Wajar saja bila pemimpin yang duduk di Lembaga Pemerintahan Indonesia adalah seorang Muslim. Sebab Indonesia adalah negara mayoritas Muslim. Bahkan ketika Presiden RI ke-5 terpilih seorang wanita, hampir masyarakat Indonesia tidak dapat menerima. Sebab, dalam agama Islam, seorang pemimpin haruslah pria. “kaum laki-laki adalah pemimpin bagi wanita” (Qs 4:34). Selain itu pemimpin harus muslim.
Walau akhirnya, Presiden RI ke-5 yang terpilih tetap naik pada tahktanya. Sehingga dia menjadi pemimpin tertinggi wanita pertama di negeri ini.
Pemimpin Non-Muslim Tidak Boleh Diangkat
Saat ini yang sedang marak dibicarakan adalah calon pemimpin Jakarta berlatar-belakang non-Muslim. Walau belum dapat dipastikan calon tersebut akan memenangkan pemilu, tetapi beberapa tokoh agama, bahkan secara individu berupaya agar masyarakat tidak memilih seorang non-Muslim untuk menjadi pemimpin di ibukota.
Salah satu dakwah yang disoroti media adalah yang dilakukan oleh seorang artis Muslim. Dalam dakwanya di salah satu Mesjid di Jakarta dia berkata, “Jika umat Islam memilih pemimpin yang kafir, maka mereka akan menjadi musuh Allah” (TRIBUN news.com–Jum, 3 Agustus 2012).
Al-Quran Melarang Pemimpin Seorang Non-Muslim
Apa yang disampaikan oleh pendakwa di atas tidak dapat disalahkan. Karena memang demikianlah ajaran dari Muhammad. Dilarang memilih pemimpin seorang non-Muslim. Itu artinya seorang pemimpin harus muslim.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim” (Qs 5:51).
Sungguhkah Allah tidak akan memberi petunjuk pada golongan tertentu? Bukankah Dia adalah Allah yang Maha Adil? Apakah seorang pemimpin harus muslim agar mendapatkan petunjuk dari Allah?
Isa Al-Masih: Taatlah Pada Pemimpinmu!
Isa Al-Masih hidup dalam zaman penjajahan Romawi. Sebelum penjajahan Romawi, bangsa-Nya sudah dijajah selama lebih dari 586 tahun (kecuali jaman kemerdekaan Maccabees, 166-63 sebelum Masihi). Bahkan silih berganti dijajah oleh bangsa lain, seperti: Babilonia, Persia, dan Yunani. Terhitung sejak dari raja Yoyakhin sampai raja terakhir orang Yahudi (586 SM).
Sekalipun Isa Al-Masih hidup dalam zaman penjajahan, Ia tetap mengajarkan kepada para pengikut-Nya untuk tetap taat kepada pemimpin kala itu. Ada satu peristiwa yang menarik, dimana orang Yahudi meminta pendapat Isa Al-Masih mengenai sejauh mana ketaatan kepada Allah dan kepada kaisar yang kafir sebagai pemimpin kala itu.
Sabda Yesus “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (Injil, Rasul Besar Matius 22:20-21).
Pengikut Isa Al-Masih Menjadi Penduduk Teladan Setiap Negara
Para pengikut Isa Al-Masih bukan hanya bersedia taat, tetapi juga takluk kepada pemimpin yang di atasnya, sekalipun berbeda agama. Sebab pemimpin berasal dari Allah dan ditetapkan oleh Allah. Bila tidak taat atau takluk berarti melawan ketetapan Allah.
Demikianlah sebagai pengikut Isa Al-Masih yang telah menerima kasih karunia dari Allah, dapat menerima bahkan mengasihi seorang pemimpin yang sekalipun berbeda keyakinan. Mereka juga dimampukan untuk berdoa bagi para pemimpin, agar mereka bertindak adil kepada semua rakyatnya, tanpa memandang agama, suku, dan tingkat sosial.
[Staf Isa dan Islam – Terimalah kasih karunia Isa Al-Masih, dengan demikian saudara akan dimampukan untuk dapat tunduk dan taat pada pemimpin saudara.]
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Siapakah Guru Paling Agung Dalam Islam?
- Siapakah Pemimpin Ideal Menurut Islam?
- Para Mukmin: Bagaimana Cara Menanggapi Pemimpin Zalim?
- Mengapa Orang Beragama Perlu Menjadi Skeptis?
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS/WA ke: 0812-8100-0718
Domba Kecil mengatakan
~
Ini Jawaban yang diberikan Staf atas pernyataan Taryono: “… Sejarah membuktikan … “ Main sejarah. Ingat tidak Palestina dikuasai Kristen bagaimana? Aduh, banyak sekali yang tewas, tidak toleransi sekali. Untung saja Muslim berhasil merebut kembali, dan kabar baiknya, tidak ada pembalasan genosida terhadap Kristen, malah dikasih kenyamanan.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Domba,
Saudara memberikan pernyataan yang menarik mengenai sejarah Palestina dikuasai Kristen. Tentu kita tidak mengetahui secara utuh pergulatan dan situasi yang terjadi di Palestina, kecuali melalui berita semata. Namun, artikel di atas tidak membahas hal itu. Bila saudara ingin membahas tentang genosida, maka ada baiknya saudara berdiskusi di link ini: https://tinyurl.com/ycznw3s3. Terimakasih.
~
Solihin
Putra mengatakan
~
Yesus Maha Besar dari tuhan-tuhan yang lain atau dari allah-allah yang lain atau dari nabi-nabi yng lain.
Yesus bukan nabi atau rasul tetapi Yesus adalah Tuhan Allah yang hidup.
~
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Putra,
Hanya ada satu Allah Pencipta. Allah yang sangat mengasihi manusia sehingga Allah memperkenalkan diri-Nya agar manusia dapat mengenal-Nya. Dialah Yesus. Melalui pengorbanan Yesus, manusia bisa merasakan kasih Allah yang teramat besar, kasih yang menyelamatkan.
~
Noni
Hamba Allah dan pejuang 45 mengatakan
~
Allah ada Tuhan pencipta alam, pencipta segala makhluk, pencipta Manusia!. Allah telah menunjukan jalan kebenaran, pedoman hidup dunia dan akhirat bagi seluruh umat manusia di dunia lewat Al – Quranulkarim yang disampaikannya kepada Penutup Nabi, Muhammad SAW. Sehingga jelas bahwasanya Allah telah memberikan petunjuk/jalan kepada setiap manusia di bumi lewat Al-Qur’an tidak terkecuali satupun manusia.
Namun, jika manusia tsb tidak meyakini, mengerti, dan mengikuti petunjuk Allah tersebut maka jelas bisa dikatakan bahwa ia adalah orang yang tersesat dunia dan akhirat. Itulah yang saya tangkap di kalimat akhir Q.S Al-Maidah ayat 51 yang penulis singgung “keabsahannya” di atas.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Hamba,
Artikel di atas menjelaskan tentang pernyataan nabi saudara bahwa pemimpin harus seorang Muslim. Bukankah ini merupakan bentuk diskriminasi berdasarkan agama? Apakah Allah melakukan diskriminasi kepada manusia? Kami berharap saudara dapat menjelaskan kepada kami mengapa Allah SWT melakukan diskriminasi kepada manusia? Bukankah manusia adalah ciptaannya? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin