Sebagai orang beragama, kita perlu datang beribadah kepada Allah. Baik Islam, Nasrani, dan agama lainnya. Kita beribadah untuk mengenal Allah dan menyatakan syukur kepada Allah.
Oleh sebab itu, kita semua ingin agar Allah menerima semua ibadah dan doa yang kita panjatkan. Jika Allah tidak menerima ibadah kita, sia-sialah ibadah yang kita lakukan dan kita akan jauh dari Allah.
Hukum arah kiblat dalam Islam adalah penting bagi umat Muslim. Para Ulama Islam sepakat bahwa Muslim diwajibkan menghadap arah Ka’bah. Yang terletak di Makkah, Arab Saudi, saat melaksanakan ibadah sholat.
Menurut ajaran Islam, salah satu syarat agar ibadah diterima Allah adalah dengan beribadah mengikuti arah kiblat. Apakah benar dengan mengikuti hukum arah kiblat, maka ibadah Mukmin terjamin akan diterima Allah?
Mari kita melihat bagaimana cara Allah akan menerima ibadah kita supaya bisa dekat dengan Allah.
Sejarah Hukum Arah Kiblat
”Apabila kamu melakukan sholat, maka sempurnakanlah wudhumu, kemudian menghadaplah ke kiblat dan bertakbirlah” (HR Bukhari). Kiblat adalah arah bagi setiap Muslim untuk beribadah. Kiblat umat Muslim adalah Ka’bah di Mekah.
Sebenarnya, kiblat pertama umat Muslim mengarah ke Petra. Setelah sekitar 16 bulan di sana, Nabi Islam mengatakan ia mendapat perintah Allah SWT untuk mengubah arah kiblat ke Ka’bah di Mekah. Pada akhirnya, Mukmin mengikuti arah kiblat yang berubah karena kiblat sholat merupakan ajaran penting untuk beribadah dalam ajaran Islam.
Yang menjadi pertanyaan saat ini, alasannya apa dan mengapa arah kiblat Islam berubah? Apa hubungan kiblat dan sholat sebagai patokan sehingga Allah mau menerima ibadah seseorang?
Kiblat: Perintah Allah agar Ibadah Berkenan bagi Allah
“Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya” (Qs 2:144).
Makna dari kiblat itu sendiri adalah arah ibadah yang dapat Allah terima. Nabi Islam mengatakan bahwa mengikuti hukum arah kiblat yang ditentukan merupakan perintah Allah. Mukmin perlu beribadah mengikuti kiblat sholat agar Allah dapat menerima ibadahnya.
Rumah Allah berada sesuai dengan arah kiblat sehingga Mukmin meyakini bahwa ibadah yang dapat Allah terima pun harus menghadap ke sana.
Apakah Anda sudah yakin Allah akan menerima ibadah Anda? Apakah Anda langsung mendapatkan ketenangan ketika beribadah mengikuti kiblat sholat? Bagaimana kalau ada dosa di hati?
Kiblat dalam Injil
Kiblat bukanlah syarat untuk beribadah dalam Injil. Umat Nasrani bisa datang kapan saja dengan arah yang nyaman untuk berdoa atau beribadah kepada Allah. Mengapa?
Rumah Allah tidak terbatas pada suatu tempat. Dia hadir di mana saja karena Allah Maha Wujud. “Langit adalah takhta-Ku, dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku” (Injil, Kitab Para Rasul 7:49).
Dalam keadaan sehat, kita bisa berdiri atau duduk di berbagai arah untuk datang menyembah kepada Allah. Dalam keadaan sakit pun, kita boleh mengambil posisi dengan arah yang nyaman untuk berdoa kepada Allah.
“Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau” (Kitab Zabur 139:8).
Cara Pasti Agar Allah Menerima Ibadah Kita!
Hal yang paling penting adalah percaya dan memiliki respon hati yang benar untuk taat kepada Allah. “Tetapi saatnya akan datang . . . penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa [Allah] dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa [Allah] menghendaki penyembah-penyembah demikian” (Injil, Rasul Besar Yohanes 4:23).
Arah kiblat tidak menjadi patokan bahwa ibadah kita akan diterima Allah atau tidak. Hal yang paling penting adalah jika hati kita telah disucikan dari dosa-dosa.
Satu-satunya cara untuk memiliki hati yang bersih adalah melalui pengorbanan Isa Al-Masih. Isa sudah menerima hukuman yang kita layak terima supaya kita dapat mengenal Allah dengan benar.
Oleh sebab itu, percayalah kepada Dia! Dengan beriman kepada-Nya secara sungguh-sungguh, Anda akan dekat dengan Allah. Karena Dia telah menerima ibadah dan doa Anda.
Allah dan Isa berada di surga. Anda boleh berdoa dalam nama Isa Al-Masih kapanpun dan dimanapun. Anda bisa yakin bahwa Allah akan mendengar doa Anda karena hati Anda sudah bersih dari dosa!
Artikel Terkait
Berikut ini link-ink yang berhubungan dengan artikel “Hukum Arah Kiblat: Apakah Menentukan Ibadah Muslim Diterima?” Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Fondasi Kiblat Islam Dan “Kiblat” Kristen
- Benarkah Ibrahim Membangun Ka’bah?
- Mahasiswa Meneliti Sejarah Kota Suci Mekah Dan Yerusalem
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Awalnya, kiblat mengarah ke kota Petra, sebelum akhirnya pindah lagi ke Mekkah. Menurut Saudara, jika kiblat menunjukkan “Rumah Allah”, mengapa kiblat bisa berubah lokasinya?
- Mengapa Allah yang seharusnya Maha Hadir menentukan hukum arah kiblat untuk umat Islam berdoa dan beribadah?
- Manakah lebih penting menurut saudara, mengikuti kiblat ataukah respon hati yang benar untuk datang kepada Allah? Jelaskanlah jawaban Saudara!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].