita boleh mengambil posisi dengan arah yang nyaman untuk berdoa kepada Allah.

“Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau” (Kitab Zabur 139:8). 

Cara Pasti Agar Allah Menerima Ibadah Kita!

isa al-masih dan bumiHal yang paling penting adalah percaya dan memiliki respon hati yang benar untuk taat kepada Allah. “Tetapi saatnya akan datang . . . penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa [Allah] dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa [Allah] menghendaki penyembah-penyembah demikian” (Injil, Rasul Besar Yohanes 4:23).

Arah kiblat tidak menjadi patokan bahwa ibadah kita akan diterima Allah atau tidak. Hal yang paling penting adalah jika hati kita telah disucikan dari dosa-dosa.

Satu-satunya cara untuk memiliki hati yang bersih adalah melalui pengorbanan Isa Al-Masih. Isa sudah menerima hukuman yang kita layak terima supaya kita dapat mengenal Allah dengan benar.

Oleh sebab itu, percayalah kepada Dia! Dengan beriman kepada-Nya secara sungguh-sungguh, Anda akan dekat dengan Allah. Karena Dia telah menerima ibadah dan doa Anda.

Allah dan Isa berada di surga. Anda boleh berdoa dalam nama Isa Al-Masih kapanpun dan dimanapun. Anda bisa yakin bahwa Allah akan mendengar doa Anda karena hati Anda sudah bersih dari dosa!


Artikel Terkait

Berikut ini link-ink yang berhubungan dengan artikel “Hukum Arah Kiblat: Apakah Menentukan Ibadah Muslim Diterima?” Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:

  1. Fondasi Kiblat Islam Dan “Kiblat” Kristen
  2. Benarkah Ibrahim Membangun Ka’bah?
  3. Mahasiswa Meneliti Sejarah Kota Suci Mekah Dan Yerusalem

Video:

  1. Kiblat Islam Dan Sejarah Awal Penetapan Kiblat – Gabungan

Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Awalnya, kiblat mengarah ke kota Petra, sebelum akhirnya pindah lagi ke Mekkah. Menurut Saudara, jika kiblat menunjukkan “Rumah Allah”, mengapa kiblat bisa berubah lokasinya?
  2. Mengapa Allah yang seharusnya Maha Hadir menentukan hukum arah kiblat untuk umat Islam berdoa dan beribadah? 
  3. Manakah lebih penting menurut saudara, mengikuti kiblat ataukah respon hati yang benar untuk datang kepada Allah? Jelaskanlah jawaban Saudara!

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS/WA ke: 0812-8100-0718
Kategori: Kepercayaan Orang Islam, Sholat

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on X (Twitter) Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].

Subscribe
Beritahulah

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

4 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
Very Danial
30 Agustus 2022 7:37 pm

*****
Pertama, “Kiblat umat Islam awalnya adalah Petra”. Saya pernah baca hal ini pada artikel berbahasa asing milik orang barat. Tapi jika anda tanya pada Muslim mereka akan menjawab bahwa kiblat pertama adalah Al Aqsa di Yerusalem. Salah satu alasan pindah karena ketegangan antara Islam dan Yahudi kala itu.

Kedua, kiblat itu masalah kerapian dan keserasian. Bayangkan, jika Anda akan mengadakan sholat berjamaah dan semua orang menghabiskan waktu berdebat agar enaknya menghadap kemana.

Ketiga, apa hadap kiblat itu harus? Ya. Tapi jika Anda buta arah atau tersesat, Anda bisa menghadap ke arah yang anda yakin bahwa itu kiblat meski aslinya menghadap ke arah berlawanan dan sholatnya tetap sah.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
31 Agustus 2022 1:44 pm
Balasan ke  Very Danial

*****
Saudara Very Danial,

Menyenangkan sekali mengetahui bahwa saudara menanggapi tiga pertanyaan kami. Kami mohon izin untuk menanggapi satu saja agar lebih fokus, yaitu pada poin 1.

