• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Artikel > Isa Al-Masih > Keilahian Isa > Ciri-Ciri Hamba Allah Saleh Yang Patut Diteladani

Ciri-Ciri Hamba Allah Saleh Yang Patut Diteladani

28 Januari 2019 oleh Web Administrator 169 Komentar

orang-muslim-hamba-allah-sedang-sujud-dalam-sholatnyaSetiap umat beragama ingin menjadi lebih taat dan saleh. Kita semua rindu diterima Allah dan bisa masuk sorga serta menikmati hidup kekal. Untuk menjadi lebih saleh, kita harus mencari teladan yang baik.

Siapakah yang harus kita teladani? Satu malaikat? Muhammad? Mereka yang mencintainya? Adakah yang lain?

Penting kita tahu siapakah hamba Allah yang paling mulia. Agar tahu siapa yang kita harus ikuti.

Ciri-Ciri Hamba Allah yang Saleh

Ada banyak situs Islam yang menjelaskan kriteria atau ciri-ciri hamba Allah yang saleh/mulia. Diantaranya adalah orang yang:

  • Berlaku lurus
  • Membaca Kitab Allah
  • Shalat malam
  • Beriman kepada Allah dan hari akhir
  • Mengajak orang lain untuk menghindari kejahatan (Qs 3:113-114)
  • Memaafkan kesalahan seseorang

Apakah Anda setuju? Silakan mengirim jawaban Anda di sini.

hamba-allah-meminta-ridho-allah-dengan-menadahkan-tanganDua Kriteria Lain yang Terpenting

Penulis merasa ada dua kriteria yang terpenting selain daftar di atas. Pertama, orang yang selalu berserah diri kepada Allah. Karena tugas hamba/budak untuk selalu menaati tuannya.

Kedua, orang yang merendahkan diri. Seorang hamba/budak tidak boleh sombong karena mereka dalam posisi yang rendah dan tidak punya otoritas.

Hamba Allah yang Paling Mulia

Siapakah hamba Allah yang paling mulia menurut delapan kriteria di atas? Memang, para malaikat mungkin memenuhi sebagian besar kriteria tersebut, tetapi bagaimana bisa kita meneladani mereka?

Bagaimana dengan nabi Islam? Dia shalat malam, beriman kepada Allah dan hari akhir, dan pernah mengajak orang untuk menghindari kejahatan.

Namun, apakah nabi Islam selalu memaafkan kesalahan orang? “Rasulullah: ‘Siapakah yang akan membunuh Ka’b bin Asyraf yang telah durhaka kepada Allah dan melukai Rasul-Nya?’ Maka Muhammad bin Maslamah . . . berkata, ‘. . . sukakah Anda jika aku yang akan membunuhnya?’ beliau menjawab: ‘Ya’” (Shahih Bukhari 3731).

Nabi Islam juga harus bertobat atas dosanya. “. . . dan mohonlah ampunan bagi dosamu . . .” (Qs 47:19). Berarti, dia tidak selalu berserah diri kepada Allah atau berlaku lurus, bukan?

isa-al-masih-hamba-allah-yang-paling-muliaMengapa Isa Al-Masih Hamba Allah yang Paling Mulia?

Sebenarnya, hanya Isa Al-Masih memenuhi semua kriteria. Ciri-ciri Hamba Allah yang saleh dan mulia ada pada Isa:

  • Tidak pernah berdosa (Injil, Surat 1 Petrus 2:22)
  • Menghafalkan kebanyakan Taurat dan Zabur (sering mengutipnya)
  • Sering berdoa malam (Injil, Rasul Lukas 6:12)
  • Akan menjadi Hakim pada akhirat (Injil, Rasul Besar Yohanes 5:22-23)
  • Menyuruh umat-Nya untuk berbuat baik kepada musuh (Injil, Rasul Besar Matius 5:44)
  • Mengampuni dosa seseorang (Injil, Rasul Lukas 5:20-24)
  • Selalu berserah diri kepada Allah (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:31)
  • Merendahkan diri dengan melayani (Injil, Rasul Besar Matius 20:28, Yohanes 13:4-15)

Jelas, Isa Al-Masih adalah satu-satunya Pribadi yang layak diikuti. Dan ada berita yang sangat baik bagi setiap umat-Nya!

Isa sudah menjadi hamba Allah yang sempurna agar setiap kita tidak harus menjadi hamba Allah lagi! Kita bisa menjadi anak Allah dan hidup dengan Dia di surga!

Hubungi kami jika Anda ingin tahu bagaimana menjadi anak Allah.

[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]

 


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Adakah kriteria lain untuk menjadi hamba Allah yang saleh/mulia? Itu apa?
  2. Menurut Saudara, siapakah hamba Allah yang paling mulia? Mengapa?
  3. Apakah orang beragama harus menjadi hamba Allah untuk masuk surga? Jelaskan!

