Dalam tahun 2018, Indonesia mengalami beberapa bencana alam nasional. Bencana alam ini menyebabkan banyak orang kehilangan keluarga dan juga banyak kerugian material. Sebagai saudara sebangsa dan setanah air, kita turut merasakan kesedihan para korban bencana alam.
Mengapa Indonesia terus mengalami bencana alam? Apakah bencana alam merupakan azab Allah?
Penjelasan Secara Ilmiah
Contoh gempa yang baru terjadi; gempa di Lombok, gempa dan tsunami di Palu. Yang paling tidak terduga yaitu tsunami di Lampung dan Banten karena letusan gunung Anak Krakatau.
Empat belas tahun yang lalu, Aceh mengalami gempa dan tsunami. Suatu bencana yang selalu kita kenang setiap tahunnya.
Jika kita mengulas dari segi ilmiah, bencana alam adalah hal yang alami dan pasti terjadi di bumi ini. Namun, hal ini tidak bisa kita prediksikan waktu terjadinya dan selalu menjadi misteri Ilahi. Gempa adalah pergeseran lempeng bumi dan bisa terjadi juga karena aktifitas vulkanik gunung merapi. Hal ini merupakan kejadian alamiah dari bumi.
Bencana Alam dalam Islam
Dari segi keagamaan, kita bisa membaca dari Qs Al-Hadid ayat 22, “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan [tidak pula] pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab [Lauh Mahfuzh] sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”
Ada yang mengaitkan bencana alam dengan dosa-dosa yang dilakukan manusia. Ada juga yang mengatakan bahwa bencana alam adalah ujian dari Allah. Yang terakhir adalah bencana alam merupakan Sunnatullah, dalam arti gejala alam atau hukum alam yang biasa terjadi.
Menurut Anda, apakah bencana alam merupakan azab Allah? Sampaikan pendapat Anda lewat emil ini.
Bencana Alam Sebagai Tanda Kedatangan Isa Al-Masih
Isa Al-Masih sendiri telah menubuatkan tentang bencana alam. Hal ini akan terus terjadi sebagai tanda dari akhir zaman. Dia mengatakan dalam Kitab Injil Matius 24:7: “. . . akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat.”
Bencana alam terjadi seijin kehendak Allah dan juga karena dunia sudah jatuh ke dalam dosa. Isa juga akan datang untuk memperbaharui semua hal termasuk alam semesta ini. “Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru . . .” (Kitab Allah, Wahyu 21:1).
Isa Akan Datang Sebagai Seorang Hakim
Bencana alam akan terus menerus terjadi dan tidak ada manusia yang bisa luput darinya. Namun, kesudahannya adalah kedatangan Isa. Isa mengatakan bencana alam sebagai salah satu tanda bahwa Dia akan datang kembali. Dia akan datang untuk menghakimi manusia berdosa.
Hal yang paling penting adalah Isa telah memperbaharui hubungan antara manusia dengan Allah. Mengapa demikian? Karena manusia telah jatuh ke dalam dosa. Dosa telah merusak hubungan Allah dengan manusia. Isa Al-Masih memberikan jaminan bahwa dosa Anda telah diampuni. Sehingga hubungan Anda dengan Allah menjadi pulih kembali.
Pada saat Isa datang kembali, apakah Anda sudah siap dihakimi atas dosa-dosa Anda? Apakah Anda mau menerima keselamatan yang Isa berikan? Silakan mengirimkan email kepada kami.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apa yang menjadi pendapat Anda mengenai bencana alam?
- Apakah Anda mempercayai bahwa bencana alam merupakan azab dari Allah?
- Bagaimana pendapat Anda mengenai bencana alam sebagai tanda dari akhir zaman?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Apakah Bencana Alam Azab Allah?
- Gempa Aceh dan Pembubaran Natal di Bandung – Apakah Berkaitan?
- Ulama Senior Islam: Seks Pra-Nikah Picu Gempa Bumi
- Kontradiksi Al-Quran dengan Ilmu Pengetahuan Dan Sejarah
- Ngerinya Dosa Dan Hari Pembalasan, Bagaimana Kita Selamat?
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].