Memang menurut sumber yang ada bahwa kiblat berawal di Yerusalem. Jika perpindahan itu disebabkan ketegangan yang terjadi antara Islam dan Yahudi, mengapa perpindahan kiblat menjadi sebuah perintah yang disampaikan Allah Islam dalam Al-Quran? Bukankah perpindahan ini karena ketegangan, jika tidak mau disebut alasan politis?

Jika kita mendalami konsep kiblat, maka pertanyaan mendasar adalah apakah kiblat dapat memberikan jaminan pasti sholat diterima Allah? Apakah dalil jika kiblat memberikan jaminan diterima Allah?

Dalam perspektif kitab suci Injil, Isa Al-Masih tidak menekankan kiblat, melainkan seseorang diterima Allah karena telah disucikan Isa Al-Masih. Apakah saudara ingin mengenal Isa Al-Masih lebih lanjut dari kitab suci Injil?
~
Solihin

Balas
Very Danial
1 September 2022 10:14 am

~
Menanggapi pertanyaan saudara Solihin.

1. Dalam Al-Quran berpindah kiblat itu perintah Allah. Tapi apakah hal ini didasari politis? Bisa saja. Hal ini digunakan untuk meningkatkan moral dan memberikan sinyal bahwa Islam bukanlah sebuah agama turunan dari Yahudi. Beberapa ayat Al-Quran yang mengandung hukum hampir selalu turun dikarenakan adanya sebuah peristiwa meresahkan yang harus segera ditangani.

2. Apa kiblat memberikan jaminan sholat diterima? Tidak. Kiblat ini adalah tata cara yang wajib diikuti dalam situasi normal, bukan merupakan indikator diterimanya sholat.

3. Apa saya mau mengenal Yesus? Terima kasih. Saya sudah membaca Matius, Markus, Lukas, & Yohanes di Perjanjian Baru.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
5 September 2022 1:35 pm
Balasan ke  Very Danial

~
Saudara Very Danial,

Kami senang dengan kejujuran saudara yang mengakui bahwa kiblat tidak memberikan jaminan diterima Allah. Jika kiblat tidak memberikan jaminan diterima Allah, mengapa Allah Islam memerintahkan untuk menghadap kiblat, “Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya” (Qs 2:144)?

Bukankah perintah ini menjadi sia-sia jika tidak memberikan jaminan diterima Allah? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?

Kami senang bila saudara sudah membaca Rasul Besar Matius, Rasul Markus, Rasul Lukas, dan Rasul Besar Yohanes. Silakan diteruskan membaca kitab-kitab tersebut.
~
Solihin

Balas

Sidebar

Artikel Terbaru

  • Perubahan dalam Injil: Bahasa atau Esensi?
  • Kasih Sayang Allah Dalam Al-Quran dan Injil
  • Manifestasi dari Allah: Petunjuk dan Cahaya Bagi Mukmin
  • Apa Jalan Keluar Dari Syirik dan Dosa Tersembunyi Mukmin?
  • Mampukah Agama Menjadi Kunci Selamat Dunia Akhirat?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Mengapa Umat Nasrani Mengakui Ketuhanan Isa Al-Masih?
  • 5 Alasan Mengapa Manusia Berbuat Dosa Dan Solusinya
  • Mampukah Agama Menjadi Kunci Selamat Dunia Akhirat?
  • Apa Jalan Keluar Dari Syirik dan Dosa Tersembunyi Mukmin?
  • Siapakah Nabi Yang Paling Mulia? Ini 6 Petunjuknya!

Artikel Yang Terhubung

  • Cara Agar Puasa Diterima Allah dan Anda Berkenan Kepada-Nya
  • Benarkah Islam Menjadikan Rumah Allah Sebagai Kiblat Shalat?…
  • Apakah Hukum Nikah Siri Menurut Islam adalah Ajaran Allah? 
  • Benarkah Tujuan Ibadah Naik Haji Manfaatnya Selamat di…
  • Sejarah & Manfaat Batu Hitam Hajar Aswad Untuk Ibadah…

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube

Hak Cipta © 2009–2023 | Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi | Kebijakan Dalam Membalas Email | Hubungi Kami

wpDiscuz