Mengapa umat Nasrani menyembah Isa Al-Masih? Bukankah Isa hanya nabi? Terlebih dari itu, Isa tidak pernah memerintahkan pengikut-Nya untuk menyembah Dia. Inilah pandangan umat Muslim pada umumnya ketika mereka mendengar bahwa umat Nasrani menyembah Isa Al-Masih.
Setidaknya ada “Tujuh alasan mengapa umat Nasrani menyembah Isa Al-Masih.” Dengan mempelajari tujuh alasan tersebut, akan menolong Anda untuk mengerti mengapa Isa Al-Masih layak menerima penyembahan.
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Dari tujuh alasan di atas, ayat manakah yang paling menolong Anda untuk mengerti bahwa Isa Al-Masih layak menerima penyembahan? Jelaskanlah alasannya!
- Dari tujuh alasan tersebut, menurut saudara apakah Isa Al-Masih mempunyai kuasa yang sama dengan Allah? Jelaskanlah alasannya!
- Setelah melihat ketujuh alasan tersebut, bagaimana pandangan saudara saat ini mengenai Isa Al-Masih?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, baik dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk pertanyaan singkat, dapat mengirimkan WA/SMS ke: 0812-8100-0718.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Mukmin Bertanya: Mengapa Kristen Menyembah Isa Al-Masih?
- Kisah Nabi Isa Singkat Menurut Kitab Allah
- Ketuhanan Isa Al-Masih Berdasarkan Alkitab dan Al-Quran
- Mengapa Orang Islam Wajib Mengasihi Isa Al-Masih?
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
~
Menarik dikomentari:
1. Allah SWT yang menciptakan bumi dari tujuh lapis langit (Al Baqoroh :29). Apakah Nabi Isa menciptakan hal tersebut? Berarti Nabi Isa yang menurunkan Nabi Adam, sedangkan Nabi Isa saja diciptakan oleh Allah SWT di kitab kalian?
2. Kalau yang ini saya setuju.
3. Bila Nabi Isa Tuhan, kenapa di Matius 14:23 Nabi Isa Berdoa tengah malam?
4. Saya yakin bahwa Allah SWT memerintahkan untuk sujud “menghormati” bukan menyembah seperti (Al-Baqarah-34).
5. Kalau point ini saya setuju karena sesuai hadis (HR. Muslim no. 2937) namun Nabi Isa menjadi hakim menggunakan hukum syariat Islam di akhir zaman nanti sesuai pernyataan Al-Quran (Az-Zukhruuf: 61).
6-7 tunggu tanggapan admin
~
Saudara Fuad,
1. Tertulis dimanakah dalam Injil bahwa Isa Al-Masih diciptakan?
2. Bukankah hanya Allah yang suci? Apakah ada manusia yang suci tanpa dosa? Siapakah ia dan tertulis dimanakah itu?
3. Berkomunikasi dengan Bapa merupakan kegiatan yang selalu dilakukan Isa Al-Masih. Pertanyaannya, apakah berkomunikasi dengan Bapa adalah salah? Apakah itu melunturkan sifat Ketuhanan Isa Al-Masih? Bagaimana saudara?
4. Faktanya malaikat menyembah dan melayani Isa Al-Masih (Injil, Rasul Besar Matius 4:11). Bukankah hanya Allah yang layak dilayani malaikat? Bagaimana saudara?
5. Tertulis dimanakah dalam Injil bahwa Isa Al-Masih datang ke dunia untuk kedua kali menggunakan hukum Islam? Bukankah artikel di atas menggunakan dasar Injil, bukan Al-Quran? Maka seharusnya saudara menggunakan Injil untuk menyatakan hal ini. Mohon pencerahan.
~
Solihin
~
Itu menurut anggapan anda, tapi saya sebagai umat Islam berpedoman dalam Al-Quran.
