• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Media > Cerpen > Utusan Allah yang Ditolak

Utusan Allah yang Ditolak

29 Desember 2009 oleh Web Administrator 26 Komentar

Pelajar

Cerita pendek ini mengisahkan bagaimana seorang anak yang dianalogikan sebagai utusan Allah yang ditolak.

Abu Gafur adalah seorang tokoh konglomerat besar yang tinggal di sebuah rumah yang indah di ibu kota bersama anak dan isterinya. Kelima anaknya semua perempuan, kecuali yang bungsu. Anak lelaki satu-satunya yang lahir belakangan itu diberi nama Rachmat Hidayat dan benar-benar merupakan sumber kebanggaan dan kebahagiaan Abu Gafur di hari tuanya. Betapa tidak, karena Pak Gafur sudah berumur 58 tahun pada waktu putranya dilahirkan. Ia sungguh tidak menyangka bahwa ia masih akan mendapatkan keturunan seorang anak lelaki.

Setelah menjadi besar, Rachmat rajin belajar di sekolah dan ia hormat sekali kepada ayahnya yang sudah lanjut usia itu. Ia berusaha untuk menyenangkan hati bapaknya, sampai-sampai ia selalu menanyakan pendapatnya sebelum melakukan sesuatu. Sebuah petunjuk dari hadits al-Bukhari, yang sering dikutip oleh guru agamanya, sungguh-sungguh dihayati olehnya: “Barangsiapa menghormati ayah dan ibunya akan diberkati, Allah akan memberi panjang umur kepadanya.”

Selanjutnya Abu Gafur menyekolahkan Rachmat di perguruan tinggi yang paling top di negeri itu. Rachmat pun tekun belajar dan berhasil menjadi mahasiswa dengan nilai terbaik. Ia sangat disegani oleh teman-teman sekolahnya, karena tidak pernah menyombongkan dirinya sebagai orang yang kaya. Dalam menjalankan ibadahnya pun ia tidak pernah lalai, jarang sekali ia lupa untuk bersembahyang.

Perkebunan yang menguntungkan

Adapun sebagian kecil dari seluruh harta kekayaan Abu Gafur berasal dari keuntungan yang dihasilkan oleh sebuah proyek perkebunan karet di luar negeri. Perkebunan yang luasnya 180.000 hektar itu merupakan peninggalan almarhum ayahnya ketika mereka masih tinggal di luar negeri. Abu Gafur sendiri hijrah dari negeri itu pada usia 16 tahun, dan selanjutnya memilih tinggal di ibu kota. Ketika akan kembali dari perantauan, ia memberikan surat kuasa kepada saudara sepupunya untuk mengurus perkebunan itu, tetapi sejak itu ia tidak pernah kembali lagi ke sana.

Perkebunan itu terletak di sebuah pulau, di sebuah lereng gunung yang berbatasan dengan pesisir pantai. Indah sekali pemandangan alam di tempat itu. Semua orang yang bekerja di perkebunan itu dilahirkan dan dibesarkan di pulau tersebut. Kebanyakan dari orang tua mereka juga dilahirkan dan dibesarkan di sana. Masing-masing keluarga di perkebunan telah mendapatkan kapling untuk rumah dan halaman mereka sendiri, tanpa harus membayar sepeser pun. Semuanya memiliki rumah sendiri. Sedemikian makmurnya keadaan mereka, sehingga kompleks perumahan mereka akhirnya berhasil mereka kembangkan menjadi sebuah kota kecil, yang dihuni oleh 1.000 kepala keluarga. Tentu saja, semuanya itu dimungkinkan hanya karena kemurahan dan kebaikan hati Abu Gafur, sebab sebagian besar penghasilan dari perkebunan besar itu tidak pernah dipungut olehnya sebagai pemilik. Hampir seluruh penghasilan dipakai untuk membiayai pembangunan perkotaan dan peningkatan kesejahteraan para buruh perkebunan. Abu Gafur hanya memungut lima persen dari keuntungan yang diperoleh, yang harus dikirim kepadanya sekali setahun. Baginya yang penting adalah bahwa seluruh pegawai perkebunan dapat menikmati hasil keringat mereka sendiri.