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:

  1. Apakah Isa Al-Masih Hanya Seorang Nabi?
  2. Budak Allah Islam atau Anak Allah Kristen
  3. Mengapa Isa Disebut “Anak Allah”?
  4. Lebih Baik Hidup Sebagai “Anak Allah” Atau “Hamba Allah”?
  5. Ceritera Inspiratif Yatim Bagi Mukmin dan Nasrani

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel: “Ciri-Ciri Hamba Allah Saleh Yang Patut Diteladani”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718

 

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Isa Al-Masih, Keilahian Isa

Subscribe
Beritahulah
169 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
Abu Ramzi
29 Januari 2019 12:39 am

~
Tidak ada perkataan yang keluar dari mulut Nabi Muhammad yang berasal dari hawa nafsu beliau (Qs.An Najm:3-4). Perintah membunuh Ka’b bin al-Asyraf bukan perintah Nabi Muhammad berdasarkan hawa nafsu beliau, namun itu adalah perintah Allah. Karena Ka’b bin al-Asyraf terbukti merusak perjanjian damai antara umat Islam dengan orang Yahudi di Madinah dengan hasutannya.

Allah menilai hasutannya itu berbahaya sehingga Allah memerintahkan agar Ka’b bin al-Asyraf untuk dibunuh. Jadi ini bukan perintah Nabi. Justru Nabi Muhammad lebih sering diperintahkan utk memaafkan musuh (Qs. An Nissa:77). Beliau bersabda ayat ini adalah perintah agar beliau lebih mengutamakan memaafkan musuh.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
29 Januari 2019 4:35 pm
Balasan ke  Abu Ramzi

~
Saudara Abu,

Menarik sekali pernyataan saudara. Nampaknya saudara memberikan beban kesalahan pada Allah SWT atas tindakan nabi saudara. Sungguh ini menarik sekali. Dengan kata lain, saudara mengorbankan Allah SWT demi nabi saudara. Bila saudara mau jujur, maka kami berharap saudara dapat menjawab pertanyaan kami.

Bagian mana dari hadits tersebut yang menyatakan perintah membunuh adalah perintah dari Allah SWT? Kami berharap saudara jujur terhadap teks dan diri sendiri, kalau tidak mau jujur pada Allah SWT.
~
Solihin

Balas
Wahyu Kurniawan
30 Januari 2019 9:05 am

~
“Arti dari kalimat “sudah selesai” adalah Isa Al-Masih sudah menyelesaikan dosa umat manusia.”
jawab dong ini, penasaran nih. Sudah selesai = nabi Isa menyelesaikan dosa manusia di Injil surat berapa adanya? Sama ini juga, orang yang telah diampuni dosanya oleh Isa Al-Masih dan bertobat, maka tidak ada keinginan untuk berbuat jahat. Isa kan disalib sebelum Anda lahir, artinya sebelum Anda lahir dosa Anda sudah diampuni Isa. Artinya, dari semenjak Anda lahir sampe saat ini Anda belum pernah sekalipun berbuat jahat? hebat….*tepuk tangan*

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
30 Januari 2019 9:27 pm
Balasan ke  Wahyu Kurniawan

~
Saudara Wahyu Kurniawan,

Ketika di salib Isa Al-Masih mengatakan “sudah selesai” artinya jalan bagi manusia untuk memperoeh ampunan dosa sudah selesai melalui korban Isa Al-Masih, sehingga tidak perlu lagi mempersembahkan korban hewan dan lain sebagainya karena “sudah selesai”. Tercatat di dalam Injil Rasul Besar Yohanes 19:30.
~
Noni

Balas
Pradjanto, SH. MSi
30 Januari 2019 10:47 am

~
Buat Sdr. Solihin: (1) Dalam Iman Kristiani, apakah Yesus adalah Tuhan atau Hamba Allah? (2) Kalau Yesus adalah Tuhan, kenapa Yesus harus menghafal kebanyakan Taurat dan Zabur? Bukankah Taurat dan Zabur adalah Firman Yesus sendiri (kalau Yesus memang Tuhan) (3) Kalau Yesus adalah Tuhan, kenapa Yesus sering berdoa malam? Bagaimana logikanya, Tuhan berdoa kepada Tuhan? (4) Kalau Yesus memang Tuhan, kenapa Yesus selalu berserah diri kepada Allah? Bagaimana penjelasannya, Allah berserah diri kepada Allah?

