• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Artikel > Kepercayaan Orang Islam > Perspektif Islam? > Bagaimana Cara Bersikap Saat Menghadapi Pemimpin yang Zalim?

Bagaimana Cara Bersikap Saat Menghadapi Pemimpin yang Zalim?

8 Januari 2018 oleh Web Administrator 49 Komentar

ilustrasi-seorang-pemimpin-zalim-yang-sedang-memarahi-bawahannyaSetiap kita sudah pernah atau akan menghadapi seorang pemimpin. Kita berharap semua guru, bos, dll sangat baik, adil dan saleh. Tetapi, ada kemungkinan besar suatu hari kita akan mempunyai/menghadapi pemimpin yang zalim atau tidak adil.

Bagaimana cara menghadapi pemimpin yang zalim? Sebaiknya orang beragama mengikuti teladan nabi-nabi sebelumnya. Kita bisa belajar cara yang baik dan mungkin tidak baik.

Cara Nabi Daud Menghadapi Pemimpin yang Zalim

Nabi Daud bertahun-tahun harus melarikan diri karena Raja Saul ingin membunuhnya. Suatu kali, Daud bersembunyi di gua karena takut dibunuh. Saul masuk ke gua itu, tetapi tidak tahu Daud di dalam. Waktu itu, Daud memotong punca jubah Saul dengan diam-diam.

Ketika Saul keluar, Nabi Daud berkata, “. . . ada orang yang telah menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN . . . lihatlah dahulu . . . bahwa tanganku bersih dari pada kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku” (Taurat, Kitab Nabi 1 Samuel 24:10-12).

Jadi, Nabi Daud sangat menghormati pemimpin karena semua pemimpin diurapi Allah. Walaupun Saul akan coba membunuhnya lagi. Menurut Daud Allah adalah Hakim, bukan manusia. Ini contoh yang baik, tapi ada yang lebih baik lagi? 

Cara Nabi Islam Menanggapi Pemimpin 

Pada awalnya, Nabi Islam menghormati pemimpin di sekitarnya. Tetapi, ketika pemimpin suku lain mulai melawannya, Nabi Islam memenangkan mereka. Ada pemimpin yang diperbudak dan dibunuh. Misalnya, Nabi Islam mengutus sekelompok orang untuk membunuh Abu Rafi’, seorang pemimpin dalam salah satu suku Yahudi (Shahih Bukhari 3732). Silakan kirim pendapat Anda akan tindakan ini lewat email ini.

Teladan Nabi Isa buat Mukmin: Menghadapi Pemimpin  yang Zalim

Isa Al-Masih juga pernah menghadapi pemimpin yang zalim dan tidak adil. Beberapa hari sebelum Isa wafat, orang menangkap-Nya dan membawa-Nya ke rumah Imam Besar.

Lalu, “. . . orang-orang yang menahan Yesus [Isa Al-Masih], mengolok-olokkan Dia dan memukuli-Nya. Mereka menutupi muka-Nya dan bertanya: “Cobalah katakan siapakah yang memukul Engkau? Dan banyak lagi hujat yang diucapkan mereka kepada-Nya” (Injil, Rasul Lukas 22:63-65). 

Setelah itu, Isa harus menghadapi Herodes, seorang yang kejam. Lalu, Herodes, “. . . mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus [Isa Al-Masih], tetapi Yesus [Isa Al-Masih] tidak memberi jawaban apapun. Sementara itu imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat maju ke depan dan melontarkan tuduhan-tuduhan yang berat terhadap Dia. Maka mulailah Herodes dan pasukannya menista dan mengolok-olokkan Dia . . .” (Injil, Rasul Lukas 23:9-11). 

dua-orang-pria-berpelukan-cara-untuk-saling-memaafkanSenangkah Mukmin Meniru Tindakan Isa ini? 

Isa Al-Masih tidak pernah membela diri, sekalipun Ia tidak berdosa. Isa justru meminta Allah untuk mengampuni musuh-Nya, karena Isa sangat mengasihi mereka. “. . . Ya Bapa, ampunilah mereka . . .” (Injil, Rasul Lukas 23:34). 

Isa tidak hanya bicara demikian, tapi Dia rela menanggung dosa-dosa setiap orang, termasuk musuh-Nya, agar dapat bersih dan layak masuk sorga. Silakan hubungi kami jika Anda ingin bersih dari setiap dosa selamanya.

Demikianlah kiranya seluruh umat beragama dapat meneladani Isa Al-Masih dalam hal menanggapi pemimpin zalim, yaitu bersedia mengampuni dan mendoakan. Sehingga akan tercipta lebih banyak perdamaian dan kasih di dunia.