Konon, setelah Rachmat menyelesaikan studinya di universitas, Pak Gafur menyuruhnya bekerja di salah satu perusahaannya. Di sini pun, Rachmat ternyata selalu menyenangkan hati bapaknya. Ia menjalankan tugas yang dipercayakan kepadanya dengan baik sekali. Ia benar-benar jujur dan adil, tidak pernah ia bertindak curang terhadap bawahannya. Ia selalu menghormati para pegawai dan memberikan imbalan yang pantas kepada mereka. Beberapa tahun kemudian, ketika Pak Gafur sudah menginjak usia 85 tahun, ia pun menyerahkan seluruh perusahaannya untuk dipimpin langsung oleh anaknya.

Apa mau dikata, beberapa waktu kemudian saudara sepupu Abu Gafur meninggal dunia. Tetapi sejak semula Abu Gafur sudah meninggalkan pesan agar seluruh pegawai dan warga perkebunan segera memilih pengurus mereka sendiri. Demikianlah, pilihan warga jatuh kepada Poernomo, seorang penduduk pulau itu yang belum mengenal Abu Gafur. (Memang di antara penduduk pulau itu tidak ada seorang pun yang pernah bertemu dengan Abu Gafur. Bahkan fotonya pun belum pernah mereka lihat. Mereka pernah mendengar namanya, tetapi sama sekali tidak tahu siapakah dia sebenarnya).

Segala sesuatu berjalan lancar, sampai Pak Gafur memperhatikan bahwa tahun itu mereka belum menerima kiriman uang sebesar lima persen dari pembagian keuntungan perusahaan, sebagaimana lazimnya tiap akhir tahun. Karena pikirnya mungkin uang itu hilang dalam perjalanan, ia segera menyuruh Rachmat untuk menulis surat, menanyakan kepada pengurus perkebunan mengenai kiriman uang itu. Tetapi enam bulan berlalu tanpa ada jawaban. Akhirnya diputuskan agar Rachmat datang sendiri untuk memeriksa keadaan perkebunan tersebut.

Anak sebagai utusan yang ditolak

Setelah sampai di perkebunan karetnya di luar negeri, Rachmat segera menghubungi pengurus perkebunan. Mula-mula Poernomo, pimpinan perkebunan yang baru itu menyambut kedatangan Rachmat dengan cukup sopan. Ia mempersihlakan tamunya duduk di kantornya dan menghidangkan minuman teh kepadanya. Kemudian ia bertanya, “Bolehkah saya tahu, siapakah Saudara dan apa maksud kedatangan Saudara?” Rachmat menjawab, “Nama saya Rachmat Hidayat, putra Abu Gafur. Pak Gafur sudah terlalu tua sekarang, karena itu ia menyerahkan seluruh perusahaan keluarga kepada saya, sebagai anak laki-laki satu-satunya. Maksud kedatangan saya adalah untuk menanyakan mengenai pembagian keuntungan perusahaan yang belum kami terima untuk tahun ini.” Ketika Poernomo mendengar hal itu, air mukanya langsung berubah. Lalu ia menjawab, “Kami sudah lama mendengar mengenai Abu Gafur, tetapi kami belum pernah mendengar nama Saudara. Sekarang Saudara mengaku sebagai anaknya, tetapi kami perlu melihat dulu buktinya!” Rachmat agak terkejut dengan perubahan sikap Poernomo yang tiba-tiba itu, tetapi ia menahan diri untuk tidak menjadi marah. Ia mengeluarkan surat yang telah disiapkan, yang ditandatangani oleh ayahnya, lengkap dengan cap perusahaan. Surat itu menyatakan bahwa Rachmat adalah putra Abu Gafur. Sejenak lamanya Poernomo membaca surat itu, tetapi kemudian ia berkata, “Saya belum percaya. Siapa tahu surat ini telah dipalsu. Nanti malam saya akan menyuruh seluruh karyawan untuk berkumpul, dan Saudara boleh bicara dengan mereka. Nanti kita akan melihat, apakah mereka percaya bahwa Saudara adalah putra Abu Gafur.”