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
30 Januari 2019 9:03 pm
Balasan ke  Pradjanto, SH. MSi

~
Saudara Pradjanto, SH. MSi

Sungguh kita tidak dapat memahami sepenuhnya jalan-jalan Tuhan, pemikiran-Nya dan rancangan-Nya. Syukurlah bahwa orang yang diterima-Nya di sorga bukan karena dapat mengimbangi jalan pemikiran Tuhan dan dapat menjelaskan segala sesuatu tentang perbuatan-Nya. Demikian juga dengan Isa Al-Masih dan segala rutinitas-Nya seolah terlalu mudah dipahami dengan akal manusia atau terlalu ajaib teladan kerendahan hati-Nya.
~
Noni

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
30 Januari 2019 9:40 pm
Balasan ke  Pradjanto, SH. MSi

~
Saudara Pradjanto,

Saudara memberikan pertanyaan yang menarik sekali. Mencermati pertanyaan saudara, maka inti pertanyaan itu hanya satu, yaitu Isa Al-Masih adalah Tuhan atau bukan? Menjawab hal ini, maka saudara perlu memahami keunikan dan keistimewaan Isa Al-Masih. Isa Al-Masih adalah Allah yang nuzul ke dunia dan menjadi manusia. Itu sebabnya, Dia memiliki dua kodrat, yakni Allah dan manusia.

Hakikat ini yang belum dapat diterima oleh saudara. Isa Al-Masih adalah Hamba karena Dia tunduk pada kehendak Bapa untuk menyelamatkan manusia dari neraka. Dia berdoa kepada Bapa sebagai bentuk komunikasi, tidak disebutkan bahwa Isa Al-Masih memanggil Allah, melainkan Bapa (Injil, Rasul Besar Yohanes 17:1-26). Silakan saudara membaca link ini https://tinyurl.com/yddymj4v tentang keunikan Allah.

Kami bertanya kepada saudara. Memerhatikan fakta dalam artikel di atas, mengapa nabi saudara memerintahkan untuk membunuh? Bukankah membunuh bertentangan dengan firman Allah yang disampaikan-Nya kepada Nabi Musa (Taurat, Keluaran 20:13)? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin

Balas
Jonathan
30 Januari 2019 4:21 pm

~
Dasar yang digunakan sudah berbeda. Yang satu menggunakan hadits dengan sanad yang jelas (bisa diurut dari siapa hingga ke yang pertama kali mengucapkan) yang satunya lagi menggunakan ‘Injil’ yang ditulis oleh orang-orang yang mengaku murid ‘Isa. Apa dasar yang digunakan di artikel ini adalah ‘Injil’ yang diturunkan langsung kepada ‘Isa?

*Out of The Topic*
Apakah boleh saya hanya mengimani Allah sebagai satu-satunya Tuhan dan meninggalkan ‘Isa dan roh kudus? Karena saya dan ‘Isa sama-sama manusia, kemudian saya juga sebagai manusia pasti punya roh yang menempati raga ini. Jadi saya rasa tidak keren kalau saya punya tuhan yang sejenis dengan saya. I feel God must be different and all-good.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
30 Januari 2019 8:08 pm
Balasan ke  Jonathan

~
Saudara Jonathan,

Isa Al-Masih adalah Allah yang menjadi manusia. Ia tidak sama dengan manusia, buktinya bahwa Dia tidak berdosa. Dia mati dengan penderitaan yang mengerikan sebagai kurban menanggung dosa manusia. Lalu Dia bangkit dan naik ke sorga. Pada hari kiamat Dia akan datang sebagai hakim. Adakah manusia yang dapat melakukan hal serupa?
~
Noni

Balas
Pradjanto, SH. MSi
31 Januari 2019 9:37 am

~
Buat Sdr, Solihin/Jonathan: (1) Ayat Al Qur’an yang mana yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad memerintahkan untuk membunuh manusia? Manusia yang mana yang Anda maksud yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad untuk dibunuh? (2) Sepertinya, Sdr Jonathan adalah penganut Kristen Unitary seperti Thomas Jefferson, Presiden Amerika Serikat Ketiga? Apakah benar demikian? Thomas Jefferson adalah seorang Kristen yang tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan. (3) Dalam Hinduisme, para Dewa banyak yang menjelma menjadi manusia. Contohnya, Dewa Wisnu menjelma menjadi Sri Rama. Apakah juga seperti Hinduisme ini juga konsep “Tuhan Turun Menjadi Manusia” menurut Iman Kristiani?