[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]

 


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana Nabi Islam menghadapi pemimpin yang zalim dibandingkan nabi-nabi lain? Jelaskan!
  2. Apakah Saudara setuju dengan cara Nabi Daud menanggapi Saul? Atau lebih baik Nabi Daud membunuh Saul agar tidak harus lari dan takut lagi? Mengapa?
  3. Apakah Isa teladan yang paling baik dengan bagaimana kita harus menanggapi pemimpin zalim? Mengapa?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Bagaimana Cara Bersikap Saat Menghadapi Pemimpin yang Zalim?“ Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:

  1. Mencari Teladan Yang Baik Agar Lebih Sholeh
  2. Siapakah Guru Paling Agung Dalam Islam?
  3. Teladan Muhammad Atau Isa Al-Masih?
  4. Bolehkah Agama Islam Dikritik?

Video:

  1. Teladan Isa Dalam Memperlakukan Sesama

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

Ditulis oleh: Kaleb

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Kepercayaan Orang Islam, Perspektif Islam?

Subscribe
Beritahulah
49 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
Tosto
8 Januari 2018 1:27 pm

~
Pertanyaan yang sulit. Seumpama pemimpinnya sangat zalim tentu susah menyadarkannya, tapi kalau memang dengan kekuatan doa Allah bisa menunjukkan kuasa-Nya. Sebagai seorang Muslim tentunya berserah kepada Allah dan berdoa memohon bimbingannya. Cuma ada kalanya doa dijawab disuruh membunuh oleh Allah seperti membunuh bangsa Amalek. Apakah benar itu jawaban Allah dengan disuruh membunuh? Hanya Allah Perjanjian Lama yang bisa begitu.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
8 Januari 2018 3:57 pm
Balasan ke  Tosto

~
Saudara Tosto,

Artikel di atas menguraikan tentang sikap kepada seorang pemimpin zalim. Tentu hal ini berbeda konteks dengan yang disampaikan saudara mengenai bangsa Amalek. Sebab konteks tersebut adalah peperangan antarbangsa. Sedangkan konteks artikel di atas adalah sikap terhadap pemimpin. Kami merasa saudara perlu memahami artikel di atas secara tepat.

Bila kita mencermati artikel di atas, maka terdapat perbedaan signifikan antara sikap nabi saudara dengan para nabi sebelumnya menanggapi para pemimpin. Nabi saudara mengeluarkan perintah membunuh, sedangkan Nabi Daud tidak ingin melukai pemimpinnya. Demikian juga dengan Isa Al-Masih. Sebaliknya, Isa Al-Masih mendoakan dan mengampuni para pemimpin yang menyalibkan-Nya. Tentu ini perkara tidak mudah, tetapi Isa Al-Masih melakukannya. Karena itu, menurut saudara, siapakah teladan yang terbaik dalam hal pengampunan kepada para pemimpin? Mengapa? Bagaimana saudara?
~
Solihin

Balas
KESIMPULAN
12 Januari 2018 1:00 pm

~
Setelah saya baca dari keseluruhan dialog ini, banyak Saudara kita Muslim belum belajar banyak Al-Quran. Jadi, kalau berdialog dengan Staff IDI, mereka rata-rata punya jawaban atau asumsi sendiri-sendiri. Karena ilmu mereka hanya mendengarkan tapi tidak mau belajar sendiri. Saran saya belajar dulu Al-Quran. Kalau sudah qatam berjus-jus, baru dialog dengan Staff IDI yang notabene sudah Qatam Al-Quran dan Alkitab. Belajarlah kebenaran dengan yang punya Ilmu kebenaran. Oleh sebab itu Isa Al-Masih berkata: ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
15 Januari 2018 6:18 pm
Balasan ke  KESIMPULAN

~
Saudara Kesimpulan,

Kami setuju dengan saudara untuk mempelajari Al-Quran secara menyeluruh. Mengapa? Membaca Al-Quran dan membandingkan dengan Injil akan menolong setiap orang mengetahui kebenaran sesungguhnya. Tetapi bila kita tidak berani atau takut mempelajari Al-Quran dan membandingkannya dengan Injil, maka kebenaran tidak terungkap. Kami berterimakasih untuk sanjungan saudara. Kami kira kami masih perlu belajar lagi mengenai banyak hal.
~
Solihin

Balas
Taohids Online
14 Januari 2018 6:06 pm

~
Masalahnya adalah pada cara anda nenguraikanya. Cara Nabi Daud, cara nabi Islam, cara Isa Al-Masih. Apa yang anda uraikan memang begitu kenyataanya? Contoh, Anda mengatakan nabi Islam menanggapi pemimpin zalim dengan peperangan. Kondisi dan situasinya memang memungkinkan untuk itu. Sekarang bagaimana jika pasukan gajah menyerang Isa Al-Masih? Ini tidak rasional, karena Isa Al-Masih memang tidak punya pengikut. Wajar kalau beliau hanya meratap dan berdoa.