Malam hari itu lebih dari 1.000 orang pegawai berkumpul. Poernomo memperkenalkan Rachmat Hidayat dan mengatakan bahwa Rachmat mengaku sebagai putra Abu Gafur. Selanjutnya Rachmat dipersihlakan untuk menjawab semua pertanyaan yang akan diajukan oleh para pekerja itu. Rachmat mulai dengan berkata bahwa ia membawa salam dari ayahnya, dan bahwa ia dan ayahnya mengharapkan mereka semua dalam keadaan baik-baik, dan bahwa baik ayahnya maupun ia sendiri merasa berterima kasih atas pekerjaan yang telah mereka lakukan di perkebunan selama ini. Kemudian ia memberitahukan mereka bahwa selama 69 tahun ini ayahnya telah menerima pembagian keuntungan sebesar lima persen setiap tahun, tetapi mulai sekarang Pak Gafur bersedia menurunkan hak tahunannya menjadi dua persen saja. Baru saja ia mengatakan demikian, tiba-tiba suasana menjadi gaduh karena orang-orang berteriak, “Tidak, Kami tidak percaya Saudara putra Abu Gafur! Jangan kira kami akan membayar Saudara, biar lima persen atau dua persen! Tidak sepeser pun akan kami berikan kepadamu! Ini adalah perkebunan milik kami sendiri! Kami tidak mengenal Saudara, kami juga tidak mengenal siapa itu Abu Gafur!” Suasana menjadi ribut sekali. Hati Rachmat menjadi ciut. Ia segera melangkah keluar dari gedung pertemuan, maksudnya untuk meninggalkan perkebunan dan meminta bantuan dari polisi setempat. Sementara ia berjalan menuju pintu keluar, orang-orang bersiul dan menyoraki dia, bahkan ada yang meludahinya. Belum sampai di pintu, seseorang memukul dia dan seorang yang lain menjatuhkan dia ke lantai. Lalu mereka beramai-ramai menyerang dia dan menginjak-injak badannya. Rachmat berteriak keras meminta mereka berhenti. Tetapi mereka tidak mau berhenti, bahkan ada yang menendang kepalanya dan mukanya, sehingga berlumuran darah. Beberapa saat kemudian Rachmat mati terkapar di lantai gedung itu. Ia menemui ajalnya, setelah diinjak-injak warga perkebunan yang serakah dan tidak mempunyai rasa terima kasih itu. Akhirnya semua orang pulang ke rumah mereka masing-masing.

Demikianlah akhir yang menyedihkan dari kisah mengenai hartawan tua yang baik hati itu. Ia seorang yang begitu mencintai sesamanya. Ia telah melakukan begitu banyak kebaikan terhadap mereka. Tetapi betapa tega dan kejamnya penduduk pulau itu, sehingga mereka pada akhirnya menolak, bahkan membunuh anak kesayangannya yang satu-satunya itu.

Saudara, sesungguhnya, ada sesuatu yang luar biasa dibalik ceritera ini, yang perlu Saudara ketahui. Tahukah Saudara, bahwa pada dasarnya Saudara dan penulis sendiri tidak begitu banyak berbeda dari orang-orang yang telah membunuh Rachmat Hidayat tadi? Seperti warga perkebunan itu, Allah telah memelihara diri kita dan keluarga kita dengan begitu baik selama ini, jauh lebih baik dari pada Abu Gafur menjamin kehidupan dan kesejahteraan para pegawai di perkebunannya.

Dan sebagaimana para pegawai perkebunan itu belum pernah melihat Abu Gafur, hartawan yang menjamin kehidupan mereka selama bertahun-tahun itu, demikian juga kita semua belum pernah melihat Allah.  Itulah sebabnya mengapa kita juga tidak mengenal Utusan Allah yang ditolak.