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
31 Januari 2019 2:22 pm
Balasan ke  Pradjanto, SH. MSi

~
Saudara Pradjanto, SH. MSi.,

Izinkan kami memberikan tanggapan. Sederhana saja bahwa kisah Dewa Wisnu menjadi Sri Rama adalah mitologi bukan fakta histori sedangkan Isa Al-Masih adalah peristiwa nyata tercatat di dalam sejarah Yahudi, Romawi, Yunani bahkan Islam dan tentu saja bagian dari sejarah dunia. Oleh karena itu mitologi Wisnu tidak dapat dijadikan perbandingan.
~
Noni

Balas
Pradjanto, SH. MSi
1 Februari 2019 10:42 am

~
Buat Sdr Noni,

(1) Keberadaan Rama memang dipertanyakan kebenarannya. Namun ”Konsep Turunnya Tuhan Ke Dunia Dalam Wujud Seorang Manusia” dalam Kisah Sri Rama tampaknya sama dengan Konsep ”Turunnya Tuhan Ke Bumi Dalam Wujud Yesus” yang ada dalam Agama Kristen.

(2) Kita tidak bisa memungkiri bahwa ”Konsep Nuzulnya Tuhan Dalam Wujud Manusia?Mahluk” telah meresap ke dalam semua Agama/Keyakinan Manusia sejak Zaman Purbakala hingga sekarang. Hanya Agama Islam saja yang tidak pernah mau menerima ”Konsep Nuzulnya Tuhan Ke Bumi Sebagai Manusia/Mahluk” itu.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
1 Februari 2019 4:19 pm
Balasan ke  Pradjanto, SH. MSi

~
Saudara Pradjanto,

Kami mempersilakan saudara menjawab pertanyaan kami sebelumnya. Mengapa nabi saudara memerintahkan untuk membunuh? Bukankah membunuh bertentangan dengan firman Allah yang disampaikan-Nya kepada Nabi Musa (Taurat, Keluaran 20:13)? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin

Balas
Abu Ramzi
2 Februari 2019 4:08 pm

~
Pertanyaan: Bagian mana dari hadits tersebut yang menyatakan perintah membunuh adalah perintah dari Allah SWT? Kami berharap saudara jujur terhadap teks dan diri sendiri, kalau tidak mau jujur pada Allah SWT.

Jawaban: Dalilnya ada di dlm Al Qur’an yang sudah saya kutip di awal komentar saya, tidak ada perkataan yang keluar dari mulut Nabi Muhammad yang berasal dari hawa nafsu beliau (Qs An Najm:3-4). Allah punya hak membunuh siapa yang menurut-Nya pantas untuk dibunuh, dan tidak ada yang menyalahkan Allah akan hal itu. Karena Ka’b bin al-Asyraf sendiri yang telah melanggar perjanjian perdamaian. Kata siapa Yesus tidak pernah berdosa? Yesus saja berdoa agar diampunkan dosanya (Matius 6:12).

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
7 Februari 2019 4:02 pm
Balasan ke  Abu Ramzi

~
Saudara Abu,

Saudara belum menjawab pertanyaan kami. Kami berharap saudara dapat membuktikan dari hadits dan tidak mengalihkan ke Al-Quran, sebab yang kami tanyakan dari hadits. Bagian mana dari hadits tersebut yang menyatakan perintah membunuh adalah perintah dari Allah SWT? Kami berharap saudara jujur terhadap diri sendiri.
~
Solihin

Balas
fuad
3 Februari 2019 10:58 am

~
Saya ingin membantu menjawab pertanyaan admin mengenai “Mengapa nabi saudara memerintahkan untuk membunuh?” Saya ingin meluruskan pemahaman admin di mana Islam bukan mengajarkan membunuh melainkan berjihad untuk membela agama Allah SWT sesuai dengan ayat Al-Quran (QS.22:39-40), di mana kita umat Muslim wajib berperang apabila adanya ancaman bagi umat muslim.

Contohnya umat Muslim diancam untuk dibunuh dan diperangi secara masal serta ancaman-ancaman lainnya sehingga turunlah ayat Al Quran tersebut untuk memerangi kaum yang ingin memusnahkan umat Muslim. Secara nalar maupun logika seorang mahluk hidup pasti bila hidupnya terancam, akan sebisa mungkin melawan ancaman tersebut. Ya, bukan?

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
7 Februari 2019 4:06 pm
Balasan ke  fuad

~
Saudara Fuad,

Kami menghargai pendapat saudara. Namun, pertanyaannya adalah siapakah yang mengancam Muslim untuk dibunuh? Tidak pernah ada golongan lain yang mengancam Muslim. Sebaliknya, di negara ini persekusi justru dilakukan oleh Muslim. Kami berharap saudara update informasi saudara mengenai persekusi.

Bahkan Al-Quran menyatakan, “Ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman.’ Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka” (Qs 8:12). Ini adalah perintah Allah atau nabi saudara? Mengapa demikian?
~
Solihin

Balas
Jesus Park
3 Februari 2019 2:39 pm

~
SH. MSi, Jonathan,

Jika saudara hanya mengimani allah Quran tidak mendapat jaminan surga tetapi neraka karena itulah jaminan Quran kepada saudara. Jika saudara percaya kepada Isa maka saudara akan mendapatkan jaminan surga dengan menjadi pengikut setia karena Isa dan Bapa adalah satu.

