Pernahkah Anda menyaksikan sebuah pengadilan? Suasana di tempat itu begitu serius dan menegangkan, bukan? Menegangkan bagi terdakwa! Serius bagi orang yang menjalani sidang. Ada yang bertindak sebagai hakim, sebagai jaksa penuntut, bahkan sebagai pembela. Serta tentu saja ada si terdakwa. Bagaimana dengan pengadilan akhir? Siapakah yang menjadi hakim dan pembela di pengadilan akhir?
Barangkali demikianlah kelak situasi persidangan dalam pengadilan Allah. Hanya saja, tentu situasi dalam pengadilan Allah jauh lebih menegangkan dan mencekam. Vonis yang akan dijatuhkan bagi setiap orang begitu mengerikan. Vonisnya pun hanya dua. Hidup selamanya di sorga atau di neraka.
Allah sebagai Hakim. Iblis sebagai jaksa. Manusia adalah terdakwa. Eits…dan siapakah pembelanya? Mari kita ikuti alurnya.
Perintah Allah Adalah Ukuran
Allah telah memberikan perintah-Nya kepada Nabi Musa sebagai aturan, norma dan etika yang harus diikuti manusia. Empat perintah pertama adalah relasi dengan Tuhan. Dan enam perintah berikutnya adalah relasi dengan manusia (Taurat, Keluaran 20:1-17).
Dua contoh konkret dari perintah itu adalah jangan membunuh dan jangan mengingini istri sesamamu. Musa pernah membunuh sebelum dia diangkat menjadi nabi (Taurat, Keluaran 2:12). Daud membunuh dan berzinah dengan istri Uria. Tetapi Daud menyesali perbuatannya dan bertobat (2 Samuel 12:1-25). Para nabi di atas telah berdosa, tetapi mereka bertobat. Nah, muncul keinginan untuk mengetahui tentang kehidupan Muhammad dan semua tindakannya.
Muhammad Sang Nabi
Muhammad dipandang sebagai nabi umat Islam. Perhatikanlah tindakannya di ayat berikut. “Dan ketika kamu berkata kepada orang . . . . “Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah”…Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. . . . ” (Qs. 33:37).
Tentu ini menjadi pertanyaan kita bersama. Siapapun pasti tidak rela memberikan istrinya kepada orang lain, apalagi memberikan kepada orang tua angkatnya, bukan? Bila Allah memandang bersalah perbuatan Nabi Daud, tidakkah Allah memandang bersalah tindakan Muhammad yang mengambil istri Zaid?
Adakah Muhammad menyesali perbuatannya dan bertobat seperti Nabi Daud? Tidak ada sumber tertulis yang menyebutkan hal tersebut. Karena itu, bila kita tidak mengakui kesalahan dan bertobat, maka kita akan berhadapan dengan Hakim yang adil.
Pengakuan Muhammad: Isa Hakim dan Pembela di Akhir Zaman
Kitab Suci Injil menulis, “Aku [Isa Al-Masih] datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta” (Injil, Rasul Besar Yohanes 9:39).
Bila saat itu tiba, Al-Masih akan datang sebagai hakim untuk melaksanakan tugas-Nya. Yaitu mengadili setiap manusia. Nabi Islam berkata, “Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya telah dekat masanya ‘Isa anak Maryam akan turun di tengah-tengah kamu. Dia akan menjadi Hakim yang adil…” (Hadits Shahih Muslim 127).
Pembela Dinyatakan
Di awal kita bertanya, siapakah pembelanya? Dalam satu kesempatan Isa Al-Masih bersabda, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Setiap orang yang hendak diselamatkan harus percaya kepada Isa Al-Masih. Oleh karena itu, Isa Al-Masihlah “yang akan menjadi Pembela bagi kita” (Injil, Surat Roma 8:34). Demikian Isa Al-Masih adalah hakim dan pembela di pengadilan akhir. Pertanyaannya, maukah kita dibela Isa Al-Masih?
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
1.Bagaimana pandangan saudara terhadap pernikahan antara mertua dan menantu di zaman sekarang?
2. Mungkinkah Allah merestui pernikahan seperti itu?
3. Dalam pengadilan Allah kita pasti membutuhkan pembela di pengadilan akhir. Siapakah yang akan menjadi pembela saudara?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Komentar/pertanyaan di luar topik artikel, dapat dikirim lewat email ke staf kami di: [email protected].
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Perceraian Dan Pernikahan Di Al-Quran Dan Alkitab
- Hakim Yang Adil Dan Penyayang
- Al-Quran: Isa Al-Masih Memberikan Pengetahuan Tentang Hari Kiamat
- Al-Quran Dan Hadits – “Isa Al-Masih Datang Di Hari Kiamat”
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Ferdinan mengatakan
~
Ijin untuk menerangkan tentang Hari kiamat yang dimaksud sdra Noris. Hari kiamat itu memang ada dan lebih jelasnya adalah akhir zaman, dan itu sudah tertulis dalam Injil kebenaran Firman Allah. Tetapi hari kiamat belum akan terjadi jika belum tergenapi dari Matius 24:14, “Dan Injil kebenaran ini akan diberitakan ke seluruh dunia menjadi Saksi untuk semua bangsa setelah itu barulah tiba hari kesudahannya.”
Artinya semua bangsa pada akhirnya akan mengakui bahwa Injil adalah jalan kebenaran, dan penghakiman terakhir semua manusia termasuk Nabi Islam di tangan Yesuslah keputusan tentang keselamatan hidup yang legal, ke dalam kerajaan Sorga. Sorga bagi mereka yang percaya dan menerima Yesus, tapi neraka bagi mereka yang tidak menerima Yesus sebagai Juruslamatnya. Gbu.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Ferdinan,
Memang benar yang disampaikan oleh saudara bahwa Isa Al-Masih adalah pembuat keputusan bagi setiap orang di pengadilan akhir nanti. Tentu ini yang perlu dipertimbangkan oleh saudara-saudara di forum ini. Terima kasih.
~
Solihin