• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan Keselamatan
  • Tanya / Jawab
  • Artikel
  • Alkitab
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Artikel > Ulasan Berita Agama > Nabi Muhammad: Pemimpin Harus Muslim

Nabi Muhammad: Pemimpin Harus Muslim

2 September 2012 oleh Web Administrator 46 Komentar

mahkota-raja-pemimpin-rakyatWajar saja bila pemimpin yang duduk di Lembaga Pemerintahan Indonesia adalah seorang Muslim. Sebab Indonesia adalah negara mayoritas Muslim. Bahkan ketika Presiden RI ke-5 terpilih seorang wanita, hampir masyarakat Indonesia tidak dapat menerima. Sebab, dalam agama Islam, seorang pemimpin haruslah pria. “kaum laki-laki adalah pemimpin bagi wanita” (Qs 4:34). Selain itu pemimpin harus muslim.

Walau akhirnya, Presiden RI ke-5 yang terpilih tetap naik pada tahktanya. Sehingga dia menjadi pemimpin tertinggi wanita pertama di negeri ini.

Pemimpin Non-Muslim Tidak Boleh Diangkat

Saat ini yang sedang marak dibicarakan adalah calon pemimpin Jakarta berlatar-belakang non-Muslim. Walau belum dapat dipastikan calon tersebut akan memenangkan pemilu, tetapi beberapa tokoh agama, bahkan secara individu berupaya agar masyarakat tidak memilih seorang non-Muslim untuk menjadi pemimpin di ibukota.

Salah satu dakwah yang disoroti media adalah yang dilakukan oleh seorang artis Muslim. Dalam dakwanya di salah satu Mesjid di Jakarta dia berkata, “Jika umat Islam memilih pemimpin yang kafir, maka mereka akan menjadi musuh Allah” (TRIBUN news.com–Jum, 3 Agustus 2012).

Al-Quran Melarang Pemimpin Seorang Non-Muslim

Apa yang disampaikan oleh pendakwa di atas tidak dapat disalahkan. Karena memang demikianlah ajaran dari Muhammad. Dilarang memilih pemimpin seorang non-Muslim. Itu artinya seorang pemimpin harus muslim.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim” (Qs 5:51).

Sungguhkah Allah tidak akan memberi petunjuk pada golongan tertentu? Bukankah Dia adalah Allah yang Maha Adil? Apakah seorang pemimpin harus muslim agar mendapatkan petunjuk dari Allah?

Isa Al-Masih: Taatlah Pada Pemimpinmu!

Isa Al-Masih hidup dalam zaman penjajahan Romawi. Sebelum penjajahan Romawi, bangsa-Nya sudah dijajah selama lebih dari 586 tahun (kecuali jaman kemerdekaan Maccabees, 166-63 sebelum Masihi). Bahkan silih berganti dijajah oleh bangsa lain, seperti: Babilonia, Persia, dan Yunani. Terhitung sejak dari raja Yoyakhin sampai raja terakhir orang Yahudi (586 SM).

Sekalipun Isa Al-Masih hidup dalam zaman penjajahan, Ia tetap mengajarkan kepada para pengikut-Nya untuk tetap taat kepada pemimpin kala itu. Ada satu peristiwa yang menarik, dimana orang Yahudi meminta pendapat Isa Al-Masih mengenai sejauh mana ketaatan kepada Allah dan kepada kaisar yang kafir sebagai pemimpin kala itu.

Sabda Yesus “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (Injil, Rasul Besar Matius 22:20-21).

Pengikut Isa Al-Masih Menjadi Penduduk Teladan Setiap Negara

Para pengikut Isa Al-Masih bukan hanya bersedia taat, tetapi juga takluk kepada pemimpin yang di atasnya, sekalipun berbeda agama. Sebab pemimpin berasal dari Allah dan ditetapkan oleh Allah. Bila tidak taat atau takluk berarti melawan ketetapan Allah.

Demikianlah sebagai pengikut Isa Al-Masih yang telah menerima kasih karunia dari Allah, dapat menerima bahkan mengasihi seorang pemimpin yang sekalipun berbeda keyakinan. Mereka juga dimampukan untuk berdoa bagi para pemimpin, agar mereka bertindak adil kepada semua rakyatnya, tanpa memandang agama, suku, dan tingkat sosial.