Mengapa saudara tidak setuju jika Allah menjadi dapat menjadi manusia, apakah allah saudara tidak dapat melakukannya? Apakah saudara tidak ingin mempunyai Allah yang dekat dengan kita sehingga Ia mau menjadi manusia? Jika demikian seharusnya saudara menolak allah Quran karena ia pendek, berbulu, berambut gondrong, dan tidak bermata satu (Abu Dawud, 4320), kedua tangannya adalah tangan kanan (an-Nasa’I, 5379)

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
7 Februari 2019 4:09 pm
Balasan ke  Jesus Park

~
Saudara Park,

Amat menarik mencermati sikap manusia terhadap Allah. Satu sisi, manusia merindukan dekat kepada Allah dengan beribadah kepada-Nya. Tetapi di sisi lain, tatkala Allah nuzul ke dunia dan menjadi manusia, maka manusia menolak-Nya. Walaupun demikian, Allah tetap memilih untuk dekat dengan manusia sehingga Dia menjadi manusia, yaitu Isa Al-Masih. Isa Al-Masih adalah Allah, tetapi merelakan diri-Nya menjadi hamba. Bukankah ini menakjubkan?
~
Solihin

Balas
hamba
3 Februari 2019 4:09 pm

~
Tidak perlu diperdebatkan apa yang telah Allah dan rasul-Nya sampaikan. Sudah jelas Al-Quran hanya untuk bagi orang yang berakal sehat. Bagi yang tidak percaya dan mengikuti Al-Quran maka mereka adalah orang yang rugi. Silakan anda berpikir!

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
7 Februari 2019 4:11 pm
Balasan ke  hamba

~
Saudara Hamba,

Kami senang jika Al-Quran untuk orang yang berakal sehat. Kami senang menggunakan akal sehat. Sekarang mari kita mengkaji hal ini bersama-sama. Jika Allah adalah mahakuasa, maka dapatkah Dia menjadi manusia? Dapatkah Dia mengambil peran sebagai hamba jika Dia mahakuasa? Bagaimana saudara?
~
Solihin

Balas
Mashun Hermanto
3 Februari 2019 7:53 pm

~
Saudara Noni,

Anda mengatakan bahwa Isa Al-Masih adalah Allah yang menjadi manusia. Ia tidak sama dengan manusia, buktinya bahwa Dia tidak berdosa. Dia mati dengan penderitaan yang mengerikan sebagai kurban menanggung dosa manusia. Lalu Dia bangkit dan naik ke sorga. Pada hari kiamat Dia akan datang sebagai hakim. Adakah manusia yang dapat melakukan hal serupa?

Menurut saya Anda salah. Allah itu tidak berwujud manusia dan Allah tidak akan pernah mati, dan Allah tidak pernah menderita menanggung dosa manusia. Manusia yang berbuat dosa kok Allah yang menanggung dosanya? Yang ada Allah akan mengampuni dosa manusia jika dia benar benar bertobat. Terima kasih

~ Mashun ~

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
7 Februari 2019 4:14 pm
Balasan ke  Mashun Hermanto

~
Saudara Mashun,

Jika Allah secara serta merta mengampuni dosa manusia yang benar-benar bertobat, maka bagaimana Allah menjalankan keadilan-Nya? Bukankah Allah mahaadil? Artinya setiap pelanggaran dan dosa harus dihukum. Bukankah demikian? Karena itu, kami berharap saudara dapat menjelaskan hal ini dengan menyertakan dalil-dalil yang logis. Terima kasih.
~
Solihin

Balas
Pradjanto, SH. MSi
4 Februari 2019 3:13 pm

~
Buat Sdr Solihin,

(1) Apakah seorang pengadu domba antar umat beragama/seorang penyebar fitnah dalam masyarakat yang mengakibatkan terjadinya pertumpahan darah seperti K’ab Bin Asyraf harus dibiarkan hidup? Apakah Anda dan ajaran Kristiani lebih suka membela seorang bajingan/penjahat seperti K’ab Bin Assraf ini ketimbang melindungi hak-hak hidup orang lain yang tidak bersalah dan ketentraman hidup masyarakat”?

(2) Apakah salah jika Pemerintah Republik Indonesia menghukum mati Kusni Kasdut yang merupakan pembunuh berdarah dingin?

(3) Apakah Ajaran Kristiani lebih suka untuk melindungi para bandar/penyelundup narkoba sehingga menolak pula ancaman hukuman mati bagi mereka?