Jadi tidak nampak kenetralan di sana, anda terlalu condong pada yang anda yakini. Walau disajikan sehalus mungkin tetap saja kelihatan. Intinya anda bukan sedang memberi pencerahan, tapi menjajakan Ketuhanan Isa Al Masih. Anda sales agama.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
15 Januari 2018 6:24 pm
Balasan ke  Taohids Online

~
Saudara Taohids,

Kami berpendapat bahwa Firman Allah tidak ditentukan oleh situasi dan kondisi. Firman Isa Al-Masih yang mengajarkan untuk mengasihi sesama bukan ditentukan karena situasi. Bila kita membandingkan situasi dan kondisi pada masa itu, maka situasi dan kondisi Isa Al-Masih lebih memungkinkan untuk menyerang atau melakukan kekerasan. Mengapa? Karena pada waktu itu, bangsa Israel sedang dijajah bangsa Romawi. Tetapi dalam kondisi demikian pun, Isa Al-Masih tetap mengajarkan untuk mengasihi musuh (Injil, Rasul Besar Matius 5:44).

Berbeda dengan nabi Islam. Nabi Islam mengutus sekelompok orang untuk membunuh Abu Rafi’, seorang pemimpin dalam salah satu suku Yahudi (Shahih Bukhari 3732). Tentu ini bertentangan dengan teladan yang diberikan Isa Al-Masih. Pertanyaannya adalah mengapa nabi Islam harus memerintahkan untuk membunuh seorang pemimpin seperti Abu Rafi’? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin

Balas
mbokjamu
15 Januari 2018 10:56 am

~
IDI,

“Beginilah firman Tuhan semesta alam: Aku akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalangi mereka, ketika orang Israel pergidari Mesir. 3. Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai.”

Mengapa Tuhan anda tidak konsisten? Bahkan hewan, bayi yang sedang menyusu, wanita, lansia disuruh untuk dihabisi sampai mampus! Begini yang ajaran kasih? Islam konsisten. Tidak boleh membunuh orang yang tidak bersalah, tapi kalau ada manusia dzolim yang mengajak perang, sekalipun sudah diserukan jalan kebenaran, ayo saja.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
15 Januari 2018 6:38 pm
Balasan ke  mbokjamu

~
Saudara Mbokjamu,

Ayat tersebut adalah peperangan antarbangsa, yakni bangsa Israel dan bangsa Amalek. Itu pun hanya terjadi pada masa dan oleh bangsa itu saja. Tetapi itu penting dideskripsikan agar menjadi catatan sejarah. Bila peristiwa itu dianggap tidak konsisten, apa tolok ukur tidak konsisten? Sebab ayat itu menjelaskan tentang peperangan antarbangsa, bukan memerangi satu orang atau satu kelompok orang. Lagi pula, terdapat jarak waktu yang panjang hingga peristiwa itu terjadi.

Bila Islam disebut konsisten, maka pertanyaannya adalah mengapa golongan Islam tertentu (ISIS) memenggal kepala orang? Apa kesalahan orang-orang tersebut sehingga harus dipenggal? Kami berharap saudara dapat menjawabnya. Terimakasih sebelumnya, saudara.
~
Solihin

Balas
mbokjamu
16 Januari 2018 9:40 am

~
IDI: “Bila Islam disebut konsisten, maka pertanyaannya adalah mengapa golongan Islam tertentu (ISIS) memenggal kepala orang? Apa kesalahan orang-orang tersebut sehingga harus dipenggal?”

Respon:
Mana saya bisa jawab. Saya bukan bagian dari ISIS. Yang perlu anda pikir, kemana ISIS ketika Muslim Palestina dihancurkan dan dibunuh secara keji oleh pemimpin kafir Kristen dan Yahudi? Tidak ada, bukan? Karena mereka bukan bagian dari Muslim. ISIS hanya alat provokasi agama kafir untuk memfitnah Islam. Justru yang saya tanyakan bagaimana sikap Kristen di tiap negara di mana banyak sekali pemimpin dzolim dari agama kalian yang memerintah negara.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
16 Januari 2018 6:04 pm
Balasan ke  mbokjamu

~
Saudara Mbokjamu,

Kami bersyukur kepada Allah bahwa saudara bukan bagian dari ISIS. Walaupun demikian, banyak juga yang menjadi militansi ISIS berasal dari Indonesia. Siapakah mereka? Mereka adalah Islam yang ingin berjuang di jalan Allah SWT. Bila ISIS bukan Muslim, maka tidak mungkin orang yang dianggap kafir dipenggal. Bukankah pemenggalan orang yang dianggap kafir sampai diposting dan diberitakan di media-media?

Dari manakah mereka (ISIS) memperoleh ide untuk memenggal kepala orang kafir? Bukankah ini berasal dari Al-Quran? “Ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan orang-orang yang telah beriman.’ Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka” (Qs 8:12). Bukti konkrit telah diberikan dan diperbandingkan dengan fakta atau kenyataan yang terjadi. Semua itu menjelaskan bahwa ISIS adalah Muslim. Bagaimana mungkin saudara berpikir bahwa ISIS adalah alat provokasi agama kafir? Adakah bukti untuk itu? Harap saudara dapat membuktikan agar tidak disebut memfitnah.