Isa Al-Masih utusan Allah yang ditolak manusia

Kita juga mempunyai persamaan dengan para pekerja perkebunan itu, oleh karena kita pun telah bersalah dan menolak utusan istimewa Allah. Siapakah utusan itu? Dengan menjelma sebagai manusia, Allah telah mendatangi dunia kita ini dalam ujud seorang manusia, yang bernama Isa Al-Masih, yaitu Kalam Allah. Kita menolak-Nya padahal kedatangan-Nya adalah untuk membantu kita, supaya hubungan kita dengan Allah yang terputus dapat diperbaiki kembali. Kedatangan-Nya ke dunia adalah untuk melunasi hutang dosa kita, untuk membebaskan kita dari belenggu dan perbudakan dosa. Tetapi umat manusia pada umumnya telah menolak Dia sebagai jembatan keselamatan untuk meninggalkan dosa. Sama seperti orang-orang Yahudi yang hidup 2.000 tahun yang lalu, yang langsung bertatap muka dengan Isa Al-Masih sendiri, kita yang hidup di masa kini juga telah menolak Dia. Bahkan kita enggan untuk mendengar mengenai peristiwa sejarah yang mencatat bahwa Ia telah mati disalibkan karena dosa-dosa kita. Pada hakekatnya, kebanyakan manusia tidak mau tunduk kepada kedaulatan Allah, yang diungkapkan melalui Isa Al-Masih itu, Utusan Allah yang ditolak.

Tetapi ada sesuatu yang dilakukan oleh Isa Al-Masih, yang tidak mungkin dilakukan oleh Rachmat Hidayat. Setelah mati di kayu salib dan dikuburkan selama tiga hari, akhirnya Isa Al-Masih bangkit dari alam maut. Kini Isa Al-Masih telah hidup kembali, dan selama 2.000 tahun belakangan ini Ia tiada henti-hentinya menghimbau supaya semua manusia bertobat dari dosa-dosa mereka dan menerima pertolongan-Nya sebagai Juruselamat, supaya terhindar dari hukuman api neraka yang kekal. Di dalam Injil yang Kudus, Al-Masih berkata: “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka [yang menyambut Aku] dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu” (Injil Yohanes 10:28). Dikatakan juga di dalam Firman Allah, “Ia sendiri [Isa Al Masih] telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran….” (Surat I Petrus 2:24). Tetapi sampai sekarang pun, berjuta-juta orang di seluruh dunia masih tetap menolak Dia, Utusan Allah yang ditolak sebagai harapan dan jalan keluar mereka satu-satunya untuk diselamatkan dari kutuk dosa. Sungguh suatu penolakan yang mengherankan!

Bagaimana dengan Saudara? Apakah Saudara juga akan menolak Isa Al-Masih, Juruselamat itu, seperti para buruh perkebunan yang menolak Rachmat Hidayat? Atau maukah Saudara mulai sekarang datang kepada Allah, memohon ampun atas segala dosa Saudara dan meminta Isa Al-Masih, Juruselamat dunia, menyelamatkan jiwa Saudara? Inilah saatnya untuk menerima keselamatan! Sambutlah Isa Al-Masih sebagai Juruselamat Saudara sekarang juga!

 

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Utusan Allah yang Ditolak” Silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Cerpen

Subscribe
Beritahulah
26 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
Abd. Razak
17 Desember 2010 6:10 am

*
Para staf redaksi pintar mengarang, mending buat novel saja.

Balas
staff
3 Januari 2011 3:58 am
Balasan ke  Abd. Razak

~
Saudaraku, ini bukanlah sekedar karangan belaka.

Firman Tuhan seringkali di-salahmengerti atau malah tidak di-mengerti oleh sebahagian orang. Biarlah melalui perumpamaan seperti di atas, kita menjadi lebih mudah mengerti akan maksud Tuhan.

Bukankah para nabi dan rasul juga mengajar melalui perumpamaan dan kisah-kisah?

CA

Balas
hayati
26 Desember 2010 5:27 am

*
Analogi yang tidak masuk akal. Jika Yesus ditolak dari kaum-Nya, maka boleh saya bilang bahwa Yesus tidak pandai berkomunikasi. Atau Dia memiliki psikologi komunikasi yang buruk, karena hingga Dia mati, kaum-Nya masih menolak.

Balas
staff
12 Januari 2011 3:47 pm
Balasan ke  hayati

~
Tidak semua orang Yahudi menolak Isa Al-Masih, ada banyak juga orang yang mempercayai-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat, sehingga mereka menjadi warga kerajaan Allah. “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:12).