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
7 Februari 2019 4:16 pm
Balasan ke  Pradjanto, SH. MSi

~
Saudara Pradjanto,

Tulisan saudara di atas tidak menjawab pertanyaan kami. Analogi yang disampaikan oleh saudara pun tidak menjawab pertanyaan kami. Kami mengajukan pertanyaan sederhana, tetapi saudara berputar-putar dalam menjawab. Kami mengulang kembali pertanyaannya.

Mengapa nabi saudara memerintahkan untuk membunuh? Bukankah membunuh bertentangan dengan firman Allah yang disampaikan-Nya kepada Nabi Musa (Taurat, Keluaran 20:13)? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin

Balas
Pradjanto, SH. MSi
6 Februari 2019 9:42 am

[email protected]

Buat Sdr. Jesus Park: (1) Allah SWT memiliki 99 nama yang indah/Asmaul Husna. Benar sekali bahwa Allah SWT adalah ”Maha Berkuasa/Al Qadir”. Allah SWT dapat berbuat apapun yang dikehendakiNya. Namun amatlah mustahil jika Allah SWT menjadi manusia, karena seorang manusia tidak akan mungkin menyandang ke 99 Asmaul Husna tersebut. Sebagai contohnya adalah bahwa Allah SWT adalah Al Quddus/Maha Suci. Bisakah Yesus yang berkeringat, buang air kecil dan dan buang air besar, serta bisa terkena batuk dan pilek menyandang sebutan “Maha Suci”? (2) Allah SWT adalah ‘As Sami’u/Maha Mendengar’ dan ‘Al Bashir/Maha Melihat’. Jadi, tidaklah perlu Allah SWT menjelma jadi manusia agar dekat dengan kita.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
6 Februari 2019 11:13 pm
Balasan ke  Pradjanto, SH. MSi

Saudara Pradjanto, SH., MSi.,

Kami hargai keputusan Anda untuk tidak percaya jika Allah menjadi manusia. Namun pandangan Anda pun adalah mustahil pandangan Allah. Sebab Anda adalah manusia sedangkan Dia Tuhan. Jadi jika ternyata benar Dia menjadi manusia itu adalah hak preogatif Allah sendiri.
~
Noni

Balas
Abu Ramzi
7 Februari 2019 2:59 pm

~
Bung Solihin bertanya: “Mengapa nabi saudara memerintahkan untuk membunuh? Bukankah membunuh bertentangan dengan firman Allah yang disampaikan-Nya kepada Nabi Musa (Taurat, Keluaran 20:13)? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?”

Jawaban saya: Seharusnya Anda juga bertanya kepada Alkitab Anda sendiri, mengapa kemudian Tuhan menyuruh Musa membunuh manusia (Taurat, Bilangan 31:17 dan Taurat, Ulangan.13:5-15)? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini? Kalian mengatakan Yesus orang suci dari dosa. Namun faktanya dalam Alkitab ditulis Yesus berdoa meminta ampunan dosa (Matius 6:12). Bagaimana kalian menjelaskan hal ini?

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
11 Februari 2019 8:31 pm
Balasan ke  Abu Ramzi

~
Saudara Abu,

Sangat baik bila saudara membaca Taurat, Bilangan 31 mulai dari ayat 1. Sebab konteks ayat itu merupakan peperangan antarbangsa, bukan konflik individu. Demikian juga dengan Injil, Rasul Besar Matius 6:12 mesti dipahami konteksnya dengan benar. Konteks ayat itu adalah Isa Al-Masih mengajarkan berdoa kepada murid-murid-Nya. Mengajarkan berdoa sangat berbeda dengan meminta ampunan, bukan?

Kami bertanya kepada saudara. Mengapa nabi saudara memerintahkan untuk membunuh? Bukankah membunuh bertentangan dengan firman Allah yang disampaikan-Nya kepada Nabi Musa (Taurat, Keluaran 20:13)? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin

Balas
Fuad
8 Februari 2019 10:06 am

~
Baik jawaban saya “Siapakah yang mengancam Muslim untuk dibunuh” Mungkin anda bisa mempelajari ayat ini (QS:At-Taubah | Ayat: 13), dimana ketika banyak ayat-ayat mengenai perang turun kepada Rasullulah itu bermula dari kaum Quraisy yang banyak mengancam dan melanggar sumpah yang telah dibuatnya bersama umat muslim. “tentang perkusi yang dilakukan ” Itu jelas bukan merupakan muslim yang taat dan saya yakin yang melakukan perbuatan tersebut hanyalah segelintir orang yang tidak memiliki ilmu agama Islam. “Mengenai ayat QS (Qs 8:12)” Ayat tersebut turun ketika perang badar berlangsung, dan ayat tersebut memerintahkan agar pasukan muslim agar tidak takut melawan pasukan Qurais di perang badar.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
8 Februari 2019 3:02 pm
Balasan ke  Fuad