Mengenai pertanyaan saudara. Siapakah yang dimaksud dengan pemimpin dzolim ini? Dapatkah saudara menyebutkan secara spesifik agar kami tidak berasumsi? Kemudian apa yang dilakukan pemimpin tersebut sehingga dianggap dzolim? Tentu kami perlu klarifikasi agar saudara tidak sekedar menuduh dan memfitnah. Bukankah itu jauh lebih baik?
~
Solihin

Balas
الملك|ᴮᴵᴬᴺᴳᴷᴬᴸᴬ|كالا
16 Januari 2018 12:31 pm

****
2. Setuju cara Nabi Daud, karena Daud pegang prinsip: Romα 13:1, “…tidαk αdα pemerintαh, yαng tidαk berαsαl dαri Allαh; dαn pemerintαh-pemerintαh yαng αdα, ditetαpkαn oleh Allαh.”

3. Keteladanan Isa bisa membuat para pemimpin Islam di hari kiamat pada kebelet ingin dipimpin sama Isa buat mimpin mereka shalat, walau secara diplomasi ditolak sama Isa lantaran beda aqida apalagi teknik buat menanggapi pemimpin yang dzalim, tentu teladan Isa diperlukan sama semua umat manusia. Dαri Jαbir rα, sαw bersαbdα: “Di hαri kiαmαt pαrα pemimpin Islαm memohon kepαdα Isα Almαsih untuk bersediα memimpin merekα shαlαt.” (HR. Muslim, 225).

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
16 Januari 2018 6:07 pm
Balasan ke  الملك|ᴮᴵᴬᴺᴳᴷᴬᴸᴬ|كالا

****
Saudara Biangkala,

Kita patut bersyukur kepada Allah karena Alkitab mencatat tokoh-tokoh yang memberikan teladan bagaimana bersikap kepada para pemimpinnya, terutama adalah Isa Al-Masih. Sekalipun Isa Al-Masih tidak berbuat salah, tetapi para pemimpin memperlakukan Dia tidak adil. Alih-alih melawan, Isa Al-Masih malah mendoakan mereka (Injil, Rasul Lukas 23:34). Kami berharap ini juga menjadi jiwa kita dalam bersikap terhadap pemimpin kita.
~
Solihin

Balas
Mbokjamu
17 Januari 2018 9:11 am

~
IDI,

ISIS bukan Muslim! Dangkal sekali anda memanfaatkan keadaan dengan hanya melabeli bahwa Islam itu yang teriak Allahuakbar, yang berjenggot dan bercelana cingkrang, yang pegang senjata. Misionaris datang ke desa dengan pakai peci, sarung, mengucapkan assalamualaikum, dll, bukankah itu juga hal yang mudah dilakukan. Lantas, apakah mereka semua langsung diberi julukan Muslim? Ya, tidak! Kristen ini mendarah daging sekali ajarannya Paulus yang suka bermuka dua dan pembohong.

Sekarang saya tanya. Jika negara ini dipimpin oleh Kristen, maka seluruh pemimpin dzolim akan berkuasa. Kenapa? Yang korupsi tidak perlu dihukum, cukup didoakan. Pemimpin yang suka selingkuh, tidak perlu dihukum tapi harus dikasihi, dll. Begitu?

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
18 Januari 2018 9:11 pm
Balasan ke  Mbokjamu

~
Saudara Mbokjamu,

Kami pikir ini bukan soal atribut, melainkan ajaran. Saudara dapat saja menolak ISIS bukan Muslim, tetapi faktanya mereka adalah Muslim. Sebab ajaran yang mereka ikuti berasal dari Al-Quran. Kami telah memberikan contoh bahwa ISIS memenggal kepala orang berdasarkan perintah Al-Quran (Qs 8:12). Bila saudara menyatakan bahwa ISIS adalah alat provokasi agama kafir, maka apakah bukti untuk itu? Pertanyaan ini belum dijawab.

Demikian juga dengan pertanyaan kami yang lain pun belum dijawab. Siapakah yang dimaksud dengan pemimpin dzolim ini? Dapatkah saudara menyebutkan secara spesifik agar kami tidak berasumsi? Kemudian apa yang dilakukan pemimpin tersebut sehingga dianggap dzolim? Setelah itu, kami akan menjawab pertanyaan saudara.
~
Solihin

Balas
Penikmat hidup
17 Januari 2018 11:46 pm

~
Solihin,

Katanya pengikut Isa Al-Masih yang mengajarkan kasih mengasihi. Tapi kok dilihat malah memojokkan bukan mengasihi? Katanya ajarannya saling mengasihi. Cerita di atas saja ajarannya rela walaupun diserang. Tapi ini tidak mencerminkan itu. Malah kelihatannya menyerang. Sampai-sampai mencampurbaurkan agama dengan oknum rakyat Indonesia yang ber-KTP Islam. Itu oknum bukan ajaran agama. Agamamu agamamu. Agamaku agamaku. Biarkan waktu yang menjawab. Katanya penganut ajaran kasih mengasihi. Tapi tidak seperti mencerminkan itu. Saling bertoleransi. Agama untuk diterapkan dijalankan bukan untuk menghujat. Terapkanlah yang katanya ajaran kasih mengasihi. Jangan cuman omong saja.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
18 Januari 2018 9:23 pm
Balasan ke  Penikmat hidup