Penolakan sebagian orang terhadap-Nya bukan merupakan indikator bahwa Isa Al-Masih tidak berkompeten dalam bidang komunikasi. Dia dapat menyampaikan tentang prinsip-prinsip dalam kerajaan Allah di sorga kepada manusia di dunia, baik kepada para nelayan maupun pemimpin agama Yahudi, pemungut cukai mapun ahli Taurat, pelacur, maupun orang-orang saleh. Dan sekarang walaupun pengajaran-Nya sudah berusia 20 abad, namun masih tetap dibutuhkan zaman dan semua orang.
~
SL

Balas
xo_dox
9 Januari 2011 5:28 pm

*
Mengapa orang yang ditolak, dapat menjadi Tuhan yang disembah?

Keluaran 23:24 Janganlah engkau sujud menyembah kepada allah mereka atau beribadah kepadanya, dan janganlah engkau meniru perbuatan mereka, tetapi haruslah engkau memusnahkan sama sekali patung-patung berhala buatan mereka, dan tugu-tugu berhala mereka haruslah kauremukkan sama sekali.

Imamat 26:1 Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu; juga batu berukir janganlah kamu tempatkan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah TUHAN, Allahmu.

Balas
staff
25 April 2011 2:46 am
Balasan ke  xo_dox

~
Di dalam setiap pengajaran Isa Al-Masih, Ia selalu menunjukkan bahwa diri-Nya adalah Tuhan. Dan Ia mengarahkan umat manusia agar boleh beriman kepada-Nya untuk mendapatkan pengampunan dosa dan hidup yang kekal di sorga.

Karena itulah, Ia ditolak dan dimatikan oleh umat manusia yang menolak-Nya sebagai Tuhan.

Isa Al-Masih berkata: “Aku dan Allah (Bapa) adalah satu.” Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Isa. Kata Isa kepada mereka: “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari (Allah) Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?” Jawab orang-orang Yahudi itu: “Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:30-33).

Hari ini jika Saudara beroleh kesempatan untuk sekali lagi mendengar bahwa Isa Al-Masih adalah Tuhan, maka kami berharap agar Saudara tidak lagi menolak-Nya.

Untuk boleh lebih mengenal siapakah Isa Al-Masih, kami mengundang Saudara untuk merenungkan: isadanislam.org/jalan-keselamatan.
~
CA

Balas
akunawal
16 Juni 2012 12:29 am

*
“Ia sendiri [Isa Al Masih] telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran….” (Surat I Petrus 2:24)

Jika Isa memang benar Tuhan, mengapa Dia harus disalib untuk menebus dosa manusia? Tuhan kan Maha Segala Sesuatu, tanpa disalib pun harusnya Dia bisa menanggung dosa manusia, kenapa harus disalib seperti orang-orang yang terkutuk? Malahan jika ia mati di kayu salib menunjukkan bahwa dirinya tidak seperti Tuhan atau mungkin Tuhan yang lemah atau mungkin Tuhan yang dianggap Tuhan.

“Jika Isa penebus dosa, berarti umat Kristiani senang dengan kematiannya, jika Isa gagal mati di kayu salib maka umat Kristiani akan kecewa” Tapi mengapa orang Kristen menyangkal pernyataan ini?

Misalkan anda menyaksikan proses penyaliban tersebut, apakah anda akan membiarkan Isa disalib hingga mati agar dosa anda cepat tertebus, atau menolongnya karena cinta kepada Isa sehingga dosa anda tidak tertebus?

Balas
staff
21 Juni 2012 12:01 pm
Balasan ke  akunawal

~
Saudara Akunawal,

Memang tidak sulit bagi Tuhan untuk mengampuni dosa manusia. Tetapi Allah telah menetapkan upah dosa adalah maut. Setiap dosa harus dihukum.

Allah yang Maha Kasih tidak ingin manusia ciptaan-Nya binasa dalam kekekalan. Walau Allah telah mengirim nabi-nabi-Nya untuk membawa manusia kembali menyembah-Nya, manusia tetap jatuh dalam dosa. Inilah yang membuat Allah mengambil inisiatif untuk datang sendiri ke dunia menyelamatkan manusia.

Orang Kristen tentu tidak senang dengan kematian Yesus di salib, tetapi orang Kristen bersyukur dengan Keselamatan yang sudah diberikan Yesus. Sebagai rasa syukur, maka orang yang benar-benar telah menerima Keselamatan dalam Isa Al-Masih, akan berusaha hidup kudus dan meninggalkan kehidupan lama mereka yang penuh dosa.
Maka, orang Kristen meninggalkan dosa bukan karena takut masuk neraka, tetapi karena mengasihi Allah yang telah memberi anugerah keselamatan bagi mereka.