“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allâh kecuali yang benar. Sesungguhnya al-Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allâh dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan dengan tiupan roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allâh dan rasul-rasul-ya, dan janganlah kamu mengatakan, “(Tuhan itu) tiga”. Berhentilah dari ucapan itu. Itu lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allâh Ilaah Yang Maha Esa, Maha Suci Allâh dari mempunyai anak. Segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allâh sebagai Peme…”
~
Saudara Islam Sejati,
Jika kami terpaksa menggunakan Al-Quran, maka ayat di atas pun perlu dikaji secara cermat. Bukankah ayat Al-Quran di atas menyatakan Isa Al-Masih adalah Kalimat Allah, Roh Allah, dan Utusan Allah? Mengapa Al-Quran menyatakan Isa Al-Masih adalah Kalimat Allah, Roh Allah, dan Utusan Allah? Tentu ini perlu diselidiki dan dijelaskan oleh saudara. Kami menunggu penjelasan saudara.
~
Solihin
~
Alasan 1 Yesus bukan Tuhan: Yohanes 12:49 Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Yohanes 12:50 Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku.
~
Saudara Gerhana,
Sebenarnya yang menyatakan Isa Al-Masih bukan Tuhan adalah Al-Quran (Qs 5:116-117) setelah beberapa abad sejak Isa Al-Masih naik ke sorga. Injil justru menyatakan Isa Al-Masih adalah Tuhan. Misalnya: “Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Isa Al-Masih, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Isa Al-Masih”. (Injil, Surat 2Petrus 1:1). Kemudian, “Dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Isa Al-Masih” (Injil, Surat Titus 2:13). Demikian juga di dalam Injil, Rasul Yohanes 1:1-3.
~
Noni
~
“Jibril berkata: ‘Demikianlah. Rabb-mu berfirman: Hal itu adalah mudah bagi-Ku, dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia, dan sebagai rahmat dari Kami, dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan’.” – (QS.19:21). Adalah mudah kalau Firman-Nya nuzul menjadi manusia dalam rahim Maryam. Dan lagi Isa adalah rahmat Allah. Apa artinya? Dalam ajaran Islam salah satu dari 99 nama Allah adalah AR RAHMAN yang mengandung makna kelemahlembutan, kasih sayang dan kehalusan. Jadi, Isa Almasih Sang Firman Allah adalah AR RAHMAN Allah. Jadi, Isa adalah Allah AR RAHMAN. Dialah Allah yang mengajarkan kasih, kelembutan dan kehalusan.
~
Saudara Percaya,
Pada saat Allah datang untuk tinggal di antara manusia, sebuah era baru dimulai. Kita sebut ini adalah era Perjanjian Baru. Rasul Yohanes memulai catatannya dengan mengingatkan siapa sebenarnya Isa Al-Masih itu. “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1-3).
~
Noni
~
Alasan no.2 Yesus bukan Tuhan: Yohanes 20:17 Kata Yesus kepadanya: “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara- Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.”
Lihat frasa “Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu”? Tidakkah ini bermaksud Yesus mengakui Bapa adalah Tuhan bagi dirinya?
~
Saudara Gerhana,
Kami senang saudara mengutip ayat yang amat penting tersebut. Sebab konteks ayat itu di mana Isa Al-Masih telah bangkit dari kematian. Dengan demikian, kebangkitan Isa Al-Masih membuktikan bahwa Isa Al-Masih adalah Tuhan. Perkataan Isa Al-Masih di atas bukan berarti Isa Al-Masih bukan Tuhan. Sebaliknya, Isa Al-Masih memuliakan Bapa sama seperti Bapa pun memuliakan Isa Al-Masih (Injil, Rasul Besar Yohanes 12:28).
Jika Bapa adalah Tuhan Isa Al-Masih, maka Isa Al-Masih adalah Tuhan bagi diri-Nya. Sebab Bapa dan Isa Al-Masih adalah satu (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:30). Pun bila Isa Al-Masih menyatakan bahwa Bapa adalah Allah-Nya tidak berarti menurunkan hakikat Isa Al-Masih adalah Allah. Pertanyaannya adalah mengapa Bapa pun memuliakan Isa Al-Masih?
~
Solihin
~
Admin,
Saya akan menyenaraikan bukti-bukti Alkitab yang saya kira bisa menjelaskan bahwa status Isa adalah lebih rendah dari Tuhan Bapa. Saya tidak akan memberi apa-apa respon terhadap komentar anda (kecuali saya rasakan perlu) kerana pengetahuan saya tentang Alkitab sangat terbatas. Jadinya tidak ada diskusi antara kita. Yang ada cuma pertanyaan dari saya dan jawapan dari anda. Semoga input dari anda bisa mencerahkan kekeliruan yang ada pada diri saya tentang ketuhanan Isa. Terima kasih.
Alasan no.3 Yesus bukan Tuhan: “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yohanes 17:3). Pertanyaanya, jika Yesus Tuhan sejati mengapa dia mengaku dia hanya utusan Bapa. Tidakkah yang mengutus lebih tinggi kedudukannya dari yang diutus?
~
Saudara Gerhana,
Kami amat senang berdiskusi dan menerima pertanyaan dari saudara. Kami memiliki pendapat berbeda dengan saudara mengenai arti diskusi. Diskusi yang baik adalah diskusi yang bersifat timbal balik. Bila saudara tidak mau berdiskusi dan hanya mau memberikan pertanyaan dan tidak mau menjawab pertanyaan, maka itu adalah diskusi yang tidak baik.
Lagi pula, pertanyaan yang diajukan oleh saudara telah dijawab oleh kami dalam diskusi dengan rekan-rekan Muslim di forum ini. Tentu kami senang menjawab pertanyaan itu. Tetapi bila saudara tidak mau berdiskusi, maka kami memohon maaf terpaksa tidak menjawab pertanyaan tersebut. Bagaimana? Maukah kita berdiskusi secara baik dan adil? Bila saudara mau, maka kami akan menjawab pertanyaan saudara. Setelah itu, kami akan mengajukan pertanyaan kepada saudara. Tetapi bila saudara tidak mau, maka nampaknya saudara takut berdiskusi dengan kami. Apakah demikian?
~
Solihin
~
Bapa mengutus Isa sama halnya Allah mengutus Sang Firman, jadi bisa diartikan “Allah mengutus Allah” (baca selengkapnya Injil Yohanes pasal 1). Bandingkan dengan Yesaya 55:11. Keluaran 3:14, “Firman Allah kepada Musa: AKU ADALAH AKU. Lagi firman-Nya: Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus (SYALAKH) aku kepadamu.”
Bukankah Allah dapat “mengutus” firman-Nya seperti Yesaya 55:11 di atas? Isa adalah Sang Firman (umat Muslim pun mengenal-Nya dengan “Kalimatullah”), Ia menerima tugas sebagai utusan untuk misi keselamatan bagi umat manusia. Isa “diutus” Bapa, datang ke dunia dalam daging (inkarnasi) untuk melakukan misi penyelamatan bagi umat manusia, sama sekali tidak mengecilkan hakikat Isa yang adalah Allah.
~
Saudara Percaya,
Seringkali saudara-saudara di forum ini terkecoh dengan kata ‘mengutus’, tetapi mengabaikan konteks asal Isa Al-Masih, yaitu dari atas alias sorga. Bukankah Allah mengutus nabi berbeda dengan Bapa mengutus Isa Al-Masih turun ke bumi? Itu sebabnya, Isa Al-Masih pernah berfirman bahwa Bapa dan Isa Al-Masih adalah satu, yaitu satu hakikat yakni Allah (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:30). Terima kasih.
