Umat Islam dan Nasrani berjuang agar tidak cinta dunia/zuhud. Tokoh Muslim Sufi Suni klasik juga menggumuli masalah ini. Mereka menemukan teladan tertinggi dalam hidup zuhud.
Bagaimana agar kita tidak cinta dunia lupa akhirat, sebaliknya mencapai kezuhudan dan nikmat hidup abadi?
Kaitan Kezuhudan dan Hidup Kekal
Baik Islam dan Nasrani mengajarkan hidup zuhud atau tidak cinta dunia lupa akhirat. Sebab cinta akan dunia menambah banyak dosa-dosa kita, sehingga tidak mencintai Allah.
Jika cinta dunia membelenggu kita, maka kita pasti tidak mendapatkan sorga yang kekal.
Jelas kita tidak ingin binasa karena cinta dunia, bukan?
Teladan Tertinggi Para Sufi Klasik akan Kezuhudan
Hasyim Muhammad menjelaskan bahwa Ibn Hambal, Al-Gazali, Al Muhabisi, Al Khalidi, Ibn Al-Mubharak dsb., menjadikan kezuhudan Isa Al-Masih sebagai salah satu penguat sandaran doktrin zuhud mereka. “Sebagian Sufi menempatkan Isa Al-Masih sebagai figur yang merepresentasikan maqam [tingkatan] spiritual yang tertinggi” (Hasyim Muhammad, 2005, “Kezuhudan Isa Al-Masih dalam Literatur Sufi Suni Klasik”, hal.4).
Karena Isa Al-Masih “. . . adalah orang benar” (Injil Rasul Lukas 23:47), “anak laki-laki yang suci” (Qs. 19:19), maka layak jadi teladan hidup.
Menurut Hasyim Muhammad, para Sufi Suni klasik itu “. . . tanpa segan meriwayatkan kisah kehidupan dan pesan-pesan dari cerita-cerita Israi’liyat [yang bersumber dari Ahli Kitab]. Sehingga “. . . banyak bersinggungan dengan tradisi Kristen, khususnya menyangkut pribadi Isa Al-Masih” (Hal. 2, 32).
Maka sangat baik, jika para Muslim mempelajari Pribadi Isa Al-Masih dalam Wahyu Allah (Taurat, Zabur dan Injil), bukan?Anda dapat memulainya dengan mengemail kami di sini.
Kezuhudan Isa Al-Masih Menurut Seorang Sufi
Menurut Ibn Hambal, Isa Al-Masih berkata bahwa karena hati manusia berada di tempat harta kekayaannya, simpanlah harta kekayaanmu di langit (Hal. 4).
Sekitar 600 tahun sebelum Islam, Isa Al-Masih berfirman, “Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga . . . Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada” (Injil Rasul Besar Matius 6:20-21).
Ajaran ini mengajak manusia untuk mengutamakan kehidupan kekal daripada kenikmatan duniawi yang sementara.
Bebas Dari Cinta Dunia dan Beroleh Hidup Kekal
Isa Al-Masih berfirman, “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia [Isa Al-Masih] kepadamu . . .” (Injil, Rasul Besar Yohanes 6:27).
Janji Isa Al-Masih “Aku [Isa Al-Masih] memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya . . .” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:28).
Jadi Isa Al-Masih berkuasa membebaskan dosa cinta dunia, perbudakan dosa, dan menjamin hidup kekal. Hidup kekal dapat pasti Anda miliki mulai sekarang ini dengan beriman kepada-Nya. Untuk lebih jelasnya hubungilah kami di email ini .
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apakah alasan kita wajib meninggalkan cinta dunia lupa akhirat?
- Mengapa Isa Al-Masih layak jadi teladan tertinggi kezuhudan?
- Agar bebas dari cinta dunia dan beroleh hidup kekal, mengapa manusia harus beriman kepada Isa Al-Masih?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Mencari Teladan Yang Baik Agar Lebih Soleh
- Teladan Muhammad Atau Isa Al-Masih?
- Sifat Suci Dan Kekal Bukti Keilahian Isa Al-Masih
- Pemberi Hidup Kekal: Nabi Ma’shum Atau Nabi Suci?
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel “Bagaimana Cara Umat Beragama Tidak Cinta Dunia dan lupa Akhirat?” Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].