“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”
(Injil, Surat Efesus 2:8-9)
~
SO

Balas
Jefry kholis
29 Maret 2013 1:31 pm

*
Maaf saya tidak bisa menerima Isa sebagai Tuhan.

Kalau dia memang Tuhan apa bukti yang mutlak?

Dari mana nama agama Kristen?

Hanya Allah swt yang Maha Besar.

Balas
staff
30 April 2013 1:30 pm
Balasan ke  Jefry kholis

~
Saudara Jefry Kholis,

Klaim Isa Al-Masih mengenai diri-Nya membuktikan bahwa Dia Tuhan.
Kuasa dan otoritasnya mendukung klaim-Nya bahwa Dia Tuhan.
Jika saudara ingin lebih dalam menyelidiki hal ini, klik http://tinyurl.com/8abrx5t
~
NN

 

Balas
Tinus
13 April 2013 12:12 pm

*
Jikalau Allah dengan mudah mengampuni dosa manusia tanpa contoh/tindakan alangkah enaknya manusia. Mereka akan dengan mudah berbuat dosa lagi.
Allah tidak mengajarkan mengambil/merampas hak hidup/kehidupan antara manusia satu dengan yang lain apapun alasannya. Karena penghakiman dan hukuman adalah milik Allah.
Manusia yang mengajarkan pembunuhan dengan berbagai macam alasan bukanlah umat Allah.

Balas
staff
30 April 2013 2:44 pm
Balasan ke  Tinus

~
Saudara Tinus,

Jadi Allah telah menyediakan pengampunan dosa. Sebab, di dalam Isa Al-Masih ada pengampunan dosa. Di luar itu tidak ada lagi cara atau jalan yang dapat menghapuskan dosa manusia.

Maka tidak ada manusia yang masih menikmati dosa jika ia telah menerima pengampunan dosa oleh Isa Al-Masih sebab Roh Allah tinggal dalam hidupnya.

Bagaimana dengan saudara, sudahkan saudara beroleh pengampunan dosa oleh Isa Al-Masih?
~
NN

Balas
Yestoya
12 November 2013 8:59 pm

~
Muslim tidak akan pernah mengerti tentang Isa Al-Masih karena Isa melampaui akal pikiran mereka, yang telah dicekoki dongeng bobrok dari al-Quran. Sehingga membedakan mana nabi sejati mana nabi palsupun mereka tidak mampu. Bagaimana mungkin Muslim mampu melihat rencana Allah yang luar biasa lewat Isa jika Muhammad berkelakuan tidak baik.

Balas
staff
27 Maret 2017 9:20 am
Balasan ke  Yestoya

~
Saudara Yestoya,

Terimakasih. Bisa jadi baru satu pemimpin besar bangsa Arab yang telah memperkenalkan Isa Al-Masih secara luas selain Perjanjian Baru. Dan tugas setiap pengikut Isa Al-Masih menunjukan dimana kitabnya memanggil Isa Al-Masih sebagai Firman Allah.
~
Noni

Balas
Yestoya
17 Januari 2015 8:33 am

~
Yesus mengaku sebagai Tuhan hanya ada dua kemungkinan: 1. Benar Dia Tuhan atau
2. Orang Sinting

Yesus tidak akan pernah bisa ditaruh diantara ke 2 kesimpulan di atas seperti yang Islam lakukan yaitu menurunkan derajatnya menjadi nabi (orang baik). Jika jaman sekarang ada orang mengaku bahwa dirinya adalah Tuhan maka serta merta kita akan bilang orang tersebut orang sinting. Mengapa Islam tidak menganggap Yesus sebagai orang sinting tapi hanya menurunkan derajatnya sebagai nabi padahl jelas Yesus tidak pernah bisa ditempatkan di tengah-tengah, sebagai nabi.