~
Solihin
~
Buat Staff Isa,
(1) Tahukah Anda tentang Ekspansi Kosmos?. Para scientist telah menemukan bahwa alam semesta Ini terus mengembang. Jadi, alam semesta ini bukanlah sesuatu yang statis yang begitu tercipta lalu diam tidak berkembang. Siapakah yang mengendalikan proses berkembangnya alam semesta ini dengan begitu terkendali dan tidak mengakibatkan kehancuran pada alam semesta tersebut?
(2) Qs 51: 47 dengan jelas menyebutkan bahwa Allah SWT-lah yang telah mengendalikan Ekspansi Kosmos tersebut.
(3) Jika Yesus adalah Tuhan, lalu bagaimanakah caranya Yesus mengendalikan Ekspansi Kosmos itu ketika Yesus masih berupa janin dan belum mengerti apa-apa di perut Maryam ibundanya?
~
Saudara Pradjanto,
Apakah kemahakuasaan Allah dapat dibatasi saat Allah menjadi manusia? Tentu saja tidak. Sekalipun Allah datang ke dunia dalam bentuk janin, pekerjaan Allah tidak berhenti saudaraku. Sekalipun Allah datang ke dunia dan menjadi manusia. Allah tetaplah sebagai Allah Sang Pencipta di tahta-Nya dalam kemuliaan-Nya. Inilah bukti kemahakuasaan Allah yang tak terbatas.
Jangan menilai kemahakuasaan Allah dengan logika manusia yang terbatas saudaraku.
~
Noni
~
Percaya:
“1) Bapa mengutus Isa sama halnya Allah mengutus Sang Firman, jadi bisa diartikan “Allah mengutus Allah”
2) Bandingkan dengan Yesaya 55:11. Keluaran 3:14, “Firman Allah kepada Musa: AKU ADALAH AKU. Lagi firman-Nya: Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus (SYALAKH) aku kepadamu.”
Res:
1) Mana bisa “Allah mengutus Allah”. Jika benar “Allah mengutus Allah”, maka dengan sendiri sabda Yohanes 13:16 menjadi sabda palsu. “Dan seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya, ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya”
2) Ini betul. Yang diutus (Musa) adalah lebih rendah dari yang mengutus (Elohim). Tidak bercanggah dengan Yohanes 13:16.
~
Saudara Believer,
1. Kita mesti memerhatikan konteks Injil, Rasul Besar Yohanes 13:16. Konteks ayat itu adalah perkataan Isa Al-Masih yang ditujukan kepada para murid. Injil, Rasul Besar Yohanes 13:15 menyatakan, “Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.” Ayat 16 merupakan penegasan bahwa para murid pun harus melakukan seperti yang dilakukan Isa Al-Masih. Pertanyaannya, dimanakah letak kepalsuannya? Mohon pencerahan.
2. Kami senang jika saudara setuju dengan pernyataan tersebut. Ini berarti saudara perlu menyetujui Injil, Rasul Besar Yohanes 13:16 karena Isa Al-Masih mengutus para murid. Isa Al-Masih memiliki derajat lebih tinggi dibandingkan murid karena Isa Al-Masih adalah Allah yang nuzul ke dunia. Pertanyaannya, dimanakah letak perbedaannya?
~
Solihin
~
Solihin: “Ini berarti sdr perlu menyetujui Yoh 13:16 karena Isa Al-Masih mengutus para murid. Isa memiliki derajat lebih tinggi dibandingkan murid karena Isa adalah Allah yg nuzul ke dunia. Pertanyaannya, dimanakah letak perbedaannya?”
Res: Itu betul jika perbandingan dibuat antara Yesus dan muridnya. Tapi yang dipermasaalahkan adalah antara Yesus (yang diutus) dan Bapa (yang mengutusnya). Sila bedakan! Yoh 20:21 Maka kata Yesus sekali lagi: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu”. Siapa yang lebih besar di sini, Yesus atau Bapa? Kalau mengikut Yoh 13:16, pasti Bapa lebih besar. Makanya Bapa adalah Tuhan sejati bukan Yesus!
