Salah satu televisi swasta Indonesia menayangkan sebuah berita yang sangat mengiris hati. Seorang wanita muda dicambuk sebanyak tiga kali dan temannya dua kali. Mengapa? Karena mereka ketahuan berjualan makanan di bulan Ramadhan. Aparat setempat mengatakan hukuman tersebut berlaku bagi semua warga negara. Ini merupakan hukuman pertama yang dilaksanakan. Bolehkah berjualan makanan di bulan Ramadhan?
Indonesia Berlandaskan Pancasila, Bukan Syariat Islam
Indonesia adalah negara hukum yang berlandaskan pada Pancasila. Salah satu silanya menjamin kebebasan warga negara untuk memeluk agama tanpa paksaan.
Jelas, setiap warga negara yang melakukan tindak kesalahan harus dihukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Tentu bagi non-Muslim hukum syariat Islam tidaklah berlaku karena Indonesia bukan negara Islam.
Pantaskah Orang Yang Mencari Nafkah Dihukum?
Di Indonesia terdapat setidaknya lima agama yang berbeda. Umatnya tersebar di seluruh pelosok Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Tentu, pada bulan Ramadhan tidak semua pemeluk agama tersebut berpuasa. Hanya Muslim saja berpuasa.
Bila ada yang berjualan makanan pada bulan Ramadhan, pastilah pedagang tersebut menjajakan makanannya kepada mereka yang tidak berpuasa atau non-Muslim. Tujuannya supaya mendapatkan uang guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Pantaskah orang yang mencari nafkah dihukum? Apakah pemerintah setempat bersedia memenuhi kebutuhan mereka selama bulan Ramadhan sehingga mereka tidak perlu berjualan?
Hukum Agama dan Hukum Negara
Sebagai warga yang tinggal di negara Pancasila, seharusnyalah dapat membedakan mana hukum agama dan mana hukum negara. Demikian, setiap orang yang melakukan kesalahan dapat dihukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Maka, bukan hukum agama Kristen, Buddha maupun Islam yang berlaku. Hukum negara harus ditegakkan.
Isa Al-Masih dan Hukum Agama
Isa Al-Masih tidak pernah memerintahkan pengikut-Nya untuk melakukan hukuman dengan cara yang sangat keji. Bahkan Isa Al-Masih melarang pengikut-Nya yang ingin memakai kekerasan dalam membela diri-Nya (Injil Lukas 22:49-51).
Injil berulang kali menekankan pentingnya memperlakukan orang dengan lemah lembut (Injil, Rasul Besar Matius, 5:4) dan tidak memakai paksaan dalam agama. Inilah perbedaan besar ajaran yang diberikan oleh Isa Al-Masih, tidak ada paksaan dalam agama.
Hati Orang Diubah oleh Pekerjaan Roh Allah
Satu-satunya cara mendapat hati baru ialah melalui pekerjaan Roh Allah dalam hati. Allah memberi wahyu-Nya melalui Nabi Besar Yehezkiel sbb: “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat” (Kitab Yehezkiel 36:26) Kiranya Saudara akan mempelajari lebih mendalam informasi tambahan mengenai cara mendapat hati baru.
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Dicambuk Karena Berjualan Makanan Di Bulan Ramadhan” ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
{jcomments on}
gusti gobal gabul mengatakan
~
Apakah membunuh dengan cara meremukkan bayi-bayi juga bukan ajaran Yesus? Apakah membunuh dengan cara membelah perut wanita hamil juga bukan ajaran Yesus? Apakah ketika dua hukum tersebut berlaku Yesus belum diangkat sebagai Tuhan? Apakah ketika dua hukum itu diucapkan Yesus belum diangkat sebagai Tuhan?
staff mengatakan
~
Salam Gusti Gobal,
Kami berterimakasih untuk kunjungan saudara di web ini. Tetapi kami hanya menanggapi komentar yang sesuai dengan topik artikel di atas.
Agar mempermudah saudara menanggapinya, barangkali kami akan mengulas sedikit tentang artikel di atas. Menurut saudara apakah saat ini hukum Islam merebut hak-hak asasi manusia yang berada di negara Pancasila? Kita lihat bagaimana kisah seirang pedagang tersebut? Bagaimana menurut saudara?
~
Salma
Davids mengatakan
~
Bukankah dalam bulan puasa setiap yang melaksanakan puasa diuji imannya? Anggaplah orang yang berjualan pada bulan puasa itu merupakan suatu ujian, tapi mengapa justru umat Muslim tidak tahan uji dengan melakukan kekerasan? Orang yang tidak mau diuji berarti orang yang tidak mau ‘berkualitas’, Semakin besar ujian semakin bekualitas iman seseorang.
injil asli mengatakan
~
Anda menanyai saya, bisakah ajaran Islam diterapkan di negara yang pancasilais ini? Anda tahu Pancasila itu apa? Semua butir Pancasila tidak satupun yang bertentangan dengan ajaran Islam. Itu artinya Pancasila adalah pelaksanaan dari ajaran Islam. Itu artinya ajaran Islam berlaku di negeri Pancasila. Berbeda dengan Kristen. Pancasila bertentangan dengan ajaran Kristen.