~
Saudara Fuad,

Siapapun tidak akan mau hidup di dalam suasana kematian, peperangan, perkusi. Kita dibentuk sebagai mahluk sosial bukan mesin pembunuh. Namun nasi sudah menjadi bubur, justru agama lah yang paling banyak menelan korban. Kita bisa berkelit ini dan itu untuk menutupi darah yang tertumpah karena agama. Tapi berbeda, Isa Al-Masih mengajarkan untuk kita saling mengasihi.
~
Noni

Balas
Wahyu Kurniawan
8 Februari 2019 2:46 pm

~
“Isa sudah menjadi hamba Allah yang sempurna agar setiap kita tidak harus menjadi hamba Allah lagi! Kita bisa menjadi anak Allah dan hidup dengan Dia di surga!”

Aduh, prihatin saya baca konsep berpikir ketuhanannya seperti ini. Isa katanya tuhan, masa Tuhan menjadi hamba Allah. Ini bagaimaana konsep ketuhanannya. Tuhan menjadi hamba Tuhan. Terus, kalau Tuhan itu sudah menjadi hamba dari Tuhan Allah, maka manusia tidak perlu menjadi hamba Allah lagi. Astaga.

Tuhan hidupnya di surga, jadi kelak manusia bisa hidup bersama di surga dengan Tuhan. Bagaimana ini konsep ketuhanannya begini? Sungguh, maha suci Allah dari anggapan konsep ketuhanan seperti ini. Prihatin bacanya.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
11 Februari 2019 8:38 pm
Balasan ke  Wahyu Kurniawan

~
Saudara Wahyu,

Allah yang mahakuasa dapat menjadi hamba jika Dia menghendaki. Dan Allah telah menghendaki hal itu dengan jalan nuzul ke dunia menjadi manusia. Bahkan Dia rela mati untuk “memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28).

Kami memahami bahwa saudara belum dapat memahami hal ini. Namun, jika saudara mencermati sifat Allah, maka salah satu sifat Allah adalah rendah hati. Dengan demikian, Allah telah membuktikan sifat kerendahan hati, kemahakuasaan, dan kasih-Nya sebagai Hamba yang mulia. Kami bertanya kepada saudara. Bagaimana Allah SWT menyatakan sifat kerendahan hatinya?
~
Solihin

Balas
Pradjanto, SH. MSi
11 Februari 2019 1:25 pm

~
Buat Sdr Staff Isa Dan Islam,

Benar sekali apa yang dikatakan oleh Sdr Wahyu Kurniawan. Ada dua Kesalahan Fatal Iman Kristiani dalam hal ini.

(1) Kesalahan Pertama adalah “Menyamakan Allah SWT Dengan Mahluk”. Tidak ada dasar logika sama sekali yang dapat membenarkan pemahaman ini. “Sebuah Meja” dari waktu sekarang sampai Hari Kiamat nanti tetaplah akan jadi “Sebuah Meja”. Tidaklah mungkin “Meja” tersebut menjadi ”Sang Pembuat Meja”. Yesus sejak lahir hingga wafatnya adalah ”Seorang Manusia”. Sampai kapanpun, tidaklah mungkin Yesus berevolusi dan menjadi Tuhan.
(2) Kesalahan Kedua adalah ”Menganggap Tuhan Ada Di Surga”. Oleh Ummat Kristiani dianggap bahwa Tuhan butuh tinggal di Surga.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
11 Februari 2019 8:26 pm
Balasan ke  Pradjanto, SH. MSi

~
Saudara Pradjanto,

Kami berharap saudara tidak mengalihkan pertanyaan kami dengan cara menanggapi komentar saudara yang lain. Bukankah sangat baik bila saudara menjawab pertanyaan kami agar saudara-saudara di forum ini mengetahui kebenaran? Karena itu, kami mengulang kembali pertanyaan tersebut.

Mengapa nabi saudara memerintahkan untuk membunuh? Bukankah membunuh bertentangan dengan firman Allah yang disampaikan-Nya kepada Nabi Musa (Taurat, Keluaran 20:13)? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin

Balas
Muhammad iqbal
11 Februari 2019 7:42 pm

~
Yang jelas yang disalib bukan Isa Al-masih. Yang disalib adalah murid Isa yang berhianat bernama Yudas Iskariot, sebagaimana yang telah dijelaskan di Quran. Dan nabi Isa di akhir zaman akan turun membunuh babi-babi dan menyampaikan kebenaran bahwa dia bukan Tuhan. Dan dia akan menyampaikan kepada umatnya bahwa mereka telah melenceng dari ajaranya. Apakah bisa Isa menjadi Tuhan sedangkan Isa adalah ciptaan Tuhan?