~
Saudara Believer,
Kami berharap saudara menjawab pertanyaan kami terlebih dulu untuk memberikan klarifikasi terhadap pernyataan saudara sebelumnya. Pertanyaannya, dimanakah letak kepalsuannya dari Injil, Rasul Besar Yohanes 13:16? Mohon pencerahan.
2. Kami senang jika saudara setuju dengan pernyataan tersebut. Ini berarti saudara perlu menyetujui Injil, Rasul Besar Yohanes 13:16 karena Isa Al-Masih mengutus para murid. Isa Al-Masih memiliki derajat lebih tinggi dibandingkan murid karena Isa Al-Masih adalah Allah yang nuzul ke dunia. Pertanyaannya, dimanakah letak perbedaannya? Mohon saudara memerhatikan konteks diskusi sebelumnya.
~
Solihin
~
Untuk Solihin,
Anda terjebak dengan pernyataan anda sendiri bahwa “Berkomunikasi dengan Bapa merupakan kegiatan yang selalu dilakukan Isa Al-Masih. Pertanyaannya, apakah berkomunikasi dengan Bapa adalah salah? Apakah itu melunturkan sifat Ketuhanan Isa Al-Masih? Bagaimana saudara?”
Menurut saya bila Nabi Isa berkomunikasi dalam konsepnya adalah seorang nabi, maka sangat cocok dengan pernyataan anda di atas. Bila pernyataan anda tersebut menganggap bahwa Nabi Isa adalah Tuhan yang setara dengan Allah SWT, mengapa harus berdoa dan berkomunikasi? Kenapa tidak memutuskan sendiri apa yang mau diperbuat?
~
Saudara Fuad,
Itu sebabnya, kami bertanya kepada saudara. Dan saudara tidak menjawabnya. Alih-alih menjawab, saudara terus mengalihkan pertanyaan kami dengan memberikan isu lainnya. Sekarang silakan saudara menjawab pertanyaan kami lebih dulu berkenaan dengan poin tersebut.
Pertanyaannya, apakah berkomunikasi dengan Bapa adalah salah? Apakah itu melunturkan sifat Ketuhanan Isa Al-Masih? Bagaimana saudara?
~
Solihin
~
Saudara Believer,
Bagaimana Yesus yang diimani umat Kristen adalah Allah itu diutus oleh Allah? Memang, Ketika Yesus datang ke dunia dlm wujud manusia ada Yesus berada dalam batasan-batasan inkarnasi sehingga posisi Bapa saat itu adalah lebih besar (Yohanes 14:28). Apakah ayat ini berarti Yesus kurang daripada Allah?
Ketika Yesus datang ke dunia dalam wujud manusia ada Yesus berada dalam batasan-batasan inkarnasi sehingga posisi Bapa saat itu adalah lebih besar. Yesus Kristus dlm status inkarnasi di dunia ini yang memang lebih rendah. Namun ketika Yesus naik ke surga maka Yesus yang adalah Allah itu sendiri kembali dalam pada eksistensiNya yang hakiki (baca Ibrani 2:9).
~
Saudara Percaya,
Hakikat Bapa dan Isa Al-Masih adalah sama, yaitu Allah (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:30). Itu sebabnya, orang-orang Yahudi memahami makna kata ‘satu’ yang disampaikan Isa Al-Masih sehingga mereka ingin melempari Isa Al-Masih dengan batu karena mensejajarkan diri-Nya dengan Allah (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:33). Kami berharap saudara-saudara di forum ini berani mempelajari Injil.
~
Solihin
~
Kebingungan kita terhadap dogma itu sesuatu yang normal, mengingat masing-masing agama berusaha membangkitkan semangat keyakinan yang berfokus pada sejarah dan sisi ilahi dari Tuhan. Kekeliruan kita adalah berusaha menjabarkan kebenaran agama kita masing-masing dengan menggunakan konteks dogma yang saling berseberangan.
Kita tidak mungkin menjelaskan Tuhan Kristen dengan mengunakan prinsip” agama Islam atau lain sebagainya, itu konyol. Inilah dunia keyakinan, dunia dimana kita berjalan menggunakan hasrat yang kita anggap ada dan bisa membawa kita memahami Tuhan. Pada dasarnya kita beragam, jika di seragamkan akan jadi berbahaya dan mengancam. Salam
~
Saudara Nemo,
Kami setuju dengan saudara bahwa tidak mungkin menjelaskan Tuhan Kristen dengan menggunakan prinsip agama Islam. Tepat sekali. Sebab umat Islam pun tidak mengakui bahwa Isa Al-Masih adalah Tuhan. Namun, kami mencoba memaparkan fakta-fakta mengenai Isa Al-Masih sesuai yang tergambarkan dalam Injil. Kami hanya mengutip satu ayat Al-Quran. Misal, Qs 19:19 menyebutkan Isa Al-Masih adalah suci.
Tentu ini menarik untuk disimak. Kami kira saudara dapat membantu menjelaskan Qs 19:19 sesuai dengan perspektif Islam. Pertanyaannya, mengapa Al-Quran menyatakan bahwa Isa Al-Masih adalah suci? Mengapa manusia lain tidak disebutkan suci dalam Al-Quran? Mohon pencerahan.
~
Solihin
~
To: Percaya,
Ketika Yesus datang ke dunia dalam wujud manusia, ada Yesus berada dalam batasan-batasan inkarnasi. Sehingga posisi Bapa saat itu adalah lebih besar. Yesus Kristus dalam status inkarnasi di dunia ini yang memang lebih rendah.
Namun ketika Yesus naik ke surga maka Yesus yang adalah Allah itu sendiri kembali dalam pada eksistensi-Nya yang hakiki (baca Ibrani 2:9).
Res: Ini juga pernyataan yang salah. Sila lihat Markus 16:19 “Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.”
Persoalannya, mengapa di surga Yesus duduk di sebelah kanan Allah (tidak beriringan dengan Allah) jika benar status Yesus sama dengan status Allah!
~
Bila kita melihat Yesus dari sisi kemanusiaan-Nya, saya setuju dengan sdr bahwa Yesus lebih rendah daripada Bapa. Tapi perlu sdr ingat bahwa sekalipun Yesus dalam status inkarnasi, keilahian-Nya tidak berkurang sama sekali. Artinya, Ia tetap 100% adalah Tuhan yang memiliki posisi yang sama dengan Allah Bapa.
Itu sebabnya, walau Yesus ada di dunia, Ia tetap mempunyai kuasa yang sama dengan Allah. Misalnya, mengampuni dosa, menghidupkan orang mati, alam raya tunduk atasnya, juga Ia menerima penyembahan.
~
Saodah
~
Untuk Solihin,
Bertanya “apakah berkomunikasi dengan Bapa adalah salah? Apakah itu melunturkan sifat Ketuhanan Isa Al-Masih? Bagaimana saudara?”
Saya perjelas lagi. Konsep berkomunikasi artinya adanya hubungan 2 arah. Bila Nabi Isa adalah Tuhan sejati, buat apa Dia berkomunikasi dengan Allah SWT yang Anda sebut Bapa? Karena bila memang Nabi Isa adalah Tuhan, maka sifat-Nya adalah setara dengan Allah SWT.
Dalam ayat Qs Al-Ikhlas no 4 dikatakan “Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan dia.” Itulah sebabnya kenapa Nabi Isa berkomunikasi dengan Allah SWT karena beliau adalah Nabi.
~
Sdr. Fuad mengatakan: “menurut saya bila Nabi Isa berkomunikasi dalam konsepnya adalah seorang nabi . . . .” Dalam hal ini sdr menjawab pertanyaan Sdr. Solihin menurut persepsi sdr dan memposisikan Isa sebagai nabi. Tidak lebih dari itu.
Tapi masalahnya, sdr enggan untuk melihat Isa dalam posisi-Nya sebagai Kalimatullah yang datang ke dunia dalam wujud manusia. Dan itulah yang Sdr. Solihin pertanyakan “apakah melunturkan sifat keilahian Isa bila Ia berkomunikasi dengan Allah”?
Ketika Isa di dunia, Isa 100% manusia dan 100% Tuhan. Dalam sifat-Nya sebagai manusia, apakah salah bila Ia berkomunikasi dengan Allah? Jelas tidak, bukan?
~
Saodah
~
Yohanes 17:5 “Yesus berkata ‘oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.” Yang artinya, ‘Bapa’ lebih besar dari ‘Aku’.
Ketika saya berkata ‘Presiden Indonesia’ lebih besar dari saya, tidak berarti dia punya sifat/esensi lebih besar dari saya. Ia lebih besar dalam kapasitas politik dan sambutan publik, tetapi ia tidak lebih daripada saya sebagai manusia.
Andaikata saya naik ke mimbar berkhotbah dan berkata ‘dengan sungguh-sungguh saya menyatakan kepada Anda sekalian bahwa Bapa lebih besar daripada saya.’ Itu adalah suatu perkataan yang konyol, karena semua orang tahu dengan jelas.
Pernyataan ini akan menjadi bermakna jika yang dibandingkan dua pribadi yang setara. Dalam hal ini Yesus dan Bapa.
~
Kami setuju dengan Sdr. Percaya, dimana Yesus dan Bapa adalah sama dalam hal sifat keilahian-Nya. Sebagaimana yang Yesus katakan dalam ayat yang sdr kutip, dikatakan bahwa Yesus sudah memiliki kemuliaan sebelum dunia ada. Hal ini menyatakan sifat kekal daripada Yesus.
Memang, bukan hal mudah untuk mengerti dan memahami tiga Pribadi Allah yang terdapat dalam Tritunggal. Namun demikian, kita tetap wajib perlu mempelajarinya supaya kita mempunyai iman pemahaman yang benar.
Sebagaimana firman Allah berkata, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” (Injil, Surat 2 Titus 3:16).
~
Saodah
~
Ada banyak kontradiksi dalam Alkitab mengenai Isa, apakah Dia Tuhan atau nabi yang mengajak menyembah Tuhan. Dan kontradiksi ini tidak akan pernah berakhir, tidak akan pernah habis perdebataannya. Oleh karena itu berhentilah percaya pada kitab kontradiksi itu.
~
Sdr. Aa’Syai,
Memang masalah kontradiksi Alkitab adalah hal yang sering diangkat dalam diskusi dengan teman-teman Muslim. Bagaimana pandangan kami tentang hal itu? Sdr dapat membacanya pada artikel ini: http://tinyurl.com/ya2t4yts.
Kembali kepada topik artikel di atas, bagaimana pandangan Sdr. Aa’Syai tentang tujuh alasan bahwa Isa Al-Masih layak menerima penyembahan, seperti yang dijelaskan di atas. Apakah sdr setuju dengan ketujuh hal tersebut?
~
Saodah
*****
1. Dari tujuh alasan di atas, ayat manakah yang paling menolong Anda untuk mengerti bahwa Isa Al-Masih layak menerima penyembahan? Jelaskanlah alasannya! Tidak satupun, karena Isa bukan Tuhan.
2. Dari tujuh alasan tersebut, menurut saudara apakah Isa Al-Masih mempunyai kuasa yang sama dengan Allah? Jelaskanlah alasannya! Jelas tidak. Kuasa alam semesta hanya pada Allah swt.
3. Setelah melihat ketujuh alasan tersebut, bagaimana pandangan saudara saat ini mengenai Isa Al-Masih? Isa adalah rasul Allah yang menyampaikan kebenaran, bukan untuk disembah.
*****
Terimakasih Sdr. Verry sudah bersedia menjawab tiga pertanyaan yang ada. Ijinkanlah kami menanggapinya.
1. Bila Isa memang tidak layak menerima penyembahan, bagaimana pandangan sdr dengan isi Kitab Allah berikut ini: “Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia [Isa Al-Masih] . . . .” (Kitab Allah, Matius 14:33).
2. Point #1 dari 7 alasan di atas berkata, Isa menciptakan bumi dan isinya. Dapatkah Sdr. Verry menjelaskan bagian mana dari point ini yang tidak sama dengan kuasa Allah?
3. Kami menghargai pandangan sdr yang menyebutkan bahwa Isa hanya rasul Allah. Namun bila tidak keberatan, kiranya sdr bersedia merenungkan 7 alasan di atas yang membuktikan bahwa Isa Al-Masih layak menerima penyembahan dari manusia.
Bila sdr punya pertanyaan lain, silakan kirimkan lewat email di: [email protected] atau SMS/WA ke: 0812-81000-718.
~
Saodah
~
Dari ayat ke 7 saya semakin yakin Nabi Isa bukanlah Tuhan.
“Supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah….” Di dalam ayat itu tidak menyebutkan percaya kepada saya atau kepada Allah, tapi Anak Allah.
Secara nalar, kalau dia menyebut “anak Allah’ maka ada “Allah yang sesungguhnya.” Terimakasih.
~
Sdr. Mekek,
Penjelasan pada ayat tersebut mengatakan “Isa menjamin sorga bagi mereka yang percaya kepada-Nya” dan firman Allah yang mendukungnya terdapat dalam Kitab Allah, 1 Yohanes 5:13).
Bila Isa Al-Masih bukan Tuhan, menurut Sdr. Mekek adakah manusia yang berkuasa menjamin sorga bagi manusia lainnya? Menurut saya, mustahil! Sebab tidak seorang pun, termasuk nabi, yang dapat mengusahakan sendiri keselamatannya. Terlebih menjamin sorga bagi orang lain.
Mungkin Sdr. Mekek akan berkata “bukankah Isa hanya ‘Anak’ Allah?” Untuk mengetahui arti dari gelar “Anak Allah” yang Isa miliki, sdr dapat membacanya pada artikel ini: http://tinyurl.com/y9rxoau3.
~
Saodah
~
Allah itu Isa adalah jahat. Bedakan kedudukan Allah di Kerajaan sorga. Kedudukan mereka amat jauh berbeda. Allah duduk di takhta sorga. Yesus dan makhluk lain hanya duduk di sebelah kanan Allah saja (1 Raja Raja 22:19 dan 2 Tawarikh 18:18)
Kata Mikha: “Sebab itu dengarkanlah firman Tuhan. Aku telah melihat Tuhan sedang duduk di atas takhta-Nya dan segenap tentara sorga berdiri di dekat-Nya, di sebelah kanan-Nya dan di sebelah kiri-Nya.”
Nyatakan di mana kedudukan Yesus?
Markus 16:19 “Sesudah Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.”
Sampai kapanpun kedudukan Yesus tidak akan setaraf dengan Allah.
~
Terimakasih Sdr. Nip Ahmad untuk penjelasan sdr di atas. Kami sungguh menghargai usaha sdr dalam mempelajari Kitab Allah.
Namun, sebelum saya memberi tanggapan atas kutipan ayat yang sdr cantumkan, ijinkanlah saya bertanya terlebih dahulu.
Bagaimana pandangan Sdr. Nip Ahmad untuk 7 alasan yang sudah dijelaskan pada artikel di atas? Adakah point-point yang bertentangn menurut pandangan sdr? Bila ada, bagian manakah yang menurut sdr tidak mencerminkan bahwa Isa layak untuk menerima penyembahan?
~
Saodah