~
Saudara Penikmat Hidup,

Kami bertanya kepada saudara. Apakah mempertanyakan ajaran untuk memenggal kepala, meneror, atau membunuh adalah salah? Kami kira bahwa ini bukan soal memojokkan, melainkan soal fakta dan kebenaran. Kami mencoba membandingkan ajaran Al-Quran dengan kenyataan yang terjadi. Sehingga ini menimbulkan pertanyaan besar. Kami kira mempertanyakan ajaran memenggal kepala merupakan bagian dari ajaran kasih. Mengapa? Ini artinya kami tidak setuju dengan pemenggalan kepala. Selain itu, kami berharap saudara-saudara Muslim berani berpikir kritis agar terhindar dari ajaran yang menyetujui atau melegalkan kekerasan, bahkan pembunuhan.

Berbeda dengan Isa Al-Masih. Isa Al-Masih mengajarkan mengasihi kepada para murid-Nya. Dan pengikut-Nya pun dimampukan untuk mengasihi sesama. Itu sebabnya, saudara tidak akan mendengar bahwa pengikut Isa Al-Masih melakukan teror dan pembunuhan atas nama agama. Jelas, perbuatan tersebut salah. Kami berharap saudara dapat memahami bahwa mempertanyakan ajaran bukan memojokkan, melainkan bentuk kasih kepada saudara-saudara Muslim.
~
Solihin

Balas
Domba Kecil
18 Januari 2018 8:11 am

~
Terlalu memaksakan sebenernya Staf IDI memahami Islam, karena semua pemaparan dari Staf dan Koment yang membelanya hanya sebatas pemahaman anak MTs kelas 2. Banyak-banyak belajar.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
18 Januari 2018 9:25 pm
Balasan ke  Domba Kecil

~
Saudara Domba,

Kami masih belum memahami bagian mana dari artikel ataupun komentar-komentar kami yang bersifat memaksakan. Sebab kami berpendapat sesuai dengan dalil yang jelas. Kami selalu berusaha menghindari asumsi. Sebab kami menyadari bahwa asumsi tidak baik. Itu sebabnya, setiap pernyataan kami berusaha didukung oleh fakta-fakta yang ada, baik tertulis dalam Al-Quran maupun kejadian-kejadian yang nyata. Karena itu, kami bertanya kepada saudara. Bagian mana dari pemaparan kami yang memaksakan? Mohon pencerahan saudara.
~
Solihin

Balas
Diciple of Yeshua
18 Januari 2018 10:11 pm

~
Manakala ditunjukkan perbedaan kontras antara ajaran para nabi dan Isa Al-Masih dengan ajaran yang dibawa nabi Islam, orang-orang Muslim langsung bereaksi kebakaran jenggot dengan berdalih. Padahal sangat diharapkan orang Muslim dapat menjelaskan mengapa terjadi perbedaan itu. Bukankah Islam diyakini datang untuk menyempurnakan ajaran nabi-nabi terdahulu? Apakah yang lebih sempurna dari mengasihi? Apakah yang lebih sempurna dari memaafkan? Sayang sekali itu tidak dilakukan rekan-rekan Muslim, sebaliknya keluar tuduhan penghujatan. Miris melihatnya.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
23 Januari 2018 4:32 pm
Balasan ke  Diciple of Yeshua

~
Saudara Diciple,

Kami dapat memahami reaksi tersebut. Tentu tidak semua orang dapat menerima fakta-fakta yang dipaparkan, sekalipun fakta itu adalah kebenaran dan kenyataan. Namun, kami berpikir masih ada orang-orang yang berkenan untuk memikirkan fakta-fakta tersebut. Kami harap mereka terbuka terhadap kebenaran. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin

Balas
Domba Kecil
19 Januari 2018 3:00 am

~
Solihin melirik ISIS, apakah ia melupakan HAMAS? Oh ya, sama sejarah saja lupa, apa lagi hal kecil begini. Jangan lupa, Perang Salib itu. Berapa ribu yang dibunuh saat Yerusalem dipimpin/dikuasai Kristen? Dan dibalas tidak sama Salahudin Al-Ayubi? Sepertinya Islam memperlalukan baik sama Pasukan Perang Salib dan Masyarakat Nasrani di sana.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
23 Januari 2018 4:39 pm
Balasan ke  Domba Kecil

~
Saudara Domba,

Kami tidak membenarkan dan tidak menyetujui Perang Salib. Sebab motivasi Perang Salib sesungguhnya adalah kepentingan politik semata, yakni memperluas wilayah kekuasaan. Tentu perang tersebut bertentangan dengan ajaran Isa Al-Masih. Walaupun demikian, bila kita membandingkan dengan tindakan ISIS di masa damai ini, maka ISIS melakukan tindakan pemenggalan kepala tersebut karena agama. Itu sebabnya, yang dipenggal kepalanya adalah orang-orang kafir.

Pertanyaannya adalah mengapa ISIS harus memenggal kepala orang-orang kafir? Ini bukan jaman perang. Demikian juga nabi saudara memerintahkan untuk membunuh seorang pemimpin Yahudi. Mengapa nabi saudara memerintahkan untuk membunuh pemimpin tersebut? Bukankah Islam mengklaim sebagai agama damai? Tetapi mengapa agama damai justru harus memerintahkan pembunuhan? Dapatkah saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin

Balas
amore
19 Januari 2018 8:25 am

~
“Tuhan” Alkitab memerintahkan pembunuhan yang teramat kejam terhadap manusia tak bersalah, padahal “Tuhan” yang sama mengatakan “Jangan membunuh!”. Contohnya, “Tuhan” Alkitab membunuh 70.000 manusia tidak berdosa hanya karena David memerintahkan sensus (1 Tawarikh 21:9-14). Tidak hanya itu “Tuhan” juga memerintahkan 60 kota dihancurkan agar bangsa Israel dapat mendiaminya.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
23 Januari 2018 4:44 pm
Balasan ke  amore

~
Saudara Amore,

Sangat baik bila saudara membaca mulai dari ayat 1 sehingga saudara mengerti konteksnya. Lagi pula, Allah memberikan pilihan kepada Raja Daud. Dan Raja Daud memutuskan untuk memilih jatuh ke tangan Tuhan saja. Itu sebabnya, Tuhan menimpakan penyakit sampar. Ini adalah keputusan Daud.

Kami bertanya kepada saudara. Bila yang membuat keputusan adalah Daud, mengapa yang disalahkan Allah? Apakah saudara menganggap Allah tidak berhak menghukum manusia yang salah? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin

Balas
Nanda
19 Januari 2018 11:57 am

~
Staff Isa dan Islam,

Setelah saya membaca berbagai komentar, saya juga kurang setuju dengan pendapat saudara. Kata-kata saudara secara tersirat memang menyalahkan Nuhammad/Islam. Dengan tulisan anda Isa, sedangkan Muhammad yang saudara sebut “nabi Islam”, dan saudara jelaskan perbedaannya mengenai sikap pada pemimpin yang dzalim. Seolah-olah saudara sangat butuh pengakuan bahwa Muhammad tidak lebih baik dari Isa. Sedangkan saya umat Islam mengimani semua nabi Allah.

Apakah saudara mengetahui alasan Muhammad mengutus membunuh pemimpin Yahudi itu? Saran saya, kata-kata saudara tidak pantas jika untuk berdiskusi dengan umat Islam, justru akan menjadikan konflik antar agama.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
23 Januari 2018 4:48 pm
Balasan ke  Nanda

~
Saudara Nanda,

Kami memohon maaf kepada saudara bila menyampaikan hal ini. Kami tidak membutuhkan pengakuan bahwa Isa Al-Masih lebih baik dibandingkan dengan nabi Islam. Sebab Al-Quran sudah menjelaskan kedudukan Isa Al-Masih dibandingkan nabi saudara. Sehingga kami merasa tidak memerlukan pengakuan.

Ketika seorang nabi memerintahkan untuk membunuh pemimpin Yahudi, apalagi nabi itu adalah nabi dari sebuah agama damai, maka tindakannya mesti mencerminkan sebutan agama damai tersebut. Itu sebabnya, kami ingin tahu, mengapa nabi saudara membunuh pemimpin Yahudi tersebut? Apa kesalahan fatal yang dilakukannya sehingga harus diganjar dengan menghabisi nyawanya? Bagaimana saudara?
~
Solihin

Balas
Rizal
20 Januari 2018 10:30 am

~
Abu Rafi ini adalah pimpinan orang Yahudi yang selalu menghina ajaran Islam. Dia bahkan membiayai siapa saja orang yang mau menghina ajaran Islam. Maka dari itu, sangat pantas dan wajar kalau Abu Rafii dibinasakan. Seperti halnya kalian staf IDI sekarang. Kalian dibayar/digaji hanya untuk menjelekan ajaran Islam. Betul tidak?

Saya sudah baca dan menganalisa kisah para nabi. Setiap orang yang hanya menghina kepada pribadi para nabi, mereka sabar dalam menerima hinaan tersebut, tapi kalau orang itu menghina ajaran Allah yang disyariatkan kepada para nabi tersebut, maka mereka pasti marah besar.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
23 Januari 2018 4:51 pm
Balasan ke  Rizal

~
Saudara Rizal,

Membaca tanggapan saudara, memunculkan pertanyaan besar dalam benak kami. Dari mana saudara tahu bahwa Abu Rafii menghina ajaran Islam? Benarkah ia membiayai orang untuk menghina ajaran Islam? Bolehkah kami tahu sumber saudara? Tertulis dimanakah itu dalam Al-Quran atau hadits? Siapa perawinya? Terimakasih sebelumnya untuk penjelasan saudara.
~
Solihin

Balas
Hamba
20 Januari 2018 12:10 pm

~
1. Kami (Muslim) tidak membeda-bedakan para rasul untuk memutuskan perkara pemimpin zalim
2. Kami pun harus memutuskan perkara dengan hukum Al-Quran dan Hadist Shahih
3. Pemimpin yang zalim jika tidak bertobat maka merekalah yang rugi setelah diberikan keterangan Al-Quran dan Hadist shahih
4. Kami memiliki Al-Quran yang mulia dan Hadist yang tegas. Jadi, semua telah ada dan tidak perlu agama lain selain agama Islam.
5. Agamamu, ya agamamu dan agamaku, ya agamaku. Kelak kamu akan mendapatkan balasan dari apa yang kamu percayai. Begitupun denganku. Sungguh balasan yang berasal dari Tuhanmu dan Tuhanku. Sungguh aku hanya menyembah Tuhan semesta alam.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
23 Januari 2018 5:07 pm
Balasan ke  Hamba

~
Saudara Hamba,

Kami menghargai pendapat saudara. Namun, mengacu pada artikel di atas di mana nabi saudara memerintahkan untuk membunuh seorang pemimpin Yahudi, tentu ini menimbulkan pertanyaan besar. Mengapa? Karena Islam adalah agama damai. Agama damai seharusnya mengajarkan kasih sayang kepada manusia, termasuk orang yang memusuhinya. Ini adalah konsekuensi logis dari agama damai. Tetapi fakta menunjukkan sebaliknya.

Pertanyaan kami adalah mengapa nabi saudara memerintahkan untuk membunuh seorang pemimpin Yahudi? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin

Balas
Troy
26 Januari 2018 11:10 pm

~
Sebenarnya simple. Artikel ini tidak menuliskan secara lengkap tentang Islam menyikapi suatu pemimpin. Dan saya mengatakan sebelumnya, bahwa kalau judul website ini diubah, bukan Isa dan Islam. Karena semua isi artikelnya mendiskriminasi Islam, penulisnya tak objektif. Apalagi pada artikel ini. Islam hanya digambarkan sedikit sekali. Kalau kalian boleh tahu, kitab-kitab ilmuwan Islam itu banyak sekali masalah politik, bahkan dari filsuf-filsuf kenamaan Islam, ideologinya masih dipakai sampai sekarang. Ada Ibnu Rusy, Khaldun, dll.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
15 Februari 2018 9:14 am
Balasan ke  Troy

~
Saudara Troy,

Kami berterimakasih untuk tanggapan saudara. Kami kira artikel di atas tidak mendiskriminasikan Islam. Artikel di atas mencoba memaparkan fakta yang muncul, dan ini tertulis dalam hadits. Bila saudara merasa hal ini tidak tepat, maka saudara dapat memberikan pemikiran yang lain berdasarkan dalil yang jelas. Bukankah begitu lebih baik?

Karena itu, mencermati artikel di atas, maka kami berpendapat bahwa Isa Al-Masih adalah teladan yang tepat bagaimana bersikap terhadap pemimpin. Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin

Balas
Tobat
11 Februari 2018 9:04 pm

~
“Kami tidak membenarkan dan tidak menyetujui Perang Salib. Sebab motivasi Perang Salib sesungguhnya adalah kepentingan politik semata, yakni memperluas wilayah kekuasaan.”

Plin-plan yang sungguh luar biasa. Asalkan anda tahu, perang salib itu terjadi karena waktu itu agama Islam menyebar secara ganas dan kerajaan Paus itu langsung menyatakan perang kepada Muslim. Di samping urusan politik dan memperluas wilayah kerajaan, sebenarnya ia juga membawa-bawa agama Kristen, dan mengalahkan penyebaran Islam. Sebenarnya kalau ditinjau urusan dan kepentingan perang salib itu sebenarnya sama seperti ISIS yang mau menyebarkan paham, ideologi, memperluas wilayah, dan juga membawa-bawa nama agama Islam!

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
15 Februari 2018 9:43 am
Balasan ke  Tobat

~
Saudara Tobat,

Kami tidak tahu apa yang saudara maksud dengan plin-plan. Sebab memang faktanya bahwa Perang Salib merupakan kepentingan politik. Bukan penyebaran agama. Isa Al-Masih tidak menghendaki perang, melainkan Isa Al-Masih menghendaki saling menyayangi. Mungkinkah Isa Al-Masih mengajarkan perang?

Mengacu pada artikel di atas, maka kami kira setiap orang perlu mempertimbangkan teladan mana yang lebih tepat untuk dijadikan sebagai acuan. Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin

Balas
Taufiq
14 Maret 2018 2:02 pm

*****
Jawab:
1. Bersabar
2. Keren Nabi Daud
3. Mantap Isa. Nabi bukan Tuhan.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
19 Maret 2018 9:57 pm
Balasan ke  Taufiq

*****
Saudara Taufiq,

1. Jika bersabar, mengapa nabi saudara membunuh Abu Rafi? Tentu ini bukan sikap yang baik terhadap pemimpin, bukan?

2. Jika Nabi Daud memberikan contoh yang baik terhadap pemimpin, mengapa nabi saudara tidak mengikuti apa yang dilakukan Nabi Daud? Bagaimana saudara?