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
11 Februari 2019 8:27 pm
Balasan ke  Muhammad iqbal

~
Saudara Muhammad,

Kami menghargai pendapat saudara. Tentu saudara memiliki bukti-bukti tersebut tatkala saudara menyatakan bahwa Yudas Iskariot yang disalibkan. Agar kami dan saudara-saudara di forum ini memiliki pengetahuan yang sama dengan saudara, maka kami berharap saudara menjawab pertanyaan kami. Tertulis dimanakah dalam Al-Quran nama Yudas Iskariot yang disalibkan? Bagaimana saudara?
~
Solihin

Balas
Wahyu Kurniawan
11 Februari 2019 10:02 pm

~
“Allah mahakuasa dapat menjadi hamba jika Dia menghendaki. Dan Allah telah menghendaki hal itu dengan jalan nuzul ke dunia menjadi manusia. Bahkan Dia rela mati untuk ‘memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang’ (Injil, Rasul Besar Matius 20:28).”

Aduh prihatin saya konsep ketuhanannya serendah ini. Jadi begini, salah satu sifat Allah itu Maha Esa (Tunggal). Esa di sini itu bukan hanya jumlahnya, tapi juga dzatnya, perbuatannya, sifatnya. Di Al Quran dijelasin “Tidak ada satupun makhluk ciptaannya yang setara dengan Dia”. Jadi, tak ada seorang pun yang sama sifatnya/perbuatannya seperti Allah. Kalau Allah itu manusia, berati sifat Allah sama dengan lima milyar manusia di bumi.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
13 Februari 2019 8:19 pm
Balasan ke  Wahyu Kurniawan

~
Saudara Wahyu,

Kami mempersilakan saudara menjawab pertanyaan kami. Sebab tanggapan saudara di atas tidak memuat jawaban saudara atas pertanyaan kami sehingga kami berharap saudara dapat menjawabnya agar hal ini diketahui oleh seluruh pengunjung situs ini. Bagaimana Allah SWT menyatakan sifat kerendahan hatinya?
~
Solihin

Balas
Pradjanto, SH. MSi
12 Februari 2019 1:42 pm

~
Buat Sdr. Solihin: (1) Keluaran 20:13 adalah larangan membunuh orang tanpa sebab yang dibenarkan oleh Tuhan. Jadi, bukan perintah untuk sama sekali tidak membunuh orang dengan alasan apapun. Kalau Anda menganggap bahwa “sama sekali tidak diperbolehkan untuk membunuh orang”, lalu bagaimana penjelasan Anda tentang kisah “Daud membunuh Goliath dalam Bibel”? Kenapa Daud membunuh Goliath? (2) sekaitan dengan komentar Anda terhadap Sdr. Muhammad Iqbal, bisakah Anda membuktikan bahwa yang disalibkan itu Nabi Isa? Bukti apa yang Anda miliki dalam hal ini dan siapa saksi yang dapat menceritakan kebenaran kisah penyaliban Yesus itu?

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
12 Februari 2019 3:06 pm
Balasan ke  Pradjanto, SH. MSi

~
Saudara Pradjanto, SH. MSi.,

Pada masa sebelum Isa Al-Masih berbeda konteks dengan zaman sesudah Isa Al-Masih. Daud dan Goliat hidup sebelum zaman Isa Al-Masih. Namun setelah zaman Isa Al-Masih, manusia diajarkan untuk mengampuni musuh “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” (Injil. Rasul Besar Matius 5:44).
~
Noni

Balas

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Kisah Mukmin menemukan Surga Melalui Mimpi Baik Dari Allah
  • Cara Bertaubat Dari Dosa Zina Yang Pasti Allah Terima!
  • Kisah Mukmin Saudi Mengalami Keajaiban Sembuh dari Kanker!
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?
  • Benarkah Natal Bagi Umat Islam dan Nasrani Membawa Kedamaian?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah
  • 4 Fakta Penting Tentang Isa Al-Masih dari Surah Al-Baqarah
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?
  • 5 Mukjizat Nabi Isa Dalam Al-Quran Yang Muslim Wajib Ketahui
  • 5 Fakta Menarik Dari Kisah Kelahiran Nabi Islam dan Isa Al-Masih

Artikel Yang Terhubung

  • Tidak Mentaati Kalimat Allah, Sama Saja Melawan Allah!
  • Adakah Bukti dalam Kitab Suci yang Katakan Isa Bukan Tuhan?
  • Siapa Nabi Dalam Al-Quran yang Bisa Menghidupkan Orang Mati?
  • Isa Hakim Yang Adil – Mengapa Isa Al-Masih Menerima Gelar…
  • 5 Mukjizat Nabi Isa Dalam Al-Quran Yang Muslim Wajib Ketahui

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2023 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami

wpDiscuz