Kebebasan beragama berlaku di Indonesia. Lagi orang boleh pindah agama. Demikian orang Islam berdakwah dengan tujuan mengajak orang yang beragama lain masuk Islam. Lagi orang Kristen mengajak orang dari semua agama menjadi pengikut Isa Al-Masih. Karena masyarakat sering mempertimbangkan soal pindah agama, ada manfaat mendiskusikan cara masuk agama Islam dan Kristen.
Bagaimana Cara Masuk Agama Islam
Masuk agama Islam sangat mudah. Cukup mengucapakan kalimat Syahadat berikut:
Assyhadu allaaa ilaaha illallaah wa asyhadu anna muhammadar Rasulullah . . . (Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yg berhak diibadahi kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.)
Bagaimana Cara Masuk Kerajaan Allah
Masuk Kristen sesungguhnya berarti menjadi pengikut Isa Al-Masih. Istilah lain yang sewaktu-waktu Isa pakai ialah masuk Kerajaan Allah.
Sabda-Nya, “Jikalau seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat . . . (lagi) . . . masuk ke dalam Kerajaan Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:3, 5).
Untuk masuk “Kerajaan Allah” seseorang harus “dilahirkan kembali.” Istilah ini membingungkan. Apakah maksudnya?
Secara singkat Allah harus mengerjakan mujizat “kelahiran baru” dalam hati seseorang. Demikian ia menjadi seperti orang baru. Dengan mujizat ini ia masuk Kerajaan Allah. Langkah-langkahnya: (1) Mengaku dosa kepada Allah, (2) Bertobat dari dosanya, (3) Percaya bahwa, demi penyaliban-Nya, Isa Al-Masih menjadi Juruselamat dari dosanya, (4) Mengundang Roh Allah ke dalam hati / kehidupan.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini mujizat “kelahiran baru” terjadi di hati. Orang pindah dari “Kerajaan Dunia” (agama-agama apapun) menjadi anggota “Kerajaan Allah.”
Perbedaan Besar Menjadi Ummah Islam dan Menjadi Warga “Kerajaan Allah”
Seseorang yang masuk agama Islam masuk ummah yang raksasa. Dia menerima pedoman supaya dapat mempraktekkan agamanya dua puluh empat jam sehari. Sayang agamanya tidak memberi kepastian masuk sorga. “Dan tidak ada seorang pun dari padamu [orang Islam], melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan” (Qs 19:71).
Sebaliknya, apabila seorang menjadi warga “Kerajaan Allah” melalui kepercayaan pada Isa Al-Masih, ia terjamin hidup kekal. Isa berkata, “Aku [Isa Al-Masih] memberikan hidup kekal kepada mereka dan mereka tidak akan binasa sampai selama-lamanya . . . “ (Injil, rasul Besar Yohanes 10:28).
Inilah perbedaan antara cara masuk agama Islam dan cara menjadi pengikut Isa Al-Masih. Keduanya menerima hidup yang kekal, namun tempatnya berbeda. Berharap Anda dapat menentukan pilihan yang baik dan benar.
Kesederhanaan Masuk Kerajaan Allah
Masuk “Kerajaan Allah” adalah pekerjaan Roh Allah. Akal manusia tidak dapat memahami mujizat “kelahiran baru.” Anda tidak perlu ke gereja. Anda tidak perlu dibaptis. Anda tidak perlu berbuat apa-apa kecuali berdoa.
Anda dapat berlutut (atau duduk) dalam kamar atau sesuatu tempat sunyi. Di sana mengaku dosa kepada Allah. Berjanji pada Allah akan berpaling (bertobat) dari dosa. Dalam doa mengaku percaya pada Isa Al-Masih sebagai Juruselamat. Mengundang Roh Allah masuk ke dalam hati. Jika dengan tulus hati berbuat demikian, Anda menjadi warga “Kerajaan Allah.” [Anda dapat melihat contoh “Doa Keselamatan” disini.]
Jika Anda berdoa demikian dan ingin pembinaan tambahan, silakan menghubungi Staff Isa dan Islam.
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apakah agama Islam atau Kristen menuntut “perubahan karakter” sebelum menjadi anggota agamanya? Jelaskanlah jawaban Anda.
- Mengapa orang yang masuk Islam tidak sedamai hati orang yang menjadi anggota Kerajaan Allah, yaitu pengikut Isa Al-Masih?
- Sudahkah Anda mendoakan “Doa Keselamatan”? Kalau belum, mengapa?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Kedamaian Setelah Menerima Isa Al-Masih
- Bukan Muhammad, Tapi Isa Nabi Damai Dan Keselamatan
- Mimpi Dari Allah Mengubah Hidup Seorang Muslim
- Apakah Rahasia Ketenangan Hati Dalam Islam?
- Guru Agama Islam Takut Mati
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Truth. mengatakan
~
Saran saja untuk penulis blog ini, apapun agamamu apabila ingin menulis suatu tulisan dan membutuhkan kutipan ayat-ayat suci, entah itu ayat Al- Quran, Injil, atau ayat kitab suci agama lain, tolong dikaji terlebih dahulu dan dicari artinya dari setiap kata sebelum ditambahkan di tulisan anda. Jangan asal comot dan menambahkan tulisan-tulisan yang belum tentu kebenarannya. Hal ini akan berakibat munculnya stigma negatif, dan memunculkan pandangan yang salah terhadap agama yang ayatnya dikutip tersebut.
Contohnya saja di blog ini anda mengartikan ayal Al-Quran 19:71 dengan kurang lengkap, karena di ayat berikutnya yaitu 19:72 telah dijelaskan lebih jelas tentang persoalan yang anda maksud namun anda tidak menambahkannya juga penjelasan para ahli (Ulama) yang berbeda dengan apa yang anda jelaskan di blog ini, hal ini mengakibatkan interpretasi yang salah terhadap ayat tersebut. Bukan bermaksud menggurui namun ditakutkan kesalahan seperti ini akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Terima kasih.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Truth,
Kami berterima kasih untuk saran saudara. Saran itu baik sekali. Memang jika kita membaca ayat 71-72, maka kita menemukan adanya kejanggalan dan kepastian masuk neraka di sana, tetapi neraka menjadi bersifat tidak kekal. Padahal Qs 43:74 menyatakan, “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahannam. Bukankah ini bertentangan dengan Qs 19:71-72?
Pertanyaannya, mengapa Al-Quran saling bertentangan tentang kekekalan neraka? Bukankah seharusnya Allah SWT tidak lupa mengenai hal ini bahwa neraka bersifat kekal? Mohon pencerahan.
~
Solihin
Jesus Park mengatakan
~
Febri,
Alkitab tidak pernah mengajarkan cara untuk membenci, tapi Alkitab mengajarkan untuk mengabarkan kebenaran. Jika kebenaran membuat saudara sakit hati, itu dikarenakan saudara sedang mendengar kebenaran yang tidak ada pada islam. Di Islam hanya mengajarkan kebencian dan bahkan sesama muslim pun saling mencurigai karena tidak ada teman sejati dalam Islam (Qs 43:67).
Mengapa jika tidak taat pada nabi Islam maka tidak dijanjikan surga? Apakah saudara sudah mentaati semua perintah nabi Islam, seperti larangan ada gambar atau foto di rumah (HR. Bukhari, 3225)? Mengapa masuk Islam tidak perlu dengan iman atau pedang di leher dan cukup bershahadat maka resmi menjadi Muslim?
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Park,
Memang kebenaran yang diungkapkan tidak mudah untuk diterima. Karena itu, kami setuju dengan saudara. Kami berharap saudara-saudara Muslim di forum ini dapat menjawab pertanyaan saudara tersebut. Terima kasih.
~
Solihin