Terutama butir satu ketuhanan yang maha esa. Sedangkan di Kristen tidak ada Tuhan yang maha esa, yang ada ketuhanan yang bertiga, beranak dan menjelma. Sangat tidak pancasilais. Belum lagi sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab. Di Kristen sangat tidak beradab, menyalib manusia. Sila ketiga apalagi, persatuan indonesia. Jemaat gereja A tidak boleh ke gereja B. Kristen anti Pancasila.
staff mengatakan
~
Salam Sdr. injil asli,
Pemaparan saudara memang benar-benar menunjukan bahwa saudara benar umat Islam. Sebab penjelasan saudara menunjukan hal yang demikian. Memukul orang lain atau menyakiti itu jelas bukan ajaran Isa Al-Masih. “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi” (Injil, Rasul Besar Yohanes 13:34).
Melarang mendirikan agama dan beribadah, menurut saudara sesuai aturan negara atau ketakutan satu agama tertentu? Manakah ajaran agama saudara yang saling mengasihi dan menghargai? Jelas kisah di atas membutkikan ajaran yang bukan berasal dari Tuhan, bukan?
~
Salma
Anto mengatakan
~
Dokter memotong kaki pasien, karena dokter tahu kalau tidak dipotong bisa menginfeksi lainnya. Dokter memotong usus pasien, karena dokter tahu bahwa itu perlu dilakukan. Dokter menyakitimu dengan jarum suntik, karena dokter tahu itu baik buat pasien. Yang mengerti semua itu adalah dokternya. Pasiennya tidak punya ilmu untuk mengerti. Logikanya begitu.
Lalu apakah harus begitu? Itu tergantung, bisa tidak dipotong tapi hal itu hanya menghambat infeksi. Bisa tidak disuntik tapi efeknya tidak seratus persen.
Anda pasti tahu bahwa hukum Islam tidak mengharuskan seperti itu (cambuk). Itu hanya salah satu opsi, yang memilih hukuman cambuk adalah Acehnya.
staff mengatakan
~
Saudara Anto,
Ilustrasi yang saudara berikan di atas, menurut kami kurang relevan dengan kasus yang sedang dibahas pada artikel di atas.
Seorang dokter “menyakiti” pasiennya, tentu bertujuan untuk kebaikan si pasien. Pasien yang kaki atau ususnya dipotong, alasannya karena memang dia membutuhkan hal tersebut. Dalam hal ini, si pasien bukanlah korban.
Tapi, bagaimana dengan seseorang yang dicambuk saat mencari nafkah. Apakah hal itu membawa kebaikan bagi si korban? Jelas tidak, bukan? Sebaliknya, dalam hal ini, dia justru dirugikan. Dan yang diuntungkan adalah si pelaku/pencambuk. Karena dia sudah dapat memuaskan hasratnya untuk menyakiti seseorang.
Semoga Sdr. Anto dapat melihat perbedaan dari kedua kasus tersebut. Dan dapat melihat kasus pada artikel di atas sebagai kasus yang serius.
~
Saodah
Tom mengatakan
~
Saya kurang setuju dengan hukuman seperti ini! Selain kesannya sadis, menurut saya tidak manusiawi. Mencambuk binatang saja rasanya tidak tega, apalagi manusia. Letak perikemanusiaan, sudah tidak ada di bulan suci, bagi mereka yang menjalankannya.
Kalau memang benar-benar beriman dan sudah dewasa, apakah dengan akibat berjualan makanan itu bisa membuat batal puasa seseorang? Kalau iya, berarti niat untuk puasa itu memang tidak sepenuhnya. Lalu, dimana letak arti puasa yang sebenarnya, jika tidak bisa menahan hawa nafsu?
Hanya anak-anaklah yang tidak tahan melihat makanan saat lapar. Dan melihat minuman saat haius. Bagi anak-anak dapat dimaklumi karena belum bisa mengontrol hawa nafsunya.
staff mengatakan
~
Saudara Tom,
Kami setuju dengan pernyataan saudara di atas. Setahu kami, salah satu tujuan berpuasa umat Muslim adalah menahan hawa nafsu dan menguasai diri? Bila menahan nafsu makan saja tidak kuat, bagaimana kita dapat menguasai diri pada hal lain? Misalnya: Menahan emosi atau amarah.
Dan lagi, sekalipun Aceh disebut sebagai kota mayoritas Islam, namun di Aceh terdapat penduduk non-Islam yang tidak berpuasa di bulan Ramadhan. Dan wajar saja bukan bila ada orang yang berjualan dan tetap mencari nafkah di bulan Ramadhan!
Semoga teman-teman Muslim lain yang membaca penjelasan saudara di atas, dapat diberi pencerahan. Sehingga mereka tidak hanya menuntut agar dihargai karena berpuasa. Tapi mereka juga dapat menghargai orang-orang yang tidak berpuasa.
~
Saodah
Ande lumut mengatakan
~
Tolong biasakan kalo memberi informasi itu yang jelas asal berita dari mana? Kapan? Dan siapa yang memberitakan? Agar nantinya saat informasi tsb diusut tuh ada kejelasan.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Ande lumut,
Informasi yang kami sampaikan adalah kejadian nyata yang terjadi di salah satu daerah di Indonesia. Kami kira saudara dapat mengetahui informasi ini terjadi di Aceh. Media sosial sudah memberitakan hal ini secara umum. Pertanyaannya adalah bagaimana menurut saudara dengan seseorang yang dicambuk saat mencari nafkah di bulan Ramadhan? Apakah hal itu pantas dilakukan? Mohon jawabannya.
~
Purnama