Kedudukan wanita dalam Islam masih menjadi perdebatan. Buktinya, ribuan Muslimah Arab Saudi menuntut kesetaraan dengan kaum pria. Apakah alasannya?
Tuntutan Muslimah Arab Saudi
Sekitar 2500 Muslimah berdemo ke kerajaan Arab Saudi. Mereka menuntut agar petugas mengakhiri sistem penjagaan terbatas terhadap perempuan. Mereka berhasil mengumpulkan sedikitnya 14ribu tanda tangan.
Lalu mereka menyampaikan petisi itu ke Pengadilan Kerajaan pada Senin 26 September 2016. Mereka menulis di media I Am My Own Guardian/ Saya adalah penjaga diri saya sendiri. Ada beberapa alasan mereka menuntut kesetaraan gender itu.
Pertama, sebelum ke luar negeri, menikah ataupun meninggalkan penjara, perempuan wajib meminta izin dari ayah, saudara pria atau keluarga pria lainnya.
Kedua, sejumlah pengusaha memerlukan persetujuan wali bagi karyawan perempuan. Begitu jugaĀ bagi mahasiswi di perguruan tinggi.
Ketiga, selama ini perempuan Saudi harus mendapatkan izin terlebih dahulu sebelum memperoleh layanan kesehatan.
Apa Yang Muslimah Arab itu rasakan? Meski dipercaya bagi kebaikan wanita, namun hukum itu menyiksa mereka. Wanita dianggap tidak dapat menjaga diri sendiri. Sepertinya Wanita tidak dapat memutuskanĀ yang terbaik bagi dirinya, tanpa ijin dari kaum lelaki.
Kedudukan Wanita Dalam Islam
Mungkinkah Al-Quran dan fatwa ulama menyebabkan pembatasan hak wanita di Arab Saudi?
Al-Quran menuliskan āTetaplah di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj . . .ā (Qs 33: 33). Menurut Az Zajjaj, tabarruj artinya menampakkan . . . segala hal yang bisa memancing syahwat dan nafsu lelaki.
Adi Abdillah As Salafy berpendapat āWanita keluar rumah tanpa mahram . . . merupakan dosa baginya. Lebih baik dan lebih suci bagi wanita untuk tetap tinggal di rumahnya . . .ā
Fatwa Ulama Soal Wanita BepergianĀ
Bolehkah wanita untuk safar [bepergian] naik kapal terbang yang aman tapi tanpa mahram? Asy Syaikh Ibnu āUtsaimin menjawab āTidak boleh safar bagi wanita kecuali bersama mahram.ā
Bolehkah wanita bepergian [naik mobil] dalam kota bersama sopirnya? Jawab Syaikh āAbdul āAziz bin āAbdullah bin Baz, āTidak boleh . . . hanya dengan seorang sopir tanpa disertai orang lain. . .Ā Itu termasuk dalam hukum ber-khalwat (berduaan).ā
Benarkah ulama Arab Saudi menafsirkan Al-Quran soal hak wanita? Bagaimana dengan ajaran Wahyu Allah!
Kesetaraan Gender dalam Kitab Allah dan Isa Al-Masih
Taurat Allah menegaskanĀ bahwa ā. . . “Tidak baik, kalau manusia [pria, suami] itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong [istri, wanita] baginya yang sepadan dengan dia” (Kitab Taurat, Kejadian 2:18).
Allah menciptakan pria dan wanita dengan hak yang sama. Isa, Sang Juruselamat juga mengaruniakan sorga yang sama kepada setiap pria dan wanita yang percaya kepada-Nya.
[Staf Isa dan Islam ā Untuk informasi lebih lanjut, silakan mendaftar untuk menerima secara cuma-cuma Buletin Mingguan “Isa dan Al-Fatihah.”]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca:
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Maukah Saudara diperlakukan seperti Muslimah-Muslimah Arab Saudi itu? Mengapa?
- Mengapa kesetaraan hak pria dan wanita adalah ajaran yang terbaik?
- Bagaimana pandangan saudara, mengenai fatwa ulama para ulama dan ajaran Al-Quran yang cenderung membatasi hak-hak wanita?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas.Ā Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Kesetaraan Gender Dalam Islam, Polemik Hijab, Dan Poligami
- Hak Kaum Wanita Dalam Negara-Negara Islam
- Pandangan Islam Dan Kristen Tentang Wanita Karir
- Keamanan Wanita Di Negara Muslim
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, āIsa, Islam dan Al-Fatihah.ā
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].