[Staf Isa dan Islam – Terimalah kasih karunia Isa Al-Masih, dengan demikian saudara akan dimampukan untuk dapat tunduk dan taat pada pemimpin saudara.]

 


Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas.  Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:

  1. Siapakah Guru Paling Agung Dalam Islam?
  2. Siapakah Pemimpin Ideal Menurut Islam?
  3. Para Mukmin: Bagaimana Cara Menanggapi Pemimpin Zalim?
  4. Mengapa Orang Beragama Perlu Menjadi Skeptis?

Video:

  1. Pemimpinku Harus Seiman!

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS/WA ke: 0812-8100-0718

Bagikan Artikel Ini:

Facebook Twitter WhatsApp Email SMS

Ditempatkan di bawah: Ulasan Berita Agama

Reader Interactions

Comments

  1. Taryono mengatakan

    17 Oktober 2012 pada 12:48 pm

    *
    Pemimpin harus Muslim karena tanggung-jawab seorang pemimpin sangat besar dihadapan Tuhan. Dan pemimpin yang dimaksud bukan hanya pemimpin negara tetapi pemimpin agama.

    Sekarang saya mau tanya kepada anda, jika calon presiden yang beragama Kristen apakah anda akan memilih yang Muslim? Saya rasa tidak mungkin. Pasti anda akan memilih yang Kristen. Itu berarti hati nurani anda sebagai manusia mengatakan, pilihlah pemimpin yang seiman. Dan ini reflek sebagai orang yang berpengetahuan, kecuali anda tidak tahu agamamu, tentang Tuhanmu atau orang bodoh yang pasti dia tidak akan peduli siapapun pemimpinnya, yang penting kompeten.

    Balas
    • staff mengatakan

      22 Oktober 2012 pada 9:36 am

      ~
      Saudara Taryono,

      Bicara tentang pemimpin, sejarah membuktikan bahwa saat ini orang kedua tertinggi di Jakarta seorang non-Muslim. Apakah yang memilih Jokowi dan Ahok sebagai pemimpin Jakarta hanya orang-orang Kristen? Jelas tidak! Jelas ada orang Muslim yang memilih mereka menjadi pemimpin Jakarta. Dengan kata lain, ada orang Islam yang memilih Ahok menjadi orang kedua di Jakarta.

      Apakah saudara akan mengatakan bahwa orang-orang Islam yang memilih Ahok adalah orang-orang bodoh?

      Saudara Taryono, Indonesia bukan negara Islam. Indonesia adalah negara Pancasila, dimana rakyatnya terdiri dari berbagai agama. Sehingga dalam memilih pemimpin, yang diperlukan bukanlah “agama” dari pemimpin tersebut. Melainkah apakah dia cukup kompeten memimpin bangsa ini menjadi bangsa yang maju atau tidak.

      Apa gunanya memilih seorang pemimpin yang seiman bila dia tidak kompeten? Apa gunanya memilih seorang presiden yang seiman, tetapi malah membuat Indonesia terpuruk?
      ~
      SO

  2. cak gimin mengatakan

    21 Oktober 2012 pada 3:16 am

    *
    Apakah dalam Injil ada ayat yang menjelaskan tentang pemimpin? Atau menyerukan bagaimana untuk memilih seorang pemimpin?

    Balas
    • staff mengatakan

      14 November 2012 pada 3:37 am

      ~
      Saudara Gimin,

      Alkitab mengajarkan bahwa Allah-lah yang memberikan karunia memimpin kepada beberapa orang yang dikehendaki-Nya. “Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah” (Injil, surat Roma 13:1). Itu sebabnya tidak semua yang bisa menjadi pemimpin.

      Ada beberapa cara memilih pemimpin. Pertama, mengikuti pilihan langsung dari Allah. Contoh dalam zaman Musa, Allah secara langsung menetapkan nama-nama yang ditunjuk sebagai pemimpin yang membantu kepemimpinan Musa. Musa sendiri adalah seorang pemimpin yang ditunjuk Tuhan. Demikian juga Raja Dawud, beliau langsung dipilih Allah sebagai raja atas umat Israel, dan masih banyak contoh lain.

      Kedua, berdasarkan pungutan suara terbanyak. Contoh, terpilihnya raja Saul sebelum Dawud. Saul menjadi raja karena suara terbanyak bangsa Israel mengalahkan suara nabi Samuel yang menjadi hakim mereka. Dan masih banyak contoh lainnya dalam Alkitab. Namun, dalam hal ini-pun Allah berdaulat atas pilihan manusia.
      ~
      NN

  3. putra minang mengatakan

    22 Oktober 2012 pada 7:47 am

    *
    Betul, Islam sangat memegang teguh ajarannya. Pemimpin haruslah seorang Muslim yang taat, bukan Muslim KTP atau pun non-Muslim. Karena seorang pemimpin sangat besar bebannya.

    Sedangkan orang-orang yang zalim adalah orang yang buta hatinya, makanya Allah tidak memberi hidaya kepadanya, kecuali bagi orang-orang yang Dia kehendaki.

    Balas
    • staff mengatakan

      24 Oktober 2012 pada 6:24 am

      ~
      Benarkah Qs 5:51 secara harfiah melarang umat Muslim untuk menjalin pertemanan dan aliansi dengan kaum non muslim, apalagi minta perlindungan dari mereka?

      Bukankah Muhammad sendiri pernah menjalin aliansi dan meminta perlindungan dari kalangan non Muslim. Ingat cerita hijrah para Sahabat ke Abessina (Habasyah) yang saat itu diperintah oleh seorang raja Kristen. Kisah ini menunjukkan bahwa Muhammad pernah meminta perlindungan kepada non muslim.

      Ketika di Madinah, Muhammad memelopori pakta aliansi dengan komunitas Yahudi kota itu dalam bentuk Piagam Madinah. Bahkan pada dalam kehidupan pribadi, Muhammad bermertuakan orang Yahudi, yakni dari istrinya Sofiah binti Huyai.

      Hal lain, kalau memang dipimpin oleh non Muslim hukumnya haram, bagaimana dengan umat Muslim yang menjadi warga negara di India, Rusia, Amerika atau Eropa? Apakah mereka semuanya berdosa hanya karena jadi warga negara di negara-negara yang dipimpin oleh non-Muslim?
      ~
      SL

  4. Ismailmangkasara mengatakan

    2 Maret 2013 pada 2:17 pm

    *
    Taryono,

    Kita berada dalam dunia yang masih penuh dengan dosa dan setiap orang tanpa kecuali adalah orang berdosa. Apakah orang Muslim begitu sucinya sampai tidak mau dipimpin oleh non-Muslim? Orang Muslim sadar atau tidak banyak belajar dari non-Muslim.

    Apakah anda belajar bahasa Inggris? Apakah anda belajar komputer? Penemu listrik Edison adalah non-Muslim. Anda tidak dapat hidup sendirian, dan Allah tidak mengizinkan anda hidup tanpa saling bergantung dengan orang lain, siapapun dia, apapun agamanya.

    Jika anda tidak mau dipimpin oleh non-Muslim, maka anda menghianati Pancasila dan Bhinekatunggalika yang mengajarkan bahwa bangsa Indonesia menerima 6 agama dan saling menghormati.

    Balas
    • staff mengatakan

      8 Maret 2013 pada 4:07 pm

      ~
      Saudara Ismail,

      Manusia tidak bisa menentang kodrat. Manusia sudah dikodratkan sebagai mahluk sosial, artinya saling ketergantungan satu sama lain. Adakah manusia yang dapat bertahan hidup dengan melawan kodrat ini. Tidak mungkin ada.

      Jika umat Islam berdasarkan keyakinan Islamnya menjadi anti sosial terhadap non-Muslim berarti mereka melawan kodrat.

      Isa Al-Masih mengajarkan: “Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Injil, Rasul Besar Matius 22:39).

      Siapakah sesama kita? Mereka adalah umat Nasrani, Islam, Buddha, Hindu dan lain sebagainya. Dalam konteks hukum terhadap sesama, Isa Al-Masih menuntut sama. Ia tidak membedakan pengikut-Nya atau bukan, Yahudi atau Samaria dimata-Nya sama. Mereka harus saling mengasihi.

      Namun, dalam hal kebenaran. Isa Al-Masih menegasan diri-Nyalah kebenaran (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
      ~
      NN

  5. orep mengatakan

    13 Februari 2014 pada 4:52 am

    ~
    Yang dimaksd di situ adalah pemimpin dalam agama. Karena pada ayat itu juga disebutkan “karena mereka (non Muslim ) adalah pemimpin bagi sebagian lainnya. Apakah tidak paham dengan kalimat ini ? Anda sebenarnya bikin ajang diskusi apa bikin orang Islam yang tidak begitu paham ajarannya, menjadi goyah imannya?

