• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Tanya / Jawab
  • Artikel
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Artikel > Infographic > Budak Allah atau Anak Allah – Mana Lebih Baik?

Budak Allah atau Anak Allah – Mana Lebih Baik?

9 November 2020 oleh Web Administrator 72 Komentar

Jika diminta memilih antara “budak atau anak” mana yang akan Anda pilih? Pastinya setiap orang ingin menjadi anak, bukan? Seorang bapak jelas lebih mengasihi anaknya daripada budaknya. Seorang anak juga dapat memiliki apa saja yang dimiliki bapaknya. Sedangkan budak, hanya berhak atas apa yang diberikan oleh tuannya.

Demikian juga dengan hubungan kita dan Allah. Anda ingin menjadi budak Allah atau anak Allah?

Infografik berikut menjelaskan tentang, mengapa lebih baik menjadi anak Allah daripada menjadi budak Allah. Anda juga akan mengetahui posisi Anda di hadapan Allah, apakah sebagai anak atau budak.

 


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Menurut Saudara mengapa menjadi anak Allah lebih baik bahkan terbaik?
  2. Manakah yang Saudara pilih, hamba Allah yang dinilai ketaatannya, atau anak Allah yang beroleh kasih dan jaminan sorga dari Allah? Jelaskah alasannya!
  3. Mengapa Isa berkuasa menghapus dosa-dosa manusia dan menjadikan kita anak-anak Allah?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:

  1. Mengapa Sebaiknya Muslim Mengenal Allah Sebagai “Bapa”
  2. Lebih Baik Hidup Sebagai “Anak” ataukah “Hamba” Allah?
  3. Pewaris Surga: Untuk “Hamba Allah” Atau “Anak Allah”

Video:

  1. Lebih Baik Menjadi Budak Allah Atau Anak Allah?

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS/WA ke: 0812-8100-0718

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Infographic

Reader Interactions

Comments

  1. anak jalanan mengatakan

    17 Desember 2020 pada 9:46 pm

    ~
    Solihin: “Sebuah pernyataan yang menarik. Pengikut Isa Al-Masih tidak pernah memiliki konsep Tuhan ibu. Tuhan ibu hanya disampaikan oleh Al-Quran, bukan Injil. Jelas, saudara sedang menggugat pernyataan Al-Quran.”

    Res: Bukankah manusia adalah gambar dan rupa Tuhan? Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi” (Kej 1:26). Mengikut pemahaman saya, jika ada Tuhan Bapa pasti ada Tuhan ibu. Barulah ianya senonim dengan sabda di Kej 1:26.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      12 Januari 2021 pada 10:07 pm

      ~
      Saudara Anak,

      Menari sekali pendapat saudara di atas. Analogi yang disampaikan saudara patut dikaji kembali. Apakah karena ada Tuhan Bapa, maka ada Tuhan ibu?

      Apakah ini artinya saudara pun berpendapat bahwa karena ada anak kunci, maka ada bapa kunci dan ibu kunci? Jelas, analogi saudara perlu diluruskan. Sebab kesimpulan saudara tidak didasarkan pada kajian teks yang benar dan tepat.

      Oh ya, bagaimana dengan pertanyaan kami sebelumnya? Bagaimana saudara bisa selamat di akhirat nanti? Dapatkah saudara menceritakannya kepada kami?
      ~
      Solihin

  2. Sharon mengatakan

    18 Desember 2020 pada 5:29 pm

    ~
    Manusia hanyalah produk yang dicipta oleh Allah swt, bukan? Sama seperti binatang, tumbuhan, pegunungan, garis pantai, bulan, matahari, dan semua yang ada di alam semesta diciptakan oleh Allah.

    Hanya, Allah SWT menciptakan manusia bukan tanpa alasan, melainkan agar menjadi khalifah (pengganti) di bumi, agar manusia merawat bumi, agar manusia tidak berbuat kerusakan di bumi. Semua fasilitas Allah sediakan untuk mahluk-Nya, seluruh ciptaan-Nya, seperti di Quran Surah Hud:6.

    Nah, apakah pantas Allah yang telah memberikan semuanya tanpa mengharap kembalian dari mahluk-Nya dianggap Bapa? Pantaskah Tuhan yang Maha Agung dianggap Bapa? Apakah mahluk sejenis ini tidak tahu diri?

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      20 Januari 2021 pada 7:30 am

      ~
      Saudara Sharon,

      Kami dapat memahami pemikiran saudara tersebut. Sebutan ‘bapa’ merupakan sebutan yang menunjukkan relasi dekat dengan Sang Pencipta. Isa Al-Masih menyatakan kepada para rasul-Nya bahwa Allah adalah Bapa.

      Isa Al-Masih berfirman, “Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?” (Injil, Rasul Besar Matius 6:26). Dengan demikian, istilah ‘bapa’ merupakan istilah yang diperkenalkan Isa Al-Masih agar manusia dekat pada-Nya.

      Mengejutkan sekali, bukan? Bagaimana mungkin Allah yang memenuhi semua kebutuhan manusia bersedia dipanggil ‘Bapa’? Tetapi inilah keistimewaan yang akan dimiliki oleh saudara. Maukah saudara menerima keistimewaan itu?
      ~
      Solihin

  3. Holy Force mengatakan

    20 Desember 2020 pada 1:21 pm

    ~
    Sudah tahu hubungan Allah sama umatnya dianggap Nasrani seperti hubungan ayah dan anak, malah diartikan secara harfiah kalau Isa itu anak Tuhan dan disembah lagi. Mengherankan. Juga hubungan antara Muslim dengan Allah yang disebut hamba jangan disamakan sama hamba di bumi. Beda, Allah bukan manusia.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      20 Januari 2021 pada 7:40 am

      ~
      Saudara Holy,

      Tepat sekali yang disampaikan oleh saudara bahwa Allah bukan manusia. Memang mengherankan bahwa Allah berkenan dipanggil Bapa sebagaimana diajarkan Isa Al-Masih. Ini merupakan kesempatan istimewa, bukan?

      Tentu kata ‘anak Tuhan’ tidak boleh diartikan dalam bentuk jasmani. Sebab ini artinya Tuhan menikah dengan manusia. Jelas, pemahaman dan pemikiran demikian keliru.

      Artikel di atas mengungkapkan bahwa manusia dapat menjadi anak-anak Allah dengan menganalogikan status anak dan hamba. Anak memiliki status untuk menerima warisan. Dalam hal ini, warisan itu adalah sorga.

      Bukankah ini menakjubkan? Bagaimana mungkin manusia yang berdosa memiliki kesempatan pasti masuk sorga? Apakah saudara mau menerima rahmat keselamatan yang telah disediakan Isa Al-Masih? Bagaimana?
      ~
      Solihin

  4. Very Danial mengatakan

    23 Desember 2020 pada 4:34 pm

    ~
    Menanggapi Staff Isa dan Islam yang bertanya: “Lagi pula, tidak ada perbuatan manusia yang dapat dinilai sebanding dengan kesucian Allah. Apakah saudara berani mengklaim bahwa perbuatan baik saudara sebanding dengan kesucian Allah? Tidak, bukan? Oh ya, bagaimana saudara bisa masuk sorga bila saudara tidak suci?”

    Saya percaya manusia bukan mahkluk yang “suci”. Manusia adalah sumber perbuatan tercela di dunia. Apa staff Isa dan Islam percaya bahwa iman saja bisa membuat kita sebanding dengan kesucian Allah? Apapun yang kita lakukan, kita tidak akan bisa suci. Yang bisa kita perbuat hanya berbuat baik. Jika hal ini tidak bisa menjadi kriteria masuk surga, maka tidak akan ada manusia di surga.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      27 Januari 2021 pada 6:17 pm

      ~
      Saudara Very,

      Kami menghargai pendapat saudara di atas. Memang benar bahwa manusia bukan mahluk yang suci. Itu sebabnya, kami mengajukan pertanyaan kepada saudara, tetapi saudara belum menjawabnya secara lugas dan langsung.

      Karena itu, kami mengulang pertanyaan tersebut. Bagaimana saudara bisa masuk sorga bila saudara tidak suci? Dapatkah saudara menjelaskan hal ini?
      ~
      Solihin

  5. Djono mengatakan

    29 Desember 2020 pada 9:15 pm

    ~
    Allah SWT tidak beranak, tidak berayah, tidak beribu.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      27 Januari 2021 pada 6:26 pm

      ~
      Saudara Djono,

      Kami sangat setuju dengan saudara bahwa Allah tidak mempunyai anak, ayah, dan ibu. Bila Allah mempunyai anak atau ayah dan ibu, maka Allah bukan Pencipta, melainkan diciptakan atau dilahirkan. Jelas, saudara memahami Allah secara jasmani.

      Mengapa saudara memahami Allah secara jasmani? Bukankah Allah adalah Dzat atau Roh? Dapatkah saudara menjelaskan hal ini?

      Artikel di atas menjelaskan tentang konsep menjadi anak-anak Allah karena telah diselamatkan Isa Al-Masih. Tentu ini adalah kabar bahagia bagi manusia, bukan? Oh ya, apakah saudara mau bahagia di akhirat? Dapatkah saudara menceritakan kegelisahan hati saudara tentang akhirat?
      ~
      Solihin

  6. anak jalanan mengatakan

    21 Januari 2021 pada 2:42 pm

    ~
    @Admin
    Apakah ini artinya saudara pun berpendapat bahwa karena ada anak kunci, maka ada bapa kunci dan ibu kunci? Jelas, analogi saudara perlu diluruskan. Sebab kesimpulan saudara tidak didasarkan pada kajian teks yang benar dan tepat.

    Respon: Kalau Tuhan berbohong pada Kejadian 1:26, nampaknya saya tidak tertarik untuk menjadi anak Tuhan 3 in 1 di Injil. Katanya Tuhan di Injil sama dengan gambar dan rupa manusia, tapi tidak punya Tuhan ibu. Jelas kekurangan satu oknum dari gambar dan rupa manusia yang punya ibu dan bapa. Tuhan sejati tidak menipu dalam Kitab Sucinya. Mengapa ada kontradiksi sebegini di Alkitab.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      24 Februari 2021 pada 9:35 am

      ~
      Saudara Anak Jalanan,

      Menurut saudara apakah Tuhan dapat berbohong? Kejadian 1:26 menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia segambar dengan Allah. Maksudnya manusia mewarisi sifat Allah. .

      Mengenai manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, bukan Allah yang menurut gambar manusia. Saudara salah memposisikan kedudukan Allah dengan manusia sehingga pengertian saudara diselewengkan oleh pemahaman saudara sendiri. Jika saudara ingin mengetahui lebih jauh akan kebenaran tentang Allah. Silakan lihat artikel kami di https://tinyurl.com/y4wmuv2x
      ~
      Noni

Baca komentar lainnya:

« 1 2 3 4

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • 5 Mukjizat Isa Al-Masih di Al-Quran
  • Cerita Nyata: Perjalanan Mukmin Mendapatkan Kepastian Surga
  • Solusi Dua Ancaman Di Masa Pandemi Bagi Umat Manusia
  • Mengapa Banyak Muslim Bermimpi Mengenai Isa Al-Masih
  • Lima Alasan Isa Al-Masih Tidak Perlu “Shalawat Nabi”

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Adakah Harapan bagi Umat Beragama di Tengah Musibah
  • Keaslian Kitab, Naskah-Naskah Kuno Al-Quran dan Alkitab
  • Bukti Utama Allah Mencintai Mukmin Miskin
  • Lima Alasan Isa Al-Masih Tidak Perlu “Shalawat Nabi”
  • Isa Tidak Pernah Katakan, “Akulah Allah!”

Artikel Yang Terhubung

  • Cara Mendekatkan Diri Pada Allah Saat Ramadan

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2021 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami