• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Tanya / Jawab
  • Artikel
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Pertanyaan / Jawaban > Kepercayaan Orang Islam > Perspektif Islam? > “Jangan Menyebut Non-Muslim Kafir!” Mengapa?

“Jangan Menyebut Non-Muslim Kafir!” Mengapa?

1 April 2019 oleh Web Administrator 178 Komentar

dua-orang-muslim-sedang-berjabat-tanganOrang Muslim, Nasrani, dan semua orang ingin dihargai. Kita ingin penghormatan sederajat dengan orang lain. Salah satunya dengan sebutan yang tidak merendahkan.

Bagaimanakah hukum menyebut non-Muslim kafir? Baikkah menyebut kafir kepada non-Muslim dan Muslim?

Hukum Menyebut Non-Muslim Kafir

Menurut Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj, istilah kafir tidak ada dalam sistem kewarganegaraan dalam negara dan bangsa. Maka setiap warga negara memiliki hak yang sama di mata konstitusi. Maka yang ada adalah no- Muslim, bukan kafir.

Nampaknya sebagaian pakar Islam tidak setuju penghapusan sebutan kafir kepada non-Muslim. “Selain Islam adalah kafir. Ini prinsip akidah yang mesti dipahami oleh setiap Muslim,” terang Muhammad Abduh Tausikal. Salah satu ayat rujukan dia ialah, “Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik . . .” (Qs 98:1).

Kedua pendapat di atas pasti menimbulkan dampak yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia. Pendapat yang kedua di atas akan menimbulkan banyak kebencian dan perendahan kepada kaum non-Muslim, bukan?

Maukah Muslim Disebut Kafir?

Hukum menyebut non Muslim kafir, bukan saja melakukan pembedaan antara Muslim dan non-Muslim. Penyebutan itu penuh kebencian dan menyakiti. Sebutan itu seolah-olah menganggap Muslim lebih tinggi derajatnya dibanding non-Muslim.

Maukah kaum Muslim disebut kafir oleh orang non-Muslim? Jika mereka sendiri merasa sakit hati dan tidak mau, maka penyebutan itu tidak baik, bukan? Jelaskan pendapatmu di sini.

hiasan-dari-kayu-dengan-tulisan-loveWahyu Allah Soal Penyebutan Kafir

Injil Allah mengajarkan, “. . . siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama   . . .” (Injil, Rasul Besar Matius 5:22).  Allah mengajarkan bahwa orang yang mengatakan kafir kepada sesamanya layak dihukum. Sebab mereka tidak mengasihi sesamanya.

Sebaliknya, Injil Allah mengajarkan hukum emas: “Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka” (Injil, Lukas 6:31). Jika kita tidak ingin dipanggil kafir oleh orang lain, maka janganlah kita memanggil mereka kafir. Jika kita tidak mau disakiti orang lain janganlah kita menyakiti mereka.

Sebaliknya kita wajib mengasihi mereka seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Itulah ajaran kitab Taurat dan Injil.

orang-non-muslim-bukan-kafir-sedang-menyembah-merenungkan-pengorbanan-isa-melalui-penyalibanKasih Kekal bagi Umat Manusia

Jadi, menyebut sesama manusia kafir adalah salah satu dosa. Tuhan melarang kebencian seperti itu. Sebaliknya kita wajib mengasihi sesama seperti diri kita sendiri. Salah satunya dengan tidak menyebut mereka kafir.

Umat Nasrani wajib mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri karena Isa Al-Masih telah mengasihi mereka.

Isa Al-Masih telah menyelamatkan mereka dari siksa api neraka melalui kematian-Nya di kayu salib. Ia menjamin setiap orang yang beriman kepada-Nya bebas dari hukuman kekal di neraka dan masuk surga-Nya.

Maka percayalah kepada-Nya demi keselamatan jiwamu! Bagaimana caranya? Anda dapat bertanya di sini.

[Staf  Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]

 


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Manakah yang terbaik menyebut non Muslim kafir atau tidak? Beri alasannya!
  2. Mengapa Wahyu Allah melarang menyebut kafir kepada sesama yang berbeda agama?
  3. Apakah alasan rohani umat Isa Al-Masih wajib mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri dan tidak memanggil orang lain kafir?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:

  1. Al-Quran Tidak Setuju Orang Kristen Disebut Kafir
  2. Kebencian Ataukah Kasih Yang Umat Beragama Butuhkan?
  3. Islam, Kristen Membutuhkan Terang Kasih Allah
  4. Islam, Kafir, dan Kristen – Bukti Utama Allah Ar-Rahman dan Ar-Rahim
  5. Islam: Ajaran Kasih Isa Itu Lemah, Allah Maha Pengasih dan Penyayang

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718

 

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Kepercayaan Orang Islam, Perspektif Islam?

Reader Interactions

Comments

  1. Damailah hatiku mengatakan

    24 Mei 2020 pada 9:24 pm

    ~
    Kata kafir sudah ada sejak zaman nabi Musa, jauh sebelum ada agama Islam. Kafir artinya adalah menolak diajak dalam kebenaran. Mirip dengan kata sujud sama dengan diperintahkanlah setan bersujud pada Adam. Maksudny adalah apakah setan hanya sekedar disuruh nenunduk sujud menyembah atau sujud dalam artian (sujud memuliakan manusia Adam). Kesimpulanya adalah kafir tidak berarti untuk non Muslim. Kafir adalah yang menolak diajak dalam kebenaran atau orang yang memerangi sesuatu kebaikan.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      26 Mei 2020 pada 8:35 pm

      ~
      Saudara Damai,

      Memang janggal menyebut orang non-Muslim sebagai kafir. Padahal pengikut Isa Al-Masih menyembah kepada Allah yang esa dan menegakkan ajaran Isa Al-Masih untuk menyayangi Allah dan sesama seperti menyayangi diri sendiri (Injil, Rasul Markus 12:30-31). Kami berharap saudara-saudara di forum ini berani mempelajari Injil secara menyeluruh. Terima kasih.
      ~
      Solihin

  2. mas sindol mengatakan

    3 Desember 2020 pada 12:53 pm

    ~
    Asalamu ‘alaikum,

    Saya seorang Muslim, dan saya sedang belajar memahami Islam dengan benar. Saya meyakini bahwa Nabi kami Muhammad saw adalah utusan Allah Ta’ala. Saya juga meyakini nabi-nabi bani Israil adalah benar, demikian juga dengan kitab-kitabnya.

    Menurut pemahaman saya, Muslim dan Non Muslim sama-sama berhak mendapatkan rahmat Allah, namun saya meyakini bahwa ajaran Muhammad saw adalah yang paling baik di antara ajaran-ajaran yang baik, karena saya meyakini bahwa ajaran Musa dan Isa al Masih adalah ajaran untuk Bani Israil saja.

    Kesimpulan saya memang berbeda dengan keyakinan pada umumnya umat Muslim yang menganggap nonmuslim masuk neraka.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      6 Desember 2020 pada 10:08 pm

      ~
      Saudara Mas,

      Kami menghargai pendapat saudara di atas. Memang sangat baik mempelajari semua riwayat para nabi. Namun, nabi-nabi tersebut tidak pernah mengajarkan untuk menyatakan kafir kepada umat beragama lain.

      Demikian juga dengan Isa Al-Masih. Bahkan Isa Al-Masih melarang siapapun untuk menyebut kafir. Bukankah ini menakjubkan? Hal ini amat berbeda dengan nabi saudara.

      Oh ya, apakah saudara ingin mengenal Isa Al-Masih dan ajaran-Nya lebih lanjut? Bagaimana?
      ~
      Solihin

  3. aditiono mengatakan

    17 Desember 2020 pada 9:15 am

    ~
    Salam untuk semua,

    Kata kafir berlaku untuk semua & sepanjang zaman karena asal huruf & morfologinya adalah wahyu Tuhan kepada semua orang beriman & tidak beriman untuk sebagai tolak ukur yang langgeng dari Tuhan melalui Jibril – Gabriel (sebagai penyampai wahyu kepada semua para utusan Tuhan).

    Bila ada yang merasa tidak menyenangkan bila mendengar salah satu ajaran tidak sesuai dengan ajaran lainnya adalah suatu kewajaran. Tidak mungkin Injil jadi satu dengan Taurat/semuanya sama di dalam Al-Quran. Pasti ada perbedaan. Pasti ada koreksi pada setiap utusan Tuhan.

    Semua terpulang kepada kita masing-masing. Wahyu Tuhan jelas berbeda dengan keinginan manusia yang selalu ingin merubah semua aturan sesuai yang kita mau. Kafir kepada Tuhan bukan kepada sesama.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      21 Januari 2021 pada 10:15 am

      ~
      Saudara Aditiono,

      Kami setuju dengan saudara bahwa kafir kepada Tuhan, bukan sesama. Walaupun banyak orang yang senang mengkafirkan sesama. Jelas, tolok ukurnya adalah dirinya, bukan Tuhan.

      Itu sebabnya, Isa Al-Masih mengajarkan untuk tidak menyebut sesama dengan sebutan kafir. Sebutan kafir telah menghakimi dan tidak menyayangi sesama. Bukankah ini bertentangan dengan sifat kasih sayang Allah?

      Bagaimana perasaan saudara bila seseorang menyebut kafir kepada saudara?
      ~
      Solihin

Baca komentar lainnya:

« 1 … 8 9 10

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Punya Hutang Puasa Ramadhan? Ini Cara Lunasinya!
  • 3 Alasan Mukmin Seharusnya Percaya Nabi Isa Wafat
  • Isa Al-Masih Tidak Mati Disalib! Benarkah?
  • Satu-satunya Jalan Menghindari Si Dajjal
  • 5 Mukjizat Isa Al-Masih di Al-Quran

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Isa Al-Masih Tidak Mati Disalib! Benarkah?
  • 3 Alasan Mukmin Seharusnya Percaya Nabi Isa Wafat
  • Injil: Isa Al-Masih Anak Manusia, Isa Al-Masih Bukan Tuhan?
  • 5 Mukjizat Isa Al-Masih di Al-Quran
  • Satu-satunya Jalan Menghindari Si Dajjal

Artikel Yang Terhubung

  • Orang Bertanya: Mengapa Umumnya Muslim Takut Anjing?
  • Mengapa Para Mukmin Gelisah Akan Kiamat?
  • Mengapa Lebih Baik Jangan Menikah Beda Agama?
  • Mengapa Orang Beragama Islam Menjadi Atheis
  • Mengapa Pakai Bahasa Arab Dalam Bersholat?

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2021 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami