Siapakah saya? Bagaimana kualitas hidup saya? Berartikah kehidupan saya saat ini? Tujuan muhasabah diri dalam Islam bermakna menilai diri sendiri dan/atau introspeksi guna memperbaiki diri dengan tujuan mendapat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Muhasabah Diri Dalam Islam
Dalam Islam, muhasabah diri cocok dengan diktum terkenal Bapa Filsafat Socrates. Diktumnya: “Hidup yang tak teruji tak layak dialami” (The unexamined life is not worth living)! Email email kami tentang pengertian Anda mengenai muhasabah.
Beberapa situs Islam dapat menolong kita. Misalnya, “Muhasabah diri dalam Islam, ini bertujuan untuk memperbaiki hubungan kepada Allah (habluminallah), hubungan kepada sesama manusia (habluminannas), dan hubungan dengan diri sendiri (habluminannafsi).”
Bimbingan Menjalankan Muhasabah Diri Dalam Islam
Walau setuju kepentingan muhasabah, mungkin Anda bertanya, “Apakah ada pedoman yang membimbing saya dalam proses introspeksi ini, sehingga hubungan dengan Allah dan sesama serta dengan diri sendiri dapat diperbarui?”
Penghargaan Al-Quran pada Isa Al-Masih sangat tinggi, “. . . Isa Al-Masih adalah seorang terkemuka di dunia dan akhirat” (Qs. 3:45). Maka tidak salah menjalankan muhasabah dengan menjawab tiga pertanyaan yang muncul dari ajaran Isa, bukan?
Isa Al-Masih dan Hubungan kepada Allah (habluminallah)
Pertanyaan #1: Apakah saya mengasihi Allah dengan segenap hatiku?
Hukum Taurat Pertama Allah menurut Isa Al-Masih, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan segenap akal budimu” (Injil, Rasul Besar Matius 22:37).
Bagaimana bila seandainya Anda dan pasangan tinggal berjauhan. Sekali seminggu Anda telepon dia. Tapi hanya Anda sendiri yang bicara. Anda tidak pernah mendengar suaranya. Dapatkah Anda berkata, Anda mengasihi pasangan Anda tapi tidak mengijinkan dia bicara, tidak mendengarkan suaranya?
Demikian dengan Allah. Apakah Anda merasa jauh dari Allah? Walau Anda banyak sholat dan doa, apakah Anda pernah mendengar suara-Nya? Kalau tidak, berarti Anda tidak mempunyai hubungan dengan Allah, jauh dari Allah, dan tidak mengenal atau mengasihi Dia.
Sebagai hasil muhasabah, semoga Anda berkenan mengenal dan mengasihi Allah secara mendalam dengan segenap hati Anda.
Isa Al-Masih dan Hubungan bagi Sesama Manusia (habluminannas)
Pertanyaan #2: Apakah saya sungguh mengasihi sesamaku?
Hukum Taurat Kedua dalam kepentingan, menurut Isa Al-Masih, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Injil, Rasul Besar Matius 22:38).
Menurut Isa Al-Masih, melayani orang tua dan membantu orang miskin baik, tetapi belum cukup. Bagaimana hubungan Anda dengan sesama? Adakah Anda menyimpan dendam terhadap orang lain? Mungkin karena tersinggung atau angkuh, Anda tidak mau berdamai dengan mereka?
Bagaimana dengan musuh? Mereka juga sesama, bukan? Anda perlu bertanya pada diri sendiri, “Apakah saya mengejek, membenci, ingin melukai mereka?”
Isa Al-Masih menekankan bahwa kita harus berdamai dengan sesama. Kita harus mengasihi musuh (Injil, Rasul Besar Matius 5:21-26; 5:43-48). Kiranya Anda bersedia memperbaiki hubungan-hubungan yang retak dengan sesama. Silakan mengemail kami ajaran Islam tentang memelihara hubungan dengan musuh.
Isa Al-Masih dan Hubungan dengan Diri Sendiri (habluminannafsi)
Pertanyaan #3: Apakah nasib kekal jiwa saya ditentukan?
Isa Al-Masih pernah bertanya, “Apakah untungnya bagi seseorang, kalau ia memiliki seluruh dunia tetapi kehilangan jiwanya dan hidup kekal?” (Injil, Rasul Besar Matius 16:26, parafrasa).
Mungkin Anda sangat rajin dalam agama. Atau mungkin Anda kurang sembahyang. Rajin atau malas, Anda ragu-ragu mengenai nasib kekal jiwa, hidup, sesudah mati.
Walau kita harus fokus pada hubungan kita dengan Allah dan sesama, juga harus dapat menjawab pertanyaan penting: “Kemanakah jiwa saya, sesudah meninggal dunia? Ke surga atau ke neraka?” Hasil penting Anda dari muhasabah diri dalam Islam ialah dapat menjawab pertanyaan ini!
Menentukan Nasib Kekal
Isa Al-Masih dapat menolong Anda menentukan nasib sesudah meninggal dunia. Kepada para pengikut-Nya Isa berjanji, “Dan Aku memberi hidup kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya . . .” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:28). Mereka yang beriman pada Isa Al-Masih memiliki hidup kekal di surga!
Anda ingin memperbaiki hubungan dengan Allah dan sesama. Juga menjadi yakin akan masuk surga bila meninggal suatu hari.
Solusinya, Isa Al-Masih dapat memperbaiki hubungan Anda dengan Allah, juga menolong Anda dalam hubungan dengan sesama. Akhirnya Ia menjanjikan Hidup yang Kekal bagi mereka yang mengimani Dia.
Kiranya hari ini Anda menjadikan muhasabah Anda komplit dengan menjadi pengikut-Nya!
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Pernahkah saudara mengadakan muhasabah diri dalam Islam? Jelaskan hasilnya bagi jiwa saudara!
- Apakah saudara merasa ada pertanyaan lain lebih penting dari tiga pertanyaan Isa yang termuat dalam artikel di atas? Jelaskan!
- Apakah saudara ingin mendapat kepastian masuk surga sesudah meninggal? Jelaskan alasannya!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini tiga link yang berhubungan dengan artikel “Muhasabah Diri dalam Islam: Menjawab 3 Pertanyaan Nabi Isa” Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Mengapa Orang Islam Wajib Mengasihi Isa Al-Masih
- Ajaran Allah – Membenci atau Mengasihi
- Kepastian akan Keselamatan bagi Para Muslim
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].