Balas
staff
27 Maret 2017 9:23 am
Balasan ke  Yestoya

~
Saudara Yestoya,

Terimakasih. Memang ada distorsi di beberapa agama dalam kaitannya mengenai kebenaran, pilihan hidup, moral dan keselamatan, terutama mengenai Isa Al-Masih. Namun kita bisa menolong banyak orang melalui doa dan usaha tertentu.
~
Noni

Balas
Yestoya
17 Januari 2015 8:52 am

~
8 hal yang membuktikan Yesus benar Tuhan:

1. Turun ke dunia dengan cara luar biasa lahir dari perawan Quranpun mencatat hal i ni Qs 19:20
2. Tidak berdosa alias suci dan tidak dijamah Iblis (Qs 19:19, Shahih Bukhari -Anbiya Bab 44 Tafsir sura 3 b.2).
3. Melakukan perbuatan gaib yaitu mujizat; menyembuhkan orang sakit, buta, tuli, kesurupan, membangkitkan orang mati. Quran mencatat Yesus menghidupkan burung dari tanah liat.
4. Memberi kesan berbeda yang kuat dengan manusia lain. Yesus tercatat sebagai tokoh terbesar sepanjang masa memiliki pengikut miliaran orang tanpa penaklukkan militer, tanpa perang, tanpa merampok, tanpa teror, tanpa membunuh, tanpa memperkosa. ( Bandingkan dengan Nabi Islam Muhammad).

Balas
staff
27 Maret 2017 9:25 am
Balasan ke  Yestoya

~
Saudara Yestoya,

Terimakasih. Teologi Kristen dibangun diatas dasar pengharapan akan janji Allah. Sementara beberapa teologi agama lainnya ada yang dibangun di atas dasar peperangan, ada pula diatas dasar filsafat. Tentu saja akan terlihat perbedaan ketika diperbandingkan satu sama lain. Namun sebagai mahluk yang dikasihi Tuhan hendaknya manusia mempererat pencarian akan keselamatan di dalam Isa Al-Masih.
~
Noni

Balas
Yestoya
17 Januari 2015 8:56 am

~
5. Mengucapkan kata-kata terbesar sepanjang masa; “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi orang yang menganiaya kamu”. Bandingkan dengan ucapan Muhammad: “Apabila seseorang meninggalkam agamanya (Islam) bunuhlah dia”
6. Meninggalkan pengaruh yang abadi dan universal. Q mencatat Yesus sebagai tokoh terkemuka dunia dan akhirat Qs 3:45. (Mengapa bukan Muhammad?)
7. Memuaskan dahaga rohani manusia; pengikut Yesus sejati menjadi manusia yang cinta damai penuh kasih bandingkan dengan pengikut Islam sejati menjadi teroris penyebar kebencian,kerusuhan,pembuat kejahatan keonaran.
8. Menunjukkan kuasa atas maut. Hari ke 3 bangkit dari mati dibuktikan oleh ratusan saksi hidup saat itu. Bandingkan dengan Muhammad yang mati diracun perempuan Yahudi sama sekali tidak menunjukkan adanya kuasa Allah atas dirinya.

Balas
staff
27 Maret 2017 9:28 am
Balasan ke  Yestoya

~
Saudara Yestoya,

Terimakasih. Tidak semua umat tertentu mau menjadi jahat. Orang mengaku Kristen juga ada yang jahat. Namun ukurannya bukan orang per orang tetapi kebenaran. Isa Al-Masih mengasihi setiap orang dari latabelakang apapun. Karena itulah Dia mengajarkan supaya manusia mengasihi sesamanya.
~
Noni

Balas
adrian_alberth
17 Februari 2015 6:26 am

amen terpujilah tuhan yasus kristus.. kerana dialah yang menguatkan iman saya terhadap dia.. dan tuhan allah dan saya bersumpa ke atas alkitab.. itulah yang tuhan sendiri sampaikan dan tiada yang lain.. amen..amen..amen…
( kepada abd razak) mana yang baik yang menyampaikan firman tuhan atau menjadi lalang2 yang tumbu menghimpit gandum yang tuhan taburkan

Balas
adrian_alberth
17 Februari 2015 6:34 am

sama seperti islam apa bila orang itu di rasuk merika berkata bahawa dia kerasukan sitan teapi dalam masa yang sama dia memangil sitan bukan begitu (hayati)
jadi seharusnya kita sebagai manusia harus tahu alkitab mana yang benar dan yang palsu.. selalu kalau ada adik bardik laki-laki, yang satu abang yang satu adik kalau di hitung2 di cini siapa yang tiru abang???? (perumpamaan) adik atau abang..