3. Pertanyaan ini belum terjawab oleh saudara. Kami menunggu jawaban saudara.
~
Solihin

Balas
Domba Kecil
2 April 2018 10:11 am

~
Bukan alasan jika anda bilang tidak membenarkan perang salib. Ingat sejarah kawan, bagaimana jika kaum anda berkuasa. Dan pahami makna renaisans sesungguhnya di Eropa. Renaisans masa di mana orang meninggalkan Kristen secara massal dalam kehidupannya. Solihin membicarakan ISIS. Bahkan umat Muslim pun melawan ISIS. Bukankah ISIS hanya buatan Amerika? Dan Anda bilang Nabi Saya menyarankan membunuh. Anda minus sekali dalam memahami sejarah. Coba anda baca sejarah Muhammad hijrah ke Madinah. Saya juga baca sejarah agama anda, bahkan saya coba pelajari kapan penulis kitab itu lahir dan keadaan saat itu seperti apa.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
4 April 2018 6:29 am
Balasan ke  Domba Kecil

~
Saudara Domba,

Tentu kami perlu merujuk pada firman Isa Al-Masih untuk menyayangi sesama, bahkan menyayangi musuh (Injil, Rasul Besar Matius 5:44). Artinya Isa Al-Masih tidak pernah menghendaki perang atas nama apapun. Perang Salib bukan alasan untuk menuduh umat Kristen menyukai kekerasan. Sebab Perang Salib adalah kepentingan politik daripada menegakkan ajaran Isa Al-Masih.

Tetapi bila kita merujuk pada ayat Al-Quran, maka apa yang dilakukan ISIS bersumber dari Al-Quran. “Ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan orang-orang yang telah beriman.’ Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka” (Qs 8:12). Bukankah ayat ini yang menjadi dasar bagi ISIS memenggal dan memancung batang leher orang kafir? Mengapa Al-Quran mengajarkan untuk memenggal kepala? Apa bukti bila ISIS adalah buatan Amerika? Mohon saudara dapat membuktikan hal itu.
~
Solihin

Balas
Domba Kecil
11 April 2018 1:17 am

~
Mungkin Solihin perlu belajar lagi sejarah masa sebelum Renaissans dan maksud Renaissans itu sendiri. Perang salib kepentingan politikkah? Siapa yang diuntungkan kalau itu politik? Bukankah yang memerintahkan perang salib itu? Pelajari lagi Solihin. Khususnya yang “kepentingan Barat terhadap Timur Tengah dan hubungannya dengan War of Terrorism“.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
12 April 2018 10:19 am
Balasan ke  Domba Kecil

~
Saudara Domba,

Kami sangat senang untuk belajar sejarah. Karena hal itu salah satu kesukaan kami, yaitu belajar sejarah. Dan barangkali saudara dapat membantu kami mengenai hal itu. Tetapi kami belum menemukan jawaban saudara dari pertanyaan kami. Nampaknya saudara adalah orang cerdas. Karena itu, kami berharap saudara dapat menjawab pertanyaan kami sebelumnya.

Bukankah ayat ini (Qs 8:12), yang menjadi dasar bagi ISIS memenggal dan memancung batang leher orang kafir? Mengapa Al-Quran mengajarkan untuk memenggal kepala? Apa bukti bila ISIS adalah buatan Amerika? Mohon saudara dapat membuktikan hal itu.
~
Solihin

Balas

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Kisah Mukmin menemukan Surga Melalui Mimpi Baik Dari Allah
  • Cara Bertaubat Dari Dosa Zina Yang Pasti Allah Terima!
  • Kisah Mukmin Saudi Mengalami Keajaiban Sembuh dari Kanker!
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?
  • Benarkah Natal Bagi Umat Islam dan Nasrani Membawa Kedamaian?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah
  • 4 Fakta Penting Tentang Isa Al-Masih dari Surah Al-Baqarah
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?
  • 5 Mukjizat Nabi Isa Dalam Al-Quran Yang Muslim Wajib Ketahui
  • 5 Fakta Menarik Dari Kisah Kelahiran Nabi Islam dan Isa Al-Masih

Artikel Yang Terhubung

  • Mengapa Banyak Umat Islam Gelisah Menghadapi Akhir Zaman?
  • Cara Minta Maaf Saat Lebaran Agar Dapat Bersilaturahmi
  • Apakah Hal Terpenting dan Terutama Bagi Muslim Saat Ramadan?
  • Kenapa Muslim Saat Sholat Harus Menggunakan Bahasa Arab?
  • Menemukan Jalan Mendekatkan Diri Kepada Allah Saat Ramadhan

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2023 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami

wpDiscuz