Benarkah dengan melempar kerikil bisa mengusir setan? Mengapa umat Muslim wajib melempar jumroh?
Ini adalah pertanyaan dari teman saya (Bakti). Ia mendengar dari temannya yang pergi haji. Bahwa mereka melakukan lempar jumroh sebagai bagian dari ibadah.
Bakti ingin mengerti sejarah lempar jumroh. Dan apa relevansi untuknya sekarang ini.
Karena ia juga takut setan. Sehingga berharap bisa mendapatkan jaminan perlindungan dari Allah.
Mari simak percakapan saya dengan Bakti. Agar Anda bisa paham kisahnya dan mendapat jaminan perlindungan Allah.
Sejarah Lempar Jumroh
Bakti adalah teman kantor saya. Kami ada dalam satu tim, mengerjakan proyek bersama. Sehingga saya dekat dan sering bercakap-cakap dengannya.
Bakti menceritakan apa yang ia ketahui dari ustadz maupun teman-temannya. Mengenai sejarah lempar jumroh.
Rupanya, menurut ustadz, bermula dari Nabi Ibrahim. Ia mendapat perintah Allah untuk mengorbankan anaknya. Namun saat melakukannya setan datang untuk menghalangi niatnya (Musnad Ahmad 2573).
Tiga kali cobaan datang. Dan tiap kali Nabi Ibrahim mengambil tujuh kerikil. Lalu ia melempari setan untuk mengusirnya.
Kisah inilah yang menjadi dasar ibadah melempar jumroh. Sehingga diteruskan sampai sekarang.
Makna Lempar Jumroh
Saya mendengarkan penjelasan Bakti. Lalu saya berkata: “Jika demikian apakah pertanyaan kamu sudah terjawab? Apa kamu tahu alasan mengapa agamamu mewajibkan melakukan hal ini?”
Bakti menyatakan ia tahu dalil dari agamanya. Ada beberapa makna dalam melakukan lempar jumroh.
- Untuk mengikuti ibadah Nabi Islam.
Karena tindakan ini selanjutnya juga dilakukan oleh Nabi Islam (Sunan Nasa’i 3004). Bahkan kemudian ia memerintahkan umat untuk melakukannya juga.
“Rasulullah memerintahkan kami agar melempar jumrah dengan kerikil” (Sunan Darimi 1821).
- Sebagai lambang menolak godaan setan.
Mengacu pada kisah Nabi Ibrahim dalam Islam. Yaitu ia mengusir setan dengan melemparkan kerikil.
- Sebagai tindakan mengingat Allah.
Karena umat melempar satu per satu batu sambil mengucapkan lafal takbir.
Namun saya melihat Bakti menceritakan dengan gelisah. Ia menyatakan bahwa walau mengetahui semua ini, tetap masih ada keraguan di hatinya.
Beberapa Pertanyaan Mengenai Melempar Jumroh
Setelah mempelajari sejarah lempar jumroh, Bakti justru memiliki berbagai pertanyaan baru.
- Mengapa ada banyak peraturan pemilihan batu kerikil?
Batu kerikil tidak boleh sembarangan. Ada berbagai prasyaratnya.
Harus terambil di Muzdalifah. Kondisinya tidak boleh lebih besar dari buku jari atau terlalu kecil. Batunya juga tidak boleh yang telah terpakai sebelumnya.
Bakti bertanya apakah ada kesakralan dalam batu kerikil? Mengapa ada begitu banyak peraturan?
- Mengapa hanya boleh dilakukan pada waktu tertentu?
Waktu untuk melempar jumroh ada tiga sampai empat hari. Yaitu satu hari Idhul Adha (10 Dzulhijjah), ditambah dua atau tiga hari tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah).
Pembatasan ini membuat waktu melempar jumroh menjadi bagian paling berbahaya dalam ziarah. Karena umat sangat ramai dan berdesakan.
Gerakan massa yang tiba-tiba dapat menyebabkan orang terjepit. Dalam beberapa keadaan, ribuan peserta mati lemas. Banyak juga yang terinjak-injak hingga tewas.
Salah satu contoh tragedi adalah pada 24 September 2015. Setidaknya 2.411 peziarah tewas dalam kerumunan massa (Associated Press).
- Bagaimana dengan latar-belakang simbolik melempar batu?
Bakti pernah membaca di majalah bahwa tindakan melempar batu sudah ada dari zaman pra-sejarah. Orang melakukannya sebagai tanda kebencian atau permusuhan.
Nabi Islam sendiri pernah melakukannya. “. . . beliau mengambil (segenggam) kerikil dan melemparkannya kepada arah orang-orang kafir . . .” (Musnad Ahmad 1679).
Sehingga banyak ahli sejarah maupun pakar agama menyimpulkan. Bahwa aktifitas ini bersumber dari latar-belakang budaya masyarakat Arab sebelum zaman Nabi Islam.
Bakti menjadi berpikir apakah tindakan ini hanyalah simbolik saja sesuai budaya orang zaman dahulu. Ataukah ada makna yang lebih dalam sehingga umat perlu mencontohnya?
- Apakah kerikil bisa mengusir setan?
Pertanyaan terutama Bakti adalah apakah tindakan ini benar-benar manjur? Adakah jaminan kita mendapat perlindungan jika melakukannya?
Menariknya Bakti pernah mendengar ada tokoh agama terkemuka memberi pernyataan. Bahwa memang kita tidak mengerti alasan wajib melempar jumroh. Kita manusia belum mampu memahaminya.
Semua keadaan ini yang membuat Bakti ragu. Ia masih mencari bagaimana relevansi untuk hidupnya sekarang.
Nabi Ibrahim dalam Kitab Taurat
Saat itulah Bakti bertanya pada saya. “Bagaimana pendapatmu mengenai hal ini? Apakah kamu pernah mengetahuinya juga dalam Kitab Taurat?”
Saya menjelaskan bahwa sejarah lempar jumroh tidak tertulis dalam Kitab Taurat sama sekali. Karena itu umat Nasrani tidak percaya Nabi Ibrahim pernah melakukannya.
Isi Taurat memang menjelaskan Allah memberi perintah agar Nabi Ibrahim membawa anaknya ke mezbah. Dan ia mentaati-Nya.
Cara Melindungi dari Gangguan Setan
Bakti kemudian bertanya: “Jika demikian menurut kamu bagaimana cara terlindung dari setan?”
Saya menyatakan umat Nasrani percaya setan tidak dapat terusir dengan melempar batu. Namun pernyataan Kalimatullah dapat mengusirnya.
Kalimatullah ini adalah Isa Al-Masih. Dialah yang menjadi pernyataan kebenaran Allah dalam bentuk manusia.
Banyak kisah dalam kitab Injil menuliskan Isa menang atas setan. Salah satunya tertulis dalam Injil, Markus 5:1-18.
Saat itu Isa dan para murid bertemu dengan orang yang kerasukan banyak roh jahat. Ia sangat mengerikan.
“Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk menjinakkannya” (Injil, Markus 5:3-4).
Namun Isa Al-Masih berkuasa. Hanya Isa yang mampu mengusir setan dengan perkataan-Nya. Karena Ia adalah Kalimatullah.
“Yesus [Isa Al-Masih] mengatakan kepadanya: ‘Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!’ [setelah itu] orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras . . .” (Injil, Markus 5:8,15).
Saya menjelaskan inilah yang saya imani. Sehingga saat takut, saya akan datang dan meminta pertolongan Allah melalui Isa Al-Masih.
Jaminan Perlindungan dan Keselamatan
Lebih lanjut saya meyakinkan bahwa Isa pasti akan menolong pengikut-Nya. Ia sanggup melindungi semua orang yang mengimani-Nya.
Sesungguhnya Aku [Isa Al Masih] telah memberikan kuasa kepada kamu [perlindungan] . . . tidak ada yang akan membahayakan kamu” (Injil, Lukas 10:19).
Jadi saya menyimpulkan inilah cara pasti terlindung dari gangguan setan. Yaitu, tidak dengan melempari kerikil, tetapi dengan kita mengimani dan menjadi pengikut Isa Al-Masih.
Bahkan Isa sebagai Kalimatullah juga adalah terang manusia. Sehingga ada keselamatan Allah melaluinya, yang dapat mengampuni dosa dan menuntun kita sampai ke surga.
“Pada mulanya adalah Firman [Kalimatullah, Isa Al-Masih] . . . Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu [setan] tidak menguasainya” (Injil, Yohanes 1:1,4-5).
Rupanya penjelasan saya mengejutkan Bakti. Karena ia memang pernah mendengar hanya Isa yang tidak tersentuh setan saat bayi (Shahih Bukhari 3177).
Setelah percakapan ini Bakti makin sering berdiskusi dengan saya. Ia menjadi sangat tertarik mengetahui berbagai pandangan dari Kitab Taurat dan Injil.
Bagaimana dengan Anda Pembaca? Maukah Anda menerima pertolongan Allah yang akan memberi jaminan keselamatan dan perlindungan dari setan? Mari mengimani dan menjadi pengikut Isa Al-Masih.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Hadits Tentang Nabi Isa: Setan Tidak Menyentuh Isa!
- Adakah Cara Mengatasi Gangguan Setan Dengan Ilmu Kebal Ampuh?
- Saya Melakukan Berbagai Macam Dosa Syirik. Apa Solusinya?
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Saudara apa alasan lempar Jumroh sangat penting sehingga menjadi ibadah wajib?
- Menurut Saudara dapatkan setan terusir dengan lemparan batu kerikil? Jelaskan jawaban Saudara!
- Mengapakah hanya Isa Al-Masih yang tidak tersentuh setan? Dan bahkan bisa mengalahkan setan?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].