Balas
adrian_alberth
17 Februari 2015 6:43 am

~
Kepada (akunawal),

Kalau manusia kira-kira sanggupkah dia menanggung kesalahan kawan dia yang di hukun gantung sampai mati? Di sini kita dapat melihat bahwa Tuhan itu sungguh sayang umat manusia. Karena dia sanggup di salibkan karana dosa-dosa manusia dan sanggup turnu dari tahtanya untuk menjadi manusia, semata-mata untuk mencari balik domba-domba yang telah hilang (kamu tahu siapa yang saya maksudkan).

Balas
staff
16 April 2015 7:50 am
Balasan ke  adrian_alberth

~
Saudara Adrian_alberth,

Kasih Allah teramat besar bagi manusia, tetapi manusia tetap harus membayar harga atas setiap dosa yang dilakukan. Manusia berusaha dengan amal dan perbuatan baiknya, berharap ini akan mengurangi dosa-dosanya. Tetapi nyatanya. orang paling saleh sekalipun pasti setiap harinya tidak lepas dari dosa.

Karena itu Isa Al-Masih datang yntuk melunasi hutang dosa manusia. Ia membayarnya dengan kurban. Isa berkorban di tiang palang salib untuk membersihkan aib najis dosa manusia. Karen itulah sejak zaman nabi-nabi manusia sudah berkurban binatang untuk memohon keselamatan dan pengampunan dosa.

“Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan” (Injil, Surat Ibrani 9:22).

Dan darah Isa Al-Masih telah tercurah untuk memberikan pengampunan dosa bagi manusia. Isa adalah kurban agung yang telah melunasi hutang dosa manusia.

NN
~

Balas
adrian_alberth
17 Februari 2015 6:59 am

~
Kepada sdr jeff kholis,

Ya kalau sudah sesat memang susah betul mengenali Tuhan dan untuk pengatahuan anda. Tuhan Yesus (Isa Al-Masih) tidak paya pun menunjukan yang Dia itu Tuhan. Umat yang percaya akan Dia dan yang nampak Dia, yang berkata Dia itu Tuhan termasuk saya. Sebab saya sendiri pun pernah berjumpa Tuhan dan memang (Tuhan Allah Bapa) ada. Sebab Dialah yang mengutus Tuhan Yesus Kristus ke bumi dan Dialah Firman Tuhan Allah.

Balas
staff
16 April 2015 8:06 am
Balasan ke  adrian_alberth

~
Saudara arian_alberth,

Hanya karena anugerah Allah saja manusia dapat mengenal Allah. Dan karena rahmat Allah juga, maka Allah datang ke dunia, Dialah Isa Al-Masih. Ini adalah hal yang diluar logika manusia ,sehingga manusia menolak dan menyangkalinya.

Tetapi rahmat Allah ini tetap berlaku bagi siapa saja yang terbuka hatinya. Isa Al-Masih datang untuk melunasi hutang dosa kita karena kita tidak mungkin dapat membayarnya sekalipun dengan amal dan perbuatan kita. Isa datang untuk memberikan rahmat hidup kekal bagi manusia,

Seperti tertulis dalam Kitab Suci, “dan Aku [Isa Al-Masih] memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku”
(Injil, Rasul Besar Yohanes 10:28).

NN
~

Balas

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Kisah Mukmin menemukan Surga Melalui Mimpi Baik Dari Allah
  • Cara Bertaubat Dari Dosa Zina Yang Pasti Allah Terima!
  • Kisah Mukmin Saudi Mengalami Keajaiban Sembuh dari Kanker!
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?
  • Benarkah Natal Bagi Umat Islam dan Nasrani Membawa Kedamaian?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah
  • 4 Fakta Penting Tentang Isa Al-Masih dari Surah Al-Baqarah
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?
  • 5 Mukjizat Nabi Isa Dalam Al-Quran Yang Muslim Wajib Ketahui
  • 5 Fakta Menarik Dari Kisah Kelahiran Nabi Islam dan Isa Al-Masih

Artikel Yang Terhubung

  • Hakim Yang Adil Dan Penyayang

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2023 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami

wpDiscuz