    Semua kata-kata Yesus dalam Alkitab tidaklah ada bukti yang nyata, apakah itu benar-benar perkataan Yesus.

    Balas
    • staff mengatakan

      1 April 2014 pada 10:39 am

      ~
      Salam Sdr. Orep,

      Terimakasih untuk pemaparan saudara. Bolehkah saudara memberikan maksud dari kalimat selanjutnya dari Qs 5:51 “…pemimpin bagi sebahagian yang lain.”
      ~
      Salma

  6. Eagle John mengatakan

    14 Februari 2014 pada 6:06 pm

    ~
    Sistem pemerintahan Indonesia adalah Trias Politica, Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif. dengan demikian, bukankah yang dimaksud pemimpin negara itu sebenarnya adalah ke-3 badan ini sekaligus?

    Jalan, kebenaran dan hidup itu hanya dapat dipimpin oleh Allah (Bapa, Yesus dan Roh Kudus), soal negara siapa yang memimpin bukanlah suatu masalah. Sebab hanya berkaitan dengan kegiatan kehidupan sosial yang berada di negara tersebut saja, sehingga ini tidak mungkin sanggup yang menyangkut tentang hal Jalan , Kebenaran dan Hidup. Karenanya berikan apa yang milik kaisar pada kaisar dan Berikan apa yang milik Allah kepada Allah, Bukankah itu?

    Balas
    • staff mengatakan

      1 April 2014 pada 10:50 am

      ~
      Salam Sdr. Eagle John,

      Terimakasih untuk pemaparan saudara yang sangat baik. Jika berbicara soal pemimpin satu bangsa, seharusnya tidak menyangkut pautkan dengan keyakinan seseorang di negara yang masyarakatnya heterogen seperti Indonesia, bukan?

      Hanya sangat disayangkan ada banyak pihak-pihak yang kurang bijak dalam menyikapi situasi di dalamnya. Kiranya masyarakat dapat membuka mata dan logika yang sehat ketika memilih pemimpin negri yang benar-benar memiliki loyalitas teradap kemajuan negara ini.
      ~
      Salma

  7. ibnu f mengatakan

    25 Februari 2014 pada 2:36 pm

    ~
    Pemimpin baik Muslim/non Muslim sebenarnya sama. Yang terpenting mendatangkan damai dan cinta kasih.

    Balas
    • staff mengatakan

      1 April 2014 pada 10:52 am

      ~
      Salam Sdr. Ibnu F,

      Terimakasih untuk pernyataan saudara yang sangat bijak.

      Soal satu sosok pemimpin, tentu bukanlah soal keyakinan seseorang. Tetapi bagaimana ia dapat memimpin dan memiliki integritas bagi negara, rakyat dan kemajuan suatu negara, bukan? Bagaimana menurut pandangan saudara?
      ~
      Salma

  8. ayu hidayati mengatakan

    9 Maret 2014 pada 1:48 pm

    ~
    Yang dimaksud adalah yang memimpin hati nurani dan agama. Keimanan kita tidak boleh dipimpin dan dikuasai oleh orang non Muslim. Dan jika untuk memilih pemimpin negara demi kepentingan rakyat atau orang banyak maka kita juga akan memilih pemimpin yang jujur dan yang pasti tidak memepengaruhi keimanan dan ketaqwaan kita. Dan juga untuk urusan demo yang mimpin negara adalah seorang perempuan itu tergantung kondisi individunya.

    Bukan menyangkut agama. Ttidak ada salahnya jika yang memipin adalah wanita namun, kita hanya kasihan bila wanita harus mempin orang banyak. Islam sangat menghargai dan menjunjung wanita, hal tersebut perlu ditegaskaaan.

    Balas
    • staff mengatakan

      1 April 2014 pada 11:44 am

      ~
      Salam Sdr. Ayu Hidayati,

      Terimakasih atas tanggapan saudara.

      Jika kita berbicara soal pemimpin tentu tidak dapat dikaitkan dengan agama seseorang. Hanya kami sedang berpikir, bukankah figur pemimpin yang baik dan memiliki integritas terpancar dari apa yang ia yakini? Kepada siapa ia mengkiblatkan dirinya, bukan?

      Bolehkah kami mendapat referensi dari saudara, tentang Islam yang menghargai dan menjunjung wanita? tetapi mengapa fenomena yang terjadi sebaliknya. Bagaimana menurut saudara?
      ~
      Salma

  9. ichal mengatakan

    17 April 2014 pada 4:14 am

    ~
    Ngomong agama tentu pemimpinnya harus seiman, namun kalau ngomong kenegaraan pemimpinnya tergantung rakyatnya. Fakta dimana negara salibis disitu otomatis pemimpin seorang salibis. Sama halnya seperti Islam di mana negara Islam di stu pemimpinnya adalah Islam. Sama seperti agama-agama lainnya.

    Di negara mana saja agama mayoritas akan selalu dipimpin oleh agama yang mayoritas. Karena betapa pentingnya dipimpin oleh seorang yang memiliki sama keyakinan.

    Balas
    • staff mengatakan

      1 Oktober 2014 pada 10:50 am

      ~
      Salam Sdr. Ichal,

      Barangkali pendapat saudara bisa benar juga bisa salah. Tetapi jika kita tinggal di daerah mayoritas tentu tidak lantas harus beragama mayoritas, bukan? Hanya ajaran Isa Al-Masih yang sangat baik dan menghargai semua kalangan, siapapun itu.

      Sabda Yesus “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (Injil, Rasul Besar Matius 22:20-21). Dalam arti ketaatan rakyat haruslah terlihat dalam pemimpinnya, siapapun itu.
      ~
      Salma

  10. titstita puspitasari mengatakan

    26 September 2014 pada 6:58 am

    ~
    Bukan hanya karena non Muslim saja, tolong dipikirkan dengan baik. Pak Ahok itu keturunan apa, orang asli Indonesia stoknya sudah tidak ada. Padahal yang berbudi pinter yang intelek dan lebih sopan juga banyak masalahnya media ini yang mempromote seseorang menjadi besar-besar bukan suatu lembaga tinggi bela negara. Makanya orang asli Indonesia harus iri dengan kemunculan Ahok. Stop Ahok-ahok lain dukung asli pribumi.

    Balas
    • staff mengatakan

      1 Oktober 2014 pada 11:00 am

      ~
      Salam Sdr. Titstita,

      Benar sekali seharusnya anak bangsa inilah yang membela bangsa Indonesia. Hanya sangat disayangkan mereka mengaku anak negri tetapi semakin menyusahkan rakyat. Dengan kebohongan-kebohongan dan korupsi yang begitu hebat dilakukan. Yang benar dijebloskan ke penjara, seentara yang bersalah masih bisa menikmati uang rakyat.

      Kami kira, bangsa Indonesia masih perlu sebanyak-banyaknya orang seperti Ahok. Jangan lihat agama, ras dan keturunan apa. Tetapi lihat bagaimana dia membela rakyatnya. Jika ada anak negri yang lahir berani mati, kami kira bangsa ini akan menjadi bangsa yang hebat. Jangan hanya sempit soal agama saja yang menjadi penghalang, bukan demikian saudara?
      ~
      Salma

Baca komentar lainnya:

1 2 3 »

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Mengapa Nasrani dan Islam Harus Sunat?
  • Keaslian Kitab, Naskah-Naskah Kuno Al-Quran dan Alkitab
  • Bukti Utama Allah Mencintai Mukmin Miskin
  • Muhasabah Islam dalam Terang 3 Pertanyaan Isa Al-Masih
  • Mengapa Kelahiran Isa Malam Teristimewa Bagi Muslim dan Nasrani?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Isa Tidak Pernah Katakan, “Akulah Allah!”
  • Cara Allah Memberi Hidayah dan Cara Muslim Mendapatkannya
  • Apakah Menikah Siri Islam Sesuai dengan Kitab Allah?
  • Mengapa Isa Al-Masih disebut Tuhan?
  • Mengapa Kelahiran Isa Malam Teristimewa Bagi Muslim dan Nasrani?

Artikel Yang Terhubung

  • Ilustrasi Gambar Nabi Muhammad
  • Mengapa Orang Islam Harus Menjauhkan Diri dari Zakir Naik
  • Orang Muslim Paris - "Islam Agama Kasih"

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2021 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami